• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3. Penetapan Target Pada Perspektif Proses Bisnis Internal

4.5.3. Perumusan Inisiatif Strategik

Inisiatif strategik merupakan suatu pernyataan kualitatif yang berupa program strategik untuk mewujudkan sasaran strategik. Inisiatif strategik yang dirumuskan dalam BSC dan ditetapkan perusahaan, harus mempunyai dampak positif bagi perusahaan. Sehingga keterkaitan antara program yang menjadi pedoman dapat sesuai dengan pencapaian sasaran strategik, ukuran strategik, serta terwujudnya visi dan misi perusahaan.

Penentuan inisiatif strategik PT Unitex, menghasilkan action program pada masing-masing sasaran strategik dalam perspektif BSC. Penentuan prioritas utama inisiatif strategik mengunakan

metode AHP. Pengembangan hierarki penentuan prioritas inisiatif strategik berdasarkan pada rancangan BSC. Susunan tingkat hierarki penentuan inisiatif strategik BSC dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Susunan hierarki pada level pertama merupakan tujuan utama yang akan dicapai melalui proses hierarki. Tujuan utama dari struktur hierarki adalah penentuan prioritas inisiatif strategik. Berdasarkan hasil pengolahan terhadap hierarki level pertama diperoleh bobot dan prioritas kriteria-kriteria yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan inisiatif strategik.

Level kedua dari stuktur hierarki adalah kriteria. Kriteria merupakan elemen yang terkait dengan tujuan hierarki. Elemen dari kriteria terdiri dari empat perspektif BSC, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan menghitung besarnya bobot keempat perspektif BSC adalah untuk mengetahui seberapa besar posisi dan peranan perspektif tersebut terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan, yaitu penentuan prioritas inisiatif strategik. Bobot dan prioritas elemen kriteria ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot dan prioritas elemen kriteria

Elemen Kriteria Inisiatif Strategi Bobot Prioritas

Perspektif Keuangan ( F ) 0,466 1

Perspektif Pelanggan (C ) 0,361 2

Perspektif Proses Bisnis Internal ( I ) 0,097 3 Pespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (G) 0,076 4

Tabel di atas menunjukkan bahwa kriteria perspektif keuangan merupakan kriteria yang paling berpengaruh dengan bobot 0,466. Pengambil keputusan menganggap bahwa perspektif keuangan lebih berperan dari pada perspektif lainnya, perspektif selanjutnya yang lebih utama adalah perspektif pelanggan, kemudian diikuti dengan perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Keseimbangan dalam konsep BSC, mempunyai arti bahwa setiap perspektif memiliki peranan dan posisi yang sama pentingnya dibandingkan perspektif lainnya. Satu perspektif tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh perspektif lainnya. Pada kondisi ini PT Unitex, menganggap perspektif keuangan merupakan prioritas utama dalam mewujudkan tujuan perusahaan, didukung oleh perspektif lainnya yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.

Level ketiga dalam struktur hierarki adalah alternatif. Alternatif tersusun oleh beberapa inisiatif dalam BSC sebagai action program

yang akan dilakukan oleh PT Unitex. Uraian prioritas utama dalam inisiatif strategi adalah sebagai berikut ;

1. Perspektif Keuangan

Inisiatif strategik dalam perspektif keuangan terdiri dari peningkatan penggunaan aset (F1), mengurangi biaya produksi (F2), dan meningkatkan penjualan (F3). Hasil bobot dan prioritas dari inisiatif strategik perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot dan prioritas inisiatif strategik perspektif

keuangan

Alternatif Inisiatif Strategi Bobot Prioritas Perspektif Keuangan

Peningkatan penggunaan aset (F1) 0,103 3 Mengurangi biaya produksi (F2) 0,139 2 Meningkatkan penjualan (F3) 0,223 1

Tabel di atas menunjukkan bahwa inisiatif strategik meningkatkan penjualan merupakan prioritas utama dalam mewujudkan sasaran strategis perspektif keuangan, diikuti dengan mengurangi biaya produksi dan peningkatan penggunaan aset.

Inisiatif strategik dapat meningkatkan penjualan dalam rangka mencapai sasaran strategik pertumbuhan penjualan.

Sebagai langkah perwujudan inisiatif strategik tersebut, PT Unitex meningkatkan nilai tambah produk yang akan dipasarkan ke pasar Amerika dan Eropa. Hal ini terkait dengan peluang diberlakukannya pembatasan kuota terhadap produk China dipasar Amerika dan Eropa. Adapun nilai tambah produk lebih ditekankan pada inovasi jenis tekstil baru dan mengurangi perbandingan jenis tekstil pada umumnya. Dalam menghadapi persaingan yang tajam di pasar domestik, PT Unitex membuat rencana program pengembangan dan promosi, untuk membangun brand image

dari produk perusahaan.

Penetapan pengurangan biaya produksi, berkaitan dengan peningkatan sejumlah biaya dalam proses produksi, seperti bahan baku kapas dan polyester. Jumlah biaya bahan baku meningkat dari Rp 32,6 milyar pada tahun 2004, menjadi Rp 35,2 milyar pada tahun 2005. Hal tersebut ikut mendorong perusahaan untuk melakukan pengurangan biaya proses melalui penggantian tenaga generator ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), seiring dengan kenaikan bahan bakar. Selain itu PT Unitex juga mengoptimalkan proses produksi untuk memperkecil produk grade C serta pengurangan biaya tenaga kerja. Penurunan biaya tenaga kerja pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 0,58 milyar. Kondisi ini tidak membuat perusahaan ikut mengurangi kualitas produk. Pengurangan biaya produksi yang dilakukan PT Unitex yaitu pada biaya yang tidak terkait langsung dengan kualitas produk. Hal ini lebih kepada keefektifan dan keefisienan dalam penggunan biaya.

Peranan inisiatif strategik peningkatan penggunaan aset, ikut mendukung pencapaian inisiatif strategik yang lain guna mewujudkan sasaran strategik yang telah dirumuskan. Penggunaan mesin yang optimal, akan memaksimalkan

proses produksi dengan tetap menjaga mesin yang digunakan. penggunaan aset yang optimal juga dapat mengurangi biaya proses, yang kemudian biaya tersebut akan dibebankan pada beban pokok penjualan.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam mewujudkan sasaran strategik meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, inisiatif yang dipilih adalah peningkatan kualitas produk (C1). Sedangkan untuk mencapai quality relationship dengan konsumen, perusahaan memilih inisiatif strategik membangun kemitraan dengan pelanggan (C2).

Inisiatif strategik peningkatan kualitas produk, mempunyai bobot tertinggi dalam struktur hierarki inisiatif strategik, yaitu sebesar 0,312. Kondisi ini menunjukkan prioritas paling utama dalam inisiatif strategik yaitu melalui peningkatan kualitas produk. Menurut para pengambil keputusan PT Unitex, inisiatif strategik peningkatan kualitas produk, adalah yang paling berperan dalam mewujudkan sasaran strategik.

Sertifikasi manajemen mutu ISO 9001 yang diperoleh pada tahun 2003, menunjukkan konsistensi PT Unitex terhadap mutu produk yang dihasilkan sehingga sesuai dengan standar internasional. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus memperbaiki manajemen mutu untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai dengan harapan konsumen.

Hubungan perusahaan dengan pelanggan, akan menciptakan value yang mendukung pencapaian sasaran strategik quality relationship dengan konsumen. Menurut para pengambil keputusan pada PT Unitex, diperoleh bobot sebesar 0,05 pada inisiatif strategik membangun mitra dengan pelanggan. Bagian pemasaran pada PT Unitex berhubungan

langsung dengan konsumen. Kemitraan dengan pelanggan ditunjukkan melalui komunikasi dengan pelanggan. Komunikasi yang terjalin secara efektif antara konsumen dengan pihak perusahaan mendorong terciptanya hubungan yang baik. Kesesuaian pesanan (order) dengan pemenuhan pesanan oleh pihak perusahaan kepada konsumen didukung melalui komunikasi yang terjalin antara bagian pemasaran dengan konsumen, mulai dari proses pesanan, negosiasi, hingga sampai pemenuhan pesanan. Adanya keluhan pelanggan terhadap ketidaksesuaian pesanan, akan diterima oleh bagian pemasaran yang bekerjasama dengan bagian

internal quality. Kondisi ini akan segera ditangani melalui prosedur penangan keluhan pelanggan dan pemenuhan kepuasan pelanggan.