• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Firman Tuhan

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 60-64)

Dalam I Korintus 9:19, Paulus berkata ”Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.” Dalam konteks ayat ini Paulus menjelaskan tentang kedudukannya sebagai seorang rasul yang memiliki kuasa dari Tuhan dan tidak terikat dengan kuasa apapun di muka bumi ini. Namun ia tidak membuat kedudukannya tersebut untuk kesempatan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Justru Paulus rela menjadikan dirinya hamba bagi semua hanya dengan alasan untuk memenangkan jiwa baru bagi Kristus. Dalam penerapan Firman Tuhan, Rasul Paulus memposisikan dirinya sama seperti orang yang sedang dilayani. Hal ini menjadi indikasi keberhasilan pelaksanaan pelayanan majemuk, dimana dengan memberikan pembelajaran Firman Tuhan yang sesuai dengan sasaran pelayanan yang tepat maka akan menghasilkan praktek penerapan Firman Tuhan yang benar. Rasul Paulus perlu membagi dengan tepat sasaran pelayanannya, sehingga ia dapat menyesuaikan pengajaran yang ia sampaikan sesuai dengan sasaran-sasaran pelayanannya demi memenangkan banyak jiwa untuk Tuhan. Melalui penerapan Firman Tuhan yang sesuai dengan program Allah yang sedang berlangsung menunjukkan Firman Tuhan bersifat progressif dan dinamis, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai latarbelakang yang berbeda-beda. Dengan demikian Firman Tuhan menjadi kebutuhan bagi seluruh manusia tanpa ada batasan apapun.

Model Pembelajaran Dalam Membagi Tugas Dengan Tepat

Dalam menjalankan tugasnya rasul Paulus mengibaratkan pelayanannya seperti sekelompok orang yang bekerja mendirikan suatu bangunan. Ia memposisikan dirinya sebagai seorang ahli bangunan yang cakap yang memimpin kelompok orang dalam

membangun suatu bangunan. Dalam 1 Korintus 3 :9-10, ”Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.” Paulus memandang bahwa pelayanan yang dipercayakan kepadanya bukanlah pelayanan individu tetapi pelayanan di dalam tim, sehingga dengan demikian dapat mempermudah dan mempercepat pelayanan yang lingkupnya luas ini.

Oleh sebab itu pola membagi dengan tepat juga harus diterapkan dalam pembagian tugas. Pembagian tugas yang tepat akan memberikan hasil yang tepat pula. Model pembelajaran yang diterapkan oleh rasul Paulus dalam membagi tugas dengan tepat adalah model pembelajaran diskusi. Dalam menjalankan model pembelajaran ini, Paulus terlebih dahulu mempersiapkan melalui suatu wadah pembelajaran untuk melatih

orang-orang yang akan ditugaskan dalam membantu menjalankan tugasnya. Penerapan model pembelajaran dalam membagi tugas dengan tepat dapat diterapkan

pula dalam pelayanan gereja masa kini dengan melakukan :

1. Pelatihan ( Training )

Pelatihan menjadi sarana pembelajaran untuk memperlengkapi orang-orang yang terpanggil di dalam pelayanan. Rasul Paulus berkata dalam 2 Timotius 2:2, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” Ayat ini menunjukkan bahwa rasul Paulus sudah mempersiapkan terlebih dahulu Timotius sebelum ditugaskan di dalam pelayanan. Pelatihan untuk membekali Timotius baik pengetahuan maupun kemampuan serta kedewasaan rohani menjadi persiapan awal

bagi seorang yang hendak terlibat di dalam pelayanan. Lebih lanjut lagi B.S.Sidjabat menambahkan bahwa dalam pelayanannya Paulus membentuk dua pusat belajar yaitu : Pertama, pusat belajar di Korintus, selama delapan belas bulan ia mempersiapkan orang-orang percaya agar mampu bertahan menghadapi tantangan berat. Disana Paulus mengajarkan Firman Allah ( Kisah Para Rasul 18:11) dan tentang Yesus ( Kisah Para Rasul 18:25). Kedua, di kota Efesus Paulus membentuk komunitas belajar untuk mempersiapkan para pekerja, baik penatua maupun pekerja lainnya. Tempat mengajar itu disebut ruang kuliah Tiranus. Selama dua tahun Paulus menggunakan pusat pembelajaran itu untuk memperkaya hidup orang percaya (Kisah Para Rasul 19:9-10).76 Dalam surat kirimannya ke jemaat di Efesus, Paulus menegaskan orang-orang yang diberi karunia khusus dari Tuhan agar memperlengkapi warga jemaat supaya semakin dewasa dalam iman kepada Kristus (Efesus 4:11-16).77 Demikian juga jemaat di Berea yang selalu meneliti kitab suci untuk menguji kebenarannya (Kisah Para Rasul 18:11- 12). Dengan demikian akan terbentuk para pelayan yang benar-benar siap dipakai di dalam pelayanan yang memiliki pengetahuan yang benar serta kemampuan yang mendukung pelayanannya dan kedewasaan rohani.

2. Pendelegasian

Setelah menjalani pelatihan, Paulus menugaskan murid-muridnya untuk menjalankan tugas pelayanan ketempat-tempat yang menurut Paulus cocok untuk mereka layani. Di dalam pelayanan Paulus orang–orang yang sudah dipersiapkan dan ditugaskan dalam pelayanan yaitu, pertama, Titus ditugaskan Paulus untuk melanjutkan pelayanannya di antara orang Kreta (Titus 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan perjalanan ke Makedonia (1Timotius 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa

76

B.S.Sidjaba55t, Mengajar Secara Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 1993), 54. 77

itu, Paulus menulis surat kepada Titus. menginstruksikan dia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Kedua, Timotius ditugaskan untuk menjalankan tugas pelayanan di jemaat Efesus (I Timotius 4:11 ; 6:2), ia mengingatkan agar tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati (I Timotius 4:11; 6:2) juga Paulus menghimbau untuk mengajar dengan segala kesabaran (2 Timotius 4:2) dan harus mempercayakan tugas pelayanan kepada mereka yang cakap mengajar (2 Timotius 2:2). Paulus menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja. Paulus mempercayakan pekerjaan pelayanan kepada Timotius (1 Tim1:18). Ketiga, Epapfroditus seorang yang membantu pelayanan Paulus, ditugaskan kembali bersama-sama dengan jemaat di Filipi ( Filipi 2: 25-29). Dan ada beberapa orang lagi yang ditugaskan Paulus untuk melanjutkan pelayanan yang sudah pernah di layani yaitu seperti Febe yang melayani di Kengkrea.

Pendelegasian tugas diterapkan rasul Paulus untuk menjalankan pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Mengingat kebutuhan pelayanan yang semakin banyak, daerah yang dijangkau semakin luas dan orang yang dilayani semakin banyak. Maka pendelegasian adalah strategi yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, hal ini dapat dilihat melalui pendapat Yakob Tomatala mendefinisikan delegasi adalah sebagai berikut, “delegasi adalah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/ keorganisasian untuk melibatkan sebanyak mungkin orang secara langsung dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian tugas.”78 Salah satu penyebab kegagalan dalam gereja adalah pada saat

78

pelayanan bergantung pada satu orang saja, penyebab lain adalah pada saat gereja merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa di dalam pelayanan.

Indikasi pelaksanaan dan keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan pelatihan dan pendelegasian untuk melaksanakan model pembelajaran membagi tugas pelayanan dengan benar adalah sebagai berikut :

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 60-64)

Dokumen terkait