• Tidak ada hasil yang ditemukan

BRANCH MANAGER

3. Koefisien Determinasi (R 2 )

Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan koefisien determinasi yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

Tabel 4.21

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method 1 Keterlibatan_Dan_Pemberdayaan _Karyawan, Kebebasan_Terkendali, Kesatuan_Tujuan, Fokus_Pada_Pelanggan, Komitmen_Jangka_Panjang, Obsesi_Terhadap_Kualitas, Kerjasama_Tim, Perbaikan_Sistem_Secara_Berke sinambungan, Pendidikan_Dan_Pelatihan, Pendekatan_Ilmiaha . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Pada Tabel 4.21 dinyatakan bahwa variabel Total Quality

Management (TQM) yang mempunyai subvariabel seperti Fokus pada

Pelanggan (X1), Obsesi terhadap Kualitas (X2), Pendekatan Ilmiah (X3), Komitmen Jangka Panjang (X4), Kerjasama Tim (X5), Perbaikan sistem secara Berkesinambungan (X6), Pendidikan dan Pelatihan (X7), Kebebasan Terkendali (X8), Kesatuan Tujuan (X9), Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (X10) tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan yang ditunjukkan oleh kolom Variables Removed yang kosong. Metode yang

dipilih adalah metode Enter.

Setelah mengetahui bahwa seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan maka dilakukan pengujian hipotesis koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Tipe hubungan anatara variabel dapat dilihat berikut ini :

1. 0,0 – 0.19 maka hubungan sangat tidak erat 2. 0,2 – 0,39 maka hubungan tidak erat

3. 0,4 – 0,59 maka hubungan cukup erat 4. 0,6 – 0,79 maka hubungan erat

Sumber: hasil pengolahan data (SPSS versi 17.00, 2014)

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai R adalah 0,874 atau 87,4% yang berarti bahwa hubungan antara kinerja karyawan dengan variabel independennya Total Quality Management (TQM) yang mempunyai subvariabel

Fokus pada Pelanggan (X1), Obsesi terhadap Kualitas (X2), Pendekatan Ilmiah (X3), Komitmen Jangka Panjang (X4), Kerjasama Tim (X5), Perbaikan sistem secara Berkesinambungan (X6), Pendidikan dan Pelatihan (X7), Kebebasan Terkendali (X8), Kesatuan Tujuan (X9), Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (X10) adalah sangat erat.

Nilai AdjustedRSquare dari output Tabel 4.23 adalah sebesar 0, 722. Hal

ini berarti bahwa variasi dari variabel independen Total Quality Management

(TQM) yang memiliki subvariabel Fokus pada Pelanggan (X1), Obsesi terhadap Kualitas (X2), Pendekatan Ilmiah (X3), Komitmen Jangka Panjang (X4), Kerjasama Tim (X5), Perbaikan sistem secara Berkesinambungan (X6), Pendidikan dan Pelatihan (X7), Kebebasan Terkendali (X8), Kesatuan Tujuan (X9), Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan (X10) mampu menjelaskan variasi

Tabel 4.22 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .874a .764 .722 2.29684

a. Predictors: (Constant), Keterlibatan_Dan_Pemberdayaan_Karyawan, Kebebasan_Terkendali, Kesatuan_Tujuan, Fokus_Pada_Pelanggan, Komitmen_Jangka_Panjang, Obsesi_Terhadap_Kualitas, Kerjasama_Tim, Perbaikan_Sistem_Secara_Berkesinambungan, Pendidikan_Dan_Pelatihan, Pendekatan_Ilmiah

variabel dependen (Kinerja karyawan) sebesar 72,2%. Selebihnya 27,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Dari Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa nilai Standart error of estimate adalah 2.29684, dimana

standart error of estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.

Semakin kecil nilai tersebut berarti model semakin baik.

4.3 Pembahasan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Total

Quality Management terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance

cabang Medan. Penelitian ini menggunakan berbagai metode penelitian seperti, metode analisis deskriptif, metode analisis regresi linear berganda dan melakukan pengujian hipotesis dengan uji signifikan simultan (uji-F), uji signifikan parsial (uji-t) dan koefisien determinasi (R2). Pada metode analisis deskriptif diperoleh informasi dari responden, dimana pengambilan informasi penelitian ini menggunakan alat penelitian kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan serta jawaban responden atas pernyataan yang dimuat didalam kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan sebanyak 67 orang.

Secara simultan Total Quality Management berpengaruh positif dan

signifikan Artinya secara bersamaan variabel-variabel bebas yaitu fokus terhadap pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan terkendali, kesatuan tujuan, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Federal International Finance cabang Medan.

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (Uji-t) maka dapat diperoleh : 1. Variabel Fokus pada pelanggan (X1) berpengaruh positif dan signifikan.

Artinya fokus pada pelanggan berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pane (2010) yang menyimpulkan bahwa fokus pada pelanggan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Dimana dalam penelitian ini PT. Federal International Finance Cabang Medan adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang meletakkan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori Deming yang menekankan bahwa “kepuasan pelanggan merupakan inti dalam roda Total Quality Management “(Ellitan, 2008:285). Hal ini juga

dapat dilihat dari tanggapan responden akan pernyataan mengenai Fokus pada pelanggan yang dominan memilih sangat setuju dengan pahamnya karyawan akan kebutuhan pelanggan dengan cara mengumpulkan informasi secara terus menerus. Oleh karena itu, penyerapan nilai fokus pada pelanggan yang dilakukan PT. Federal International Finance Cabang Medan kepada karyawan secara langsung memotivasi karyawan betapa pentingnya pelanggan demi kelangsungan kehidupan organisasi. Maka karyawan dalam melaksanakan tugasnya menjaga penuh dan menghargai hubungannya dengan pelanggan tersebut.

2. Variabel Obsesi terhadap Kualitas (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Jika dilihat dari pengaruhnya, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Irawan (2012) namun terdapat perbedaan bila dilihat dari hasil signifikan dimana dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Obsesi terhadap kualitas tidak signifikan. Hal tersebut dilihat dari tanggapan responden yang paling akan dua butir pernyataan mengenai obsesi terhadap kualitas adalah setuju dengan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber daya yang memadai untuk mengimplementasikan standar kualitas. Perusahaan telah membuat sistem yang mempermudah karyawan dalam pengerjaan tugasnya. Sehingga dengan adanya kondisi tersebut, para karyawan harus meningkatkan kualitas dari produk yang ditawarkan. Perusahaan mampu menanamkan kualitas tersebut pada karyawan sehingga karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas terkhusus kepada pembiayaan pelanggan dan produk tersebut. Jika kualitas yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam hal ini tujuan Total Quality

Management yakni tercapainya kepuasan pelanggan. Hal ini sejalan

dengan teori Goetsch dan Davis dalam Tjiptono (2003:15) “dalam organisasi yang menerapkan Total Quality Management, pelanggan

internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut maka organsasi harus terobsesi untuk memenuhi kualitas yang pelanggan inginkan “. Sehingga hal tersebut tentu

mempengaruhi kinerja karyawan karena semakin karyawan terobsesi pada kualitas yang dihasilkan semakin baik pula kinerja karyawan untuk memenuhi standar kualitas tersebut.

3. Variabel Pendekatan Ilmiah (X3) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pane (2010). Hal tersebut juga dapat dilihat dari tanggapan responden yang paling dominan mengenai pernyataan responden akan pernyataan Pendekatan Ilmiah adalah setuju, meskipun masih terdapat responden yang menyatakan kurang setuju dengan 2 butir pernyataan tersebut. Dalam hal ini pada karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan tidak mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan karena dapat dilihat dari bagaimana perusahaan memantau kinerja karyawan. Hal ini berseberangan dengan teori Goetsch dan Davis dalam Tjiptono (2003:15) “pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan Total

Quality Management. Dengan demikian data diperlukan dan

dipergunakan dalam menyusun Patok Duga atau Benchmark, memantau

prestasi dan melaksanakan perbaikan”. Penilaian ataupun desain pekerjaan yang dilakukan perusahaan seharusnya dilakukan dengan ketat dan secara bertahap. Sehingga karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan lebih meningkatkan kualitas dan kinerjanya.

4. Variabel Komitmen jangka panjang (X4) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance

cabang Medan. Hasil ini berlawanan dengan yang dilakukan Irawan (2012) dimana dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif namun tidak signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang dominan mengatakan sangat setuju dengan dua butir pernyataan mengenai komitmen jangka panjang yang dibangun karyawan untuk perusahaan sebagai interprestasi dari kinerja mereka, namun masih ad terdapat responden yang kurang setuju dengan pernyataan keterlibatan karyawan dalam pencapian misi perusahaan melaui proses jangka panjang. Komitmen jangka panjang diperlukan guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan Total Quality

Management dapat berjalan dengan sukses. Hal ini sejalan dengan teori

Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005:23) “Total Quality Management merupakan paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan Total Quality Management dapat

berjalan dengan sukses. Namun Komitmen jangka panjang pada PT.Federal International Finance cabang Medan tidak berpengaruh signifikan pada kinerja karyawan karena penerapan Total Quality

Management (TQM) pada Federal International Finance cabang Medan

yang dirasa masih baru, padahal TQM telah diterapkan sejak lama namun dalam penerapannya tidak berjalan baik dikarenakan pergantian kebijakan

pemimpin dan baru beberapa tahun terakhir mulai dicanangkan kembali untuk cabang Medan.

5. Kerja sama tim (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulaika (2008) yang juga berkesimpulan bahwa Kerjasama tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dapat dilihat juga dari jawaban responden yang paling dominan menyatakan setuju dengan pernyataan mengenai kerjasama tim yaitu setiap anggota tim memberi kontribusi untuk menghasilkan produk yang bermutu. Karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan dapat memberikan kontribusi dalam tim, dapat bekerja sama dalam tim dan memberi serta menerima umpan balik atas kontribusi yang diberikan guna untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Kerja sama tim merupakan salah satu tata nilai perusahaan yaitu perusahaan selalu mengutamakan kerjasama tim agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan. Dengan bekerjasama dalam tim, tentunya dengan adanya kegiatan tersebut kinerja yang dihasilkan menjadi lebih baik daripada bekerja secara individual. 6. Perbaikan sistem berkesinambungan (X6) berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulaika (2008) yang juga menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif antara perbaikan sistem berkesinambungan namun pada penelitian ini pengaruh tersebut tidak signifikan. Hal tersebut juga dapat dilihat dari tanggapan

responden yang paling dominan terhadap pernyataan mengenai Perbaikan sistem berkesinambungan adalah setuju, namun masih terdapat karyawan yang menyatakan kurang setuju bahkan tidak setuju mengenai pernyataan terjalinnya kerjasama yang luas antara konsumen, dealer dan karyawan. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan tidak dapat menetapkan target perbaikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan kemampuan karyawan, dan dalam menciptakan komunikasi yang baik antara konsumen, pemasok dan karyawan terkadang mengalami

miss-communication untuk beberapa produk PT.Federal International Finance

cabang Medan. Khususnya para konsumen nakal yang seringkali menjadi

penyebabnya. Perusahaan masih melakukan target perbaikan secara bertahap namun dalam penerapnya kurang mendapat perhatian serius dari pihak perusahaan. Sehingga perusahaan harus dapat melakukan perbaikan secara berkesinambungan karena akan sangat berdampak terhadap kinerja karyawan. Hal ini sejalan dengan teori J Paul Peter dan James H (Wibowo,2007:284) yang menyatakan bahwa “Total Quality

Management merupakan komitmen organisasi untuk memuaskan

pelanggan dengan secara berkelanjutan memperbaiki setiap proses bisnis yang terkait dalam penyampaian barang atau jasa.” Dimana dengan adanya perbaikan berkesinambungan maka akan tercapai suatu standar kualitas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan demi memenuhi kepuasan konsumen atau pelanggan.

7. Pendidikan dan Pelatihan (X7) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan Pane (2010) dan Zulaika (2008) yang menyimpulkan bahwa Pelatihan Dan pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Karyawan. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan teori Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005:23) yang menyatakan bahwa “ dalam perusahaan yang menerapkan Total Quality Management, pelatihan dan

Pendidikan merupakan factor yang fundamental ”. hal tersebut dapat dilihat tanggapan responden yang paling dominan untuk pernyataan mengenai pendidikan dan pelatihan adalah setuju. Program pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh PT. Federal International Finance cabang Medan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan berorientasi pada kualitas atau metode pendidikan dan pelatihan yang membuat karyawan nyaman dan dapat menyerap materi dengan baik. Dalam pelaksanaannya, PT. Federal International Finance cabang medan telah mennyusun schedule

secara berkala bagi karyawan untuk mendapatkan Pelatihan dan Pendidikan meskipun ada beberapa karyawan yang belum merasa puas dengan metode yang ada.Tentunya metode pelatihan yang digunakan diarahkan untuk menjawab kebutuhan karyawan dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Dari hal diatas dapat dilihat bahwa perusahaan melakukan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh karyawan sehingga

hasil pengetahuan dan kemampuan yang didapat dari pelatihan tersebut dapat diterapkan sepenuhnya demi meningkatkan kinerja karyawan. 8. Kebebasan terkendali (X8) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Irawan (2012) yang juga menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kebebasan terkendali dengan kinerja namun tidak signifikan. Hal tersebut juga dapat dilihat dari tanggapan responden yang paling dominan menyatakan setuju dan masih terdapat juga yang menyatakan kurang setuju terhadap kedua pernyataan mengenai kebebasan terkendali yang diterapkan perusahaan. Kebebasan terkendali muncul karena keterlibatan dan pemberdayaan karyawan yang merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik sehingga karyawan dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannnya. Hal tersebut sejalan dengan teori Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005:25) yang menyatakan bahwa “Dalam Total

Quality Management, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting.” Namun, dalam penerapannya masih ada batas- batas yang dirasakan karyawan, seperti pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan. Meskipun ada kebebasan untuk memberikan gagasan dan ide- ide baru. Namun sering dalam prakteknya perusahaan kurang mengapresiasi hal tersebut ataupun menindaklanjutinya.

9. Kesatuan Tujuan (X9) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan nilai singnifikan dengan penelitian yang dilakukan Pane (2010) yang menyatakan pengaruh kesatuan tujuan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini juga dapat dilihat dari tanggapan responden yang paling dominan menyatakan setuju meskipun masih terdapat yang kurang setuju dengan pernyataan mengenai karyawan bersama-sama dengan manager dalam mencapai tujuan.. Kesatuan tujuan adalah keadaan dimana antara manajemen dan karyawan memiliki satu tujuan untuk mengembangkan perusahaan. Karyawan dan perusahaan memiliki kesatuan tujuan ang rendah dalam mengembangkan perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mengartikulasikan misi dari organisasi kepada seluruh karyawan sehingga terjadi rendahnya komitmen karyawan untuk secara bersama-sama mencapai tujuan perusahaan.

10.Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (X10) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Federal International Finance cabang Medan. Hasil ini berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu. Dimana terdapat pengaruh yang negatif antara keterlibatan dan pemberdayaan karyawan namun signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini sejalan dengan teori Deming yang menekankan bahwa “kepuasan pelanggan merupakan inti dalam roda Total Quality Management, untuk

keterlibatan tenaga kerja dalam setiap proses organisasi“(Ellitan, 2008:285). Dan sejalan juga dengan teori Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005:25) yang menyatakan bahwa “Dalam Total Quality

Management, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting.” Namun hal ini perusahaan kurang melibatkan seluruh karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Hal tersebut juga dapat dilihat dari tanggapan responden yang dominan menyatakan setuju namun ada juga yang tidak setuju, hal ini khususnya untuk pernyataan motivasi yang diberikan kepada karyawan untuk mengemukakan gagasan secara terbuka. Karyawan merasa Perusahaan tidak memberdayakan seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan, sehingga hal tersebut mempengaruhi kegiatan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pihak perusahaan dengan karyawan, antara manajemen dengan bawahannya. Dari jawaban responden, karyawan juga kurang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan atau penyusunan kebijakan, sehingga karyawan merasa tidak dipercaya untuk ikut andil dalam pengabilan keputusan dan kebijakan di perusahaan. Padahal sangat diperlukan orang-orang dalam perusahaan yang terbuka kepada penilaian yang dilakukan terhadap diri mereka masing-masing maupun terhadap divisi tempat mereka terlibat dalam pekerjaan untuk dapat menerapkan Total Quality Management

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,764 berarti sebesar 76,4% faktor- faktor kinerja

karyawan dapat dijelaskan oleh variabel fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim, perbaikan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, sedangkan sisanya 23,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti motivasi kerja, semangat kerja, kepuasan kerja, budaya perusahaan, gaji atau insentif.

Penerapan Total Quality Management (TQM) terbukti meningkatkan

kinerja karyawan dalam menjalankan pekerjaannya, khususnya karyawan pada PT.Federal International Finance cabang Medan. Hal ini terlihat dari jawaban positif dari responden untuk pernyataan variabel Total Quality Management dan

Kinerja karyawan yang mayoritas menyatakan setuju. Meski Total Quality

Management dalam praktiknya diterapkan dengan baik akan meningkatkan

kinerja karyawan yang tinggi, namun dari hasil penelitian ditemukan ada karyawan yang merasakan kekurangan dalam penerapan praktik Total Quality

Management (TQM) khususnya pada subvariabel perbaikan sistem secara

berkesinambungan atau terus menerus (X6), pendidikan dan pelatihan (X7), keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (X10). Hal ini dapat dilihat jawaban responden terhadap subvariabel Total Quality Management tersebut masih ada

masih terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara sub-subvariabel dengan variabel kinerja karyawan.

BAB V

Dokumen terkait