• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini terbatas pada kapal yang datang dari luar negeri melalui pelabuhan Belawan (memiliki rute tetap), sementara masih ada kapal yang masuk ke pelabuhan Belawan tanpa memiliki rute tetap. Disamping itu masih banyak kapal- kapal di pelabuhan lain yang belum pernah masuk ke pelabuhan Belawan, sehingga belum sepenuhnya dapat mengeksplorasi masalah-masalah penyebab rendahnya tindakan ABK dalam pengendalian vektor penyakit di atas kapal. 2. Penelitian ini menggunakan teknik survei dengan data kuantitatif yang didasarkan

pada teori-teori yang telah ada, sehingga relatif kurang dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ABK dalam mengendalikan vektor penyakit melalui pelabuhan Belawan.

3. Penelitian tentang pengendalian vektor penyakit dalam mencegah penyebaran penyakit melalui alat angkut masih sangat kurang, sehingga peneliti sulit menemukan perbandingan penelitian dan keragaman variabel penelitian.

4. Survei ini kurang adaptable kalau sudah berjalan, sedangkan eksperimen disainnya bisa saja diubah.

5. Pertemuan untuk mengumpulkan data dengan responden sangat singkat, sehingga kurang baik untuk mendapatkan pemahaman tentang konteks penelitian. Dan kadang kala lupa pada hal yang ditanyakan, salah paham terhadap butir pertanyaan dan kemungkinan ada yang menjawab tidak jujur.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Persentase responden yang tidak mengendalikan vektor penyakit dengan baik pada kapal yang sandar di pelabuhan Belawan sebesar 78,3 %.

2. Hasil Analisis Bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel variabel ketersediaan waktu (p=0,003), dukungan seprofesi (p=0,005) dan dukungan kapten kapal (p=0,012) dengan tindakan pengendalian vektor penyakit oleh responden. Sedangkan variabel umur (p=0,664), masa kerja (p=1,000), kebangsaan (p=0,130), pengetahuan (p=1,000), sikap (p=0,838), ketersediaan sarana (p=0,706) dan dukungan petugas (p=0,480) tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengendalian vektor penyakit (p>0,05).

3. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel ketersediaan waktu (p=0,008), dukungan seprofesi (p=0,026) dan dukungan kapten kapal (p=0,034) berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan pengendalian vektor penyakit oleh responden di atas kapal.

4. Variabel ketersediaan waktu merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pengendalian vektor penyakit oleh ABK berdasarkan nilai Beta sebesar 3,916.

6.2. Saran

1. Kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI :

a) Membuat rekomendasi kepada pihak pelayaran agar dilakukan rekrutmen tenaga ABK yang khusus menangani pengendalian vektor di atas kapal dengan memperhatikan tingkat kompetensi (pendidikan, keterampilan) sehingga tidak lagi dibebankan kepada Chip cook.

b) Membuat surat edaran kepada seluruh kantor kesehatan pelabuhan di Indonesia untuk meningkatkan pengawasan vektor penyakit khususnya terhadap kapal feri dan kapal kargo.

2. Kepada Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan :

a) Agar dapat membuat perencanaan pemberantasan vektor secara terpadu di wilayah pelabuhan dengan melibatkan seluruh stakeholder di pelabuhan. b) Agar petugas KKP meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada ABK dengan

memanfaatkan media elektronik seperti pembuatan VCD tentang cara-cara pengendalian vektor di atas kapal.

c) Agar petugas KKP memberikan arahan dan dorongan kepada ABK untuk dapat menjaga kebersihan ruang kamar dan berpartisipasi dalam melakukan pengendalian vektor di ruangan masing-masing.

d) Meningkatkan pengawasan terhadap alat angkut yang datang dari pelabuhan dalam negeri maupun luar negeri dengan fokus pemeriksaan vektor penyakit (kecoa, tikus) secara cermat dan intensif.

3. Kepada peneliti lain :

a) Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui variabel lain seperti informasi media, dukungan pemilik kapal, dukungan perusahaan pelayaran ataupun dukungan perundang-undangan yang mungkin dapat berpengaruh terhadap pengendalian vektor penyakit di atas kapal agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dalam pengembangan kebijakan ke depan.

Ajzen, I., 1991. Organizational Behavior and Human Decision Process: The Theory of Planned Behavior (Online), theory %20clusters/health%20communication/theory planned behavior.doc/ diakses tanggal 21 Juli 2007.

Aryatie, 2005. Pentingnya Pemeliharaan Kebersihan dan Kesehatan di Atas Kapal dari Vektor Kecoa, SHE-C Division, Jakarta.

Azwar, S., 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chin, J., 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Cetakan II, Alih Bahasa Nyoman Kandun, Jakarta : Infomedika.

Depkes RI, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

_______, 2007a. Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas, Jakarta.

_______, 2007b. Informasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL.

_______, 2006. Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005-2009, Jakarta. _______, 2002. Pedoman Pengendalian Kecoa di Rumah Sakit, Jakarta. _______, 2000. Pedoman Pemberantasan Penyakit Pes di Indonesia, Jakarta.

Dharmojono, 2001. Penyakit Menular dari Binatang ke Manusia. Cetakan I. Milenia Populer, Jakarta.

Friaraiyatini, Keman, S., Yudastuti, R., 2006. Pengaruh Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Barito, Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(1) : 121-128.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996. Organisasi Perilaku, Struktur, Proses, edisi kelima, Jakarta : Erlangga.

Green, L.W., and Kreuter, M.W., 2005. Health Program Planning, An Educational and Ecological Aproach, Fourth Edition, McGraw-Hill Companies, Boston. Haditomo, S.R., 1990. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press.

Hastono, S.P., 2001. Analisa Data, FKM Universitas Indonesia, Depok, Jakarta.

Helmi, Syafrizal. S., 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Universitas Sumatera Utara Press.

Ibrahim, I. N., 2000. Penelitian Infeksi Hantavirus Penyebab Haemorrhagic Fever With Renal Syndrom (HFRS) di Beberapa Pelabuhan Laut di Indonesia, Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Iskandar, A., 1989. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu, Jakarta,Pusdiknakes.

Istijanto, M., 2006. Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan, 2007. Data Laporan Kunjungan Kapal, Seksi

Karantina dan Surveilans Epidemiologi.

_______, 2005. Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Medan. Kasnodihardjo, Ibrahim, I.N., Lestari, E.W., 2003. Karakteristik Lingkungan dan

Aspek Sosial Demografi dalam Kaitannya dengan Penyakit Hantavirus di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa, Journal Ekologi Kesehatan (2),1 :178-184.

Nafika, I., 2008. Vektor Penyakit dan Pengendaliannya (Online pendidikan.com/artikel/47/vektor-penyakit-dan-pengendaliannya.html. diakses tanggal 8 Pebruari 2008.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan ketiga, Jakarta: Rineka Cipta.

_______, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan pertama, Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, P., 2000. Rendahnya Minat Baca, (Online harian/0705/18/opi05.htm, diakses tanggal 12 September 2008.

PAN American Health 0rganization, 2003. Zoonoses and Communicable Disease Common to Man and Animals. Third Edition. Volume I.

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat, Depdikbud, Seri Publikasi No.12, Jakarta.

Purwanto, S., Ginanjar, P., Hestiningsih, R., 2006. Kepadatan Tikus dan Pinjal Sebagai Indikator Kerentanan Wilayah Pelabuhan Tanjung Emas Terhadap Transmisi Pes, Media Medika Indonesia, 41(1) : 1-5.

Purwanto, H., 1999. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta. Richardson, H., 2003. Penyakit Mematikan Dari Black Death Hingga HIV, Alih

Bahasa Nampiah Sukarno, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Robbin, S.P., 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka, Jakarta: PT. Prenhallindo.

Santi, D.N., 2004. Pemberantasan Artropoda yang Penting Dalam Hubungannya Dengan Kesehatan Masyarakat, Digitized by USU Digital Liblary.

Sarwono, S., 2004. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya, Cetakan ketiga, Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.

Siagian, SP., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Simanjuntak, G.M., 2006. Ancaman Bio-Terorisme Terhadap Kesehatan Masyarakat Pelabuhan , Makalah Pelatihan Petugas Karantina, Ciloto 8–16 Maret 2006.

Simkespel, 2007. Sistem Informasi Kesehatan Pelabuhan (online), htttp/www.simkespel.net/laporan/kegiatansetahun,asp, diakses tanggal 12 Desember 2007.

Singarimbun, M., dan Effendi.,1989. Metode Penelitian Survei, LP3ES. Jakarta.

Soejoedi, H., 2005. Pengendalian Rodent, Suatu Tindakan Karantina, Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(1) : 53-66.

Soemirat, J., 2005. Epidemiologi Lingkungan, Yogyakarta, Cetakan kedua: UGM. Tai, T.WC., Bame, S and Robinson, 1998. Review of Nursing Turnover Research

Undang Undang RI No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan kesehatan Hewan Walgito, B., 2001. Psikologi Sosial, Yogyakarta, Penerbit Andi.

WHO, 2007. Out Break of Plague (online) http://www.who.20%.20%.plague.htm diakses tanggal 12 Desember 2007.

_____, 2005. International Health Regulation 2005, Alih Bahasa Kumara Rai, First Annoted Edition. Geneva.

MELALUI PELABUHAN BELAWAN

Dokumen terkait