• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan yang sering terjadi di PDAM tidak terkecuali PDAM kabupaten Natuna terkait aspek penjualan diantaranya adalah menyangkut produksi dan distribusi air kepada pelanggan.Berikut ini disajikan data mengenai perkembangan produksi, distribusi dan penjualan air dalam satuan volume (m3) untuk PDAM Kabupaten Natuna selama 3 tahun terakhir mulai tahun 2010, 2011 dan 2012.

a. Data Produksi dan Distribusi air (m3)

NO PRODUKSI & DISTRIBUSI AIR (M3) 2012 2011 2010

1 Produksi Air 2.195.827 1.482.500 525.889

2 Distribusi Air 1.311.657 1.482.500 525.889

4 Penjualan Air 852.577 578.175 316.359

5 Kehilangan Air 459.080 904.325 209.530

6 Kehilangan Air (%) 35,00% 61,00% 39,84%

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa selama kurun waktu 2010 sampai 2012 kegiatan produksi dan penjualan air mengalami peningkatan. Hal ini sebagai akibat adanya serah terima pengelolaan dari unit produksi yang sebelumnya dikelola oleh non PDAM. Kondisi tersebut berdampak kepada peningkatan pendapatan yang cukup signifikan khususnya ditahun 2012.Berikut ini disajikan tabel mengenai pendapatan air untuk tahun 2010,2011 dan 2012.

b. Pendapatan Air (Rp)

NO PENDAPATAN AIR 2012 2011 2010

Audited Audited Audited

1 Harga Air 1.022.241.925 447.141.100 270.004.650

2 Jasa Administrasi 4.679.000

-3 Jasa Pemeliharaan

4 Mobil Tanki / terminal air 32.120.000 53.875.000

Jumlah Pendapatan Air 1.026.920.925 479.261.100 323.879.650

Dengan demikian, berdasarkan data produksi dan pendapatan air diatas, faktor penyebab terjadinya permasalahan menyangkut aspek rentabilitas seperti hasil penilaian kinerja BPKP tidak nampak bila ditinjau dari aspek tersebut, dengan kata lain prestasi bidang produksi dan distribusi air dinilai cukup baik.

c. Biaya Operasional

Kriteria penilaian kinerja keuangan khususnya aspek rentabilitas selain ditinjau dari efektivitas dalam perolehan pendapatan hal yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan manajemen perusahaan dalam menjaga tingkat efisiensi biaya operasional. Seperti halnya praktek yang dilakukan secara umum bahwa , tolok ukur yang digunakan dalam menilai tingkat efisiensi biaya adalah seberapa besar dari total keseluruhan biaya yang dikeluarkan tersebut memberikan hasil dalam bentuk pendapatan penjualan. Dengan demikian penilaian kinerja rentabilitas berikutnya adalah melalui perbandingan antara

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 32

pendapatan yang diperoleh khususnya pendapatan air seperti diuraikan diatas dengan total keseluruhan biaya operasional yang dikeluarkan dalam periode yang sama.

Biaya operasional PDAM kabupaten Natuna, jika ditinjau dari fungsi nya terdiri dari biaya unit sumber, biaya transmisi dan distribusi yang kemudian dikategorikan sebagai biaya produksi atau biaya langsung usaha. Sedangkan biaya administrasi dan umum dikategorikan sebagai biaya penjualan atau biaya tidak langsung usaha. Namun secara menyeluruh, biaya operasional tersebut jika di klasifikasikan berdasarkan sifat beban sesuai ketentuan dalam Standar Akuntasi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK_ETAP) adalah terdiri dari :

c1. Klasifikasi Biaya Operaional – berdasarkan Sifat beban (Rp)

NO BEBAN USAHA 2012 2011 2010

Audited Audited Audited

1 Beban Pegawai 1.122.626.246 784.857.685 687.110.066

2 Beban Pemeliharaan 91.951.500 113.640.000 97.845.283

Beban Bahan Kimia

3 Beban BBM 5.776.870 21.020.525 25.196.500

4 Beban Listrik

Beban Operasi lainnya 250.000 2.329.500 7.868.000

5 Beban Penyusutan 895.927.205 1.980.692.934 731.776.382

6 Beban Penyisihan & Penghapusan piutang 90.661.918 3.136.738 39.139.685

7 Beban Kantor 47.233.751 41.978.552 60.787.900

8 Beban Hubungan Pelanggan 3.847.500

9 Beban Penelitian dan Pengembangan 37.461.700 269.707.200

10 Beban Keuangan

11 Beban Dewan Pengawas 53.575.136 57.537.276

12 Beban Pemantauan Pemilik Modal 13 Beban Sewa

14 Dana representasi Direksi 15 Beban leasing

16 Beban Umum 235.798.420 373.275.299 267.774.943

Jumlah Beban Usaha 2.581.262.746 3.648.175.709 1.921.346.259

Tabel diatas merupakan data mengenai perkembangan biaya operasional selama tahun 2010, 2011 dan 2012 yang di klasifikasikan berdasarkan sifat beban yang dikutif dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP/BPKP.

Dengan melakukan perbandingan antara pendapatan air seperti diuraikan dalam tabel sebelumnya dengan total biaya operasional seperti diuraikan dalam tabel diatas , diharapkan diketahui permasalahan secara lebih teperinci mengenai kinerja penjualan PDAM kabupaten Natuna. Berikut ini merupakan analisa secara umum mengenai perbandingan antara pendapatan air dengan biaya/beban operasional utuk periode 2010, yang telah dilakukan oleh BPKP dalam laporan audit kinerja

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 33

Struktur Harga Pokok Air ( Full Cost Recovery )

Pendapatan air tahun 2010 Rp 323.879.650

Beban operasional tahun 2010 Rp 1.326.860.975

Jumlah m3 air terjual tahun 2010 316.359 m3 Jumlah m3 air produksi tahun 2010 525.889 m3 Harga jual air per m3 Rp/m3 323.879.650. / 316.359 = Rp 1.023,77 Harga pokok air Rp/m3 1.326.860.975 / 420.711 = Rp 3.153,85 ( Beban operasional dibagi volume produksi dikurang kebocoran rill maksimal 20%)

Selisih harga jual air per m3 Rp ( 2.130,08)

Harga jual air terjual dibandingkan harga pokok air per m3 1.023,77 / 3.153,85 x 100% = 32,46%

Berdasarkan perhitungan tarif dan harga pokok air diatas dapat diketahui bahwa tarif rata-rata air PDAM Kabupaten Natuna belum mencapai full Cost recovery, hal ini terlihat dari nilai prosentase tarif terhadap harga pokok air terjual masih dibawah 100%, yaitu 32,46%. Hal ini menunjukan bahwa PDAM memberikan subsidi kepada pelanggan sebesar Rp 2.130 per m3 dari air yang terjual, sehingga dapat diketahui bahwa rendahnya prestasi PDAM di bidang penjualan salah penyebabnya adalah rendahnya kemampuan tarif air dalam menutup kebutuhan biaya opersional secara menyeluruh.

Pendapatan operasional yang diperoleh melalui penjualan air di PDAM secara umum dan tidak terkecuali untuk PDAM kabupaten Natuna merupakan pendapatan yang utama,. sehingga dengan demikian penetapan tarif air harus dilakukan melalui mekanisme, prosedur dan cara perhitungan yang tepat. Pertimbangan kebutuhan biaya operasional secara menyeluruh harus menjadi fokus utama disamping kemampuan dan kesanggupan masyarakat pelanggan. . Langkah yang umum dilakukan dalam rangka peningkatan kemampuan tarif air adalah melalui penetapan tarif berdasarkan kelompok pelanggan dan blok konsumsi sebagai dasar perhitungan tarif progresif seperti terlihat pada tabel tarif air yang berlaku dibawah ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Natuna No. 137 tahun 2013

3.5.2 Tarif Air yang Berlaku

Tarif air yang berlaku di PDAM kabupaten Natuna mengacu kepada SK Bupati tahun 2013, permasalahan tarif khususnya berkaitan dengan fungsinya dalam menunjang kelancaran kegiatan operasional secara mandiri dan peningkatan kinerja PDAM ke depan, terlihat dalam strukur dan besaran tarif seperti tertuang dalam tabel dibawah ini. Harga pemakaian air ditetapkan lebih rendah untuk blok konsumsi diatas 10 m3 dan seterusnya. Cara perhitungan terebut tentunya sangat bertentangan dengan konsep tarif seperti yang ditetapkan dalam permendagri no 23 tahun 2006. Tarif Rumah Tangga (RT) ditetapkan sebesar Rp 3.000 per m3 untuk pemakaian 0 sampai 10 m3, sedangkan pemakaian diatas 10 m3 hanya ditetapkan sebesar Rp 300 per m3, demikian juga penetapan harga air untuk

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 34

kelompok pelanggan lainnya. Untuk mengetahui lebih rinci, berikut ini disajikan tabel struktur tarif sesuai SK Bupati no 137 tahun 2013.

Struktur Tarif PDAM Kabupaten Natuna sesuai Keputusan Bupati No 137 tahun 2013

KELOMPOK TINGKAT BESAR

PELANGGAN PEMAKAIAN TARIF

1 2 3 1 SOSIAL 0 - 10 m3 2.000 > 11 m3 300 2 RUMAH TANGGA 0 - 10 m3 3.000 > 11 m3 750 3 NIAGA 0 - 10 m3 5.000 > 11 m3 1.500 4 INSTANSI PEMERINTAH 0 - 10 m3 3.000 > 11 m3 750

3.5.3 Pendapatan Non Air

Aspek yang menunjang kondisi rentabilitas dan likuiditas PDAM Natuna selain pendapatan dari hasil penjualan air adalah pendapatan yang berasal danri non air diantaranya adalah pendapatan sambungan baru, pendapatan denda, balik nama penyambungan kembali, penggantian meter air dan lain-lain. Namun dalam kegiatan evaluasi perhitungan tarif FCR ini, pendapatan non air bukan termasuk komponen yang menunjang penguatan tarif FCR sekalipun termasuk faktor yang mendorong penguatan aspek rentabilitas perusahaan salah satu nya terkait penilaian kinerja dari rasio ROE. Berikut ini disajikan tabel data mengenai komponen-komponen yang termasuk pendptan non air untuk periode tahun 2010, 2011 dan 2012.

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 35

Tabel Pendapatan Non Air

NO PENDAPATAN NON AIR 2012 2011 2010

Audited Audited Audited

1 Pendapatan Sambungan Baru 180.304.950 65.811.350 21.494.000 2 Denda Keterlambatan 9.364.000 10.288.000 15.926.000 3 Balik Nama 200.000 260.000 100.000 4 Penyambungan kembali 2.108.000 2.100.000 1.800.000 5 Dana Meter 60.608.000 39.976.000 142.558.000 6 Pemasangan Instalasi 7 Pindah Instalasi 8 Pendapatan Jaringan

9 Non Air lainnya 7.295.000

Jumlah Pendapatan Non Air 259.879.950 118.435.350 181.878.000

JUMLAH PENDAPATAN USAHA 1.286.800.875 597.696.450 505.757.650

3.6 PDAM KABUPATEN PASER

Pelayanan air minum Kabupaten Paser dilayani oleh 8 sistem, dengan kapasitas terpasang total 249 l/det.

Secara skematik, sistem pelayanan air minum Kabupaten Paser digambarkan sebagai berikut:

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 36

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 37

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 38

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 39

Gambar 3.10

Sistem Pelayanan PDAM Kabupaten Paser

Hasil audit kinerja yang dilakukan oleh BPKP berdasarkan indikator yang dikeluarkan oleh BPPSPAM untuk periode tahun 2011,menyimpulkan bahwa kondisi kinerja PDAM Kabupaten Paser. tergolong “ Sehat” dengan nilai kinerja sebesar 3,03 Perhitungan kinerja dan informasi lainnya disajikan dalam tabel berikut ini :

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 40

Tabel perhitungan Kinerja tahun Buku 2011

PDAM Kab. Paser "Tirta Kandilo"

TABEL KATEGORI KINERJA

Keterangan Kondisi Nilai INFORMASI TAMBAHAN

A. KEUANGAN

1. Rentabilitas 1 Tarif rata-rata (Rp/m3) 3.720 a. R O E -4,86% 1 2 HPP / Biaya Dasar dengan NRW standar (Rp/m3) 4.259 b. Ratio Operasi 1,28 1 3 HPP / Biaya Dasar dengan NRW Riil (Rp/m3) 5.101 2. Likuiditas 4 HPP Diluar Deprisiasi/Amortisasi dan Biaya Bunga (Rp/m 3.048 a. Ratio Kas 9285,95% 5 5 Selisih (tarif rata² - HPP dengan NRW Standar) (540) b. Efektivitas Penagihan 97,95% 5 6 Selisih (tarif rata² - HPP dengan NRW Riil) (1.382) 3. Solvabilitas 41298,24% 5 7 Selisih (tarif rata2 - HPP Diluar Deprisiasi dan Bunga) 672

Bobot Kinerja - Bidang Keuangan 0,81 8 Biaya pemeliharaan (Rp. 000) 4.847.638 9 Total Aset Tetap (Rp. 000) 54.459.952 B. PELAYANAN 10 Total Aset (Rp. 000) 78.731.503 1.Cakupan Pelayanan 66,57% 4 11 Hutang Lancar (Rp. 000) 190.641 2. Pertumbuhan Pelanggan 6,64% 3 12 Hutang Jangka Panjang (Rp. 000) -3. Tingkat Penyelesaian Pengaduan 63,4% 4 13 Total Equity (Rp.000) 78.540.862 4. Kualitas Air Pelanggan 94,84% 5 14 Laba Bersih Setelah Pajak ( Rp. 000) (3.819.029) 5. Konsumsi Air Domestik 26,33 4 15 Rasio biaya adm. Umum : jmlh pendapatan (%) 0

Bobot Kinerja - Bidang Pelayanan 1,03 16 Kapasitas Terpasang (L/det) 343 17 Kapasitas Produksi (L/det) 196 C. OPERASI 18 Jumlah Pelanggan (Unit SL) 12.350 1. Effisiensi Produksi 57,36% 1 19 Jumlah Penduduk di wilayah Administrasi ( Jiwa ) 242.043 2. Tingkat Kehilangan air 33,20% 3 20 Jumlah Penduduk di wilayah Pelayanan ( Jiwa ) 111.306 3. Jam Operasi Layanan / hari 14 2 21 Penduduk Terlayani (jiwa) 74.100 4. Tekanan Sambungan Pelanggan 65,64% 4 22 Jumlah Pegawai (orang) 76 5. Penggantian Meter Air 4,27% 1 23 Status Restrukturisasi Hutang (sesuai Permen Keu)

Bobot Kinerja - Bidang Operasi 0,77

D. SDM

1. Rasio juml peg /1000 plg 6 5 2. Ratio diklat pegawai/peningkatan kompetensi 10,53% 1 3. Biaya Diklat terhadap Biaya Pegawai 0,34% 1

Bobot Kinerja - Bidang SDM 0,43

Total Kinerja 3,03

Sehat

Sumber data :

- Laporan Audit Kinerja BPKP Tahun 2011 (Keuangan Audited oleh KAP)

Kategori

PDAM Kabupaten Paser tidak mempunyai utang kepada Pemerintah Pusat

Berdasarkan tabel hasil penilaian kinerja diatas, permasalahan yang masih terjadi di PDAM kabupaten Paser meskipun dalam kondisi kinerja yang tegolong “sehat” diantaranya adalah menyangkut prestasi rentabilitas perusahaan, hal ini ditunjukan dengan rasio ROE sebesar minus 4,86% dan rasio operasi diatas 1, dengan masing-masing nilai kinerja sebesar 1.Hal ini mengindikasikan bahwa PDAM Paser belum memilki prestasi yang baik di bidang penjualan.Sedangkan ditinjau dari kinerja keuangan lainnya yaitu apek likuiditas , PDAM memilliki nilai yang sangat baik hal ini terlihat dari dari rasio kas, efektivitas penagihan dan rasio solvabilitas dengan masing-masing nilai kinerja 5. Kondisi kinerja aspek lainnya selain aspek keuangan yaitu kinerja pelayanan dinilai cukup baik, kinerja operasi dinilai masih kurang optimal demikian pula halnya dengan kinerja SDM secara umum juga masih memiliki kinerja yang kurang baik.

Untuk memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang terjadi secara menyeluruh menyangkut prestasi di bidang penjualan, perlu dilakukan kunjungan lapangan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai kegiatan operasional mulai dari kegiatan produksi, distribusi dan penjualan air termasuk tingkat kebocoran yang terjadi, hasil pendapatan dari penjualan air dan non air, serta biaya-biaya yang diperlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional secara terperinci, dan gambaran umum mengenai kondisi sistem dan keterkaitan permasalahan antara satu bidang kegiatan dengan kegiatan lainnya. Namun sebagai gambaran umum tentang permasalahan yang

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 41

terjadi menyangkut kegiatan penjualan, berikut ini diuraikan hasil kegiatan penjualan berdasarkan perolehan data-data sekunder.

3.6.1 Cakupan Pelayanan

Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Paser yang terlayani sebanyak 74.100 jiwa atau 30,61% dari jumlah penduduk sebesar 242.043 jiwa. Sedangkan penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak 74.100 jiwa atau sebesar 66,57% dari jumlah penduduk di wilayah yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 111.306 jiwa. Cakupan pelayanan di wilayah adminsitrasi masih di bawah target RPJMN tahun 2011 sebesar 62,5%.

Penyebab masih rendahnya cakupan pelayanan PDAM, adalah jangkauan pipa distribusi masih terbatas. PDAM telkah berupaya untuk meningkatkan cakupan pelayannya dengan meningkatkan sambungan rumah di wilayah yang terjangkau jaringan teknis.

Pemerintah Daerah Kabupaten Paser juga telah berupaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan PDAM melalui program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yaitu dengan menambah pipa jaringan dan sambungan baru bagi MBR sebanyak 1.500 SR yang dibiayai AusAID dan USAID dan dana pendampingan Pemerintak Kabupaten Paser sebesar Rp. 3,5 milyar.

3.6.2 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi terpasang PDAM tahun 2011 sebesar 10.801.080 m3. Dari jumlah ini sebesar 3.431.116,8 m3 (31,77%) tidak dapat dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena pelanggan yang ada di lokasi Tanah Grogot cukup dilayani dengan kapasitas 150 lt/de, IPA yang sudah tua di lokasi Paser Belengkong, Long Ikis, Muara Koman dan Batu Kajang..

Dari kapasitas riil tersebut, terdapat kapasitas menganggur sebesar 1.174.782,2 m3 (18,96%). Penyebab utama hal ini adalah jaringan pipa distribusi sudah tua dan keterbatasan daya listrik.

3.6.3 Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas (3K) Air

Saat ini PDAM Kabupaten Paser belum memenuhi standar kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Kualitas air belum memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Permenkes n0 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum PDAM. PDAM belum melakukan pengawasan internal atas kualitas air minum sesuai

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) III - 42

dengan Permenkes no 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.

Upaya yang dilakukan PDAM dalam memenuhi standar kualitas air adalah dengan cara melakukan pengujian fisik air walaupun masih sederhana yaitu dengan melakukan pengujian atas 4 kriteria saja, yaitu pH, kekeruhan (turbidity), rasa dan bau.

Pemakaian rata-rata pelanggan rumah tangga sebesar 26,23 m3/bulan, sedangkan pemakaian rata-rata keseluruhan pelanggan sebesar 27,17 m3/bulan, sehingga telah memenuhi Peraturan Menteri dalam Negeri no 23 tahun 2006 yaitu kebutuhan rumah tangga per bulan berkisar 10 m3.

Kontinuitas air yang didistribusikan berklisar 13,8 jam per hari. Tidak tercapainya standar kontinuitas disebabkan seringnya terjadi pemadaman listrik sehingga mempengaruhi kinerja PDAM dalam mendistribusikan air ke pelanggan.

Upaya yang telah dilakukan PDAM Tirta Kandilo Kabupaten Paser untuk meningkatkan standat kontinuitas yaitu mengoperasikan pompa distribusi dengan menggunakan genset apabuila terjadim pemadaman listrik.