• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejak tahun 2013 hingga 2020

124

Organisasi membutuhkan manajemen risiko untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dengan mengelola risiko pada tingkat yang dapat diterima. Saat ini, pengelolaan manajemen risiko di lingkungan DJP berpedoman pada beberapa aturan, yaitu KMK Nomor 577/KMK.01/2019 dan Kepdirjen Nomor KEP-702/PJ/2019.

Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 memicu perubahan perilaku dan dinamika terhadap proses pencapaian tujuan organisasi, tak terkecuali bagi DJP. Aktivitas yang semula didominasi oleh komunikasi fisik berubah menjadi komunikasi berbasis teknologi. Perubahan ini menimbulkan risiko baru bagi organisasi sehingga

pengelolaan manajemen risiko diharapkan mampu mengakomodasi dan memitigasi risiko dalam proses pencapaian tujuan organisasi DJP.

Pada tahun 2020, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur melakukan program kerja pengelolaan manajemen risiko, yaitu monitoring, evaluasi, dan asistensi penerapan manajemen risiko.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk menilai apakah sistem pengendalian intern telah diterapkan dengan baik di setiap level unit kantor. Sementara asistensi dilakukan terhadap unit kantor selaku Unit Pemilik Risiko (UPR) yang dipertimbangkan perlu pembimbingan dalam menyusun profil risiko sesuai F. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Tata Kelola Pemerintahan

172

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020

dengan kaidah-kaidah manajemen risiko. Sampai dengan akhir tahun 2020, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur telah melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap 8 UPR, serta asistensi kepada 16 UPR.

Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur melaksanakan analisis dokumen manajemen risiko UPR untuk mengetahui kualitas penyusunan dokumen tersebut oleh UPR. Analisis dilakukan dengan memeriksa kesesuaian format dan substansi dokumen manajemen risiko UPR terhadap ketentuan yang berlaku. Hasil analisis didokumentasikan dalam kertas kerja yang kemudian disampaikan kepada UPR sebagai

a. Subdirektorat Kepatuhan Internal, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur pada Kantor Pusat DJP;

b. Subbagian Bantuan Hukum, Pelaporan, dan Kepatuhan Internal, Bagian Umum pada Kanwil;

bahan perbaikan dokumen manajemen risiko. Pada semester I tahun 2020, telah dilaksanakan analisis dokumen manajemen risiko terhadap 52 UPR yang terdiri atas Direktorat, Kanwil, dan UPT.

Pada tahun 2020, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur berinisiatif mengadakan kegiatan penguatan manajemen risiko bagi para pejabat eselon II Kantor Pusat DJP sebagai pimpinan UPR. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 September 2020 di Kantor Pusat DJP dan disiarkan melalui video conference ke seluruh Kanwil. Melalui kegiatan ini, DJP mengharapkan para pimpinan UPR akan semakin kuat budaya sadar

c. Subbagian Rumah Tangga, Kepegawaian, dan Kepatuhan Internal, Bagian Umum dan Kepatuhan Internal pada PPDDP;

d. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal pada KPP;

dan

risikonya dan mampu menjadi penyemangat unitnya dalam mengelola risiko organisasi.

Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur turut berperan dalam penyusunan dan pemantauan manajemen risiko pada tingkat Kementerian Keuangan (Kemenkeu-Wide), tingkat DJP (Kemenkeu-One), dan tingkat unit eselon II (Kemenkeu-Two). Bentuk kegiatan dalam pengelolaan manajemen risiko tersebut antara lain berupa penyusunan Piagam dan Dokumen Pendukung Manajemen Risiko dan pemantauan manajemen risiko secara triwulanan melalui Dialog Kinerja Organisasi (DKO).

e. Subbagian Tata Usaha dan Kepatuhan Internal pada KPDDP dan KLIP DJP.

Selanjutnya, beberapa inisiatif dalam pengelolaan manajemen risiko yang dilaksanakan Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur sepanjang tahun 2020 mencakup:

a. pembaruan daftar risiko dan mitigasi risiko unit vertikal sebagai konsekuensi adanya perubahan sasaran organisasi di tingkat unit vertikal;

b. pengembangan aplikasi manajemen risiko yang dilaksanakan bersama dengan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mulai akhir Desember 2020, setiap unit vertikal dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk pembuatan Piagam Manajamen Risiko dan Dokumen Pendukung Manajemen Risiko periode 2021; dan

c. pengembangan Risk and Control Matrix (RCM), yaitu alat pemetaan risiko untuk memastikan bahwa risiko pada setiap proses signifikan telah diidentifikasi, dikelola, dan dimitigasi dengan pengendalian yang memadai. Pada tahun 2020, terdapat empat proses bisnis yang telah dilakukan penyusunan RCM, yaitu pemeriksaan, pengawasan, penagihan, dan pengembalian pendahuluan, serta satu RCM ad hoc, yaitu insentif perpajakan.

DJP melaksanakan Pemantauan Pengendalian Intern (PPI) terhadap seluruh proses bisnis dan kegiatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk menilai kualitas sistem pengendalian intern sepanjang waktu.

Kegiatan PPI dilakukan dalam bentuk pemantauan pengendalian utama oleh UKI di masing-masing kantor. Hal ini menunjukkan UKI di DJP menjadi unsur sentral dalam mendukung penerimaan pajak dengan menciptakan tata kelola organisasi yang sehat dan kondusif. Fungsi UKI di DJP dilaksanakan oleh:

G. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN

Tata Kelola Pemerintahan

173

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020

Didorong oleh kebutuhan dan harapan dari para pemangku kepentingan, DJP berfokus menyelesaikan target rencana strategis penyempurnaan sistem pengendalian intern. Penguatan UKI yang kompeten menjadi salah satu agenda prioritas dalam pembenahan sistem pengendalian internal DJP.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan DJP pada tahun 2020 untuk mendorong pencapaian rencana strategis penyempurnaan sistem pengendalian intern diuraikan sebagai berikut:

a. penyempurnaan pedoman teknis dan perangkat pemantauan UKI yang antara lain memuat petunjuk pelaksanaan tugas UKI serta syarat kompetensi dan jabatan bagi petugas UKI. Pedoman ini disahkan oleh Direktur Jenderal Pajak melalui Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2020;

b. penyusunan naskah akademis penguatan UKI dengan konsep rancangan penguatan yang meliputi tiga aspek, yaitu penyempurnaan struktur organisasi, pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM pendukung fungsi kepatuhan internal, serta pengembangan pengendalian berbasis teknologi informasi;

c. uji coba dan pengenalan aplikasi pemantauan UKI, yang dinamakan PRO UKI. Aplikasi ini dikembangkan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dan Pusat Sistem Informasi Teknologi Keuangan.

Aplikasi ini difungsikan sebagai sarana pelaporan atas hasil pengujian pengendalian utama. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan hasil pengujian oleh UKI dapat langsung dimanfaatkan oleh manajemen dalam melakukan reviu atas penerapan sistem pengendalian intern. Atas uji coba aplikasi yang dilakukan di tahun 2020, DJP telah memberikan masukan perbaikan kepada unit pengembang. Telah dilakukan pula pengenalan aplikasi PRO UKI kepada UKI di seluruh unit kantor DJP;

d. pelaksanaan PPI atas tiga proses bisnis di Kantor Pusat DJP, yaitu:

1) pemeriksaan pada Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;

2) persiapan peninjauan kembali pada Direktorat Keberatan dan Banding; dan

3) tindak lanjut atas pengaduan pada Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur.

Kegiatan PPI dilaksanakan setiap bulan dan hasilnya berupa Laporan Hasil Pengujian Pengendalian Utama (LHPPU) disampaikan kepada kepala unit yang dilakukan pemantauan.

e. monitoring dan asistensi UKI yang bertujuan:

1) memastikan kesesuaian pelaksanaan pengendalian intern oleh UKI, mulai dari

penyusunan Evaluasi Pengendalian Intern Tingkat Entitas (EPITE) sampai dengan penyusunan Pernyataan Manajemen mengenai efektivitas pengendalian intern; dan

2) menguatkan fungsi pengendalian intern melalui asistensi atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab UKI unit vertikal;

f. workshop UKI bagi para pejabat eselon III, pejabat eselon IV, dan pelaksana UKI. Kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan peran UKI dalam mengidentifikasi serta mendeteksi indikasi terjadinya risiko fraud.

Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur sebagai UKI pada tingkat Kantor Pusat DJP melaksanakan kegiatan evaluasi terpisah (separate evaluation) dalam bentuk pengujian kepatuhan internal.

Perencanaan dan pelaksanaan pengujian kepatuhan internal selalu mengacu kepada upaya pengendalian risiko yang dapat menghambat tujuan organisasi. Rencana pengujian ditentukan melalui mekanisme penilaian risiko atas unit kerja serta proses bisnis yang ada di DJP. Mekanisme ini ditujukan agar dapat menentukan unit kerja serta proses bisnis yang paling berisiko untuk kemudian dilakukan pengujian kepatuhan.

Pada tahun 2020, pengujian kepatuhan internal dilakukan dengan menggunakan metode yang merupakan bauran antara risk-based audit dan directive/judgement-based audit. Atas hal tersebut, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur juga melakukan pengujian kepatuhan internal atas pemberian insentif perpajakan untuk wajib pajak terdampak pandemi Covid-19. Pengujian kepatuhan tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab untuk memastikan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan.

H. PENGUJIAN KEPATUHAN INTERNAL

Tata Kelola Pemerintahan

174

Direktorat Jenderal Pajak Laporan Tahunan 2020