• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Keterkaitan Antar Variabel dengan Hipotesis

2.5.1. Motivasi Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Menurut Sembiring (2009), motivasi sangat penting dimiliki setiap individu dalam dirinya karena motivasi menyebabkan individu mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi minat seseorang. Mahasiswa akuntansi tidak akan berminat menjadi seorang akuntan publik jika tidak memiliki dorongan motivasi yang kuat. Dalam hal ini motivasi bisa datang darimana saja, misalnya pengaruh orangtua yang ingin agar anaknya menjadi seorang akuntan publik. Semakin besar dorongan motivasi tersebut maka akan semakin kuat minat untuk berkarir sebagai akuntan publik. Maka hipotesis pertama adalah sebagai berikut :

Ha1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

2.5.2. Gender Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Andersen (2012) mengungkapkan dalam bidang akuntansi, seorang wanita dapat menjadi seorang akuntan, baik akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan maupun akuntan pemerintah. Namun ada beberapa karakter dasar yang tidak dapat disamaratakan antara pria dan wanita yakni emosi dan pola pemikiran yang cukup berbeda antara wanita

dan pria. Oleh karena itu gender sangat berperan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik. Kebanyakan wanita akan memilih menjadi akuntan pendidik atau akuntan pemerintah. Pada dasarnya wanita memiliki pergerakan yang terbatas sehingga akuntan perusahaan jarang menjadi pilihan karena biasanya memiliki jam kerja yang panjang bahkan bisa sampai malam jika mengharuskan untuk lembur. Sementara itu, akuntan publik biasanya harus survei langsung ke lapangan sehingga sedikit lebih sulit.Akan tetapi hal tersebut tidak mutlak selalu menjadi batu sandungan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik oleh wanita. Pada masa sekarang ini, sudah banyak wanita yang berkarir sebagai akuntan publik. Peran wanita tersebut akan menimbulkan semangat wanita lain khususnya mahasiswa freshgraduate untuk berkarir sebagai akuntan publik. Hipotesis kedua adalah sebagai berikut :

Ha2 : Gender berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

2.5.3. Penghargaan Finansial Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Penghargaan finansial dapat diartikan sebagai bentuk imbalan timbal balik berbentuk nilai mata uang yang diberikan atas pemberian jasa, tenaga, usaha, pikiran, dan manfaat seseorang dalam suatu ikatan kerja (Dwinanda, 2014). Penghargaan finansial merupakan salah satu indikator dalam mengukur kepuasaan kerja dan selalu menjadi pertimbangan dalam

ataupun ditawarkan maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk memilih berkarir dalam profesi tersebut. Akuntan publik tidak hanya mengaudit satu perusahaan saja dalam sekali tempo waktu akan tetapi bisa dua atau lebih perusahaan. Berkarir di Kantor Akuntan Publik dapat memberikan pendapatan yang tinggi dan bervariasi sesuai dengan perusahaan yang diauditnya. Semakin besar perusahaan yang diaudit maka biasanya akan semakin besar fee audit yang akan dibayarkan.Fee audit yang besar dapat menjadi salah satu motivasi untuk meningkatkan minat mahasiswa akuntansi berkarir sebagai akuntan publik. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ketiga adalah :

Ha3 : Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

2.5.4. Pelatihan Profesional Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Tak cukup hanya dengan bekal pendidikan formal semata, seorang yang ingin berkarir sebagai akuntan publik harus memiliki pengalaman praktek di lapangan dengan jam kerja yang memadai agar dapat melaksanakan pekerjaan audit dengan baik. Untuk itu pelatihan kerja sangat diperlukan sebelum memasuki dunia kerja. Selain itu pelatihan-pelatihan setelah memasuki dunia kerja juga diperlukan miningkatkan keahlian, mengembangkan potensi, serta menjadi sarana untuk berprestasi. Oleh sebab itu pelatihan profesional yang diberikan merupakan suatu daya tarik tersendiri sehingga dalam memilih karir sebagai akuntan publik seseorang

mempertimbangkan terlebih dahulu pelatihan profesional seperti apakah yang nantinya akan diberikan. Hipotesis keempat adalah sebagai berikut : Ha4 : Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa

akuntansi berkarir sebagai akuntan publik

2.5.5. Pengakuan Profesional Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Penghargaan finansial tidak hanya menjadi satu-satunya tujuan dalam berkarir, akan tetapi penghargaan tak berwujud seperti pengakuan berprestasi juga menjadi tolak ukur dalam pemilihan karir. Oleh sebab itu pertimbangan akan pengakuan profesional yang akan diberikan oleh suatu karir sangat dipertimbangkan dalam pemilihan karir tersebut karena pada dasarnya suatu pengakuan merupakan salah satu kebutuhan manusia (Ramdani dan Zulaikha, 2013). Pengakuan profesional biasanya beredar melaui isu-isu yang ada di masyarakat ketika seseorang sedang mencari pekerjaan. Isu tersebut yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan karir. Maka semakin baik isu mengenai pengakuan profesional dalam bidang profesi akuntan publik akan berdampak semakin banyaknya mahasiswa yang berminat berkarir sebagai akuntan publik. Hipotesis kelima adalah sebagai berikut :

Ha5 : Pengakuan profesional berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansi berkarir sebagai akuntan publik

2.5.6. Nilai-nilai Sosial Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Nilai-nilai sosial yang dimaksud ialah nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap nilai-nilai sosial dari suatu karir yang dipilih. Kepedulian dan perhatian pada sekitar oleh seorang akuntan akan meningkatkan nilai instrinsik dan nilai jual akuntan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya (Aprilyan dan Laksito, 2009). Dengan kepercayaan masyarakat yang tinggi maka profesi akuntan publik akan menjadi populer dan memiliki prestisius tersendiri. Seiring sejalan dengan itu, minat terhadap karir sebagai akuntan publik pun akan melonjak tinggi. Berdasarkan analogi diatas maka hipotesis keenam adalah :

Ha6 : Nilai-nilai sosial berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

2.5.7. Lingkungan Kerja Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Lingkungan kerja terdiri dari sifat pekerjaan, tingkat persaingan, dan banyaknya tekanan. Setiap orang mendambakan mendapat lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan pribadinya. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Orang tidak akan mau bekerja dengan banyak tekanan yang dapat

mengakibatkan produktivitas akan dirinya tidak maksimal. Bagi sebagian orang, kantor tempat ia bekerja merupakan rumah kedua baginya. Oleh karena itu, lingkungan kerja sangat dipertimbangkan karena menyangkut kenyamanan kerja nantinya jika menekuni suatu karir. Semakin nyaman lingkungan kerja seorang akuntan publik maka akan semakin banyak mahasiswa berminat menjadi akuntan publik. Hipotesis ketujuh adalah sebagai berikut :

Ha7 : Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

2.5.8. Pertimbangan Pasar Kerja Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Menurut Wheeler (1983), pertimbangan pasar kerja meliputi, tersedianya lapangan kerja, keamanan kerja, fleksibilitas karir, dan kesempatan promosi. Pasar kerja memang menjadi faktor penting yang selalu dipertimbangakan sebelum memilih sebuah karir. Bahkan pasar kerja sudah dipertimbangkan sebelum seseorang memasuki dunia perkuliahan. Prospek mahasiswamengenai profesi akuntan publik di masa depan dapat menjadi pertimbangan untuk berkarir sebagai akuntan publik. Semakin bagus prospek mereka mengenai akuntan publik maka akan semakin banyak yang berminat berkarir sebgai akuntan publik. Hipotesis kedelapan adalah : Ha8 : Pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif terhadap

2.5.9. Personalitas Dengan Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik

Rahayu, dkk (2003) mengatakan personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi/kondisi tertentu. Personalitas yang baik dari seorang akuntan publik tercermin dari sikap skeptisme profesional yang ia miliki. Di dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik, sikap skeptisme ini diantaranya terlihat dari independensi, integritas dan obyektivitas, kejujuran, mampu menjaga kerahasiaan informasi klien serta mengkomunikasikan adanya penyimpangan kepada klien jika ditemukan.Personalitas ini sendiri merupakan kepribadian yang telah tertanam lama dalam diri seseorang. Penanaman kepribadian yang sesuai dengan akuntan publik akan memberikan dampak minat berkarir sebagai akuntan publik. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang masih mencari jati diri pastilah akan memilih karir sesuai dengan pribadinya. Oleh karena itu hipotesis kesembilan dan kesepuluh adalah :

Ha9 : Personalitas berpengaruh positif terhadap minatmahasiswa akuntansi berkarir sebagai akuntan publik

Ha10 : Motivasi, gender, penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh secara simultan terhadap minatmahasiswa akuntansiberkarir sebagai akuntan publik

Dokumen terkait