• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES (Temuan Baru)

Bab III Kerangka Konseptual dan Hipotesis

HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

6.2 Kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES (Temuan Baru)

Pada masing-masing kombinasi amplitudo dan frekuensi dilakukan pengamatan berulang dan diamati derajat penurunan VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Bila belum didapatkan hasil yang cukup bermakna secara klinis, maka diteruskan pencarian pada kombinasi lain. Berdasarkan derajat penurunan VAS, derajat penurunan kadar NO ekshalasi endogen dan kenyamanan pada permukaan kulit tempat elektrode di tempelkan, maka dibuat kesimpulan bahwa frekuensi 125 Hz dan amplitudo 6 mA merupakan kombinasi terbaik yang dapat dipakai pada tahap penelitian uji klinis.

Pengamatan berulang pada kombinasi frekuensi 125 Hz dan amplitudo 6 mA bertujuan memperjelas efek yang didapatkan. Perlakuan pada penelitian II memperkuat bukti bahwa penelitian ini bukan penelitian observasional saja, namun merupakan jenis penelitian uji klinis dengan pembanding tanpa randomisasi (quasi-experimental) yang merupakan desain penelitian untuk

menjelaskan hubungan sebab-akibat.

Kombinasi antara frekuensi 125 Hz dan amplitudo 6 mA adalah kombinasi terbaik yang diperoleh dalam penelitian, diperkirakan dapat mengurangi intensitas nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan menurunkan kadar NO ekshalasi

endogen selama serangan migren secara bermakna serta tidak menimbulkan rasa tidak nyaman pada permukaan telapak tangan subjek saat perangsangan. Penelitian ini bila ditinjau berdasarkan proses pengolahan data termasuk deskriptif tanpa analisis. Bila ditinjau dari jenis penelitian berdasarkan perlakuan maka termasuk jenis uji klinis tanpa pembanding atau quasi-experimental. Penelitian ini

tidak melanggar etika, agama, dan budaya yang berlaku.

Perekrutan subjek penelitian dilakukan melalui pengumuman terbuka sama seperti penelitian pertama. Informasi kepada calon peserta diberikan secara jelas dan dilanjutkan dengan penandatanganan surat pernyataan bersedia menjadi subjek penelitian bagi yang berminat. Kriteria diagnosis migren untuk seleksi peserta menggunakan kriteria migren IHS. Kriteria IHS untuk diagnosis migren adalah paling sah saat ini. Tidak dilakukan pengendalian perancu pada penelitian ini. Tenaga pelaksana penelitian adalah dokter dan paramedis yang bertugas pada Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, Jakarta Timur yang telah mendapatkan pelatihan dan mempelajari kriteria diagnosis migren menurut IHS. Subjek penelitian tersedia dalam jumlah besar (kapasitas penghuni rumah tahanan negara dapat mencapai jumlah 5000 orang dan berubah-ubah sesuai proses hukum yang mereka jalani). Subjek dapat diamati oleh petugas penelitian dalam 24 jam. Sulit didapatkan kondisi serupa pada tempat pelayanan kesehatan lain misalnya bila dibandingkan dengan kondisi puskesmas.

Hubungan sebab-akibat dan generalisasi kesimpulan pada penelitian ini dijelaskan berdasarkan kriteria Hill. Validitas interna kausal pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Terdapat hubungan waktu yang jelas antara

sebab akibat. Dalam penelitian ini jelas terdapat hubungan sebab akibat dalam hal efek perangsangan elektrik terhadap berkurangnya rasa nyeri pada penderita serangan migren. Setiap kombinasi amplitudo dan frekuensi yang digunakan berakibat penurunan pada skala VAS dengan/tanpa penurunan pada kadar NO ekshalasi endogen. Tak ada perbedaan dalam patofisiologi nyeri kepala migren antara subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kasus migren di populasi. Hubungan yang kuat antara sebab dan akibat masih belum dapat dibuat simpulan yang tegas karena penelitian ini masih dipengaruhi bias dan tidak ada pengendalian faktor perancu melalui randomisasi. Hubungan antara respons dan dosis. Terdapat hubungan antara amplitudo dan frekuensi dalam perangsangan, memengaruhi respons penderita dalam hal penurunan intensitas nyeri dan kadar NO ekshalasi endogen. Hal yang sama diperkirakan terjadi pada populasi. Secara empiris, diamati terdapat hubungan sebab akibat yang spesifik. Perangsangan elektrik menurunkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Hal ini diperkirakan dapat terjadi di populasi berdasarkan hubungan sebab-akibat yang dapat diterima secara logika berdasarkan teori yang telah ada. Hubungan antara perangsangan elektrik dengan penurunan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen dapat dijelaskan berdasarkan studi literatur yang telah ada sebelumnya. Berkaitan dengan temuan pengetahuan sebelumnya (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).

Penelitian ini berkaitan dengan temuan sebelumnya dalam hal penggunaan alat NMES sebagai anti-nyeri. Walaupun belum banyak studi yang dilakukan namun terdapat fakta bahwa di samping TENS, terdapat kecenderungan NMES

digunakan sebagai terapi anti-nyeri yang belum spesifik dan belum dapat dijelaskan cara kerja alat ini secara jelas.Penelitian ini dirancang berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan terdapat kaitan yang jelas dengan temuan-temuan ilmiah sebelumnya (K F Schulz & D A Grimes, 2006).

Dalam hal patofisiologi, tidak terdapat perbedaan antara penderita migren di dalam lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan negara dibandingkan penderita migren di luar lingkungan lembaga pemasyarakatan. Pencarian amplitudo dan frekuensi yang dapat menurunkan gejala klinis nyeri dan kadar NO ekshalasi endogen yang nyaman, masih berada dalam bentuk desain penelitian yang bersifat empiris, maka hasil pengamatan ini belum dapat digeneralisasikan ke dalam populasi yang lebih besar. Masih diperlukan penelitian ketiga untuk membuat generalisasi yang meyakinkan.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pada tingkat hewan percobaan dan manusia. Pada tingkat hewan percobaan dan manusia, terdapat kemungkinan perangsangan elektrik dapat memengaruhi proses patofisiologi serangan migren. Penelitian pada tingkat hewan percobaan dengan metode eksperimental pada tikus menjadi suatu dasar yang meyakinkan bahwa perangsangan elektrik menyebabkan terjadinya pelepasan NO dari jaringan serebelum. Hal ini diperkuat dengan pemeriksaan menggunakan alat doppler ultrasonografi yang menunjukkan hasil berupa

gambaran pelebaran pembuluh darah sekitar jaringan serebelum yang dirangsang secara elektrik. Kelemahan di studi menggunakan binatang pada kelompok sham

Walaupun demikian, data penelitian ini memberikan informasi penting karena semua bias dapat dikendalikan dengan metode eksperimental.

Hal baru dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan urutan waktu sebagai berikut, Ishao Hashimoto membuktikan bahwa perangsangan elektrik yang menimbulkan muscle twitch pada muskulus abduktor pollicis brevis berakibat

aktivasi serabut climbing, sel purkinje, dan paralel serebelum berbasis MEG.

Fakta ini menjadi dasar pemikiran untuk mengusulkan suatu terapi baru yang praktis, murah, dan mudah. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan suatu kecenderungan bahwa perangsangan elektrik berupa muscle twitch dapat berperan

dalam terapi nyeri. Hsneh TC, Cheng PT, Kuan TS, dan Hong CZ melakukan penelitian dengan memberikan perangsangan elektrik yang menimbulkan muscle

twitch pada bagian atas otot trapezius untuk terapi nyeri miofosial. Gaines J,

Metter E, dan Talbot L, melakukan penelitian dengan uji klinis dua kelompok dengan jumlah subjek sebanyak 38 orang. Tidak diketahui apakah penelitian ini dilakukan random alokasi subjek penelitian ke dalam kelompok perlakuan dan sham. Penelitian ini menggunakan penilaian dengan McGill Pain Questionaire

pada 15 menit perangsangan elektrik dengan alat NMES yang diletakkan pada tendon otot quadriseps femoris penderita osteoartritis sendi lutut. Hasil penelitian bermakna dan disimpulkan bahwa NMES dapat mengurangi nyeri pada penderita osteoartritis. Yu dan kawan-kawan menunjukkan bahwa percutaneus NMES dapat

menurunkan intensitas nyeri. Rochester C.L, membuktikan bahwa perangsangan dengan NMES pada otot anggota gerak atas menunjukkan perbaikan klinis pada pasien COPD dan peningkatan kadar NO ekshalasi endogen. Hal ini memperkuat

teori-teori sebelumnya bahwa perangsangan pada ujung-ujung saraf proprioseptif akan mengaktifkan jaras spino-serebelaris.

Penelitian ini berlandaskan teori bahwa NMES dapat digunakan sebagai perangsang elektrik yang menimbulkan muscle twitch. Muscle twitch merupakan

bagian LTD pada proses motor learning. Pada LTD dihasilkan NO secara sinergis

dengan endokanabinoid. Kadar endokanabinoid tidak seimbang terkait proses timbulnya serangan migren. Sampai saat ini NMES digunakan sebagai alat di bidang rehabilitasi medik untuk melatih otot yang mengalami disuse atropi.

Kelemahan penelitian ini adalah menggunakan desain yang belum kuat karena dilakukan eksperimental tanpa randomisasi. Belum ada penelitian dalam hal penggunaan alat NMES dalam hal abortif serangan migren yang dapat dibandingkan dengan penelitian ini. Penggunaan alat NO ekshalasi endogen dalam memantau respons terapi pada migren mirip yang dilakukan Van der Schueren dan kawan-kawan dalam bentuk penelitian tak terandomisasi, dengan kontrol dan tak buta ganda. Pada penelitian ini pasien mengetahui amplitudo dan frekuensi yang diberikan oleh petugas pelaksana di lapangan. Petugas pelaksana juga mengetahui pasien adalah penderita migren dalam serangan.

Kelebihan penelitian ini, merupakan penelitian yang pertama kali dalam hal mengamati secara empiris alat NMES sebagai aplikasi untuk mengurangi nyeri penderita serangan migren. Penelitian ini penting karena berusaha melihat pola penurunan gejala klinis nyeri kepala migren dalam skala VAS dan dikaitkan dengan kadar NO ekshalasi endogen, suatu usaha untuk memberikan tambahan wawasan teori baru dalam hal terapi nyeri kepala migren. Penelitian serupa dapat

dilakukan di lain tempat dan waktu selama tersedia alat dan tenaga pelaksana penelitian yang terlatih.

6.3 Perubahan klinis intensitas nyeri kepala migren dan kadar NO