• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal. Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya diteliti pada mata pelajaran matematika yaitu pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, sehingga pada pokok bahasan matematika lainnya belum dapat dilihat hasilnya.

2. Kondisi siswa pada awal pertemuan masih kurang berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain

3. Kondisi siwa yang masih terbiasa dengan teacher centered, sehingga keaktifan dan partisipasi siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode Student Facilitator and Explaining masih kurang.

4. Alokasi waktu yang diberikan terasa kurang untuk mengkondisikan siswa benar-benar melaksanakan tahap pembelajaran secara maksimal.

58 A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama penelitian pada siswa kelas VIII MTs Manaratul Islam Jakarta Tahun ajaran 2010/2011 pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 66,5. Sedangkan kelas kontrol sebesar 59,13. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang menonjol pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and Explaining(SFE) yaitu siswa dapat menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri. Untuk kemampuan serta menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, belum keseluruhan siswa memenuhinya. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa kurang mampu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri; menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika; serta menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.

2. Rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and Explaining(SFE) lebih tinggi signifikan dari pada rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 2,12 dan ttabel = 1,67. Dengan demikian, penggunaan metode Student Facilitator and

59 komunikasi matematika siswa.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Oleh karena itu, metode tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran.

b. Selama proses pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan pengelolaan kelas sehingga siswa aktif ikut serta kegiatan belajar. c. Guru dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga

terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru dengan siswa.

d. Penggunaan bahasa matematika lebih dibiasakan dan ditingkatkan selama kegiatan belajar di kelas, sehingga mendukung untuk mempermudah meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Bagi sekolah

a. Para pengembang kurikulum sebaiknya memperhatikan kembali metode-metode yang sesuai untuk pembelajaran matematika.

b. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung guru untuk menerapkan metode-metode pembelajaran, khususnya metode Student Facilitator and Explaining(SFE) sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

60

a. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, oleh karena itu sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan pada pokok bahasan matematika lainnya.

b. Hendaknya meneliti tentang pembelajaran dengan metode Student Facilitator and Explaining (SFE) pada aspek lain yang tidak terkontrol pada penelitian ini, seperti meneliti pengaruh model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap kemampuan berpikir kritis.

61

Andriani, Melly, ”Komunikasi Matematika”, 2009, http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematika.html, 9 juni 2010, 13:03 WIB.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2008.

Aryan, Bambang, ”Membangun Keterampilan Komunikasi Matematika”dari

http://kimfmipa.unnes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html, 9 Juni 2010, 14.04 Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009.

Johnson dan Johnson, Colaborative Learning, Bandung:Nusa Media, 2010. Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta : PT. Rosemata

Sampurna, 2010.

Kadir dan Sumarna, Nana, Kemampuan Komunikasi Matematik dan Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika, dalam MIPMIPA, Vol. 8, No. 1, Tahun 2009.

Lie, Anita, Cooperative Learning, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, hal. 31

NCTM, Principles Standards for School Mathematics, Reston, VA : Authur, 2000. Qohar, Abdul, “Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan

Koneksi Matematis Siswa SMP Melalui Reciprocal Teaching”, Laporan Akhir Pascasarjana UPI, 2009.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009.

Ruseffendi, E.T, Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito, 1980. Sagala, Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

62

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2007.

Santyasa, I Wayan, Model-model Pembelajaran Inovatif, Makalah:disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007.

Sapa’at, Asep, “Pendekatan Keterampilan Metakognitif Untuk Mengembangkan Kompetensi Matematika Siswa”, dalam Mimbar Pendidikan, No.2, Tahun XXV 2006.

Satriawati, Gusni, Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP, dalam ALGORITMA, Vol. 1, No. 1, Tahun 2006.

Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008.

Subana, M, dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:Pusaka Setia, 2001.

Suhenda, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Suherman, Erman, ”Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa”, http://educare.efkipunla.net/index.php?option=com_content &task=view&id=60&Itemid=7, 11 Juni 2010, 15:42 WIB

Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung:UPI, 2003.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,

2009.

Syaban, Mumun, “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, http://educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com_content&task= view&id=62&itemid=7, 9 juni 2010, 13:34 WIB.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana, 2009.

63

Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT. INDEKS, 2005.

Vardiansyah , Dani, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004. Wardani, IGAK, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar,

Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.

Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta:Universitas Terbuka, 2008.

TIMSS, “Average mathematics scores of fourth- and eighth-grade students”, 2007, http://nces.ed.gov/timss/table07_1.asp, 4 Juni 2010, 19:14

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN