• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan dalam Pelayanan

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 64-76)

Setelah diperlengkapi dengan pengetahuan dan kemampuan melalui pelatihan, jemaat akan mengalami suatu proses pembentukan di dalam diri mereka secara rohani. Tantangan baru untuk lebih terlibat dalam pelayanan sudah semakin nyata. Oleh sebab

itu gereja harus siap mengadakan pendelegasian kepada jemaat. Ini merupakan salah satu hal yang penting bagi pertumbuhan gereja. Karena di dalamnya pemimpin gereja dapat melibatkan seluruh anggota jemaat dalam tugas pelayanan. Pendelegasian merupakan suatu bentuk pelayanan di dalam gereja dimana pemimpin gereja membagikan tugas dengan memberikan kepercayaan kepada seseorang dalam jemaat suatu bidang pelayanan yang dapat dijalankannya seperti pelayanan musik, doa, konseling, diakonia dan lain-lain. Rick Warren mengatakan ”Small Churches become more effective when they specialize in what

the do best”79 artinya gereja-gereja kecil akan menjadi lebih efektif ketika mereka mengkhususkan dirinya dalam apa yang terbaik mereka bisa lakukan. Ini menjadi motivasi kepada para pemimpin gereja agar lebih peka terhadap potensi yang ada dalam gerejanya. Pendelegasian merupakan suatu bentuk kepercayaan yang diberikan agar jemaat dapat menunjukkan segala kemampuan mereka dalam pelayanan, sehingga bila ini terjadi dalam jemaat maka semua jemaat akan terfokus pada tugas yang telah mereka terima dan berusaha mengembangkan segala yang mereka miliki untuk dipakai dalam pelayanan.

Pertumbuhan Gereja

Pertumbuhan gereja merupakan hasil dari seluruh proses pelayanan yang dilaksanakan oleh para hamba Tuhan. Termasuk Paulus dalam menerapkan semua model-model pembelajaran adalah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yaitu orang-orang yang dilayani dapat mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, seperti di Ikonium sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya ( Kisah Para Rasul 14:1), di Tesalonika sebagian besar orang

79

Yunani dan beberapa perempuan terkemuka menjadi percaya kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 17:5).

Peter Wagner mendefinisikan pertumbuhan gereja adalah segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggungjawab.80 Dari definisi ini pertumbuhan gereja berbicara tentang pertumbuhan secara kuantitas dan kualitas, dimana perkembangan kuantitas adalah pertumbuhan jumlah orang-orang yang dibawa kepada Kristus dan pertumbuhan kualitas adalah membawa mereka pada pengenalan Kristus sehingga menjadi orang percaya yang bertanggungjawab. Untuk memahami lebih dalam tentang pertumbuhan gereja, perlu untuk mengetahui prinsip-prinsip Alkitab tentang pertumbuhan gereja. George W. Peters mengatakan bahwa “Dia adalah penyebab langsung dari pertumbuhan gereja. Pekerjaan rohani hanya bisa dilakukan oleh Roh Kudus. Dalam Kerajaan Allah pernyataan tersebut meyakinkan: “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Zakharia 4:6).81 Peter Wongso sependapat dengan prinsip ini dengan mengatakan “Ide pertumbuhan gereja bukan berasal dari pikiran manusia, melainkan dari kehendak Allah sendiri, tatkala Allah menciptakan manusia, ia memberikan mereka agar bertambah banyak dengan cara berkembang biak memenuhi bumi.”82

Jadi pertumbuhan gereja baik pertumbuhan kualitas maupun pertumbuhan kuantitas berjalan seiring karena keduanya berasal dari Allah. Dengan memaksimalkan potensi yang ada di dalam jemaat secara kualitas maka akan mendorong pertumbuhan

80

C.Peter Wagner, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh ( Malang: Gandum Mas, 1996), 11. 81

George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja (Malang: Yayasan Yayasan Gandum Mas, 2002), 111.

82

dari segi jumlah yaitu secara kuantitas. Oleh sebab itu gereja sebagai tubuh Kristus yang bertumbuh merupakan gereja yang mengfungsikan seluruh anggota- anggota yang berbeda-beda serta fungsi dan kemampuan yang berbeda-beda. Chris Marantika memberikan penjelasan tentang gereja sebagai tubuh Kristus dalam hubungan dengan pertumbuhan gereja,bahwa:

Gereja adalah merupakan lembaga Ilahi , yang di dalamnya terdapat unsur- unsur yang berbeda dan memiliki tiga Prinsip yang sama yaitu kesatuan di dalam Kristus sebagai Hakikat Orang percaya (Inggris: oneness in Christ), Kebersamaan dalam pelayanan bersama Kristus sebagai pola kerja mereka (Inggris: Togetherness in The ministry for Christ) dan kebergantungan kepada satu sama lain. (Inggris: Interdependence upon each other).83

Chris Marantika menambahkan bahwa prinsip kesatuan, kesamaan dan ketergantungan ini tidak dapat diabaikan atau diperkecil kehadirannya dalam pertumbuhan gereja, Semakin dalam penerapan ketiga prinsip ini maka pertumbuhan gereja semakin besar. Secara praktis penerapan ketiga prinsip ini dapat dijangkau dengan pengadakan program (1) doa bersama, (2) daya bersama, (3) dan dana bersama.84

Untuk mendorong penerapan prinsip kesatuan, kesamaan dan ketergantungan di dalam gereja sebagai Tubuh Kristus maka perlu diketahui hal-hal yang akan dicapai di dalam pertumbuhan gereja tersebut. Berikut ini adalah tiga hal yang menjadi indikator pertumbuhan gereja yaitu hal-hal yang akan dicapai sebagai kerinduan bagi para hamba Tuhan dan orang percaya yang punya kerinduan untuk bertumbuh di dalam Tuhan.

Bertumbuh Dalam Pengetahuan Yang Benar

Pada bagian sebelumnya sudah disampaikan bahwa motivasi Paulus dalam mempelajari kebenara Firman Tuhan adalah agar ia menjadi seorang pekerja yang tidak

83

Chris Marantika, Diktat Teologi Pertumbuhan Gereja (Yogyakarta:STII,2005), 47. 84

usah malu. Melalui pengetahuan yang benar yang dimilikinya ia dapat memberi jawab atas apa yang diyakininya. Dalam surat-suratnya rasul Paulus selalu mengingatkan kepada jemaat yang dilayaninya tentang kerinduannya seperti dalam Efesus 4:13 Paulus berkata, “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” dan juga di dalam dalam Filipi 1:9, “ Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala

macam pengertian” dan dalam Kolose 3:10, “dan telah mengenakan manusia baru yang

terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” Dari beberapa pernyataan kerinduan Paulus kepada jemaat dilayaninya maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan akan kebenaran tentang Allah menjadi dasar bagi orang percaya untuk dapat bertumbuh secara rohani. Pengetahuan yang benar tentang Allah khususnya tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat orang yang percaya kepadaNya yang tentunya semuanya bersumber dari Alkitab yang adalah Firman Allah. B.S.Sidjabat menyimpulkan tujuan Paulus mengajar adalah untuk mengomunikasikan kebenaran Allah yang membebaskan dan memberikan hidup, memperlengkapi senjata rohani, menolong supaya lepas dari belenggu “ ilah

aman” yang membutakan segi-segi dan kemampuan rohani mereka.85

Pengetahuan yang benar akan Firman Tuhan juga dapat memberikan kepercayaan diri orang percaya dalam memberi jawab atas keyakinan yang telah diterima. Dengan demikian orang percaya tidak akan diombang-ambingkan lagi oleh ajaran dan filsafat kosong yang mengarahkan orang percaya menjauh dari Tuhan. Rasul

Paulus mengingatkan dalam I Timotius 4:16, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah

ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau

85

akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” Dalam ayat ini rasul Paulus mengingatkan Timotius agar tetap bertekun dalam pengetahuan yang benar agar tetap menjadi teladan bagi orang percaya, karena banyak ajaran-ajaran yang berusaha menggoyahkan iman dari orang percaya pada masa itu.

Bertumbuh Dalam Kesaksian Yang Benar

Kesaksian merupakan wujud nyata yang kelihatan dari iman yang tidak bisa dilihat oleh mata. Oleh sebab itu Kesaksian yang benar menjadi indikator pertumbuhan

rohani dari orang percaya. Rasul Paulus berkata dalam Efesus 2:10, “ Karena kita ini

buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Paulus juga

berkata dalam Kolose 3:17, “ Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan

atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Dari beberapa pernyataan rasul Paulus ini menunjukkan bahwa kerinduannya agar jemaat yang dilayaninya dapat bertindak sesuai dengan iman mereka karena Allah menginginkan demikian. Pendapat yang mengatakan bahwa Rasul Paulus tidak menonjolkan ajaran untuk berbuat baik adalah keliru, ia juga mengatakan dalam Roma 6:1-2, “ Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”

Rick Warren memberikan langkah bagi orang percaya untuk dapat menghasilkan kesaksian yang baik yaitu: mengetahui apa yang akan dilakukan (pengetahuan), mengapa melakukannya (perspektif), dan bagaimana melakukannya (kemampuan) dan semuanya akan tidak berguna bila kita tidak punya keyakinan untuk termotivasi

melakukannya.86 Jadi bisa disimpulkan bahwa kesaksian hidup yang benar dimulai dari pengetahuan akan Firman Tuhan, melalui pengetahuan tersebut akan timbul cara pandang yang bertolak dari Firman Tuhan, kemudian pengetahuan dan cara pandang tersebut diyakini sehingga memotivasi orang percaya untuk mampu melakukannya atau menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupannya pribadi.

Kesaksian hidup yang benar juga akan timbul karena adanya keberagaman dalam jemaat. Sebagai anggota tubuh Kristus, rasul Paulus mengingatkan bahwa tiap- tiap orang adalah anggota yang seorang terhadap yang lainnya ( Roma 12: 4-5), jadi keberagaman tersebut mendorong orang percaya untuk saling mengasihi dan saling mendahulukan dalam memberi hormat (Roma 12:10).

Bertumbuh dalam Komitmen

Bertumbuh dalam komitmen merupakan puncak dari pertumbuhan secara rohani. Dimulai dari jemaat yang dilayani dari orang yang belum memiliki keyakinan yang benar tentang Yesus Kristus hingga mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kemudian belajar Firman Tuhan dengan belajar dan bertumbuh dalam kesaksian yang benar dan mengambil komitmen untuk dipakai lebih lagi di dalam pelayanan gereja. Rick Warren dalam mengembangkan potensi jemaatnya agar bertumbuh dalam komitmen dalam jemaat ia berkata,

Di Saddleback, kami mengajar bahwa setiap orang Kristen diciptakan untuk pelayanan (2 Timotius 1:9), dipanggil ke dalam pelayanan (Efesus 2:10), diselamatkan untuk pelayanan ( 2 Timotius 1:9), Dipanggil ke dalam pelayanan (I Petrus 2:9-10), dikaruniakan untuk pelayanan( I Petrus 4:10), dipercayakan untuk pelayanan ( matius 28:18-20), diperintahkan untuk melayani ( Matius 20:26-28), dipersiapkan untuk pelayanan ( Efesus 4:11-12), diperlukan untuk

86

pelayanan ( I Korintus 12:27), bertanggungjawab untuk pelayanan, dan akan di beri mahkota sesuai dengan pelayanannya ( Kolose 3:23-24) 87

Jadi kehendak Tuhan adalah supaya semua yang ia selamatkan juga dapat mengambil keputusan untuk dipakai didalam ladang pelayanan Tuhan. Dengan potensi yang dimiliki dari tiap-tiap orang yang percaya kepadaNya. Keberagaman yang mendorong saling ketergantungan satu dengan yang lain, sehingga mereka saling membutuhkan dan saling melayani.

Melalui ketiga indikasi pertumbuhan rohani ini maka dalam tubuh Kristus yang memiliki anggota yang berbeda-beda harus bertumbuh seimbang dan serasi, supaya dapat menghasilkan hasil pertumbuhan yang sempurna. Jika satu bagian anggota bertumbuh tetapi yang lain tidak bertumbuh maka kelihatan agak aneh. Oleh sebab itu karunia rohani yang diberikan kepada gereja harus bertumbuh secara bersama-sama. Dengan demikian Roh Kudus akan mengembangkan semua karunia rohani tersebut dan Allah akan memberikan pertumbuhan bagi tubuh Kristus, karena pertumbuhan itu adalah berasal dari Allah sendiri.

Hubungan Model Pembelajaran Rasul Paulus dengan Pertumbuhan Gereja

Perkembangan pelayanan yang dijalankan oleh Allah kepada Rasul Paulus mengalami perkembangan di mulai dari Antiokhia di benua Asia sampai ke Eropa berkembang sangat maju. Setiap hari jumlah mereka semakin bertambah, Pengaruh pelayanan rasul Paulus sangat besar disetiap daerah-daerah yang ia layani. Selain itu jemaat juga bertumbuh secara rohani baik dalam pengetahuan yang benar, kesaksian yang benar dan juga komitmen. Rasul Paulus merasakan buah dari pelayanannya dimana jemaat di Filipi yang sudah bertumbuh dengan baik secara rohani berkomitmen untuk terbeban di dalam pelayanan Rasul Paulus. ( Filipi 4:10) demikian juga jemaat di

87

Roma yang sekali belum pernah dikunjungi rasul Paulus namun mereka bisa bertumbuh dalam kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati (Roma 15:14).

Pertumbuhan ini terjadi karena adanya sarana pendukung yaitu model pembelajaran yang diterapkan oleh rasul Paulus dalam pelayanannya. Pengajaran rasul Paulus yang memiliki perbedaan dengan pengajaran para rasul sebelumnya namun karena kemampuan rasul Paulus dalam menggunakan model-model pembelajaran menghasilkan pertumbuhan rohani yang baik dalam pelayanannya. Tantangan dalam pelayanan baik dari dalam maupun dari luar dapat dihadapinya dengan menggunakan model-model pembelajaran tersebut.

Jadi model pembelajaran rasul Paulus memberikan pengaruh yang besar bagi pertumbuhan rohani jemaat. Ajaran rasul Paulus yang memang ditujukan bagi gereja pada masa kini menjadi lebih mudah untuk dimengerti dan diterapkan pada gereja masa kini karena dibantu oleh model pembelajaran yang sudah lebih dahulu diterapkan oleh rasul Paulus pada gereja mula-mula sehingga itu menjadi contoh bagi gereja pada masa kini untuk mengembangkan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan rohani jemaat dan dengan pertumbuhan rohani akan mendorong pertumbuhan jemaat secara jumlah seperti yang terjadi pada pelayanan rasul Paulus.

Kerangka Berpikir

Model Pembelajaran Rasul Paulus yang berdasarkan atas pola membagi dengan Tepat menjadi sarana dalam mencapai tujuan pembelajaran Rasul Paulus. Melalui tiga pembagian besar model pembelajaran rasul Paulus yaitu membagi program Allah dengan tepat, membagi sasaran pelayanan dengan tepat dan membagi tugas dengan tugas, akan menghasikan kualitas orang-orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga dapat bertumbuh secara rohani dan dengan pertumbuhan jemaat secara rohani orang percaya akan terdorong untuk memenangkan jiwa baru untuk Kristus sehingga merangsang pertumbuhan jemaat secara kuantitas.

Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir dalam penulisan tesis ini:

Model Pembelajaran Rasul Paulus

(Variabel X)

1. Membagi Program Allah dengan Tepat

- Ketertarikan terhadap Pembelajaran

- Pemahaman Alkitab 2. Membagi Sasaran

pelayanan dengan tepat - Keberagaman dalam

jemaat

- Penerapan Firman Tuhan

3. Membagi Tugas dengan tepat - Keterlibatan dalam Pertumbuhan Gereja (Variabel Y) 1. Pengetahuan yang Benar

2. Kesaksian Hidup yang baik

Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesa penelitian ini adalah model pembelajaran rasul Paulus berpengaruh signifikan bagi pertumbuhan jemaat Gereja Alkitab Anugerah di Makassar.

BAB III

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 64-76)

Dokumen terkait