• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 76-86)

Penelitian ini berupaya menganalisis secara mendalam pengaruh model pembelajaran rasul Paulus bagi pertumbuhan Gereja Alkitab Anugerah (GAA) Makassar, selanjutnya dalam seluruh penulisan cukup ditulis GAA. Diharapkan dari hasil penelitian ini pelayanan GAA Makassar dapat bertumbuh dengan menerapkan model pembelajaran Rasul Paulus dalam pelayanan.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian yang diberikan kuantitatif dilakukan dengan cara pengisian angket yang diberikan kepada responden. Penulis menggunakan penelitian kuantitatif karena dalam penelitian akan diperoleh data-data dalam bentuk angka-angka.

Tempat dan Waktu Penelitian

Letak Geografis dan Sejarah Singkat Gereja Alkitab Anugerah

Dalam penulisan tesis ini penulis melaksanakan penelitian di GAA Makassar. GAA Makassar beralamat di Jl.Dirgantara No.53 Kampung Rama, kelurahan Paropo kecamatan Panakkukang, kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak tanggal 10 April 2010 gembala sidang adalah Ev.Agus Marulitua Marpaung,M.Th., dimana sebelumnya beliau bertugas di GAA Jakarta. Secara nasional Gereja Alkitab Anugerah berdiri pada tanggal 27 Juni 1979 berkantor pusat di Jakarta dan terdaftar kembali di Departemen Agama RI

dengan No.70 tahun 1988. GAA termasuk dalam anggota Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dengan no anggota : 48/ PII/ Grj /1995 dengan menggunakan sistem gereja yang bersifat Presbiterial sinodal.

Gereja Alkitab Anugerah merupakan gereja yang missioner, memiliki visi untuk memproklamirkan Injil kasih karunia Allah bagi semua suku bangsa. Gereja ini pertama kali berdiri melalui seorang misionaris Vernon Anderson dari sebuah badan misi penginjilan yang bernama “Things to Come Mission” (TCM) dari Amerika Serikat. Pertama kali keluarga ini singgah di Indonesia dalam perjalanan mereka dari Filipina ke Australia dan Selandia Baru pada 1970. Tempat persinggahan mereka adalah Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian mereka terpanggil untuk melayani di Indonesia. Selama tiga tahun keluarga ini tinggal di Manado Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Yayasan Injil Anugerah yang beranggotakan para mahasiswa dan pemuda yang rindu melayani Tuhan.

Kerjasama dengan TCM yang memiliki paham injili, fundamental dan dispensasional mempengaruhi pengajaran dalam Gereja Alkitab Anugerah. Pada dasarnya sistem teologi dispensasional tidak jauh berbeda dari paham injili dan fundamental lainnya kecuali dalam penekanannya pada belajar Alkitab dengan membagi secara tepat ”Rightly Dividing the Word of Truth” dan yang berdasarkan metode rasul Paulus.

Paham-paham yang sangat ditekankan adalah: Alkitab adalah Firman Allah, Allah adalah Esa dan berkeberadaan kekal dalam Tiga Oknum (Tritunggal), dan keselamatan adalah hasil kasih karunia Allah yang didapatkan melalui Iman kepada Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit. Karya keselamatan Kristus bagi manusia telah sempurna tanpa perlu ditambahkan apa-apa pun. Karena tidak ada perbuatan,

usaha, atau upacara agama apa pun yang dapat ditambahkan pada karya keselamatan tersebut. Orang-orang yang telah diselamatkan dalam dispensasi kasih karunia sekarang ini adalah anggota-anggota gereja yang kudus dan Am, yaitu Tubuh Kristus, orang- orang yang telah dipanggil ke luar karena telah percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Keanggotaan tubuh Kristus tidak dibatasi oleh golongan gereja “denominasi”. Semua orang di mana pun mereka berada menjadi anggota Tubuh Kristus pada saat mereka percaya.

Perkembangan pelayanan GAA pada saat ini sudah mencapai 18 propinsi di Indonesia dan salah satunya adalah Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki tiga titik pelayanan yaitu kampung Rama dan Sudiang (Makassar) dan Palopo. Ketiga titik pelayanan ini dimulai dari pelayanan yang dimulai dari Makassar. Melalui seorang lulusan IAA (Institut Alkitab Anugerah)88yaitu Jerry Maloring diutus melayani ke Makassar pada tahun 1988. Dia memulai pelayanan bagi pemuda dan mahasiswa yang disebut persekutuan Gema Penginjilan dan studi Alkitab (GEMPITA). Persekutuan ini berkembang maju dan pada tahun 1992 diproklamirkan terbentuknya Gereja Alkitab Anugerah Makassar dan ibadah perdana dilakukan di Jl.Andi Mangerangi dan Jerry Maloring ditahbiskan menjadi pendeta GAA pertama di Makassar, kemudian mengalami pergantian gembala sidang mulai dari Pdt.Amiruddin Wasugai,S.Th.,S.PAK pada tahun 2000. Pada masa ini terbentuk persekutuan pemuda dan mahasiswa lainnya yaitu Persekutuan Kristen Oikumene (PKO) Hidup baru yang dibina oleh Ev.Ir.Audy Kadang, namun pada tahun 2003 persekutuan ini digabung ke persekutuan GEMPITA. lalu Pdt.Amiruddin Wasugai,S.Th diganti oleh Pdt.Deny Sumajouw,S.Th tahun 2004, lalu Pdt.Drs.Marthen Musa tahun 2007, Pdt.Yantje Waworuntu,B.Th tahun 2008 dan sejak 10 April 2010 sampai saat ini Ev. Agus Marulitua Marpaung,M.Th. Persekutuan

88 IAA merupakan Sekolah Alkitab Pertama yang dibentuk dalam lingkup pelayanan Gereja Alkitab Anugerah yang sekarang sudah berubah menjadi STT Anderson Manado (STTAM)

GEMPITA yang sudah lama tidak aktif, dibangkitkan lagi dengan nama yang baru yaitu Komunitas Pemuda Anugerah Kristus (KOMPAK) dan dibina oleh Ev. Agus Marulitua Marpaung, M.Th dan Pnt.Benyamin Tangalayuk,SE.89

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juni 2012 sampai dengan akhir bulan juni 2012 dengan menggunakan angket kuisioner.

Gambaran Umum GAA Makassar

Jemaat Gereja Alkitab Anugerah Makassar berdomisili di berbagai lokasi di Makassar dan berasal dari berbagai suku yaitu Toraja, Manado, Batak, Timor dan Jawa. Hal ini disebabkan karena hampir 80% jemaat dalam Gereja Alkitab Anugerah adalah hasil dari penginjilan dan pembelajaran dan 20% lagi adalah jemaat GAA yang pindah dari daerah lain dan anak yang lahir dari jemaat GAA. Jadi pada umumnya jemaat GAA Makassar melalui proses pembelajaran dahulu sebelum mereka mengambil langkah untuk bergabung di dalam pelayanan GAA.

Adapun program pembelajaran yang diadakan dalam Pelayanan GAA adalah Pertama, Pos Pemahaman Alkitab (PA) yang merupakan wadah penginjilan dan Pembelajaran yang dilakukan diluar jemaat sebagai penjangkauan jiwa-jiwa baru, Kedua, Kelas Alkitab Minggu, yaitu pembelajaran yang dilakukan di dalam jemaat yang masuk dalam liturgi ibadah Minggu raya. Jadi selain berkhotbah ada juga pembelajaran dimana jemaat dibagi menjadi dua yaitu kelas pemuda, dewasa dan kelas anak-anak.

Tenaga pengajar dalam pelayanan GAA Makassar adalah gembala sidang dan dibantu oleh beberapa pengurus yang sudah dipersiapkan dan berkomitmen untuk menjadi pengajar di dalam jemaat. Para pengajar ini sudah memiliki tugas masing-

89

masing baik itu pos-pos PA yang sudah dipercayakan untuk dibina serta kelas Alkitab minggu yang sudah dijadwalkan dalam jadwal pelayanan.

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan objek penelitian yang akan menjadi populasi dan sampel dari penelitian. Menurut Suyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.90

Sedangkan menurut Hadari Nawawi, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, niat test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.91

Pelayanan Gereja Alkitab Anugerah di kota Makassar yang menjadi objek penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jemaat lokal yaitu jemaat Kampung Rama dan jemaat Sudiang, 1 (satu) pos penginjilan (bakal jemaat ) yaitu di Tanjung dan 2 ( dua) pos pelayanan Pemuda yang dinamakan Komunitas Pemuda Anugerah Kristus yang disingkat dengan KOMPAK yaitu di Kampung Rama dan Tamalanrea. Jumlah keseluruhannya adalah 168 orang.92 Maka yang menjadi populasi dalam penletitian ini adalah seluruh jemaat dan simpatisan Gereja Alkitab Anugerah di kota Makassar untuk kategori pemuda dan dewasa yang berjumlah 128 orang.

Berdasarkan jumlah populasi jemaat kategori pemuda dan dewasa dalam Gereja Alkitab Anugerah Makassar, maka penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu:

90

Sugiyono,Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 1999), 90. 91

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), 141.

92

dimana :

n : jumlah minimal sampel N : populasi

Ne : level kesalahan

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

Maka jumlah sampelnya adalah 57 orang, jumlah sampel tersebut dibagi secara proporsional jumlah sampel diambil dari 4 (empat) pos pelayanan Gereja Alkitab Anugerah di Makassar. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian ini diperoleh hasil uji yang berdistribusi normal, valid, dan reliability. Pembagian jumlah sampel dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Pembagian Jumlah Sampel

NO Nama Pelayanan Jumlah

jemaat Populasi Sampel

1 GAA jemaat Rama 88 65 30

2 GAA jemaat Sudiang 65 37 17

3 Pos PI GAA Tanjung 15 8 4

4 Pemuda KOMPAK 18 18 6 5 Jumlah 186 128 57 2

1

Ne

N

n

14

,

56

)

1

,

0

(

128

1

128

2

n

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan kuesioner (angket) dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.93

Peneliti memberikan kuesioner ini kepada jemaat Gereja Alkitab Anugerah yang telah ditentuskan sesuai dengan penentuan sampel . dimana isinya menjelaskan tentang pengaruh model pembelajaran Rasul Paulus melalui bentuk kelas Alkitab minggu, pos pemahaman Alkitab, pelatihan dan pendelegasian. Kemudian kuesioner juga berisi tentang pernyataan yang mengindikasikan pertumbuhan jemaat yaitu bertumbuh baik dalam pengetahuan yang benar, kesaksian yang baik dan komitmen dalam pelayanan.

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yakni model pembelajaran dan pertumbuhan jemaat. Variabel bebas adalah model pembelajaran rasul Paulus (X) dan variabel terikat pertumbuhan gereja (Y). Adapun variabel X adalah model pembelajaran dalam membagi program Allah dengan tepat, model pembelajaran dalam membagi sasaran pelayanan dengan tepat, model pembelajaran dalam membagi tugas dengan tepat dan variabel Y adalah pertumbuhan jemaat meliputi: (1) Jemaat memiliki pengetahuan yang benar (2) Jemaat yang memiliki Kesaksian yang baik (3). Jemaat yang berkomitmen dalam pelayanan.

Berdasarkan variabel yang telah disusun, maka perlu disusun suatu konsep kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diisi oleh responden dalam skala

93

kontinyu. Skala tersebut dinyatakan dengan: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu- ragu(R) dan tidak setuju (TS).

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik analisis yaitu : menggunakan frekuensi presentase. Untuk itu data yang terkumpul dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) peneliti memeriksa data yang dikembalikan oleh responden, 2) mengklasifikasikan data yang ada untuk mendapatkan gambaran kuantitatif dari angket yang telah diisi oleh responden, 3) mendeskripsikan dan menganalisis data dari jawaban responden berdasarkan frekuensi presentase.

Dengan demikian, data yang terkumpul diklasifikasikan, dianalisis, disimpulkan dan mencari solusi terhadap masalah yang dikemukakan serta memberikan saran-saran dalam rangka pengaruh model pembelajaran rasul Paulus bagi pertumbuhan gereja Alkitab anugerah Makassar.

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian langsung di lapangan dan setelah ada data yang dikumpulkan, penulis menganalisis data yang terkumpul dipergunakan rumus sebagai berikut:

P % = X 100 % N Keterangan : % = presentase pemilih P = jumlah pemilih

N = jumlah keseluruhan responden

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk variabel Model Pembelajaran Rasul Paulus (X) dan Pertumbuhan jemaat (Y), dengan cara menghitung rata-rata (mean) dari

masing-masing variabel penelitian. Adapun kriteria penafsiran yang digunakan seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian

Rata-Rata Skor Penafsiran

3,41 – 4,00 sangat baik

2,81 – 3,40 Baik

2,21 – 2,80 cukup Baik

1,61 – 2,20 tidak Baik

1,00 – 1,60 sangat tidak baik

Hasil rata-rata dari setiap variabel akan menunjukkan hubungan antara variabel X yaitu Model Pembelajaran Paulus dengan variabel (Y) yaitu pertumbuhan gereja.

Penulis juga menggunakan data analisis korelasi, yakni untuk menguji hipotesis penelitian dengan menemukan derajat keeratan hubungan antar variabel penelitian dengan rumus sebagai berikut:

 



 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Dimana : koefisien korelasi X = variabel pertama Y = variabel kedua N = banyaknya data

Hasil perhitungan analisis korelasi akan dinilai melalui tabel tingkat korelasi dibawah ini:

Tabel 3.3 Tingkat korelasi

Koefisien Korelasi Tingkat Korelasi 0 Tidak ada korelasi

0,10 – 0,20 Terdapat korelasi (+) lemah/rendah sekali 0,21 – 0,40 Terdapat korelasi (+) rendah

0,41 – 0,60 Terdapat korelasi (+) cukup erat 0,61 – 0,80 Terdapat korelasi (+) kuat

0,81 – 0,99 Terdapat korelasi (+) sangat kuat 1,00 Terdapat korelasi (+) sempurna

(-0,10) – (-0,20) Terdapat korelasi (-) lemah/rendah sekali (-0,21) – (-0,40) Terdapat korelasi (-) rendah

(-0,41) – (-0,60) Terdapat korelasi (-) cukup erat (-0,61) – (-0,80) Terdapat korelasi (-) kuat

(-0,81) – (-0,99) Terdapat korelasi (-) sangat kuat (-1,00) Terdapat korelasi (-) sempurna

BAB IV

Dalam dokumen Pengaruh Model Pembelajaran Rasul Paulus (Halaman 76-86)

Dokumen terkait