• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dibanding negara-negara lainnya, penduduk India amat beruntung karena kalendernya bertaburan tanggal merah, malah terbanyak sedunia. Tanggal merah berarti hari libur, dan di negeri Hindustan ini didapati setidaknya 21 hari tanggal merah per tahunnya.

Namun dalam kenyataannya, hari libur melebihi jumlah itu. Percayalah!

Kalau soal tanggal merah, mohon maaf nih, kalender Indonesia belum tandingannya India, kalah jauh deh!

Pada dasarnya, India hanya memiliki 3 hari peringatan kenegaraan atau hari nasional, yaitu Hari Republik memperingati adopsi konstitusi India pada tanggal 26 Januari, Hari Kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus, dan Gandhi Jayanti atau Hari Ulang Tahun Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi pada tanggal 2 Oktober.

Lalu, lantas dari mana datangnya 21 hari tanggal merah itu? Gampang kok menjawabnya. Karena banyaknya hari perayaan keagamaan dan festival tradisional, membuat masyarakat India memiliki hari libur yang melimpah.

Kaum muslimin India saja dapat jatah libur yang lumayan, yaitu: Hari Asyura, Maulid Nabi, Ulang Tahun Ali ibn Abi Thalib (Hazrat Ali),

Shab-e-Barat (Pertengahan Sya'ban), Jumat-ul-Wida Alvida (Jumat terakhir di bulan Ramadhan), dan tentunya Idul Fitri serta Idul Adha. Demi mengakomodasi penganut Islam saja, kalender India sudah banyak merahnya.

Dan ajaibnya, bumi Hindustan melahirkan banyak sekali agama seperti Hindu, Budha, Sikh, Jain, Parsee, Ravidassia, Ayyavazhi, dan lain-lain, yang sebagian agama itu terdengar asing bagi telinga Indonesia. Pemerintah India juga menghormati dengan memberi libur bagi agama Katolik dan Protestan tentunya.

Bayangkan betapa banyak tanggal merah yang dihadiahkan untuk masing-masing agama. Semuanya sama-sama berhak mendapatkan libur di hari-hari besar keagamaan mereka.

Bukan hanya banyak agama, India juga negara multikultural yang mengakomodir berbagai budaya dan adat istiadat. Dan tahu sendirilah, penduduk India ini punya banyak festival atau perayaan. Bagaimana pemerintah India mengakali agar kalender mereka tidak libur melulu?

Selain tanggal merah yang ditetapkan pemerintah pusat atau public holiday, selebihnya, hari-hari libur berikutnya atau

regional holiday ditentukan oleh negara bagian

masing-masing, yang hanya berlaku di daerah tertentu.

Memang perlu solusi agar rakyat India juga punya hari buat belajar dan bekerja. Kalau

tanggal merah itu dipukul rata wajib ke seluruh India, Shah Rukh Khan bisa bingung melihat tanggal merah menjadi mayoritas di kalender negeri Bollywood.

Misalnya, tanggal 1 Mei adalah Hari Buruh, nyaris seluruh negara di dunia memberikan jatah libur, supaya buruh-buruh punya waktu buat unjuk rasa. Tanggal merah pada 1 Mei juga libur di India, tetapi hanya berlaku di negara bagian Assam, Tripura, Bihar, Goa, Pondicherry, Telangana, Karnataka, Andhra Pradesh, Manipur, Punjab, Tamil Nadu, Bengal Barat, Rajasthan, Kerala, dan Odisha.

Mungkin di daerah-daerah itu jumlah buruhnya banyak dan punya pengaruh yang kuat. Dan mungkin juga mereka punya hobi unjuk rasa. Sementara di negara bagian lain tidak libur, mungkin jumlah buruhnya sedikit atau tak punya kekuatan signifikan. Mungkin juga buruhnya merasa tidak perlu demonstrasi, dan memilih bekerja biar dapat uang he he he.

Holi atau Festival Warna

---adalah festival awal musim semi yang paling heboh di seantero India. Tetapi bukan berarti tanggal merah berlaku di seluruh daerah di bumi Hindustan. Semua negara bagian memang

libur terkecuali Goa, Mizoram, Karnataka, Pondicherry, Nagaland, Tamil Nadu, dan Kerala. Masih ada lagi berbagai jenis hari libur tradisional yang mengakomodir budaya masing-masing daerah. Misalnya, Bhatukamma

Day atau festival bunga di Telangana dan Andra

Pradesh. Untuk merayakan bunga saja mereka butuh libur sehari, dan sebetulnya perayaan itu berlangsung sembilan hari. Mau bagaimana lagi, bunga memang amat bermakna bagi masyarakat di sana.

Kalau sudah begini, secara praktiknya tanggal merah atau libur di India jauh melebihi 21 hari lho! Hari libur nasional atau public

holiday hanya tiga hari, tetapi hari libur yang

ditetapkan negara bagian atau regional holiday menjadi amat banyak dan berbeda-beda di tiap daerahnya.

Misalnya, kami di Aligarh yang termasuk negara bagian Uttar Pradesh dapat jatah libur 25 hari tanggal merah pada kalender tahun ini. Dan itu belum seberapa dibanding tanggal merah di negara bagian Telangana yang mencapai 30 hari. Ya ampun!

Bandingkan dengan tanggal merah di kalender Indonesia yang 12 hari di tahun 2020. Kalah jauh ya!

Banyaknya tanggal merah tentunya amat disyukuri, apalagi bagi mahasiswa Aligarh Muslim University yang kuliahnya padat dari Senin hingga Sabtu. Tanggal merah itu ibarat nafas tambahan bagi kami untuk kembali berlari mengejar materi perkuliahan di hari-hari berikutnya.

Apakah dengan banyaknya tanggal merah itu membuat kami bisa leyeh-leyeh? Ternyata tidak juga! Kami sering menatap sendu tanggal merah di kalender, karena hanya tanggalnya yang merah tetapi pada kenyataannya kami tidaklah libur dari urusan perkuliahan.

Kami memang tidak ke kampus, tidak pula duduk manis di kelas, tetapi bukan pula kami tidak belajar keras. Di kamar, kami pun mempersiapkan bahan presentasi, mengerjakan tugas atau assignment yang luar biasa banyak. Maklum, kuliah 4 tahun dipadatkan menjadi 3 tahun. Intinya, tanggal merah belum tentu berarti liburan asyik.

Syukurnya, kalau tidak ada persiapan ujian atau pengerjaan tugas, maka kami pun dapat mengisi tanggal merah itu dengan kegiatan yang beragam. Ada mahasiswa yang hanya rebah-rebahan saja di kasur meluruskan

kembali saraf-sarafnya. Ada mahasiswa yang menyuci kain kotor yang sudah segunung dan menyetrikanya. Bagi yang hobi beres-beres, maka dia sibuk menata ulang rumah kontrakan atau apartemen agar suasana lebih fresh.

Selain kegiatan di rumah, mahasiswa juga mengisi tanggal merah dengan berkegiatan di luar, misalnya pergi berolahraga bersama, bahkan berjualan berbagai masakan Indonesia. Pada tanggal-tanggal merah pula kegiatan organisasi mahasiswa dapat dilangsungkan.

Senangnya jadi tidak tanggung-tanggung, apabila ada tanggal merah terdiri dari 3 hari secara beruntun. Wow cukup lama bukan? Nah, karena waktu libur yang lumayan, maka sebagian mahasiswa akan menggunakan kesempatan itu untuk pergi berlibur.

Tetapi acara macam ini butuh biaya ekstra, tidak banyak mahasiswa yang mampu melakukannya. Kalau begini kejadiannya, kita hanya dapat menatap tanggal merah di kalender dengan nelangsa.

Episode 8