• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK MALI (2006-2009)

KONFLIK MALI

B. Keterlibatan AQIM dalam Konflik Mali

Sebelum skripsi ini menjabarkan bentuk-bentuk keterlibatan AQIM dalam konflik Mali, maka akan diceritakan sejarah secara singkat mengenai kelompok-kelompok aliansi Islam militan yang bekerja sama dengan AQIM di dalam konflik Mali. Terdapat dua kelompok lokal di Mali yang nantinya akan berpengaruh terhadap konflik Mali pada tahun 2012 yakni MUJAO dan Ansar Al Din.

107 International Crisis Group,”Islamist Terrorism in the Sahel : Fact or Fiction?”. Middle East Report No. 92(31 Maret 2005) hal. 7 seperti dikutip oleh Stephen Harmon “From GSPC to

AQIM: The Evolution of an Algerian Islamist Terrorist Group into an Al –Qa‟ida Affiliate and

its Implications for Sahara-Sahel Region”,Concerned Africa Scholars Bulletin N°85

Spring,(2010), 17

48

MUJAO atau yang bernama asli Mouvement pour le Tawhid et du

Jihad en Afrique de l’Ouest (Movement for Unity and Jihad in West Africa) ini

berdiri pada bulan September atau Oktober 2011. Didirikan oleh Ahmed el Tilemsi, Sultan Ould Badi dan Hamada Ould Mohamed Kheirou dengan tujuan untuk menciptakan negara Islam di kawasan Afrika Barat. Mereka beroperasi di Utara Mali hingga mencapai Aljazair dan Nigeria. MUJAO sendiri adalah pecahan dari AQIM. Mereka memisahkan diri dikarenakan ketidakpuasaan terhadap pemimpin kelahiran Aljazair (Droukdel) sedangkan sebagian besar dari mereka adalah non Aljazair. Akan tetapi, perselisihan diantara mereka di selesaikan dengan negosiasi dan melakukan kerjasama yang erat109.

Ansar Al Din didirikan pada Desember 2011 oleh Iyad Ag Ghali. Ansar Al Din adalah kelompok Islam militan yang terdiri dari etnis Tuareg dan Arab Berabiche dan memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah negara merdeka di Utara Mali di bawah pemerintahan syariah. Kelompok ini beroperasi di Utara Mali khususnya di Kota Kidal. Ansar Al Din mulai melakukan kerja sama dengan AQIM secara erat pada tahun 2012110.

Setelah AQIM berkoalisi dengan Ansar Al Din dan MUJAO, AQIM segera membantu aliansinya bertarung melawan pasukan militer Mali. Terdapat banyak artikel yang melaporkan bahwa Belmokhtar, Iyad Ag Ghali (pemimpin Ansar Al Din), Abu Zeid (salah satu emir AQIM) dan Nabil Abu Alqama (emir AQIM yang saat ini telah meninggal dunia) sering melakukan pertemuan di Timbuktu sebelum Timbuktu jatuh ke tangan pemberontak. Di kesempatan yang

109Andreas Hagen, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb : Leaders and their networks”, Loc. Cit.

110

49

berbeda, terlihat juga penampakan Abu Zeid dan Yahya Abu el- Hamman yang terlihat di Timbuktu serta Alqama yang nampak di Kidal berulang kali sebelum kematiannya pada Agustus 2012. Selain nama-nama yang disebutkan di atas, adanya Sanda Ould Boumana dari Ansar Al Din (seorang Arab Timbuktu yang sebelumnya diduga anggota GSPC) yang terlihat di Timbuktu pada waktu sebelum dan hari-hari pertama serangan pemberontak111.

Setelah berhasil mengalahkan tentara Mali dan menguasai daerah Utara Mali, koalisi kelompok Islam militan ini membagi tiga kota penting disana dimana Timbuktu di dalam penguasaan AQIM, Kidal menjadi milik Ansar Al Din dan Gao bersama MUJAO112. Terdapat juga laporan mengenai Yahya Abou Al Hammam (seorang emir AQIM yang telah memimpin kegiatan AQIM di wilayah sekitar Timbuktu untuk beberapa tahun) ditunjuk menjadi wali atau gubernur di Timbuktu.

Walaupun tak ada konfirmasi dan reaksi dari internasional, tetapi warga di Utara Mali menggelar demonstrasi publik pada 20 April 2012 terhadap pengangkatan wali tanpa pemilu dan tidak berkonsultasi terlebih dahulu kepada mereka113. Hal diatas membuktikan bahwa AQIM memang terlibat dalam konflik Mali dan telah bekerja sama dengan kelompok-kelompok Islam aliansinya untuk mendirikan negara Islam dan merancang masa depan bagi Utara Mali.

111Andrew Lebovich, “AQIM and Its Allies in Mali,” PolicyWatch 2033, 5 Februari 2013 [artikel

on-line]; http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/aqim-and-its-allies-in-mali tersedia di ;internet; diakses pada 2 Oktober 2013

112

Ibid 113

Bakari Guèye, “AQIM leader named Timbuktu governor”, Magharebia, 16 April 2014,

http://magharebia.com/en_GB/articles/awi/features/2012/04/16/feature-02 diakses pada 10

50

Menurut Alex Thurston, AQIM terlibat secara langsung114 dalam konflik Mali. Keterlibatannya itu berupa bertempur bersama pasukan aliansinya dan mengontrol wilayah Timbuktu. Hal ini dibuktikan dengan artikel yang menyebutkan bahwa Mokhtar Belmokhtar (salah satu emir AQIM) adalah orang di balik layar yang menyusun rencana penyerangan terhadap kota Gao pada tanggal 27 Juni 2012. Selain itu, dia bersama pasukannya turut berperang bersama MUJAO untuk merebut kota Gao115.

Diperkirakan AQIM mempersiapkan pejuangnya sebanyak dua brigade dengan masing-masing terdiri dari 400 hingga 500 orang untuk bertempur melawan tentara Mali. Kebanyakan mereka adalah orang Arab dengan beberapa pejuang asing. Mereka nantinya bertempur bersama pasukan aliansi MUJAO dan Ansar Al Din. MUJAO sendiri memiliki 300 hingga 400 pejuang yang lebih radikal dari AQIM. Sedangkan, Ansar Al Din yang memang berisikan para pejuang Tuareg Mali memiliki 6000 hingga 10000 anggota dan kesemuanya bukanlah pasukan yang terlatih. Ansar Al Din hanya memiliki 3000 hingga 4000 pasukan terlatih116.

AQIM membagi beberapa brigade pentingnya menjadi unit yang lebih kecil saat berada di Utara Mali. Di antara kelompok-kelompok itu, brigade Al-Furqan yang ditempatkan di Timbuktu dan dipimpin oleh emir AQIM di sahel

114

Berdasarkan wawancara yang penulis penulis lakukan dengan Alex Thurston via email. 115Kaylan Branson and Henry Wilkinson, “ Conflict Over Resources and Terrorism : Two Facets

of Insecurity Analysis of the Crisis in Northern Mali”, OECD Publishing, 2013,

http://www.keepeek.com/Digital-Asset-Management/oecd/development/conflict-over-resources-and-terrorism/analysis-of-the-crisis-in-northern-mali_9789264190283-5-en#page3 diakses pada 9 April 2014.

116Artikel tanya jawab antara Xan Rice dengan Mathieu Guidere, “Q&A : The Strength of Mali‟s militants”, FT, 15 Januari 2013 [artikel on-line] tersedia dihttp://www.ft.com/cms/s/0/85851ea0-5f2f-11e2-8250-00144feab49a.html#axzz3KHYV6blH , diakses pada 27 November 2014

51

yakni Yahia Djouadi dan brigade Taregh Ibn Ziyad yang dipimpin oleh Hamid Essoufi ditempatkan di Gao. Brigade penting lainnya adalah brigade el Moulathamoune yang dipimping oleh Mokhtar Belmokhtar117.

Pasukan asing yang dibawa AQIM sebanyak 150 orang dan merupakan etnis Sudanese dan Sahrawis118. Mereka berasal dari Tindouf, Aljazair. Artikel lain juga mengklaim bahwa terdapat ratusan militan Tunisia dan Mesir yang terlihat di kota Gao119. Bahkan terdapat artikel yang menyebutkan salah satu anggota AQIM adalah warga negara Perancis, seorang mualaf bernama Abdel Jellil yang telah menetap di Timbuktu selama dua tahun120. Dia juga menunjukkan dirinya melalui video dan mengancam Perancis, PBB dan Amerika Serikat untuk tidak melakukan intervensi di Mali121.

Taktik AQIM untuk memperkenalkan dua brigade pejuang asing ke Timbuktu dan Gao mengungkapkan banyak hal mengenai AQIM. Pertama, membawa 300 pasukan tambahan menunjukkan bahwa AQIM memperkirakan kekuatannya saat melawan pasukan gabungan Mali, Afrika Barat dan internasional. AQIM tidak memiliki waktu yang cukup untuk merekrut penduduk lokal Utara Mali dan melatihnya sehingga ia bergantung pada pejuang yang berpengalaman. Terakhir, membawa etnis Sahrawis dinilai masuk akal. Pejuang

117 Irgamag, “Mali: AQIM‟s New Recruiting Tactics Ahead of Military Intervention”, Indian

Review of Global Affairs, 26 Oktober 2012 [artikel on-line]; tersedia di http://www.irgamag.com/regions/africa/item/260-mali-aqims-new-recruiting-tactics-ahead-of-military-intervention ;internet; diakses pada 27 November 2014

118

Ibid

119“More Islamist Fighters Deploy in Northern Mali” VOA News, 22 Oktober 2012 [artikel on-line]; tersedia di http://www.voanews.com/content/mail-fighters-deploy/1531035.html ,diakses pada 28 November 2014

120“Nord du Mali: ces Français attirés par le jihad”,RFI, 7 Oktober 2012 [artikel on-line]; tersedia

di

http://www.rfi.fr/afrique/20121007-nord-mali-ces-francais-attires-le-jihad-mujao-terrorisme-islamisme-gao/ ,diakses pada 28 November 2014 121

52

Sahrawi telah menerima pelatihan dari rezim Mommar Gaddafi. Selain itu, penampilan mereka mirip dengan penduduk Utara Mali sehingga mudah tersamarkan122.

AQIM memang tidak menggulingkan pemerintah di Mali tetapi memanfaatkan situasi kudeta yang dilakukan oleh tentara Mali terhadap pimpinannya. Berbekal senjata yang mereka dapatkan dari Libya, AQIM beserta kelompok aliansinya kemudian menyerang wilayah Utara Mali123.

Terdapat suatu fakta yang mengejutkan mengenai senjata yang diperoleh AQIM dan kelompok aliansinya untuk berperang di Utara Mali. Senjata-senjata ini berasal dari Libya dan berhasil diseludupkan oleh AQIM ke Mali pasca jatuhnya Muammar Gaddafi pada Oktober 2011. Majalah Times memberitakan bahwa beberapa jam setelah kematian Qaddafi pada 20 Oktober 2011, pejuang Tuareg dari Mali yang selama ini menjadi bawahannya telah membawa pulang senjata satu kendaraan penuh dari gudang senjata Qaddafi. Sedangkan, gudang senjata Qaddafi berisi roket, senapan mesin, amunisi dan

antiaircraft system124. Hal ini tidaklah asing karena AQIM memang memperoleh sebagian besar pasokan senjata dari Libya dan kemudian memindahkannya ke Mali.

122Irgamag, “Mali: AQIM‟s New Recruiting Tactics Ahead of Military Intervention”,Loc. Cit.

123Thomas Joscelyn, “Al-Qaeda and threat in North Africa”, The Long War Journal, 21 November

2013 [artikel on-line]; tersedia di

http://www.longwarjournal.org/archives/2013/11/al_qaeda_and_the_thr_1.php ;internet;

diakses pada 2 Desember 2014

124Vivienne Walt, “War in Mali: France can bombs militants, but not arms routes” [artikel on -line], Times Magazine, 14 Januari 2013, http://world.time.com/2013/01/14/war-in-mali-france-can-bomb-militants-but-not-arms-routes/ , diakses pada 25 November 2014

53

AQIM pernah dilaporkan memiliki roket berpeluncur granat, senapan mesin berat dan surface-to air-missiles125. AQIM menggunakan uang dari hasil penculikan dan penyeludupan untuk membeli senjata modern di pasar gelap Afrika. Mereka membelinya di Libya dan Nigeria dan menghabiskan uang mereka untuk membeli senjata yang dapat melawan pesawat terbang dan helikopter seperti surface to air missiles126. AQIM juga mengambil kesempatan untuk merebut peralatan senjata dan kendaraan militer milik tentara Mali ketika tentara Mali berhasil dikalahan pada Januari-April 2012127.

RAND128 berhasil merangkum tentang jenis senjata yang digunakan saat konflik Mali dan tergambar dalam tabel di bawah129 :

125 William Thornberry & Jaclyn Levy, “Al Qaeda in the Islamic Maghreb”, AQAM Future

Project Case Study Series Case Study Number 4, September 2011 [jurnal on-line]; tersedia di http://csis.org/publication/al-qaeda-islamic-maghreb ;Internet; diakses pada 8 Oktober 2013 126Artikel tanya jawab antara Xan Rice dengan Mathieu Guidere, “Q&A : The Strenght of Mali‟s

militants”, FT, 15 Januari 2013 [artikel on-line] tersedia di

http://www.ft.com/cms/s/0/85851ea0-5f2f-11e2-8250-00144feab49a.html#axzz3KHYV6blH , diakses pada 27 November 2014

127

Ibid

128

RAND adalah organisasi (think tank) kebijakan global yang dibentuk oleh Douglas Aircraft Company. Organisasi ini menawarkan penelitian dan analisis untuk angkatan bersenjata Amerika Serikat.

129

Christopher S. Chivvis & Andrew Liepman, “North Africa‟s Menace; AQIM‟s Evolution and the US Policy Response,” RAND Corporation research report series (RAND Corporation,

2013) [laporan on-line];

http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/research_reports/RR400/RR415/RAND_RR415.p df tersedia di ;internet; diakses pada 13 April 2014

54

Tabel 3.2 Jenis Senjata saat Konflik Mali

Many Some Reported

AK-47 assault rifles Semtex SA-7 surface to air missiles

7.62mm ammunition HE detonators/ trigger devices 50 Caliber DSHK (AA) Various nondescript handguns PK 7.62mm GPMG F2000 assault rifles Strong cases/strong boxes

RPG-7 AK-103 assault rifles

*Notes : Many : verified open source, terdapat gambar AQIM menenteng senjata tersebut sesungguhnya, kuantitas tidak diketahui; Some : reported open source, terdapat AQIM menenteng beberapa senjata, bukti senjata telah digunakan di wilayah Sahel, kuantitas tidak diketahui;

Reported : suspected open source (not verified), AQIM/pemberontak lain terlihat dengan senjata ini sedikit, berdasarkan pernyataan AQIM, tidak ada bukti penggunaan senjata, kuatitas tidak diketahui.

Dugaan bahwa AQIM memiliki SA-7 surface to air missiles mencuat setelah ditemukan dokumen petunjuk manual penggunan misil udara tersebut. Penemuan dokumen tersebut mengubah cara pandang Perancis terhadap AQIM. Mereka lebih mempersiapkan senjata-senjata untuk menyerang AQIM130. Dokumen setebal 26 halaman diperoleh dari gedung yang sebelumnya ditempati AQIM selama berada di Timbuktu.

Menurut warga sekitar, beberapa anggota AQIM sempat membakar kertas-kertas sebelum pasukan Perancis tiba pada bulan Januari. Sayangnya, mereka gagal memusnahkan sepenuhnya. Dokumen tersisa dengan halaman

130

Rukmini Callimachi, “Mali manual suggest Al-Qaeda has feared weapon”, AP, 11 Juni 2013

[artikel on-line] ; tersedia di http://bigstory.ap.org/article/mali-manual-suggests-al-qaida-has-feared-weapon ;internet, diakses pada 2 Desember 2014

55

318 berisi langkah-langkah dan tips menggunakan senjata, cara menargetkan sasaran dan mengganti baterai. Dokumen ini juga menyertakan ilustrasi bagaimana cara menembakkan senjata dengan baik. Penduduk setempat juga membenarkan bahwa mereka melihat para pejuang pemberontak melakukan latihan sasaran dan berlatih menahan nafas dengan objek seperti pipa di bahu mereka131. Gambar bentuk SA-7 surface to air missile dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 3.1 Gambar dan Keterangan SA-7 surface to air missile