BAB IV KEUANGAN RSUD KOTA TASIKMALAYA
IV.7 Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca& Laporan Aktivitas
IV.7.13 Keuntungan/Kerugian
Rugi keuntungan/kerugian adalah sebagai berikut:.
2018 2017
Rugi Penurunan Nilai 36.728.976.580 36.680.975.890 Lain-lain (Selisih Tarif) 3.698.759.775 (1.293.269.403)
Rugi penurunan nilai merupakan biaya penyisihan piutang tak tertagih, penyusutan aset tetap dan penurunan nilai aset tetap. Pos dan lain-lain merupakan selisih tarif pelayanan dengan tarif Perda.
Rugi Penurunan Nilai 2018 2017
Biaya Penyisihan Piutang Tak Tertagih 355.781.655 542.848.788 Biaya Penyusutan Aset Tetap 36.373.194.925 35.984.684.102
Amortisasi Aset Tak Berwujud 153.443.000
Penurunan Nilai Aset Tetap -
36.728.976.580 36.680.975.890
Lain-lain (Selisih Tarif) 2018 2017
Selisih Tarif BPJS 3.511.764.194 (1.576.175.940) Selisih Tarif Gakin Kota Tasikmalaya 154.366.109 146.096.249 Selisih Tarif Gakin Kab. Tasikmalaya 32.629.472 94.277.537 Selisih Tarif Pasien Kontraktor - 42.532.751
Jumlah 3.698.759.775 (1.293.269.403)
BAB V
KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
V.1 Pelayanan IGD
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu (Kemenkes RI, 2010). Sistem pelayanan yang diberikan menggunakan sistem triage, dimana pelayanan diutamakan bagi pasien dalam keadaan darurat (emergency) bukan berdasarkan antrian. Tujuan pelayanan di IGD adalah tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian. Adapun pelayanan yang diberikan di IGD berupa pelayanan pasien gawat darurat, tidak darurat, darurat tidak gawat dan pasien tidak gawat, tidak darurat oleh karena penyakit, Pasien akibat kecelakaan (Accident) yang menimbulkan cidera fisik, mental, sosial, gangguan pernafasan, Susunan saraf pusat, Sistem Kardiovaskuler, Trauma, berbagai luka, patah tulang, infeksi, gangguan metabolisme, keracunan, kerusakan organ dll, Penanganan kejadian sehari-hari, korban musibah massal dan bencana. Adapun kunjungan pasien IGD pada tahun 2018 secara garis besar adalah sebagai berikut :
Tabel V.1
Data Jumlah Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Jenis Pelayanan
NO JENIS PELAYANAN
TOTAL PASIEN TINDAK LANJUT PELAYANAN MATI IGD DI
(Dead Arrival) Of RUJUKAN NON DOA
RUJUKAN DIRAWAT DIRUJUK PULANG
1 Bedah 3647 0 1986 15 1573 73 0
2 Non Bedah 12982 0 8292 86 4442 162 0
3 Kebidanan 14 0 0 0 7 0 0
4 Psikiatrik 6 0 0 0 4 0 0
5 Anak 2607 0 1425 7 1127 48 0
JUMLAH 19256 0 11703 108 7153 283 0
Sumber : Data IGD RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Jumlah kunjungan pasien IGD meliputi jenis pelayanan bedah, non bedah, kebidanan, psikiatrik, anak. Adapun pasien yang datang ke IGD merupakan pasien rujukan dari puskesmas, dokter pribadi maupun rumah sakit sekitar hal ini dikarenakan RSUD dr. Soekardjo merupakan rumah sakit rujukan regional se-Priangan Timur.
Tabel V.2
Data Jumlah Kunjungan Pasien IGD Tahun 2015 - 2018
TAHUN
TOTAL PASIEN TINDAK LANJUT PELAYANAN
MATI DI UGD
(Dead Arrival) Of RUJUKAN NON DOA
RUJUKAN DIRAWAT DIRUJUK PULANG
2015 20693 0 6837 338 13197 360 0
2016 21870 0 11644 238 9726 262 0
2017 20466 0 10180 196 9758 332 0
2018 19256 0 11703 108 7153 283 0
Sumber : Data IGD RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Pada tahun 2018 adanya penurunan kunjungan sebanyak 1.210 orang.
Penurunan kunjungan disebabkan adanya peraturan baru dari BPJS pusat bahwa pelayanan kepada pasien melalui rujukan berjenjang karena pasien-pasien dari Fasilitas Kesehatan Tingkat I (FKTP) tidak bisa langsung ke RSUD dr. Soekardjo dengan alasan RSUD dr. Soekardjo adalah Rumah Sakit tipe B sehingga rujukan dari FKTP harus dialamatkan ke Rumah Sakit tipe C terlebih dahulu.
Tabel V.3
Data Jumlah Kunjungan Pasien KLL dan Non KLL Tahun 2018
No Bulan Pasien KLL PASIEN NON KLL Total
Dirawat Pulang Dirujuk Meninggal Dirawat Pulang Dirujuk Meninggal
1 Januari 17 9 3 5 996 690 6 17 1743
2 Pebruari 20 12 1 4 793 506 8 19 1363
3 Maret 13 17 2 4 984 619 7 10 1656
4 April 22 13 3 5 898 565 10 14 1530
5 Mei 27 21 3 3 933 606 4 29 1626
6 Juni 25 18 2 4 888 713 6 23 1679
7 Juli 20 42 3 5 1031 582 9 21 1713
8 Agustus 19 29 1 4 998 585 14 31 1681
9 September 17 24 5 5 944 576 3 20 1594
10 Oktober 10 20 3 4 956 551 4 13 1561
11 Nopember 9 14 6 3 943 560 2 20 1557
No Bulan Pasien KLL PASIEN NON KLL Total Dirawat Pulang Dirujuk Meninggal Dirawat Pulang Dirujuk Meninggal
12 Desember 10 16 2 5 963 539 3 15 1553
Total 209 235 34 51 11327 7092 76 232 19256
Sumber : Data IGD RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Berdasarkan data diatas dapat dilihat data kunjungan IGD sebanyak 19.256 kunjungan dengan komposisi pasien Kecelakaan lalu Lintas (KLL) sebanyak 529 kunjungan dan sebanyak 18.727 kunjungan akibat non KLL (Kecelakaan Lalu Lintas).
Gambar V.1
Data Jumlah Kunjungan Pasien KLL dan Non KLL Tahun 2016, 2017 dan 2018
Pada gambar diatas dapat dilihat kunjungan pasien IGD mengalami penurunan pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2018 pasien Non KLL mengalami peningkatan kunjungan pasien.
Gambar V.2
Persentase Kunjungan Pasien KLL dan Non KLL
0 5000 10000 15000 20000 25000
2016 2017 2018
KLL 1353 4262 529
Non KLL 20517 16204 18727
KLL 3%
Non KLL 97%
Kunjungan pasien dikelompok berdasarkan pasien Non Kecelakaan Lalu Lintas (Non KLL) dan pasien Kecelakaan Lalu Lintas (KLL). Pasien Non KLL sebanyak 3% (529 pasien), sedangkan pasien KLL sebanyak 97%
(18.727 pasien).
Gambar V.3
Persentase Pasien KLL Tahun 2018
Pasien yang datang ke Insatalasi Gawat Darurat akibat dari Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) pada Tahun 2018 sebanyak 529 pasien dengan pasien dirawat sebanyak 209 orang (44%), pasien pulang sebanyak 235 orang (40%), pasien dirujuk sebanyak 34 orang (6%) dan pasien meninggal sebanyak 51 orang (10%).
Gambar V.4
Persentase Pasien Non KLL Tahun 2018
40%
44%
6% 10%
Dirawat Pulang Dirujuk Meninggal
Dirawat Pulang
Dirujuk Meninggal
Pasien yang datang ke Insatalasi Gawat Darurat akibat dari Non Kecelakaan Lalu Lintas (Non KLL) pada Tahun 2018 sebanyak 18.727 pasien. 11.327 pasien (58,8%) memerlukan perawatan di ruangan rawat inap, 7.092 pasien (36.8%) pulang setelah diberikan pengobatan, 76 pasien (0.4%) dirujuk ke tingkat pelayanan lebih tinggi, 232 pasien (1,2%) meninggal.
V.1.1 Jumlah Kunjungan IGD Tahun 2018
Gambar V.5
Data Jumlah Kunjungan Pasien IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2016 s.d Tahun 2018
Jumlah kunjungan pasien IGD mengalami penurunan setiap tahunnya.
Pada tahun 2017 mengalami penurunan, hal ini bisa disebabkan adanya persaingan Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya dimana Rumah Sakit Swasta di Kota Tasikmalaya sudah bergabung atau kerjasama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Penurunan kunjungan pada tahun 2018 disebabkan adanya peraturan baru dari BPJS pusat bahwa pelayanan kepada pasien melalui rujukan berjenjang karena pasien-pasien dari Fasilitas Kesehatan Tingkat I (FKTP) tidak bisa langsung ke RSUD dr. Soekardjo dengan alasan RSUD dr. Soekardjo adalah Rumah Sakit tipe B sehingga rujukan dari FKTP harus dialamatkan ke Rumah Sakit tipe C terlebih dahulu.
Meskipun demikian bahwa kebutuhan masyarakat untuk pelayanan kesehatan masih tinggi terutama dalam pelayanan di rumah sakit. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya merupakan salah satu
17000 18000 19000 20000 21000 22000
2016 2017 2018
21870
20466
19256
rumah sakit rujukan di priangan timur sehingga pasien yang datang ke rumah sakit berasal dari dalam kota ataupun luar kota Tasik seperti Ciamis, Garut, Banjar.
Gambar V.6
Data Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan SMF Tahun 2018
Berdasarkan kunjungan diatas dapat dilihat bahwa kunjungan untuk SMF non bedah mendominasi paling banyak sebanyak 12982 kunjungan (67.4%) dan pada urutan kedua adalah untuk kasus pasien pada SMF bedah sebanyak 3647 kunjungan (18,9%), urutan ke tiga adalah untuk kasus SMF anak sebanyak 2607 kunjungan (13.5%), untuk SMF Kebidanan sebanyak 14 kunjungan (0,1%) dan SMF psikiatrik 6 kunjungan (0.03%).
Tabel V.4
Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Jaminan Kesehatan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2018
NO BULAN JENIS PASIEN
ASKES UMUM JAMKESMAS KONTRAK
CUMA-CUMA
1 Januari 534 554 753 0 0
2 Pebruari 511 510 559 0 0
3 Maret 540 550 656 0 0
4 April 494 408 742 0 0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Bedah Non Bedah Kebidanan Psikiatrik Anak
Kunjungan 3647 12982 14 6 2607
% 18.9 67.4 0.1 0.03 13.5
NO BULAN JENIS PASIEN
ASKES UMUM JAMKESMAS KONTRAK
CUMA-CUMA
5 Mei 441 457 762 0 0
6 Juni 419 368 754 0 0
7 Juli 437 259 930 0 0
8 Agustus 528 242 939 0 0
9 September 614 223 949 0 0
10 Oktober 625 176 1116 0 0
11 Nopember 521 118 1060 0 0
12 Desember 393 165 1035 0 0
TOTAL 6057 4030 10255 0 0
Sumber : Data IGD RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya merupakan rumah sakit pemerintah daerah yang dalam memberikan pelayanan menerima pasien yang menggunakan jaminan kesehatan berupa Umum, Jamkesmas, Askes, Kontrak. Berdasarkan data diatas maka sebagian besar pasien yang datang adalah pasien Jamkesmas sebanyak 10255 orang (50.41%). pasien Askes sebanyak 6057 orang (29.78%), Pasien Umum sebanyak 4030 (19.81%).
V.1.2 Trend Jumlah Kunjungan IGD
Gambar V.7
10 Besar Penyakit Instalasi Gawat Darurat Tahun 2018
1537 1426
1146 1057
859 745
600 563
374 340
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Trend kunjungan pasien pada Tahun 2018 didominasi oleh pasien dengan diagnosa Febris sebanyak 1537, diagnosa Vulnus Lateratum sebanyak 1426, diagnose CHF sebanyak 1146 dan diagnosa Stroke sebanyak 1057.
V.1.3 Kemampuan Menangani Life Saving Pada Tahun 2018
Fasilitas layanan Unit Gawat Darurat (UGD) harus didukung oleh dokter dan perawat yang siap siaga selama 24 jam. Hal itu ditunjukkan dengan pelayanan bagi setiap pasien yang datang di UGD. Dimana pasien gawat darurat akan dilayani dokter jaga dan perawat yang dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi kegawat daruratan dengan peralatan yang memadai, Petugas On Site baik dokter jaga dan perawat, ditunjang fasilitas laboratorium rontgent dan CT Scan, pelayanan observasi bagi pasien yang keberatan dirawat kurang dan atau perlu pengawasan kurang dari 6 jam dan penanganan kasus bencana massal.
Tabel V.5
Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal IGD Tahun 2018
No Bulan Life Saving Respon Time Kematian
<24 Jam
1 Januari 31 1 Menit 13
2 Februari 21 1 Menit 21
3 Maret 29 1 Menit 17
4 April 28 1 Menit 22
5 Mei 30 1 Menit 31
6 Juni 29 1 Menit 16
7 Juli 28 1 Menit 16
8 Agustus 29 1 Menit 16
9 September 23 1 Menit 25
10 Oktober 36 1 Menit 15
11 Nopember 40 1 Menit 25
12 Desember 33 1 Menit 20
V.1.4 Jumlah Tenaga IGD dan Pengembangan SDM
Instalasi / Unit Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan yang
mengalami kecelakaan sesuai dengan standar. Instalasi / Unit Gawat Darurat dipimpin oleh dokter dan dibantu oleh tenaga medis keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat pelatihan penanggulangan gawat darurat (PPGD). Dokter yang terlatih sebagai kepala Instalasi / Unit Gawat Darurat yang bertanggung jawab atas pelayanan di IGD dan Perawat sebagai penganggung jawab pelayanan keperawatan gawat darurat. Semua tenaga dokter dan keperawatan harus mampu melakukan teknik pertolongan hidup dasar (Basic Life Support). Jumlah tenaga yang ada di IGD sebanyak 33 Orang yang terdiri dari : Dokter sebanyak 8 Orang, perawat sebanyak 25 orang. Adapun jumlah keseluruhan pegawai tersebut terdiri dari 13 orang yang berstatus PNS dan 12 Orang bertatus sebagai pegawai tidak tetap (PTT). Semua pegawai IGD sudah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti: pelatihan-pelatihan PPGD, BTCLS, BCLS, ACLS, Pelatihan Penanggulangan Keracunan, Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Pelatihan Cardiovaskuler.
Kebutuhan pegawai di IGD sebetulnya masih kurang dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien yang meningkat apalagi pegawai IGD harus rangkap dengan ruangan Transit yang ada di IGD. Ruang Transit pada dasarnya merupakan ruangan yang hanya untuk tempat sementara saja bagi pasien yang belum mendapatkan tempat ruang rawat inap, namun pada kenyataan dikarenakan tempat perawatan selalu penuh maka pasien yang ada di ruangan transit menjadi pasien rawat inap karena menunggu ruangan kosong yang ada di ruang perawatan. Oleh karena itu beban kerja pegawai IGD sangat tinggi apalagi pada saat kunjungan pasien IGD meningkat. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di IGD No. 440.01.209/KPWT/2008 jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD RSUD dr. Soekardjo adalah, rata-rata pasien perhari yang datang ke IGD pada tahun 2018 yaitu 53 orang, jumlah jam perawatan pasien perhari yaitu 4 jam, jam efektif perhari yaitu 7 jam.
53x4:7=30=30 loss day (faktor koreksi/32x20%=7 orang) 30 orang + 7 orang = 37 orang
Jadi kebutuhan tenaga perawat untuk ruang IGD seharusnya sebanyak 37 orang namun pada tahun 2018 ini jumlah tenaga perawat IGD sebanyak 25 orang sehingga mengalami kekurangan tenaga perawat sebanyak 12 orang sesuai dengan hasil perhitungan yang seharusnya. Adapun untuk perencanaan SDM ke depannya mengharapkan adanya penambahan jumlah pegawai yang sudah terampil dan ahli dalam bidang kegawatdarutan.
V.2 Pelayanan Rawat Jalan
Rumah sakit Umum daerah Kota Tasikmalaya merupakan salah satu unit yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan dimana dalam pelaksanaan pekerjaannya tidak hanya melayani pasien rawat inap tetapi juga melayani pasien rawat jalan. Sesuai Keputusan Direktur RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya Nomor 445/Kep-44-Huk/2018 Tentang Poliklinik Pada Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Tabel V.6
Poliklinik Pada Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
V.2.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tabel V.7
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2018
No Jenis Kegiatan Jumlah
2016 2017 2018
1 Penyakit Dalam 17645 17677 12090
2 Bedah 9518 12953 7226
3 Kesehatan Anak (Neonatal) 2309 5174 0
No Pelayanan No Pelayanan No Pelayanan
1 PKBRS 13 DOTS 25 Rehabilitasi Medik
2 Obgyn 14 Gigi 26 Triage
3 Urologi 15 Prostodonti 27 Pegawai
4 Laktasi 16 Orthodonti 28 Teratai
5 Syaraf 17 Bedah Mulut 29 PTRM
6 Mata 18 Konservasi Gigi 30 Lansia
7 THT 19 Psikiatrik 31 Tumbuh Kembang
8 Kulit dan Kelamin 20 Bedah Syaraf 32 Suntik
9 Anak 21 EEG 33 Thalasemia
10 Bedah 22 IPWL 34 Anastesi
11 Orthopedi 23 Jantung 35 Bedah Digestif
12 Penyakit Dalam 24 Gizi
No Jenis Kegiatan Jumlah
2016 2017 2018
4 Kesehatan Anak Lainnya) 5007 531 3828
5 Obstetri & Ginekologi (Ibu
Hamil) 4006 4402 4268
6 Obstetri & Ginekologi Lainnya) 13 0 0
7 Keluarga Berencana 107 0 0
8 Bedah Saraf 1999 31 0
9 Saraf 17128 16683 12324
10 Jiwa 10721 11896 11201
11 Napza 350 0 0
12 Psikologi 645 0 0
13 THT 7167 4851 3219
14 Mata 7564 6799 4881
15 Kulit dan Kelamin 4072 3131 2273
16 Gigi & Mulut 2673 4143 928
17 Geriatri 0 0 0
18 Kardiologi 0 1796 434
19 Radiologi 4694 0 0
20 Bedah Orthopedi 3812 3549 3506
21 Paru - Paru 2551 142 0
22 Kusta 0 0 0
23 Umum 2308 1360 0
24 Rawat Darurat 24296 0 0
25 Rehabilitasi Medik 2122 2436 0
26 Akupungtur Medik 32 0 0
27 Konsultasi Gizi 510 133 0
28 Day Care 1963 0 0
29 Lain - Lain 18693 14367 10109
TOTAL 151905 112054 76287
Sumber : Buku SIRS RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat dari 29 poliklinik maka kunjungan pasien rawat jalan berdasarkan pada laporan dari Rekam Medik RSUD dr. Soekardjo pada tahun 2016 sebanyak 151905 kunjungan sedangkan tahun 2017 sebanyak 112054 kunjungan dan pada tahun 2017 sebanyak 76287 kunjungan. Adapun poliklinik yang paling banyak kunjungannya adalah Poliklinik syaraf, Poliklinik Penyakit dalam, dan Poliklinik bedah. Apabila dilihat dari jumlah kunjungan pasien antara sesuai dengan pencatatan dari Instalasi Rawat Inap dan pencatatan Rekam Medik maka dapat dilihat adanya perbedaan, hal ini bisa saja diakibatkan
dari perbedaan persepsi menginput data pada poliklinik yang seharusnya sehingga diperlukan adanya persamaan persepsi antara kedua belah pihak.
Gambar V.8
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2014 – 2018
Pada Gambar V.8 dapat dilihat kunjungan pasien rawat jalan mengalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2018. Pada tahun 2015 dengan telah selesainya pembangunan gedung rawat inap kelas III maka kunjungan pasien meningkat menjadi 136.025. Pada tahun 2016 kunjungan rawat jalan meningkat menjadi 151905. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 39851 kunjungan. Hal ini dikarenakan adanya persaingan Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya, dimana Rumah Sakit Swasta yang bergabung atau kerjasama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Penurunan kunjungan pada tahun 2018 disebabkan adanya peraturan baru dari BPJS pusat bahwa pelayanan kepada pasien melalui rujukan berjenjang karena pasien-pasien dari Fasilitas Kesehatan Tingkat I (FKTP) tidak bisa langsung ke RSUD dr. Soekardjo dengan alasan RSUD dr. Soekardjo adalah Rumah Sakit tipe B sehingga rujukan dari FKTP harus dialamatkan ke Rumah Sakit tipe C terlebih dahulu.
V.2.2 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2018 maka
128044 136025
151905
112054
76287
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000
2014 2015 2016 2017 2018
setelah diurut berdasarkan penyakit terbanyak dari kunjungan pasien rawat jalan maka diperoleh data 10 besar penyakit rawat jalan yang telah diurut dari kunjungan terbanyak berdasarkan pada data yang diberikan oleh bagian rekam medik yaitu :
Tabel V.8
10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2018
No
Urut Kode
ICD Deskripsi
Kasus
Baru Jumlah Jumlah Kunjungan L P
1 N18.5 Gagal Ginjal Lainnya 246 218 464 7815
2 I50.0 Gagal Jantung 518 493 1011 6133
3 A16.2 Tuberkolosis Paru 498 433 931 3049 4 D48.1 Soft Tisue Tumor 408 710 1118 2174 5 H52.1 Gangguan Reflaksi dan
oakomodasi 331 682 1013 1886
6 L72.1 Penyakit Kulit dan jaringan
Subkutan lainnya 364 398 762 1317
7 I64 Stroke 276 207 483 1306
8 A0.9 Diare 495 419 914 1128
9 H61.2 Penyakit Telinga dan Proseus
Mastoid 289 366 655 935
10 N40 Hiperplasia Prostat 265 2 267 898
Sumber : Data Buku SIRS RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat penyakit paling banyak adalah penyakit Soft Tisue Tumor sebanyak 1118 dan Gangguan reflaksi dan oakomodasi sebanyak 1013.
V.3 Pelayanan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya dalam memberikan pelayanannya tidak hanya terbatas pada pelayanan rawat jalan dan gawat darurat saja, namun ada juga pelayanan rawat inap, pelayanan intensive, pelayanan hemodialisa, pelayanan penunjang lainnya. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang.
Adapun pelayanan rawat inap yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya sebanyak 15 ruang perawatan yaitu :
Ruang Rawat Inap
1 Ruang Sukapura 6 Ruang melati Lt 5
2 Ruang MB 7 Ruang V
3 Ruang Utama 8 Ruang VI
4 Ruang VIP lt.2 9 Ruang VII
5 Ruang I 10 Ruang Perinatologi
11 Ruang melati Lt 2 14 Ruang Anak Atas 12 Ruang melati Lt 3 15 Ruang VK
13 Ruang melati Lt 4
Ruang perawatan di RSUD dr. Soekardjo memiliki kelas VVIP, VIP, kelas I, kelas II dan kelas III.
V.3.1 Kegiatan Rawat Inap
Kegiatan pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya meliputi pelayanan rawat inap berdasarkan kelompok penyakit, ruangan dan berdasarkan SMF. Adapun untuk kapasitas jumlah tempat tidur berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya nomor 447 / Kep-220 – Huk/ 2017 Tentang Jumlah Tempat Tidur Berdasarkan Kelas Perawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya dengan rincian sebagai berikut :
Tabel V.9
Kapasitas Jumlah Tempat Tidur RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya A. Ruang Rawat Inap
No Ruangan Kelas Perawatan Jumlah
Tempat Tidur VVIP VIP I II III
1 Sukapura 5 10 15
2 VIP Lt 2 10 10
3 Utama 10 10
4 MB 3 18 21
5 I 2 4 15 21
6 Melati Lt 2 50 50
7 Melati Lt 3 50 50
8 Melati Lt 4 50 50
9 Melati Lt 5 50 50
10 V 3 4 8 21 36
No Ruangan Kelas Perawatan Jumlah Tempat Tidur VVIP VIP I II III
11 VI 33 33
12 VII 2 8 11 21
13 Perinatologi 32 32
14 RAA 6 10 16
15 VK 2 1 10 13
Jumlah 5 44 37 20 322 428
B. Ruang Perawatan Khusus
No Ruangan Jumlah
Tempat Tidur
1 ICU 5
2 NICU 7
3 PICU 5
4 IGD 16
5 Hemodialisa 15
6 Thalasemi 10
Jumlah 58
C. Ruang Operasi
No Ruangan Jumlah
Tempat Tidur 1 Bedah Sentral 8
Jumlah 8
V.3.2 Indikator Klinik Kegiatan Rawat Inap
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap menurut Depkes RI tahun 2005 antara lain:
1. BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.
Rumus : BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%.
2. AVLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati).
3. TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati).
4. BTO (BedTurnOver) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur.
5. NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000‰
6. GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Rumus GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup+mati)) x 1000 ‰.
Tabel V.10
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap RSUD dr. Soekardjo No Data-data yang
diperlukan
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan
IV Total
1 Hari Perawatan 29,11 27,798 27,509 23,904 108,322 2 Lama Dirawat 31,884 30,146 32,207 28,633 122,870 3 Pasien Keluar
(H&M) 6,229 6,045 6,457 5,854 24,585
4 Pasien Mati 339 300 283 318 1,240
No Data-data yang
Sumber : Data Buku SIRS RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Tabel V.11
Indikator Pelayanan Rumah Sakit Tahun 2018 No Indikator
Sumber : Data Buku SIRS RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Gambar V.9
Indikator Pelayanan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 – 2018
BOR ALOS TOI BTO NDR GDR
2015 94.93 4.99 0.22 20.95 25.94 48.62
2016 82.33 5 1.08 59.71 23.94 40.04
2017 73.63 4.85 1.63 58.97 30.1 47.12
2018 66.87 5 2.18 55.25 30.14 50.44
0
Tabel V.12
Angka Tingkat Hunian Tempat Tidur (BOR) Bedasarakan Kelas Tahun 2018
TAHUN KELAS
VVIP VIP UTAMA+ UTAMA KLS I KLS II KLS III
2016 93,2 83 94,4 90,4 61,2 63,3 74,5
2017
(Jan-Mei) 77 79 85 82 58 42 64
2017
(Jun-Des) 44 64 - - 59 40 75
2018 37 45 - - 49 57 81
V.3.3 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap
Data morbiditas rumah sakit diperoleh dari Laporan RL5 rumah sakit yang dilaporkan secara periodik dan digunakan untuk melihat tren penyakit pada suatu rumah sakit. Data ini terbagi atas dua yakni data pasien di bagian rawat inap (RL5.3) dan bagian rawat jalan (RL5.4). Berdasarkanpada data morbiditas pasien rawat inap, maka diperoleh data 10 besar penyakit pasien rawat inap.
Tabel V.13
10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2018 No Kode ICD
10 Deskripsi
Pasien Keluar Hidup
Pasien
Keluar Mati Total
L P L P
1 I50.0 CHF (Congestive Heart
Failvre) 424 442 18 15 899
2 A09 Diare 444 353 1 4 802
3 D48.1 STT (Soft Tissue Timor) 301 349 1 3 654
4 D64.9 Anemia 225 274 14 10 523
5 N18.9 CKD (Chronic Kidney
Disease) 13 216 23 26 448
6 I63.9 Stroke Infark 207 168 23 18 416
7 J18.9 Pneumonia 196 164 18 6 384
8 K40.9 Hernia 296 24 0 0 320
9 E11.9 Diabetes Melitus 123 177 8 6 314
10 I64 Stroke 114 113 39 24 290
Sumber : Data Buku SIRS RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018
Berdasarkan pada tabel diatas diagnosa terbanyak untuk pasien rawat inap terbanyak adalah diagnosa diare sebanyak 871 pasien dimana pasien yang berhasil keluar hidup sebanyak 861 pasien dan pasien keluar mati sebanyak 10 orang.
V.3.4 Permasalahan dan Pemecahan Masalah di rawat Inap Tabel V.14
Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Pelayanan Rawat Inap Tahun 2018
No Permasalahan Pemecahan Masalah
1 Sarana dan Prasarana : 1) Bangunan
a. Kebocoran atap ruangan
b. Pengecatan Ruangan belum merata
c. Kerusakan saluran air d. Kerusakan Wastafel
e. Masih banyak kamar mandi pasien yang belum mempunyai pegangan tangan
2) Alat Medis
a. Belum ada jadwal kalibrasi untuk alat-alat medis
b. Belum terpenuhinya kebutuhan alat-alat keperawatan
c. Belum terpenuhinya alat-alat medis
3) Alat Non Medis
a. Oksigen sentral kurang berfungsi dan belum semua ruangan
tersedia oksigen sentral
b. Banyaknya pengaman tempat tidur pasien yang rusak
4) Alat Rumah Tangga
a. Belum adanya perawatan AC secara berkala dan masih banyak AC yang rusak
b. Ketersediaan Lampu bohlam/neon masih terbatas
5) Alat Tenun
a. Belum terpenuhinya jumlah kebutuhan alat tenun dan Kualitas alat tenun cepat rusak b. Ketersediaan bantal masih
terbatas
c. Ketersediaan Perlak masih terbatas
Mengusulkan perbaikan atap yang bocor
Mengusulkan pengecatan ruangan secara berkala
Mengusulkan perbaikan saluran air Mengusulkan perbaikan wastafel Mengusulkan membuat pegangan tangan pasien di kamar mandi
Mengusulkan kalibrasi untuk Oksigen sentral dan pemasangan oksigen sentral yang baru
Mengusulkan perbaikan pengaman tempat tidur pasien yang rusak Mengusulkan perawatan dan perbaikan AC secara berkala dan sesuai dengan kebutuhan
Mengusulkan lampu/perbaikan Mengusulkan kebutuhan alat tenun dan kualitas alat tenun yang lebih baik
Mengusulkan kebutuhan bantal di setiap ruangan
Mengusulkan kebutuhan perla di setiap ruangan
V.4 Pelayanan Bedah
Pelayanan bedah sebagai sarana layanan terpadu untuk tindakan operatif, terencana maupun darurat dan diagnoostik. Instalsi bedah
Pelayanan bedah sebagai sarana layanan terpadu untuk tindakan operatif, terencana maupun darurat dan diagnoostik. Instalsi bedah