• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3. Pespektif Proses Bisnis Internal

4.6. Pengukuran Kinerja Tahun 2005 dengan Balanced Scorecard (BSC)

4.6.2. Kinerja PT Unitex, Tbk Tahun 2005

Pencapaian kinerja dengan menggunakan BSC pada tahun 2005, mencerminkan keberhasilan kinerja perusahaan dalam memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi dalam penilaian pencapaian kinerja perusahaan, menggunakan target sebagai dasar acuan.

1. Perspektif Keuangan

Pengukuran kinerja PT Unitex melalui pertumbuhan profitabilitas, dilihat dari ukuran ROI (return on investment) perusahaan pada tahun 2005. ROI yang dicapai perusahaan pada tahun 2004 sebesar –54,52 persen. Angka ini menunjukkan perusahaan mengalami kerugian. Sedangkan pada tahun 2005, ROI mencapai –7,72 persen. Artinya perusahaan mengalami kenaikan sebesar 46,8 persen, sedangkan perusahaan menetapkan target ROI pada tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 80 persen, sehingga pencapaian target mencapai 58,5 persen dari target yang ditentukan. Kondisi ini menunjukkan efisiensi dalam penggunaan aset dalam menghasilkan laba masih belum tercapai. Hal ini disebabkan oleh penjualan PT Unitex menurun sebesar 10,5 persen yang mempengaruhi margin laba bersih dan penurunan total aktiva 2,03 persen. Dilihat dari ukuran pemacu kinerja, melalui margin laba bersih perusahaan pada tahun 2004 mencapai –81,29 persen, dan tahun 2005 sebesar –11,50 persen. Terjadi peningkatan margin laba bersih sebesar 69,79 persen. Sedangkan melalui analisis perputaran aktiva total PT Unitex pada tahun 2004 sebesar 67,07 persen, dan tahun 2005 sebesar 67,11 persen.

Dalam rangka mencapai sasaran strategik pengurangan biaya, perusahaan menggunakan ukuran COGS per sales. Pada tahun 2005 COGS per sales mencapai 98,21 persen. Target yang ditetapkan perusahaan sebesar 90 persen, maka pencapaian target COGS per sales sebesar 109,12 persen. Pengurangan biaya yang dilakukan oleh PT Unitex difokuskan pada efisiensi terhadap biaya yang tidak mempengaruhi langsung terhadap kualitas produk, seperti pengurangan biaya pada jam kerja lembur dan tidak bekerja pada hari libur, penggantian generator ke Perusahaan Listrik Negara seiring dengan kenaikan bahan bakar, pengoptimalan proses produksi untuk memperkecil produk

Grade C, pembelian peralatan dan perlengkapan produksi dengan memilih harga diskon, mengurangi biaya operasional dengan memindahkan kantor pemasaran di Jakarta dipindahkan ke Bogor (pabrik) untuk mengurangi beban sewa gedung di Jakarta, mengurangi biaya pendidikan dan pelatihan karyawan, serta perencanaan produksi yang optimal untuk mengurangi cacat produk sehingga menyebabkan klaim.

Perusahaan dalam mencapai keberhasilan penjualan, mengukur dengan persentase pertumbuhan penjualan. Penjualan bersih pada tahun 2004 sebesar Rp 121.772.986.116 dan tahun 2005 sebesar Rp 119.355.888.951, sehingga penjualan PT Unitex mengalami penurunan sebesar 1,98 persen. Penurunan penjualan jauh dibawah target penjualan, yaitu sebesar 20 persen, sehingga pencapaian target adalah sebesar – 9,9 persen. ketidaktercapaian target disebabkan oleh adanya persaingan dengan produk China yang harganya lebih rendah dan mempunyai kualitas yang lebih bagus. Penurunan penjualan pada pasar domestik sebesar 23,9 persen banyak dipengaruhi oleh masuknya produk China ke pasar domestik, sedangkan pada pasar Amerika dan Eropa juga mengalami penurunan sebesar 13,2 persen akibat menurunnya permintaan seiring dengan tingkat konsumsi dunia yang pada

umumnya juga menurun. Nilai mata uang Indonesia yang melemah juga merupakan salah satu penyebab nilai penjualan dan jumlah penjualan menurun.

2. Perspektif Pelanggan

Perusahaan menetapkan dua sasaran strategik dalam perspektif pelanggan, yaitu meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, dan quality relationship dengan konsumen. Pencapaian hasil untuk kedua sasaran tersebut dengan menggunakan market share dan customer retention.

Dilihat dari nilai maket share, PT Unitex masih dibawah target market share yang ditentukan yaitu sebesar 1 persen. Akan tetapi pencapaiannya hanya 0,4 persen. Sehingga pencapaian target hanya 40 persen. Hal ini terkait dengan penurunan volume penjualan PT Unitex yang menurun, persaingan produk China baik di pasar domestik maupun pasar internasional, dan teknologi yang dimiliki oleh PT Unitex untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga rendah masih belum dapat terpenuhi.

Market share dipicu oleh customer acquisition, yaitu jumlah pelanggan baru PT Unitex. Pelanggan baru PT Unitex yang nilai pembeliannya melebihi Rp 300.000.000 pada tahun 2005, diantaranya adalah PT Pan Brothers Tbk, Mystic Pte., Ltd, PT Melco Jonson Produce, dan Toyota Tsusho (Hong Kong) Co.,Ltd. Sehingga menambah jumlah pelanggan baru PT Unitex pada tahun 2005 sebesar 36 persen.

Keluhan pelanggan terjadi apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pemenuhan pesanan konsumen. Konsumen dapat mengajukan klaim sesuai dengan kesepakatan pada saat terjadinya pesanan (order). Keluhan pelanggan merupakan salah satu bentuk ketidakpuasan pelanggan yang dapat menyebabkan ketidakpercayaan pelanggan terhadap perusahaan sehingga akan mempengaruhi penjualan perusahaan. Pada bulan Agustus tahun 2005 terdapat komplain terhadap kualitas mutu produk yang

tidak sesuai dengan pesanan sebanyak 5 pelanggan, seperti PT Express, PT Olymph, PT Primajaya, PT Matahari dan PT

SNDRAFINE.

Quality relationship dengan konsumen, diukur dengan menggunakan costomer retention, yang mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Pada tahun 2005, perusahaan mencapai 63,6 persen hubungan dengan pelanggan melalui perpanjangan kontrak penjualan. Dilihat dari konsumen yang bertahan untuk tetap loyal terhadap perusahaan adalah sebesar 64 persen dari 100 persen yang ditargetkan. Ketidaktercapaian target 100 persen dipengaruhi oleh kepuasan dan kepercayaan pelanggan terhadap produk PT Unitex, pengajuan klaim atas ketidaksesuaian spesifikasi, mutu, waktu pesanan, dan kenaikan harga jual per meter menjadi 1,15 per meter (2005) dari 1,14 per meter (2004) serta beralihnya pelanggan terhadap produk yang lebih murah dengan kualitas yang lebih bagus seperti produk China.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengembangan inovasi produk diferensiasi dalam pencapaiannya terkait dengan kebijakan PT Unitex tahun 2004 mengenai pengembangan produk diferensiasi seperti produk yang mempergunakan proses teflon, pewarnaan untuk pencelupan, pencelupan untuk benang flourisensi dan produksi yang menggunakan teknologi Nano.

Sebagian besar proses produksi PT Unitex, diawali dengan pesanan (order) yang dilakukan oleh pelanggan. Untuk produk diferensiasi ditawarkan kepada pelanggan, kemudian apabila terjadi pesanan oleh pelanggan, produk tersebut akan di produksi. Selama tahun 2005, terdapat pengembangan produk diferensiasi, yaitu sebesar 4 persen dari total jumlah produk yang dihasilkan PT Unitex. Hal ini lebih disebabkan oleh PT Unitex yang masih rendahnya alokasi terhadap pengembangan inovasi produk

diferensiasi, perkembangan teknologi yang digunakan, dan keahlian sumber daya manusia terhadap tekologi inovasi produk diferensiasi.

Pemacu kinerja dalam pencapaian pengembangan inovasi produk diferensiasi adalah waktu pemenuhan pesanan produk baru. Pesanan (order) terhadap produk diferensiasi, lebih panjang prosesnya dibandingkan dengan produk yang biasa diproduksi. Perusahaan menetapkan 45 hari untuk pemenuhan pesanan produk diferensiasi, mulai dari pemesanan hinga sampai pengiriman barang. Sedangkan untuk produk repeat (produk diferensiasi yang telah mengalami pesanan yang sama), perusahaan menetapkan 30 hari dalam pemenuhan pesanan.

Keberhasilan efisiensi dan efektifitas produksi pada perusahaan dapat dicapai melalui tingkat margin laba operasi dan presentase waste. Margin laba operasi PT Unitex pada tahun 2004 sebesar –12,75 persen dan pada tahun 2005 adalah sebesar –7,23 persen. Margin laba operasi mengalami kenaikan sebesar 5,52 persen. Kondisi ini menunjukkan perusahaan berhasil menekan biaya produksi terhadap penjualan. Sedangkan presentase waste terhadap total penjualan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp.2.021.050.164 atau sebesar 1,69 persen. Sehingga pencapaian penurunan waste sebesar 84, 5 persen dari target yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian target terhadap efisiensi dan efektifitas produksi berkaitan dengan kebijakan perusahaan dalam pengurangan biaya produksi untuk efisiensi biaya dan perencanaan produksi untuk pengoptimalan efektifitas produksi.

Service error rate merupakan ukuran pencapaian terhadap peningkatan proses layanan pada konsumen. Ukuran ini dipacu oleh kecepatan waktu pengiriman. Selama tahun 2005, perusahaan menghadapi permasalahan ketidaktepatan waktu pengiriman yang diminta oleh pelanggan, sehingga menyebabkan

komplain atas keterlambatan tersebut. Dalam hal ini pelanggan mengajukan klaim terhadap ketidaktepatan pengiriman pesanan. Jumlah klaim pada tahun 2005 sebesar Rp 66.878.485, mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2004, dimana nilai klaim pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 84.640.882. Sehingga jumlah klaim pada tahun 2005 dibandingkan dengan jumlah penjualan adalah sebesar 0,06 persen.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Sasaran strategik dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah peningkatan kualitas dan kapabilitas karyawan, serta meningkatkan komitmen karyawan. Sebagai tolak ukur sasaran strategik peningkatan kualitas dan kapabilitas karyawan, yaitu jumlah karyawan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam satu tahun. PT Unitex dalam rangka meningkatkan kualitas dan kapabilitas karyawan, dengan diselenggarakannya pelatihan. Pada tahun 2005, PT Unitex mengadakan pelatihan khususnya untuk karyawan divisi produksi diselengarakan baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang diselenggarakan didalam perusahaan diantaranya adalah; Acehievement Motivation Development (AMD), Teknik Weaving, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Total Quality Control dan Kiken Yochi Training to Achieve Zero Accident (KYT). Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan di dalam lingkungan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah karyawan PT Unitex yang mengikuti pelatihan di dalam lingkungan perusahaan (on the job training)

No Pelatihan Sasaran Peserta Jumlah

Peserta Tujuan Pelatihan 1 Achievement Motivation Development (AMD) Kepala regu, kepala unit, wakil pengawas, dan manajer tiap divisi

6 orang Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri serta menumbuhkan motivasi karyawan 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan divisi produksi; spinning, weaving, dan dyeing finishing

60 orang Bertujuan memahami hak dan kewajiban karyawan yang berkaitan dengan pekerjaaan 3 Kiken Yochi Training to Achieve Zero Accident (KYT)

Semua karyawan 60 orang Bertujuan untuk mengetahui bahaya dalam kerja dan cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 4 Total Quality Control Karyawan bagian produksi 40 orang Untuk mengembangkan, memelihara, dan memperbaiki kualitas serta mutu 5 Teknik Weaving Karyawan bagian weaving 40 orang Meningkatkan keahlian dalam proses pembuatan tenun

PT Unitex bekerjasama dengan Unitika Limited Jepang, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan, dengan mengirimkan 6 orang karyawan ke Jepang. Selama 10 bulan di Jepang, karyawan PT Unitex belajar mengenai teknik produksi dan perkembangan teknologi terbaru di Unitika Limited Jepang. Tabel 12 menunjukkan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di luar perusahaan.

Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan pada tahun 2005 mencapai 23,2 persen dari total karyawan, atau sejumlah 200 orang karyawan. Target yang ditetapkan oleh PT Unitex dalam pengembangan sumber daya manusia adalah 80 persen, dengan asumsi seluruh karyawan yang telah mengikuti pelatihan, tidak diperkenankan untuk mengikuti pelatihan yang sama atau sejenisnya, atau dengan kata lain karyawan yang mengikuti pelatihan bergantian sesuai dengan kebutuhannya. Pencapaian

target jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan mencapai 29 persen. Rendahnya pencapaian target disebabkan analisa kebutuhan pelatihan yang kurang diperhatikan oleh perusahaan ditunjukkan dengan karyawan yang mengikuti pelatihan adalah karyawan yang siap mengikuti pelatihan sehingga karyawan yang sebenarnya membutuhkan pelatihan tetapi kurang siap tidak diperhatikan.

Tabel 12. Jumlah karyawan PT Unitex yang mengikuti pelatihan di luar lingkungan perusahaan (public training)

No Pelatihan Sasaran Peserta Jumlah Peserta Tujuan Pelatihan 1 ISO 14001;SML Pengawas dan para manager tiap divisi

6 orang Pelatihan bertujuan untuk melakukan proses produksi dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar dan pengelolaan limbah 2 Clear Production Pengawas dan para manager tiap divisi

6 orang Bertujuan untuk melakukan produksi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan pengelolaan limbah Job Supervisory Karyawan divisi spinning 3 orang 3 Bertujuan untuk peningkatan keahlian (skill) Inventory Pengawas divisi spinning 2 orang 4 Bertujuan untuk mengontrol persediaan, penyimpanan bahan baku dan spare part

5 Forklift Operator

Karyawan bagian gudang

5 orang Agar para karyawan dibagian gudang dapat mengendarai forklift dengan benar. Planning and Production Control Pengawas dan manajer bagian weaving 6 orang

6 Bertujuan untuk dapat

membuat rencana kerja dan melakukan kontrol produksi Material Safety Data Sheet (MSDS) 7 Karyawan divisi pencelupan

20 orang Bertujuan untuk mengetahui komponen bahan kimia yang terdapat di dalam campuran bahan tekstil 8 Computer Colour Matcing (CCM) Kepala unit, wakil pengawas, dan pengawas

5 orang Bertujuan untuk dapat mengoperasikan mesin pencari warna sehingga menghasilkan warna sesuai dengan pesanan 9 Bahasa

Jepang

Seluruh karyawan

6 orang Untuk karyawan yang akan dikirim ke Jepang

Tolak ukur yang digunakan untuk meningkatkan komitmen karyawan, yaitu dengan survei kepuasan dan motivasi karyawan. Survei kepuasan dan motivasi karyawan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 86 karyawan sebagai responden. Variabel yang menunjukkan kepuasan dan motivasi karyawan, diantaranya adalah kepuasan terhadap kompensasi, pekerjaan itu sendiri, kondisi kerja, promosi, hubungan dengan atasan, hubungan dengan rekan sekerja, dan motivasi.

Berdasarkan hasil survei, karakteristik responden identitas usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, dan jumlah pengeluaran setiap bulan dapat mencerminkan kondisi atau karakteristik karyawan dalam memberikan keterangan mengenai kepuasan kerja karyawan. Menurut identitas usia, karyawan sebesar 39,5 persen berusia 36–45 tahun, dan 37,2 persen responden berusia 26-35 tahun. Hal ini menunjukkan karyawan PT Unitex masih dalam usia produktif. Identitas responden berdasarkan komposisi usia dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Identitas responden berdasarkan usia.

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

16 - 25 4 4,7

26 - 35 32 37,2

36 - 45 34 39,5

Lebih dari 45 16 18,6

Total 86 100,0 Menurut jenis kelamin, karyawan sebanyak 85 persen

laki-laki dan 15 persen adalah perempuan. Kondisi ini dikarenakan sebagian besar karyawan PT Unitex adalah laki-laki. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Perempuan 73 85

Laki-laki 13 15

Identitas karyawan berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh sebesar 70,9 persen didominasi oleh karyawan berpendidikan SMA dan 18,6 persen berpendidikan SMP. Sebagian besar karyawan ini berada pada bagian produksi, sehingga tidak membutuhkan kompetensi khusus. Sedangkan responden yang berpendidikan sarjana sebesar 7 persen, dan pendidikan diploma hanya sebesar 2,3 persen.

Tabel 15. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SD 1 1,2 SMP 16 18,6 SMU 61 70,9 Diploma / Akademi 2 2,3 Sarjana 6 7,0 Total 86 100,0

Identitas lama kerja karyawan di PT Unitex menunjukkan pengalaman kerja, yang dapat memperkuat budaya organisasi, dan tingkat wawasan pengetahuan karyawan dalam produksi. Selain itu identitas ini juga dapat menunjukkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Jumlah identitas responden berdasarkan lama kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel di bawah menunjukkan 59,3 persen dari responden bekerja lebih dari 15 tahun. Kondisi ini membantu perusahaan dalam hal pengalaman terhadap proses produksi.

Tabel 16. Identitas responden berdasarkan pengalaman kerja di PT Unitex.

Tahun Jumlah (orang) Persentase (%)

< 5 3 3,5

5 – 10 15 17,4

10 - 15 17 19,8

> 15 51 59,3

Total 86 100,0

Pengeluaran sebagai identitas responden dapat menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari karyawan dan

tingkat kesejahteraan karyawan. Tabel 17 memperlihatkan kelompok responden sesuai dengan pengeluarannya.

Tabel 17. Identitas responden berdasarkan pengeluaran.

Jumlah Pengeluaran per bulan Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp 500.000 0 0 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 17 19,8 Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 43 50 Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 21 24,4 > Rp 2.000.000 5 5,8 Total 86 100,0

Kepuasan dan motivasi karyawan PT Unitex dapat ditunjukkan oleh hasil survei melalui variabel dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Salah satu variabel yang menunjukkan tingkat kepuasan kerja karyawan adalah kepuasan terhadap kompensasi yang diterima karyawan. Faktor kepuasan terhadap kompensasi dipengaruhi oleh gaji, bonus dan insentif, serta tunjangan kesehatan dan pengobatan. Hasil perhitungan dari pertanyaan yang menyangkut tingkat kepuasan terhadap kompensasi yang diterima dapat di lihat pada Tabel 18. Tabel 18. Skor kepuasan responden terhadap kompensasi.

Skor Nilai No Indikator

1 2 3 4 5

Rataan Kesimpulan

1 Gaji 9 38 24 15 0 2,52 Kurang Puas 2 Bonus dan Insentif 7 42 29 7 1 2,45 Kurang Puas 3 Tunjangan kesehatan dan pengobatan 2 14 34 33 3 3,10 Cukup Puas

Rata-rata Skor 2,7 Cukup Puas

Tabel 18 menunjukkan kepuasan terhadap gaji, bonus dan insentif masih kurang. Perusahaan dalam menentukan gaji karyawan disesuaikan dengan tingkat pendidikan, jabatan, dan lama waktu kerja. Perusahaan dalam kondisi rugi, seperti saat ini berusaha mengurangi biaya yang dikeluarkan. Sehingga dalam

penentuan peningkatan gaji, bonus, dan insentif yang diterima karyawan membutuhkan pertimbangan khusus. Sedangkan secara keseluruhan kepuasan terhadap kompensasi dinilai cukup. Hal ini dibantu dengan kepuasan terhadap tunjangan kesehatan dan pengobatan yang diberikan perusahaan.

Kepuasan kerja karyawan dinilai dari kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 19. Indikator yang memperlihatkan kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, dapat berupa pekerjaan yang ditekuni keryawan, kepastian kerja, kesempatan menggunakan kemampuan karyawan sendiri, dan kesempatan yang diberikan perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Tabel 19. Skor kepuasan responden terhadap pekerjaan yang ditekuni karyawan. Skor Nilai No Indikator 1 2 3 4 5 Rataan Kesim-pulan 1 Pekerjaan itu sendiri 0 9 43 30 4 3,34 Cukup Puas 2 Kepastian kerja 1 17 31 34 3 3,24 Cukup

Puas 3 Kesempatan menggunakan kemampuan 0 2 24 52 8 3,76 Puas 4 Kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan 0 3 32 46 5 3,62 Puas

Rata-rata Skor 3,50 Puas

Hasil penilaian menunjukkan bahwa pada umumnya karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang ditekuni karyawan. Kepastian kerja yang meliputi jam kerja, jenis, dan uraian pekerjaan yang diberikan perusahaan sesuai dengan jabatan, dinilai oleh karyawan cukup puas. Karyawan merasa puas terhadap kesempatan yang diberikan perusahaan terhadap kemampuan dan penyelesaian pekerjaan.

Kondisi kerja perusahaan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam mendukung pelaksanaan pekerjaannya. Faktor ini membentuk suasana kerja yang mendukung aktivitas

karyawan dalam pekerjaan. Indikator yang mempengaruhi kondisi kerja diantaranya adalah kenyamanan tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, fasilitas dan sarana yang mendukung, dan kebersihan tempat kerja. Karyawan PT Unitex menilai puas secara keseluruhan terhadap kepuasan kondisi kerja. Penilaian terhadap kepuasan kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Skor kepuasan responden terhadap kondisi kerja.

Skor Nilai No Indikator 1 2 3 4 5 Rataan Kesim-pulan 1 Kenyamanan tempat kerja 0 4 21 55 6 3,73 Puas 2 Keselamatan dan kesehatan kerja 0 2 26 48 10 3,76 Puas 3 Fasilitas, sarana pendukung dan perlengkapan 0 9 43 30 4 3,34 Cukup Puas 4 Kebersihan tempat kerja 1 8 31 39 7 3,50 Puas

Rata-rata Skor 3,6 Puas

Kepuasan terhadap promosi kerja merupakan salah satu indikasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Indikator yang mempengaruhi faktor promosi sebagai salah satu kepuasan kerja karyawan diantaranya adalah ; promosi, pelatihan, dan jenjang karir. Promosi dilakukan terhadap karyawan atas prestasi yang telah dicapai sebagai bentuk apresiasi perusahaan kepada karyawan dan dapat meningkatkan motivasi karyawan. Pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan karyawan dalam mendorong perbaikan kualitas sumber daya manusia perusahaan. Sedangkan jenjang karir dalam perusahaan, menuntun karyawan untuk mencapai tingkatan yang lebih baik dan menciptakan motivasi bagi karyawan. Tabel 21 menunjukkan penilaian skor terhadap kepuasan promosi karyawan.

Tabel 21 menunjukkan kepuasan karyawan terhadap promosi secara keseluruhan adalah cukup puas. Peningkatan

terhadap indikator yang mempengaruhi promosi perlu ditingkatkan, sehingga karyawan merasa puas.

Tabel 21. Skor kepuasan responden terhadap promosi.

Skor Nilai No Indikator

1 2 3 4 5

Rataan Kesimpulan

1 Promosi 3 24 34 26 0 3,00 Cukup Puas 2 Pelatihan 8 28 27 23 0 2,75 Cukup Puas 3 Jenjang karir 4 36 20 24 2 2,81 Cukup Puas

Rata-rata Skor 2,85 Cukup Puas

Integrasi dalam perusahaan menggambarkan seberapa jauh keterkaitan dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas. Integrasi merupakan bagian dari variabel kepuasan kerja karyawan. Integrasi dalam perusahaan ditunjukkan dengan hubungan antara bawahan dengan atasan dan hubungan antara sesama rekan kerja. Integrasi dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif. Kepuasan hubungan dengan atasan, dapat dinilai berdasarkan indikator hubungan dalam dan di luar pekerjaan, bimbingan yang diberikan atasan dalam instruksi kerja, perhatian terhadap ide atau gagasan karyawan, dan motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan. Hasil pengukuran kepuasan karyawan terhadap hubungan dengan atasan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Skor kepuasan responden terhadap hubungan dengan atasan Skor Nilai No Indikator 1 2 3 4 5 Rataan Kesim-pulan 1 Hubungan dalam pekerjaan 1 9 29 41 6 3,50 Puas 2 Hubungan di luar pekerjaan 3 18 29 34 2 3,16 Cukup Puas 3 Bimbingan instruksi kerja 0 13 34 36 3 3,34 Cukup Puas 4 Perhatian terhadap

ide atau gagasan

1 17 39 28 1 3,13 Cukup Puas

5 Motivasi 0 18 33 33 2 3,22 Cukup

Puas

Rata-rata Skor 3,27 Puas

Dari hasil perhitungan skor pada Tabel 22, menunjukkan bahwa hubungan antara karyawan dengan atasan terjalin dengan

baik. Komunikasi yang terjalin dengan baik membuat karyawan merasa puas terhadap hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan.kepercayaan dan pendelegasian yang diberikan atasan akan dimanfaatkan dengan baik, apabila hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin.

Integrasi juga ditunjukkan dengan terciptanya hubungan yang harmonis antara sesama rekan kerja. Tabel 23 menunjukkan kepuasan terhadap hubungan yang terjalin antara sesama rekan karyawan.

Tabel 23. Skor kepuasan responden terhadap hubungan dengan rekan kerja Skor Nilai N o Indikator 1 2 3 4 5 Rataan Kesimp ulan 1 Hubungan dalam pekerjaan dalam satu bagian 0 3 26 51 6 3,70 Puas 2 Hubungan di luar bagian 1 6 31 47 1 3,50 Puas 3 Memberikan bantuan dalam pekerjaan 1 5 40 36 4 3,43 Cukup Puas 4 Hubungan dengan keluarga rekan 1 22 36 26 1 3,04 Cukup Puas 5 Motivasi 1 12 40 31 2 3,24 Cukup Puas

Rata-rata Skor 3,40 Cukup

Puas

Karyawan PT Unitex merasa puas terhadap hubungannya dengan rekan sekerja baik di dalam satu bagian yang sama maupun di luar bagian. Penilaian terhadap rekan sekerja dalam memberikan bantuan, motivasi yang diberikan, dan hubungan dengan keluarga rekan, karyawan PT Unitex hanya merasakan cukup puas.

Kepuasan karyawan ditunjukkan dengan timbulnya motivasi dalam diri karyawan. Indikator yang mempengaruhi motivasi dalam rangka kepuasan kerja karyawan, seperti kesetiaan (loyalitas), pekerjaan yang dijalankan sekarang sesuai dengan kemampuan potensial karyawan, kemampuan bekerjasama, tanggung jawab, prestasi, dan lingkungan kerja.

Tingkat motivasi karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Unitex dapat dilihat dalam Tabel 24.

Tabel 24. Skor kepuasan responden terhadap motivasi

Skor Nilai No Indikator 1 2 3 4 5 Rataan Kesim-pulan 1 Kesetiaan 0 4 27 41 14 3,80 Puas 2 Kesesuaian kemapuan potensial 0 11 28 44 3 3,50 Puas

3 Kerja sama 0 2 20 55 9 3.83 Puas

4 Tanggung jawab 0 0 10 51 25 3,94 Puas

5 Prestasi 0 5 20 48 13 3,80 Puas

6 Lingkungan kerja

0 0 16 50 20 4,04 Puas

Rata-rata Skor 3,82 Puas

Hasil skor di atas, menunjukkan sejauh mana karyawan mempunyai motivasi untuk mencapai kepuasan kerja karyawan. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai kepuasan karyawan PT Unitex dipengaruhi lingkungan kerja. Karyawan mempunyai kesetiaan, kerjasama, dan tanggung jawab yang tinggi. Karyawan mempunyai motivasi yang tinggi dalam memacu prestasi kerja, hal tersebut ditunjukkan dengan skor 3,8. Kesesuaian antara pekerjaan yang ditekuni sekarang dengan kemampuan yang dimiliki, menurut karyawan sudah merasa puas.

Hasil survei kepuasan karyawan secara keseluruhan melalui