• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minat Mahasiswa Akuntansi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), “minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat adalah suatu pemutusan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto, 1981 : 23). Sementara itu Hurlock (1995 : 144) mendefinisikan minat sebagai “sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih”. Minat pada dasarnya tidak bersifat permanen, minat hanya bersifat sementara dan dapat berubah-ubah. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Akan tetapi ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun.

Mahasiswa selama belajar di perguruan tinggi menerima informasi mengenai profesi akuntan publik dan non akuntan publik. Informasi tersebut memunculkan minat mahasiswa akuntansi untuk memilih profesi apa yang akan dijalaninya di masa depan. Profesi akuntan publik dipandang sebagai profesi yang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan prestisius di masa sekarang. Profesi ini juga

memberikan kesempatan untuk mengembangan keterampilan dan memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi karena dapat ditugaskan diberbagai tempat dan berbagai perusahaan yang memiliki ciri dan kondisi yang berbeda (Wheeler, 1983). Akuntan publik juga merupakan penasehat bisnis yang terpercaya dan salah satu profesi yang diberikan kewenangan untuk memberikan jasa audit. Hal ini membentuk minat mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik. 2.2. Profesi Akuntan Publik

2.2.1. Kantor Akuntan Publik

Di dalam Wikipedia Indonesia (2013) yang dimaksud Kantor Akuntan Publik(KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dar jasanya.Bidang jasa KAP meliputi:

a. Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adal atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.

b. Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.

Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, KAP hanya dapat melakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut. Badan usaha KAP dapat berbentuk:

1. akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.

2.

paling sedikit 2 (dua) orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.

3. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik yang diatur dalam undang-undang.

Selain itu, jenjang karir di kantor akuntan publik cukup jelas. Berikut gambaran tentang karir akuntan publik (Mulyadi dan Puraduredja, 1998) : 1. Auditor Junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci,

membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

2. Auditor Senior, bertugas untuk melaksanakan audit, dan bertanggungjawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.

3. Manajer, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.

4. Partner, bertanggungjawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggungjawab secara keseluruhan mengenai auditing.

Peranan akuntan publik sangat penting dalam dunia usaha karena akuntan publik merupakan satu-satunya profesi yang berhak untuk memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun manajemen (Baridwan, 1998). Akan tetapi Akuntan Publik dalam memberikan jasa auditnya wajib mempunyai Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama 6 (enam) bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 (enam) bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.

2.2.2. Akuntan Publik Sebagai Karir

Baridwan (1998) menyatakan akuntan publik merupakan satu-satunya profesi yang berhak untuk memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun manajemen. Seperti halnya dengan profesi-profesi yang lain, profesi-profesi akuntan publik juga me Oleh karena itu, mahasiswa akuntansi yang memilih akan berkarir sebagai akuntan publik sudah seharusnya mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

Karir sebagai akuntan publik tidak hanya berkaitan dengan diri sendiri tetapi juga berhubungan dengan orang lain yang intensitasnya dapat dikatakan sering. Untuk itu, seseorang yang ingin berkarir dalam dunia akuntansi publik akan mendapat penekanan khusus untuk memahami mengenai aturan etika akuntan publik yang tercantum dalam Standar

Publik (SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Indonesia. SPAP dikeluarkan ole Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia – KompartemenAkuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (Yohanes, 2013).

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A yang menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Sedangkan Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu. Berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2009, ada 5 (lima) Prinsip Etika Profesi yang harus dipatuhi jika memilih berkarir sebagai akuntan publik, yakni : (1) Prinsip Integritas; (2) Prinsip Objektivitas; (3) Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional; (4) Prinsip Kerahasiaan; dan (5) Prinsip Perilaku Profesional.

Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:

1. Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan

2. Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP 3. Seksi 220 Benturan Kepentingan

4. Seksi 230 Pendapat Kedua

5. Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya 6. Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional

7. Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya 8. Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien

9. Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional 10. Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

Dari sini dapat kita lihat bahwa karir sebagai akuntan publik bukanlah hal yang dapat dipilih dengan mudah. Bahkan sejak tahun 2004, maka setiap alumni jurusan Akuntansi tidak lagi mendapatkan gelar Ak secara otomatis (Wudjud, 2010). Bagi yang berminat mendapat gelar Ak diwajibkan untuk menempuh Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) untuk masa studi 2 semester.

2.3. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Memilih Karir Sebagai

Dokumen terkait