• Tidak ada hasil yang ditemukan

Banjar

Sumber: Data Kuesioner Evaluasi Uji Coba KPP Mikro pada 13 unit KP2KP tahun 2020 (diolah), realisasi dan capaian penerimaan pajak s.d.

15 Desember 2020.

Pembahasan Kinerja Organisasi

110

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020

Dari sisi pengelolaan kualitas SDM, salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan kompetensi teknis adalah dengan melakukan pembentukan jabatan fungsional. Pembentukan jabatan fungsional ditujukan untuk memperoleh komposisi jabatan yang ideal, yaitu jumlah pegawai dalam jabatan fungsional lebih besar dibandingkan dengan jabatan struktural dan jabatan pelaksana.

Roadmap penataan jabatan pada tahun 2024 akan mengubah komposisi jumlah pegawai yang ada saat ini. Pada tahun 2020, rasio jumlah jabatan fungsional, jabatan struktural, dan jabatan pelaksana di DJP adalah 15 : 11 : 73, sementara perbandingan yang lebih ideal adalah 60 : 11 : 29.

B. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Arah dan Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sebagai organisasi yang memiliki peran strategis dalam mengumpulkan penerimaan negara, DJP perlu ditopang oleh SDM yang kompeten, akuntabel, andal, profesional, dan adaptif. Untuk mewujudkan SDM dengan kualitas tersebut, DJP mendukung penuh arah kebijakan Kementerian Keuangan dalam pengelolaan SDM yang dinyatakan dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020—2024 dan Roadmap Pengelolaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2020—2024 (KMK Nomor 581/

KMK.01/2020).

Kementerian Keuangan telah menentukan bahwa salah satu arah kebijakan pengelolaan SDM ke depan adalah pengendalian jumlah

dan penataan komposisi SDM melalui penerapan kebijakan pertumbuhan negatif jumlah SDM sebesar 3,5 s.d. 4 persen pada tahun 2020—2024. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, DJP mengimplementasikan

beberapa strategi prioritas, baik dari sisi pengelolaan kuantitas maupun kualitas SDM.

Kebijakan pertumbuhan negatif dimaksud mendorong perencanaan SDM yang lebih cermat. DJP melakukan penataan SDM dengan

menghitung kembali kebutuhan SDM dan mendorong

pengembangan kompetensi sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan SDM. Penghitungan dan pemetaan kebutuhan SDM yang dilakukan pada tahun 2020 dipengaruhi oleh beberapa dinamika yang terjadi

di tubuh DJP, seperti penataan organisasi yang dimulai dari KPP dan akan dilanjutkan pada Kantor Pusat DJP dan Kanwil.

Dari sisi proses bisnis, saat ini DJP sedang melakukan redesain proses bisnis melalui program pembaruan sistem inti administrasi perpajakan.

Program ini, yang juga mencakup pembangunan sistem teknologi informasi yang andal dan terintegrasi, ditujukan agar pelaksanaan tugas pegawai pada setiap proses bisnis akan menjadi lebih sederhana, terarah, dan tersistemasi. Melalui pemanfaatan teknologi informasi yang optimal, DJP dapat menjadi institusi yang lebih ramping, efektif, dan efisien dalam melaksanakan proses bisnisnya dan tentunya lebih efisien dalam penggunaan jumlah SDM.

Dari sisi pemenuhan kebutuhan jumlah SDM, strategi yang dilakukan DJP untuk memenuhi kebutuhan jumlah SDM meliputi hal berikut:

a. rekrutmen yang dilakukan secara selektif dan terbatas untuk memenuhi kebutuhan SDM yang membutuhkan kualifikasi dan kompetensi spesifik dengan kuantitas yang berbasis pada jumlah pegawai yang pensiun pada tahun bersangkutan; serta

b. redistribusi SDM antarunit kerja.

Dengan adanya restrukturisasi organisasi, penataan proses bisnis, dukungan sistem informasi, dan strategi

pemenuhan kebutuhan jumlah SDM tersebut, diharapkan DJP dapat melaksanakan kebijakan pertumbuhan negatif jumlah SDM secara optimal.

Pembahasan Kinerja Organisasi

111

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020

Pengembangan jabatan fungsional dalam rangka penataan komposisi jabatan telah dimulai pada tahun 2020 dengan membentuk jabatan Fungsional Penyuluh Pajak dan Asisten Penyuluh Pajak. Pengembangan jabatan fungsional ke depan akan terus dilakukan untuk mendorong efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan birokrasi. Kebijakan pengembangan jabatan fungsional juga selaras dengan arah kebijakan manajemen SDM yang dicanangkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui program delayering.

2. Dokumentasi dan Monitoring Kinerja Pegawai dalam Tatanan Normal Baru Dalam rangka dokumentasi dan monitoring kinerja

sebagai salah satu bagian dari sistem manajemen kinerja PNS yang tertuang pada Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil, DJP menerapkan dokumentasi kinerja pegawai salah satunya melalui menu logbook pada aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian Keuangan dan Aktiva (SIKKA) yang dapat diakses melalui jaringan intranet kantor.

Sehubungan dengan masa normal baru dan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, sebagian pegawai DJP ditugaskan untuk menjalankan work from home (WFH). Berdasarkan hal tersebut, DJP membutuhkan suatu mekanisme baru dalam pendokumentasian dan monitoring kinerja pegawai.

Pada tahun 2020, DJP mengembangkan suatu aplikasi berbasis situs yang dapat diakses oleh pegawai kapan dan di mana saja melalui perangkat

yang terkoneksi internet. Pegawai dapat mengakses aplikasi tersebut melalui tautan http://logbook.

pajak.go.id. Aplikasi ini menjadi sarana bagi atasan langsung untuk melakukan pemantauan kegiatan bawahannya dan diharapkan dapat mendorong pengelolaan kinerja yang objektif, adil, dan transparan dengan dukungan bukti kinerja.

Aplikasi tersebut juga mengakomodasi aktivitas pemantauan kehadiran, kesehatan, dan kepatuhan pegawai terhadap kode etik dan kode perilaku, serta penghitungan beban kerja pegawai. Reviu atas kegiatan dapat dilakukan oleh atasan langsung pegawai, hal ini dimaksud agar atasan dapat lebih memahami bawahannya dan memberikan umpan balik atas pelaksanaan kegiatan atau kinerja dari bawahannya. Dalam aplikasi tersebut terdapat fitur Monitoring Kegiatan yang dikembangkan agar Unit Pengelola Kepegawaian (UPK) dan Unit Kepatuhan Internal dapat melakukan pemantauan.

Panduan umum pelaksanaan tugas dalam tatanan normal baru di lingkungan DJP berdasarkan Surat Edaran Nomor SE-33/

PJ/2020 memuat panduan bagi pegawai/kantor dalam:

• persiapan dan pelaksanaan bekerja (a.l. presensi, penjadwalan WFH/WFO, pemantauan kinerja);

• edukasi mengenai Covid-19;

• pelaksanaan Pola Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;

• interaksi dengan wajib pajak/pihak lain;

• penanganan pegawai/wajib pajak/tamu yang memasuki gedung kantor;

• penyediaan saranan dan prasarana;

• komunikasi virtual dan keamanan data dan informasi; serta

• penanganan kedaruratan.

Pembahasan Kinerja Organisasi

112

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020

3. Program Tugas Belajar, Pendidikan di Luar Kedinasan, Pelatihan, serta Penugasan Short Course

Pemberian kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan formal ke tingkat yang lebih tinggi

merupakan salah satu upaya DJP untuk meningkatkan kualitas SDM. Pegawai dapat melanjutkan pendidikan formal melalui beasiswa kedinasan maupun izin mengikuti pendidikan di luar kedinasan dengan pembiayaan secara mandiri oleh pegawai.

Pelaksanaan pelatihan bagi pegawai ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai.

Beberapa jenis pelatihan diikuti oleh pegawai sebagai syarat dalam menduduki suatu jabatan. Kesempatan mengikuti pelatihan juga dapat diberikan kepada pegawai sebagai bentuk penghargaan atas suatu pencapaian kinerja/prestasi tertentu. Pada lingkup Kementerian Keuangan, penyelenggaraan pelatihan pegawai dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.