Bagi orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke India, pastinya sudah tidak heran dengan judul di atas. Karena bagi mereka yang sudah pernah bertandang ke India akan disuguhi pengalaman mendengar lengkingan klakson bagaikan meriam sedang perang, he he he.
Apakah lebay? Tidak juga!
Memang terdapat hubungan unik antara bumi Hindustan dengan gemuruh suara klakson. Sensasi perang klakson di India merupakan aspek unik lain yang mungkin langka di dunia ini. Jadi, mumpung lagi berada di negeri Gandhi cobalah menikmati kondisi ini, meski pun tidak akan mudah.
Kami sebagai foreigner (orang asing) benar-benar terganggu kesehatan kupingnya, apalagi di masa-masa pertama mengalaminya. Contoh kasusnya begini, ketika Zulfi sedang berjalan di bahu jalan atau trotoar. Saat itu pun jalanan sedang normal-normal saja.
Tetapi mobil atau motor yang datang dari arah belakang membunyikan klason dengan keras dan panjang seperti tiada henti.
Tooooooooot! Teeeeeeeeeet! Tiiiiiiiiiiit!!
Padahal jelas-jelas orang-orang lagi berada di bahu jalan, buat apa lengkingan klakson sebrutal itu. Toh, tidak ada sama sekali hambatan di tengah jalan, dan arus lalu lintas juga lancar. Dan kalau pun memang lagi berhasrat membunyikan klakson, cukup sekali
dan singkat saja, bukannya kayak mengajak
berantem begitu.
Tetapi Zulfi hanya dapat menahan geram di hatinya. Di Indonesia, pengendara macam itu bisa kena marah atau dilempar batu, tapi kita kan lagi di rantau orang. Di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung. Mau bagaimana lagi, meski jantung terasa mau rontok.
Bagi pengendara di negeri Bollywood ini, menjadi suatu hal yang sangat wajar ketika satu sama lain berlomba-lomba menyalakan klakson. Tidak peduli macet atau tidak, ramai atau sepi, yang namanya klakson wajib difungsikan. Mereka memandangnya sangat biasa dan orang-orangnya tidak mudah tersinggung dengan lengkingan klakson.
Jangan-jangan klakson itu telah menjadi budaya mereka. Buktinya, ketika ada yang mengklaksonkan dengan nyaring tanpa dasar yang jelas, bukannya ditegur malah disahuti oleh pengendara lainnya. Sehingga satu bunyi klakson disambut meriah oleh lengkingan klakson lainnya.
Ini tentunya berbeda dengan budaya di jalanan Indonesia yang menjadikan klakson hanya untuk keadaan yang benar-benar diperlukan. Karena kita menyadari betapa
sangat bisingnya, dan klakson merupakan polusi suara yang dapat merusak pendengaran.
Ketika Anda mau traveling ke India, rasanya harus menyiapkan perbekalan sabar yang lebih ekstra. Karena bisingnya klakson akan sering membuat kekesalan itu muncul. Sayangkan kalau keseruan agenda jalan-jalan berantakan gara-gara hati nan geram. Anggap saja, di antara keajaiban India, salah satunya adalah budaya klakson mereka tersebut.
Di manakah klakson itu menjadi sangat ramai bak perang? Ayo cermati lokasi-lokasinya ya!
Tempat yang sudah pasti berisik dengan gemuruh klakson adalah tempat-tempat keramaian. Dan yang pasti bila ada kemacetan di situlah bakal terjadi perang klakson yang menggegerkan telinga. Apakah mereka pikir dengan bisingnya klakson kemacetan akan terurai?
Tempat keramaian lain yang biasanya sering menjadi ajang perang klakson ialah terminal, pasar, dan persimpangan jalan. Di tempat-tempat macam itulah biasanya pengendara satu sama lainnya tidak mau mengalah.
Jangan remehkan sepeda motor, ukurannya lebih kecil tapi lengkingan
klaksonnya mengalahkan truk. Di sini, tampaknya kedahsyatan klakson jauh lebih penting daripada rem. Sehingga pengendara sepeda motor merelakan dana ekstra demi modifikasi kegarangan klaksonnya.
Bagaimana dengan lampu merah? Jangan ditanyalah kalau yang satu ini. Sudah jelas yang menyala itu lampu berwarna merah, tetapi pengendara memborbardirnya dengan membunyikan klakson. Seolah-olah dengan serbuan klakson lampu merah itu ciut nyali, lalu berubah menjadi hijau. Ada-ada saja!
Masalah polusi suara akibat perang klakson ini terjadi merata, utamanya di kota-kota besar India. Bahkan Mumbai sampai dikukuhkan sebagai ibukota klakson dunia, dengan julukan demikian dapat dibayangkan betapa ganasnya perang klakson di kota tersebut.
Pemerintah India tidak tinggal diam menghadapi persoalan perang klakson, dan melakukan berbagai langkah edukasi. Tetapi yang paling unik itu adalah trik cerdik yang dilakukan oleh kepolisian Mumbai. Di lampu merahnya terpampang tulisan; honk more, wait
Apa maksudnya? Apabila membunyikan klakson berlebihan, maka pengendara akan menunggu lampu merah lebih lama lagi.
Di lampu merah itu tersedia alat pengukur kebisingan suara. Ketika pengendara berlomba-lomba membunyikan klakson, otomatis alat tersebut akan memperpanjang masa menyalanya lampu merah.
Kalau pengendara makin galak dengan klaksonnya, alat tersebut akan lebih memperpanjang lagi masa penantian, bahkan dengan mengulang hitungan lampu merahnya dari awal lagi. Cara ini disebut dengan The
Punishing Signal. Dengan cara begini
pengendara jadi kapok karena masa menunggu menjadi amat lama.
Mungkin kepolisian Indonesia dapat meniru trik begini, khususnya di beberapa kawasan di Jakarta yang pengendaranya mulai galak menggunakan klakson. Sebelum terjadi perang klakson di Tanah Air, lebih baik disiapkan langkah edukasinya.
Apa alasan yang membuat semangat pengendara India demikian dahsyat membunyikan klakson?
Entahlah, barangkali karena tradisi, hobi, sensasi atau bukan itu semua. Lantas apa dong?
Di sebuah jalanan perkampungan yang sepi, tidak ada kendaraan lain yang melintas. Tiba-tiba dari kejauhan melesat sepeda motor sendirian, yang klaksonnya garang membahana, “Toooooooooooooooooooooooot!”
Apa alasan dirinya membunyikan kalkson demikian ganas? Tidak ada kendaraan lain, tidak ada gangguan, tidak ada halangan dan hanya dia satu-satunya yang berkendara. Ah, jangan-jangan klakson itu tujuannya buat pamer karena lagi punya sepeda motor he he he.