• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketua Komite Sastra Avianti Armand

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN 2020 (Halaman 85-89)

Ben Sohib / Anggota

Hasan Aspahani / Anggota Jaronah Abdullah / Anggota

Yusi Avianto Pareanom / Anggota

*

Berdasarkan Surat Keputusan No. 043/SK/PH-DKJ/I/2021 tentang Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta, 22 Januari 2021, telah diputuskan bahwa Avianti Armand menjadi Ketua Komisi Simpul Seni dalam susunan Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta. Untuk itu Hasan Aspahani menggantikan Avianti Armand

menjadi Ketua Komite Sastra.

Pengantar

Ketua Komite Sastra

Avianti Armand

Di tahun 2020 ini, program JILF dirancang sebagai program persiapan menuju JILF 2021, dengan mengambil tema dan menetapkan nama program “Road to JILF 2021Heroes:

(Re)making History”. Keinginan untuk mendengarkan narasi dari suara-suara yang lama diredam adalah pemantik gagasan tema festival kali ini. Melalui “Road to JILF 2021”, pelaku sastra dapat menemukan dan mempelajari sejarah yang diceritakan dari sudut pandang “pemenang” yang berbeda. “Road to JILF 2021” ingin menjadi sebuah ruang yang terbuka dan berani dalam menembus batasan, terutama dalam upaya menjadi bagian dari sebuah kolektif untuk mereka ulang lanskap sastra dunia yang lebih mudah diakses, beragam, dan setara.

Road to JILF 2021” disajikan secara daring dalam 2 program utama, yaitu Program Podcast dan Program Diskusi Panel. 1. Program Podcast, “Footnotes from JILF

Program ini menghadirkan perbincangan penulis dan intelektual dari berbagai penjuru negeri untuk berbagi gagasan-gagasan yang merangsang pikiran perihal kesu- sastraan. Ada 8 podcast yang diproduksi dalam rangka “Road to JILF 2021”, dengan tema yang diturunkan dari tema utama dalam diskusi panel, agar kedua produk ini terkait satu sama lain. Program ini melibatkan 18 sumber dan 4 host yang memperbincangkan aneka subtema dan dapat diakses melalui platform Spotify dengan nama akun “Footnotes from JILF”.

2. Program Diskusi Panel, “Heroes: (Re)making History

Program ini disusun untuk mempertemukan sastrawan dari negara-negara selatan, termasuk Indonesia, dengan para pembacanya untuk mendiskusikan gagasan-gagasan sastra terbaru yang paling menantang. Tema tahun ini mencoba menelaah sejarah atau potensi sejarah melalui narator yang berbeda. Melalui Diskusi Panel, khalayak sastra dan pemirsa JILF pada umumnya dapat menyimak perspektif-perspektif segar dan pendekatan baru mengenai peristiwa-peristiwa besar di sekeliling kita. Sebanyak 4 sub tema diskusi panel diturunkan dari tema besar “Heroes: (Re)making History

yang disiarkan langsung pada 4 – 6 Desember 2020 serta tayangan ulangnya dapat diakses oleh publik melalui kanal YouTube Jakarta International Literary Festival.

Sementara itu, Diskusi Publik Komite Sastra adalah bagian dari program diskusi lintas komite, yang mengangkat tema dan masalah yang kontekstual dengan kehidupan kesenian hari ini. Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Komite

Sastra bertujuan untuk melibatkan sebanyak mungkin audiens dari semua unsur ekosistem sastra, melalui isu-isu kritis yang tidak hanya mengangkat masalah populer, namun juga tabu, untuk memperkaya khasanah dan meningkatkan kualitas karya sastra Indonesia.

Ada 3 Diskusi Publik Komite Sastra yang terselenggara sepan-jang Agustus – Desember 2020. Diskusi Publik pertama Komite Sastra membahas tentang bagaimana Festival Sastra yang

hadir di berbagai daerah di Indonesia, dengan segala hambatan, tantangan, dan peluangnya, dalam berbagai skala dan inten-sitas, ternyata berhasil menumbuhkan kegairahan yang sehat terhadap sastra. Diskusi Publik kedua mengangkat maraknya platform sastra digital yang membuka akses bagi penulis di mana pun dan kapan pun untuk menjangkau pembacanya. Pertanyaan yang dilempar untuk dibicarakan adalah: apakah dengan adanya kebebasan tersebut, mutu karya tetap bisa dipertanggungjawabkan. Diskusi Publik terakhir, yang menutup 2020, menyinggung masalah yang sedikit sensitif: Erotika Sastra Indonesia – Atara Estetika Teks dan Perayaan Seks. Di dalam percapan ini, kita tidak hanya membahas spektrum Erotika dan Pornografi, namun juga peran etis sastra erotik dalam kancah feminisme.

Masih akan ada teman-tema menarik yang akan membawa perbincangan sastra menjadi semakin guyub dan ramai. Diskusi Publik ini diharapkan akan menjadi ruang dialog yang berkelan-jutan dan menghidupkan budaya kritis dalam sastra Indonesia.

Untuk 2021

Kata kunci untuk keseluruhan penyelenggaraan program di tahun 2021 adalah “Platform”, sebuah wadah yang melibatkan partisipasi para pemangku kepentingan yang difungsikan sebagai tempat pertukaran nilai. Wadah tersebut bisa berben-tuk digital, tempat, maupun event dalam berbagai rupa.

Selain dari program-program yang telah menjadi legasi dari Komite Sastra sebelumnya, beberapa program unggulan akan dilaksanakan oleh Komite Sastra di tahun 2021, yang akan memanfaatkan platform digital.

Tiga inisiatif berikut akan memanfaatkan platform digital yang lebih kontekstual untuk masa sekarang. Platform digital juga terbukti efektif untuk melebarkan jangkauan dan menyetarakan aksesibilitas. Merujuk pada proyeksi tentang pandemi, kita tahu bahwa kita akan hidup covid 19. Dengan demikian, platform digital adalah jalan keluar yang paling baik untuk menghadapi keterbatasan mobilitas.

1. Situs Penulisan Kritik

Sebuah upaya strategis untuk meningkatkan kualitas karya sastra Indonesia adalah melalui kritik. Kritik sastra adalah ikhtiar untuk menjembatani antara karya sastra dan

pembaca kepada pengarang, sekaligus sebuah langkah untuk memperbaiki kesusasteraan. Maraknya kritik sastra akan menjadi suatu indikator pertumbuhan sastra yang wajar, meski tak selalu memotivasi pengarang. Untuk

menumbuhkan dunia kritik sastra yang bergairah tak ada cara lain kecuali memperbanyak saluran-saluran untuk penulisan kritik sastra.

Sebagai jalan untuk mendorong bergairahnya penulisan kritik sastra, Dewan Kesenian Jakarta mengadakan Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta sejak 2007 dan direncanakan bergulir setiap dua tahun sekali, berselang-seling dengan Sayembara Novel DKJ. Namun,

hingga kini DKJ baru berhasil melaksanakannya empat kali, yakni pada 2007, 2009, 2013, dan 2017.

Di tahun 2021, selain kembali menyelenggarakan sayem- bara kritik sastra, Komite Sastra DKJ merencanakan

pembentukan satu situs khusus kritik sastra yang dikelola secara profesional sebagai wadah dari kritik atau esai

berupa tulisan-tulisan panjang yang digarap secara serius, yang tak tertampung di tempat lain. Pewadahan kritik di satu tempat bakal memudahkan pembaca mencari tulisan pembanding atau tulisan terkait objeknya yang sama.

2. Data Base Sastrawan Indonesia

Sebuah langkah penting yang dilakukan oleh DKJ tahun 2020 adalah upaya pengelolaan arsip dan koleksi Dewan Kese- nian Jakarta. Arsip dan koleksi tersebut bukan cuma memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga adalah khasanah data, yang merupakan aset potensial untuk membangun landasan pengetahuan dunia seni kita sendiri.

Menyadari hal tersebut, Komite Sastra merencanakan

untuk mulai menyusun data base dari sastrawan Indone- sia dan karya-karyanya. Bila kita ingin bangsa dengan

250 juta warga ini menjadi bangsa yang gemar membaca dan menulis, bangsa yang mencintai dan merawat bahasa dan sastranya sendiri, maka langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mengenali karya-karya sastra kita sendiri. Dari situ barulah kita bisa punya mimpi untuk masuk dalam gelanggang sastra dunia.

3. Podcast Sastra

Melanjutkan program podcast yang sudah diawali dalam kegiatan “Road to JILF 2021”, Komite Sastra berencana untuk melanjutkannya menjadi sebuah program yang tetap. Pod- cast adalah jembatan untuk menjadikan sastra Indonesia sebuah bahasan sehari-hari, wacana yang punya keterlibatan tinggi dengan audiensnya. Berbeda dengan kritik yang mem- butuhkan fokus dan keseriusan dalam pembahasan dan

pembacaan, podcast adalah pembuka pintu kritik, menyayat permukaan masalah, dan memancing keingintahuan dari audiens. Justru karena itu podcast memiliki peluang untuk memperbanyak dan memperluas tema dan bahasan.

Tahun 2021 juga diharapkan dapat menjadi tahun lintas kolaborasi yang aktif antar Komite di dalam Dewan Kesenian Jakarta dalam berbagai inisiatif yang sudah ada, seperti pemanfaatan arsip dan diskusi publik, juga produksi wacana kesenian yang subur dan bebas dari sekat-sekat disiplin.

Waktu Pelaksanaan Kegiatan November—Desember 2020 Pelaksanaan Kegiatan

Road to JILF (Jakarta International Literary Festival) 2021

Heroes: (Re)making History”, terselenggara dengan baik dalam 8 seri podcast melibatkan 18 narasumber dan 4 host yang memperbincangkan aneka subtema dan dapat diakses melalui platform Spotify dengan nama akun “Footnotes from JILF”.

Sebanyak 4 sub tema diskusi panel diturunkan dari tema besar “Heroes: (Re)making History” yang disiarkan langsung pada 4—6 Desember 2020 serta tayangan ulangnya dapat diakses oleh publik melalui kanal YouTube Jakarta International

Literary Festival. Road to JILF 2021: “Heroes: (Re)making Histories” melibatkan 15 pembicara dari luar dan dalam negeri serta 4 moderator diskusi. Semua panel tersedia subteks Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris dan juru Bahasa isyarat BISINDO & International Sign (IS). Total keseluruhan views hingga laporan ini disampaikan (11 Januari 2020), ada sebanyak 6.606 views di YouTube Jakarta International Literary Festival.

Rangkaian program dapat berjalan dengan baik dengan tahapan besar berupa:

1. Penelitian dan penyusunan kuratorial program Juli—September 2020

2. Aktivasi Website dan Sosial Media JILF Agustus—Desember 2020

Situs www.jilf.id baik user interface maupun user

experience-nya disesuaikan dengan program yang dirancang tahun ini.

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN 2020 (Halaman 85-89)