• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seri Diskusi Publik Komite Seni Rupa

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN 2020 (Halaman 137-141)

Kesenian Jakarta, Jakarta Biennale 2021, dengan tema ‘ESOK’ mencoba mengajak para perupa dan penggiat budaya bersama mengangkat persoalan-persoalan mendasar tentang kemanu-siaan dan lingkungan, Hak Asasi Manusia dan kebebasan berekspresi untuk esok yang lebih baik.

Pada Diskusi Publik kali ini, Komite Seni Rupa DKJ mengundang sejumlah penggiat seni, aktivis HAM dan kebebasan bereks-presi untuk berbagi perspektif, aspirasi dan temuan mereka, dan bagaimana praktek seni rupa, strategi artistik dan

komunikasi visual bisa berkontribusi dan menjadi agensi dalam persoalan ini.

Pembicara pertama adalah Dolorosa Sinaga, pematung senior negeri ini, pengajar di Institut Kesenian Jakarta, dan telah dike-nal pula sebagai aktivis Hak Asasi Manusia. Dolorosa juga saat ini menjabat sebagai Direktur Artistik Jakarta Biennale 2021, dan akan membagi sejumlah refleksinya tentang keadaan HAM saat ini dan visinya bagaimana praktik seni rupa kontemporer dapat berkontribusi membawa perubahan.

Pembicara kedua adalah Sadika Hamid dari Amnesty Interna-tional, sebuah organisasi global yang mengkhususkan dalam mendukung gerakan Hak Asasi Manusia di seluruh dunia, dan akan berbagi tentang beberapa strategi komunikasi yang

dilakukan Amnesty serta inisiasi baru mereka Art For Amnesty, dukungan untuk aktivisme melalui praktik seni.

Pembicara ketiga adalah Ratri Ninditya, peneliti dari Koalisi Seni Indonesia, yang telah melakukan riset tentang kebebasan berekspresi melalui seni sebagai bagian dari program

penelitian dan advokasi yang dilakukan Koalisi, dan akan berbagi tentang berbagai temuannya. Pembicara terakhir adalah Farah Wardani, Direktur Eksekutif Jakarta Biennale dan anggota Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta, yang akan berbagi tentang Jakarta Biennale: ESOK serta latar tentang tema tersebut dan rencana eksplorasinya di JB 2021.

Diskusi ini dimoderatori oleh Retha Dungga dari Koalisi Seni Indonesia. Kami mengajak rekan media untuk turut serta berbagi kepedulian di acara ini.

Diskusi Publik #2

“Jangan Kasih Kendor! Siasat Kerja-Kerja Produksi Pameran Seni Rupa Masa Pandemi”

Wilayah kerja dalam dunia seni rupa tidak hanya mencakup penciptaan karya dan kuratorial saja, tetapi satu bagian yang penting adalah kerja produksi pameran, yang kebanyakan berada di belakang layar. Terutama dengan perkembangan pengkaryaan seni rupa kontemporer yang semakin kompleks dengan penanganan medium dan logistik yang beragam, profesi seperti art handler atau tata kelola seni rupa menjadi semakin dibutuhkan. Namun, apa yang terjadi selama pandemi melanda dan pameran-pameran ditunda serta beralih ke ruang virtual? Apakah ada potensi lain dari produksi pameran dan tata kelola seni rupa untuk merambah wilayah baru?

Sejumlah penggiat produksi dan manajemen seni rupa dari 3 kota berbagi cara kerjanya masing-masing dan juga situasi saat ini, serta berbagai siasat mereka menghadapi pandemik. Diskusi ini dimoderatori oleh Harry Purwanto dari Komite Seni Rupa DKJ, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD).

Diskusi Publik #3 “Membaca Ulang Pendidikan Seni Rupa dan Desain di Indonesia

Pendidikan Seni Rupa formalsekolah seni salah satu hal yang sangat penting dalam ekosistem kesenian yang kuat dan berkesinambungan. Untuk itu penting untuk melihat ulang pendidikan seni rupa dan desain formal di Indonesia.

Pendidikan seni rupa di Jakarta terbangun dengan pengaruh- pengaruh langgam dan pemikiran Instusi pendidikan seni awal di Indonesia. Mazhab Bauhaus dalam disiplin seni rupa dan

desain, lewat pengaruh ITB Bandung dan juga ASRI (ISI) Yogya-karta, yang dalam kontestasinya memicu respon Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB), yang kemudian ragam transformasi bersambut dengan maraknya pemikiran seni rupa berbasis komunitas dan kolektif pasca 1998. Ini hanya sebagian dari ragam hal yang mempengaruhi perjalanan gerak estetika, metode, dan pemikiran pendidikan seni rupa Indonesia yang terus berdialog dan saling respon dengan ragam aspek

pengalaman lokal dan wacana global dalam membentuk seniman-seniman rupa.

Wacana dalam pendidikan seni secara umum juga terus bertransformasi dengan adanya perubahan kondisi sosial, kultural dan politik, juga perubahan media dan teknologi. Dibingkai dan dibentuk juga oleh regulasi pendidikan negara yang berperspektif industri neo-lliberal, Inisiatif

pendidikan non-formal pun bermunculan. Bentuk pendidikan dan produksi pengetahuan berbasis praktek dan pengalaman kolektif dalam merespon kebutuhan dan kemungkinan lintas disiplin yang lebih lincah turut membangun pendidikan seni. Ada keterdesakan untuk kebaruan dalam merespon perubahan dan melampaui keterbatasan pendidikan seni yang ada.

Pengaruh dan dampak baik yang tercatat formal sebagai sejarah perkembangan maupun sebagai fenomena-fenomena organik atau yang informal pendidikan seni semakin marak. Bagaimana melihat kembali peta dan peran pendidikan Seni formal di Jakarta maupun di Indonesia?

Diskusi ini akan mendialogkan problematika pendidikan seni rupa dan desain. Topologi pemikiran dan pembentukan wacana dalam merandai perkembangan global serta kekhasan

praktek-praktek yang ada dan bermunculan terkait pendidikan seni rupa dan desain. Diskusi bersifat reflektif dan otoktitik dalam melihat ulang yang ada sembari merembug ke depan arah pendidikan seni seni rupa dan desain di lini formal dan non-formal.

Rangkaian Kegiatan

No. Waktu Tema/JudulDiskusi Platform

1 2 3 Selasa, 15 September 2020 19.00-21.00 WIB Selasa, 27 Oktober 2020 19.00-21.00 WIB Selasa, 15 Desember 2020 19.00-21.00 WIB Diskusi Publik #1 “Kemanusiaan dan Ak-tivisme dalam Praktik Seni Rupa Kontempo-rer”

Diskusi Publik #2 “Jangan Kasih Kendor! Siasat Kerja-Kerja Produksi Pameran Seni Rupa Masa Pandemi”

Diskusi Publik #3 “Membaca Ulang Pendidikan Seni Rupa dan Desain

di Indonesia”

• Dolorosa Sinaga (Pematung Senior, Pengajar di IKJ, Aktivis HAM)

• Farah Wardani (Komite Seni Rupa DKJ)

• Ratri Ninditya (Peneliti, Koalisi Seni Indonesia) • Sadika Hamid (Amnesty tional) Moderator: Retha Dungga

(Koalisi Seni Indonesia) • Heri Pemad

(Direktur Heri Pemad Art Manage ment, Yogyakarta) • MG Pringgotono (Co Founder Serrum Art Studio, Jakarta) • Anwar Jimpe Rachman

(Direktur Makassar Biennale, Makassar) • Aidil Usman (Ketua Komite Seni Rupa DKJ, Cikini Art Stage)

Moderator: Harry Purwanto (Komite Seni Rupa DKJ) • Mikke Susanto (Ketua Jurusan/Pro- gram Studi Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta • Wagiono Sunarto (Pengajar Program Pascasarjana IKJ) • Yannes Martinus Pasaribu (Sekretaris Senat FSRD-ITB)) Moderator: Brigitta Isabella (KUNCI Study Forum and Collective) Zoom & Live di YouTube DKJ Views: 400 Zoom & Live di YouTube DKJ Views: 369 Zoom & Live di YouTube DKJ Views: 1034 Pembicara/ Narasumber

LAPORAN

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN 2020 (Halaman 137-141)