• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matrik permasalahan Tarif Full Cost Recovery (FCR) PDAM Kabupaten Natuna

Berdasarkan hasil evaluasi tarif yang diuraikan pada tabel-tabel sebelumnya dan diagram alir diatas, dapat diketahui secara umum faktor penyebab dan langkah-langkah yang diperlukan dimasa yang akan datang sebagai alternatif solusi atas permasalahan yang terjadi khususnya berkaitan dengan tarif FCR.

Berikut ini uraian mengenai permasalahan tarif FCR dan faktor penyebab serta kebutuhan sebagai solusi atas permasalahan tersebut, yang ditsajikan dalam bentuk matrik.

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 23

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 23

No Permasalahan Faktor Penyebab Kebutuhan Program Keterangan Besaran dan struktur

tarif tidak dihitung berdasarkan kebutuhan biaya operasi.

Keterbatasan pemahaman SDM terkait perhitungan tarif FCR sesuai permendagri No.23 tahun 2006 Pelatihan dan pendampingan penyusunan perhitungan tarif FCR sesuai Permendagri no 23 tahun 2006 Pelatihan tahap awal sudah dilakukan dalam bentuk pengenalan media FINPRO sebagai dasar evaluasi usulan tarif Pelatihan dilakukan dalam bentuk paparan , diskusi dan tanya jawab 2 • Terdapat beberapa aset yang tidak difungsikan • Adanya aset yang akan dikelola oleh PDAM yang berpotensi membebankan PDAM • Angka kebocoran air tinggi • Prosedur pengadaan barang investasi yang kurang mempertimbangkan kondisi dan potensi serta kebutuhan PDAM

• Kebijakan PDAM, Pemerintah Daerah dan Pusat terkait kebijakan investasi • Keterbatasan kualitas SDM di lingkungan internal PDAM • Distribusi air langsung dari reservoir menuju pelanggan tanpa adanya meter induk

• Optimalisasi pemanfatan aset yang telah dan akan dikelola oleh PDAM melalui perbaikan sistem jaringan • Pengadaan meter induk untuk mengetahui kehilangan air secara riil. 3 Pendapatan hasil penjualan air dinilai belum optimal dilihat dari potensi yang dimiliki PDAM

Kesadaran masyarakat untuk menjadi

pelanggan yang legal dan membayar tagihan air masih relatif rendah

Sosialisasi kepada masyarakat pelanggan dan instansi terkait tentang pentingnya menjaga kontiuitas keberadaan PDAM.

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 24

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 24

4.6 PDAM KABUPATEN PASER

Analisa Biaya Variabel dan Biaya Tetap PDAM Kabupaten Paser

Analisa biaya variabel untuk PDAM Kabupaten Paser didasarkan kepada laporan keuangan yang telah di audit oleh KAP/BPKP untuk periode tahun 2010 sampai tahun 2011. Evaluasi difokuskan kepada kondisi keuangan pada tahun terakhir yaitu tahun 2011. Beberapa aspek yang menjadi fokus kajian dalam menilai tingkat efisiensi nya adalah terbagi dalam kelompok biaya bahan kimia, biaya listrik/energi, biaya pemeliharaan, biaya keuangan dan biaya penyusutan. Biaya lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok biaya tersebut dikelompokan dalam biaya administrasi dan lain-lain. Evaluasi dilakukan dalam satuan rupiah per m3 atas air yang terjual pada periode yang sama, dengan kata lain tingkat kehilangan air yang dihitung berdasarkan tingkat kehilangan air yang riil.

Diagram Alir Perhitungan Biaya Variabel (Rp/m3)

Pendapatan Air Pendapatan Air Rata2

- Harga Air (Rp/m3) 3.379

Rp 13.604.062.760 - Pendapatan Air lain2 Rp 1.372.323.000 Pendapatan Non ir Rp 1.560.491.333

Air terjual Tarif Belum FCR

4.026.140 m3 HPP 100% 64%

Jumlah Beban Usaha (Rp/m3) 5.244 Rp 21.111.560.251

Bhn Kimia 3%

Beban Bahan Kimia (Rp/m3) 164 Beban Bahan Kimia In-efisien

Rp 660.333.478 (Rp/m3) 150 109%

Listrik 24%

Beban Listrik & BBM (Rp/m3) 1.256 Beban Listrik In-efisien

Rp 5.056.688.095 (Rp/m3) 421 298%

Pemeliharaan 4%

Beban Pemeliharaan (Rp/m3) 204 Beban Pemeliharaan In-efisien

Rp 822.844.516 (Rp/m3) 197 104%

Keuangan 0%

Beban Keuangan (Rp/m3) 0 Beban Keuangan Efisien

Rp 908.000 (Rp/m3) 565 0%

Penyusutan 40%

Beban Penyusutan (Rp/m3) 2.110 Beban Penyusutan In-efisien

Rp 8.496.466.344 (Rp/m3) 775 272%

Adm & lain2 29%

Beban Adm & lain2 (Rp/m3) 1.509 Beban Adm & lain2 Efisien Rp 6.074.319.818 Jumlah Pelanggan (Rp/m3) 1.761 86%

12.350

SL Laba/Rugi Operasi

Laba/Rugi Operasi (Rp/m3) (1.865) Laba Operasi Belum Optimal

(Rp ) (4.574.683.158) Upah Minimum P 10% -34%

1.752.073 (Rp/bln) Rata2 Tagihan Rek Air

Rp/bln/plg 91.795 Maks 4% x UMP Tidak Layak (Rp/bln) 70.083 5%

Kinerja Operasional

PDAM (keuangan) Evaluasi Tarif FCREksisting ReferensiPDAM

Palembang

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 25

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 25

Penjelasan Diagram Alir :

1. Pendapatan Air rata-rata sebesar Rp.3.379 /m3, diperoleh dari hasil pembagian pendapatan hasil penjualan air sebesar Rp 13.604.062.760 dengan volume air terjual sebesar 4.026.140 m3.

2. Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 5.244/m3, diperoleh dari hasil pembagian jumlah beban usaha sebesar Rp 21.111.560.251 dengan volume air terjual sebesar 4.026.140 m3, yang diklasifikasikan menjadi komponen biaya variabel sebagai berikut:

• Biaya Bahan Kimia sebesar Rp 164 / m3 atau 3% • Biaya Listrik / Energi sebesar Rp 1.256 /m3 atau 24% • Biaya pemeliharaan sebesar Rp 204 /m3 atau 4% • Biaya keuangan sebesar Rp 0 /m3

• Biaya penyusutan sebesar Rp 1.110 /m3 40%

• Biaya administrasi dan lain-lain sebesar Rp 1.509 /m3 atau 29%

3. Jumlah tagihan air yang dibayarkan oleh setiap pelanggan dalam setiap bulannya adalah sebesar Rp 91.795 .atau sebesar 5% dari Upah Minimum Propinsi sebesar Rp. 1.752.073 atau diatas batas maksimal 4% sesuai permendagri No.23 tahun 2006.

Berkaitan dengan permasalahan diatas khususnya menyangkut tarif air, PDAM kabupaten Paser telah menyusun proposal tarif, namun proposal tersebut masih dalam tahap evaluasi yang dibantu oleh konsultan BPPSPAM. Dari hasil evaluasi terhadap proposal tersebut, konsultan memberikan beberapa tanggapan sebagai berikut :

1. Berdasarkan evaluasi secara umum yaitu mengacu kepada laporan audit keuangan dan kinerja tahun 2011, salah satu faktor penyebab tarif air PDAM Paser belum mencapai FCR adalah terjadinya in efisiensi biaya khususnya biaya energi dan penyusutan yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar Rp 1.256 /m3 dan Rp 2.110 /m3 atau sebesar 24% dan 40% dari total kebutuhan biaya operasional

2. Mengacu kepada tingkat Upah Minimum Propinsi (UMP), jumlah tagihan air yang harus dibayar oleh pelanggan setiap bulan secara rata2 sebesar 6% atau diatas standar 4%.

3. Proposal tarif dihitung hanya berdasarkan data historis yaitu audit kinerja untuk periode 2011. Rencana program rehabilitasi dan pengembangan dimasa yang akan datang tidak terlihat sebagai dasar pertimbangan usulan tarif.

4. Usulan tarif tidak menggunakan media FINPRO sebagai dasar evaluasi, sehingga dampak dari tarif yag diusulkan tidak terlihat pengaruhnya terhadap perbaikan kinerja PDAM dimasa yang akan datang.

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 26

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) IV - 26

5. Usulan tarif hanya dihitung berdasarkan tingkat kebocoran standar (20%), opsi perhitungan berdasarkan tingkat kebocoran rill ( 33,2 % tahun 2011) dan opsi lainnya tidak terlihat dalam proposal.

6. Opsi dalam usulan tarif hanya terdiri dari opsi kenaikan 30% dan opsi kenaikan 57% dari tarif air yang berlaku (eksisting

Pendampingan PDAM dalam rangka Penyusunan Tarif Full Cost Recovery (PC 4) V - 1

Berikut ini diuraikan beberapa langkah program yang perlu di lakukan oleh masing-masing PDAM di 5 kabupaten yang termasuk dalam wilayah studi, terkait hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh konsultan BPPSPAM. Pada tahap ini program tersebut lebih difokuskan kepada perbaikan kondisi eksisting yang berkaitan dengan kinerja tarif air, baik menyangkut aspek teknik maupun aspek manajemen dan keuangan. Permasalahan tarif air yang dihadapi oleh 5 PDAM tersebut secara umum memiliki faktor penyebab yang hampir sama, diantaranya adalah menyangkut tata cara dan mekanisme serta landasan perhitungan yang digunakan disamping permasalahan menyangkut unit produksi & distribusi (SPAM). Hal ini disebabkan karena masih terbatas nya pemahaman yang dimiliki PDAM menyangkut ketentuan perhitungan tarif sesuai permendagri no.23 tahun 2006 dan penggunaan media FINPRO dalam penyusunan tarif.