BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Komentar Penutup
Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti cukup senang karena mendapatkan hasil bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang bersekolah di sekolah homogen tidak memiliki penilaian yang rendah terhadap tubuhnya. Sebagian besar partisipan di sekolah homogen juga tidak menunjukkan perilaku konform yang tinggi. Walaupun baik dari penilaian terhadap tubuh dan juga perilaku konformitas masih masuk dalam kategori sedang. Peneliti berharap remaja yang bersekolah di sekolah homogen dapat lebih meningkatkan penilaian mereka terhadap tubuh dan lebih menghargai diri sendiri tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain. Peneliti juga berharap bahwa penelitian ini bermanfaat bagi orang lain sehingga penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi diri peneliti tetapi bagi orang lain juga khususnya orang tua dan guru BK. Orang tua dan guru BK merupakan orang-orang yang dekat dengan remaja sehingga diharapkan agar dapat membantu para remaja perempuan untuk dapat menilai tubuhnya dengan lebih positif. Upaya yang dilakukan orang tua, dan juga guru BK tidak akan cukup jika dinas pendidikan dan juga komunitas ilmuwan psikologi tidak ikut mengambil bagian.
107
DAFTAR PUSTAKA
Aladhi. (2016, April 26). Meme seragam ketat siswi SMA jadi viral di sosial media. belitung.tribunnews.com. Diunduh dari http://belitung.tribunnews.com/2016/04/26/meme-seragam-ketat-siswi-sma-jadi-viral-di-sosial-media
Ambar, P. (2018, Februari 25). Gila! Remaja ini habiskan uang orangtuanya Rp 19 juta setiap bulan hanya untuk bisa mirip barbie. tribuntravel.com. Diunduh dari http://travel.tribunnews.com/2018/02/25/gila-remaja-ini- habiskan-uang-orangtuanya-rp19-juta-setiap-bulan-hanya-untuk-bisa-mirip-barbie?page=all
American Psychological Association. (2009). APA concise dictionary of psychology. Washington, DC: American Psychological Association.
Andriani, M., & Ni’matuzahroh. (2013). Konsep diri dengan konformitas pada
komunitas hijaber. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, l(1). Doi: 10.22219/jipt.v1i1.1362
Ardina, I. (2017, Juli 11). Tekanan di media sosial picu operasi plastik.
beritagar.id. Diunduh dari https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/tekanan-di-media-sosial-picu-operasi-plastik
Asrianti, S. (2018, Desember 4). Psikolog ungkap penyebab remaja “kecanduan”
kosmetik. republika.co.id. Diunduh dari
https://www.republika.co.id/berita/gaya- hidup/trend/18/04/12/p7288h284-psikolog-ungkap-penyebab-remaja-kecanduan-kosmetik
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. (2017a). Penyusunan skala psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2017b). Metode penelitian psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R.A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology (13th ed.). Boston, AS : Pearson Education, Inc.
Camelia. (2008, 28 Januari). Wawancara Personal.
Cash, T. F. (2000). The multidimensional body-self relations questionnaire. Third revision. Norfolk, England : Old Dominion University
Cash, T. F.(2016). Encyclopedia of feeding and eating disorders. (T. Wade, Ed.). Singapore: Springer Singapore. Doi: 10.1007/978-981-287-087-2_3-1 Cash, T. F., & Smolak, L. (2011). Body Image: A handbook of science, practice,
and prevention (2nd ed). New York, AS: Guilford Press.
Charulata, G. (2011). The relation between body image satisfaction and self-esteem to academic behaviour in adolescents and pre-adolescents.
University of Manitoba. Diunduh dari https://umanitoba.ca/faculties/education/media/Gupta-11.pdf
Christianto, N. W. (2014). Hubungan antara body image dan konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja. (Skripsi). Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari
http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful l&id=de2b7a0b2c7a41562731ec1ebcf33f69
Cialdini, R B., & Goldstein, N.J. (2003). Social Influence: Compliance and
conformity. Review in Advance. Doi:
10.1146/annurev.psych.55.090902.142015
Cialdini, R. B., & Trost, M. R. (1998). Social influence: Social norms, conformity and compliance. In the handbook of social psychology. New York, AS: McGraw-Hill.
Coolican, H. (2014). Research methods and statistics in psychology (6th edition). New York, AS: Psychology Press.
Creswell, J. W. (2014). Research design. qualitative, quantitative, and mixed method approaches (4th ed.). United Kingdom: SAGE Publication Ltd. Delima. (2018, 3 Februari). Wawancara Personal.
Dimara, G. Y. (2018, Agustus 25). Berapa pengeluaran bulanan perempuan indonesia untuk membeli makeup?.kumparan.com. Diunduh dari https://kumparan.com/@kumparanstyle/berapa-pengeluaran-bulanan-perempuan-indonesia-untuk-membeli-makeup-1535173218344351524 Egebrark, J. & Ekström, M. (2011). Like What You Like or Like What Others
Like? Conformity and Peer Effects on Facebook. (IFN Working Paper No. 886). Stockholm, Sweden: Research Institute of Industrial Economics. Erawati, C. K. (2017). Hubungan antara konformitas dan harga diri pada
mahasiswa yang menggunakan hijab. Jurnal Ilmiah Psikologi,10 (1),
142-151. Diunduh dari
Fardouly, J & Lenny R. V. (2016). Social media and body image concerns: Current research and future direction. Social Media and Applications to Health Behavior.9, 1-5. Doi : dx.doi.org/10.1016/j.copsyc.2015.09.005 Gentina, E., Palan, K. M., & Fosse-Gomez, M.-H. (2012). The practice of using
makeup: A consumption ritual of adolescent girls: Adolescent girls’ ritual
use of makeup. Journal of Consumer Behaviour, 11(2), 115–123. Doi: 10.1002/cb.387
Grogan, S. (2008). Body Image: Understanding body dissatisfaction in men, women, and children (2nd ed). New York, AS: Routledge.
Guglielmi, A. (2010). Girls’ self-esteem rates in single sex & coed high schools
(Thesis). Trinity College, Hartford, CT.
Gunarsa, S. D., & Gunarsa, N. S. D. (1981). Psikologi remaja. Jakarta: Tira Pustaka.
Handayani, M. W. S. (2011). Hubungan antara konformitas dengan citra tubuh pada remaja putri (Skripsi). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
Indonesia. Diunduh dari
http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful l&id=e680b4cd0824ee525d529dd46c78e8cd
Herdiansyah, H. (2016). Gender dalam perspektif psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Kebayoran: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
Hurlock, E. B. (1973). Adolescent development (4th ed). New York, AS: McGraw-Hill.
Indrayana, P., & Hendrati, F. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosional dan konformitas kelompok teman sebaya dengan konsep diri remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 2, 199–207.
Kende, A., Ujhelyi, A., Joinson, A. & Greitemeyer, T. (2015). Putting the social (psychology) into social media. European Journal of Social Psychology, 45, 277-278. Doi: 10.1002/ejsp.2097
Knuckey, D. (2016). [Interview with Loren Bridge]. All girl schools. Diunduh dari
Laili, Q., Soeranti, T., & Pertiwi, Y. (2015). Hubungan antara persepsi tubuh dengan perilaku konsumtif pada siswi smk farmasi sari farma depok.
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi,1. Diunduh dari https://jurnalpsikologi.ubharajaya.ac.id/buletin/jurnal/lihat_jurnal/5 Lavender. (2018, Februari 3). Wawancara Personal.
Matlin, M. W. (2012). The psychology of women (7th ed). Australia : Wadsworth. Mensinger, J. (2001). Conflicting gender role prescriptions and disordered eating
in single-sex and coeducational school environments. Gender and Education, 13, 417–429. Doi: 10.1080/09540250120081760
Neuman, W. L. (2007). Basic of social research qualitative and quantitative approaches (2nd ed.). New York, AS: Pearson Education Inc.
Nursanti, Y. D. (2009). Hubungan antara konformitas dan konsep diri pada remaja yang bergaya harajuku di yogyakarta (Skripsi). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful l&id=31d9b00c424bd5cbf9cc08b8e3e5b229
Papalia, D. E., Sally W. O., Feldman, R. D., & Dana Gross. (2008). Human development (9 ed.). Jakarta: Kencana.
Potter P.A. & Perry A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik (4 Ed). Jakarta: EGC.
Prasetya, C. (2013, November 2). Seks pra nikah trend remaja masa
kini?.lensaindonesia.com. Diunduh dari
https://www.lensaindonesia.com/2013/02/11/seks-pra-nikah-trend-remaja-masa-kini.html
Rully, A. (2017, April 13). Beli make up di pasar malam, muka gadis ini jadi rusak parah. plus.kapanlagi.com. Diunduh dari https://plus.kapanlagi.com/beli-make-up-di-pasar-malam-muka-gadis-ini-jadi-rusak-parah-98b300.html Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Santoso, S. (2015). Menguasai statistik non paramterik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarah Grogan. (2008). Persepsi tubuh. understanding body dissatisfaction in men, women, and children. (2nd ed.). New York, AS: Taylor & Francis Group.
Sarwono, S. W., & A. Meinarno, E. (2014). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Schneider, F. W., & M. Coutts, L. (1982). The high school environment: A comparison of coeducational and single-sex school. American Psychological Association, Inc, 74, 898–906. Doi: 0022-0663/82/7406-0898$00.75
Scott, S. (2015). Influence of cosmetics on the confidence of college women: an exploratory study. citeseerx.ist.psu.edu. Diunduh dari https://psych.hanover.edu/research/Thesis07/scottpaper.pdf
Sebayang, J., Yusuf, M., & Priyatama, A. N. (2011). Hubungan antara persepsi tubuh dan konformitas dengan perilaku konsumtif pada siswi kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta. Jurnal Wacana Psikologi,3 (2). Diunduh dari http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/ 36
Siahaan, S. (2018, Agustus 15). Demi mirip Kim Kadarshian, remaja ini rela keluarkan uang hingga Rp 279 juta. medan.tribunnews.com. Diunduh dari http://medan.tribunnews.com/2018/08/15/demi-mirip-kim-kardashian-remaja-ini-rela-keluarkan-uang-hingga-rp-279-juta?page=all Smolak, L., & Thompson J.K. (2009). Body Image, eating disorders, and obesity
in youth. assessment, prevention, and treatment (2nd ed.). Amerika Serikat: American Psychological Association.
Sudariyanti, N. M. (2011). Perbedaan body image antara remaja putri di sekolah homogen dengan sekolah heterogen (Skripsi). Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari
http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful l&id=089a9beff66d88530b7210f31a68c807
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif dalam psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologi. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Susanti, E., & Nurwidawati, D. (2014). Hubungan antara kontrol diri dan konformitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa program studi psikologi Unisa. Jurnal Mahasiswa Unesa, 2 (3). Diunduh dari http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/1099 5
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial (12 ed.). Jakarta: Kencana.
Tiggemann, M. (2001). Effect of gender composition of school on body concerns in adolescent women. International Journal Eat Disorder, 29 (2). 239–
243. Doi: 10.1002/1098-108X(200103)29:2<239::AID-EAT1015>3.0.CO;2-A
Widhiarso, W. (2010). Catatan pada uji linieritas hubungan. Manuskrip tidak
dipublikasikan. Diunduh dari
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_uji_linieritas_hubu ngan.pdf
Wirman, A. (2016). Miris! Siswa-siswi di kota bogor masih kenakan baju sekolah ketat. mediabogor.com. Diunduh dari https://mediabogor.com/miris-siswa-siswi-dikota-bogor-masih-kenakan-baju-sekolah-ketat/amp/
Wisnubrata. (2017, Juni 14). Apa definisi perempuan cantik?. kompas.com.
Diunduh dari
http://lifestyle.kompas.com/read/2017/06/14/135648020/apa.definisi.pere mpuan.cantik
Yoo, J., Choi, S., Choi, M. & Rho, J. (2014). Why people use Twitter: Social conformity and social value perspectives. Online Information Review, 38 (2), 265-283. Doi: 10.1108/OIR-11-2012–0210
Yuliantari, M. I., & Herdiyanto, Y. K. (2015). Hubungan konformitas dan harga diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri di kota denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 2, 89–99. Diunduh dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/25144
113
Lampiran 1
Reliabilitas Skala Penelitian
Skala Konformitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Skor Jawaban Skala2.29 63.95 198.103 .432 .931 Skor Jawaban Skala2.30 65.03 205.078 .408 .931 Skor Jawaban Skala2.27 65.13 198.430 .614 .929 Skor Jawaban Skala2.4 64.46 190.150 .740 .927 Skor Jawaban Skala2.1 65.00 196.474 .587 .929 Skor Jawaban Skala2.41 65.26 198.669 .626 .929 Skor Jawaban Skala2.47 65.03 195.762 .708 .928 Skor Jawaban Skala2.14 64.28 194.366 .644 .928 Skor Jawaban Skala2.32 64.95 195.734 .609 .929
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 39 100.0
Excludeda 0 .0
Total 39 100.0
a. Listwise deletion based on all variabels in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Skor Jawaban Skala2.46 64.87 200.957 .417 .931 Skor Jawaban Skala2.44 64.28 190.576 .730 .927 Skor Jawaban Skala2.2 64.64 197.815 .558 .929 Skor Jawaban Skala2.26 64.28 195.839 .520 .930 Skor Jawaban Skala2.40 63.56 195.779 .576 .929 Skor Jawaban Skala2.48 64.44 193.726 .636 .928 Skor Jawaban Skala2.16 65.51 206.099 .286 .932 Skor Jawaban Skala2.23 65.08 203.020 .284 .932 Skor Jawaban Skala2.18 64.97 195.605 .607 .929 Skor Jawaban Skala2.7 65.18 200.993 .397 .931 Skor Jawaban Skala2.25 65.21 205.115 .318 .931 Skor Jawaban Skala2.20 65.10 203.831 .236 .933 Skor Jawaban Skala2.9 63.87 195.799 .491 .930 Skor Jawaban Skala2.13 63.69 198.903 .381 .932 Skor Jawaban Skala2.50 64.54 190.887 .727 .927 Skor Jawaban Skala2.15 65.28 202.682 .471 .930 Skor Jawaban Skala2.31 64.69 196.903 .504 .930 Skor Jawaban Skala2.55 65.10 206.779 .250 .932 Skor Jawaban Skala2.43 65.28 201.208 .483 .930 Skor Jawaban Skala2.28 65.23 197.287 .593 .929 Skor Jawaban Skala2.12 65.03 196.078 .625 .928 Skor Jawaban Skala2.37 65.08 200.810 .711 .929 Skor Jawaban Skala2.38 65.21 201.799 .588 .929 Skor Jawaban Skala2.3 64.69 199.166 .544 .929 Skor Jawaban Skala2.19 65.49 203.993 .480 .930
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Skala Persepsi tubuh Case Processing Summary
N %
Cases Valid 39 100.0
Excludeda 0 .0
Total 39 100.0
a. Listwise deletion based on all variabels in the procedure.
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Skor Jawaban Skala1.57 91.13 154.273 .248 .851
Skor Jawaban Skala1.49 90.44 153.252 .387 .847
Skor Jawaban Skala1.35 91.18 152.730 .348 .848
Skor Jawaban Skala1.78 90.72 151.418 .404 .846
Skor Jawaban Skala1.53 91.13 154.167 .252 .851
Skor Jawaban Skala1.15 91.38 154.506 .305 .849
Skor Jawaban Skala1.70 91.10 151.568 .445 .845
Skor Jawaban Skala1.67 90.97 154.289 .326 .849
Skor Jawaban Skala1.52 90.97 149.552 .481 .844
Skor Jawaban Skala1.22 90.54 153.887 .360 .848
Skor Jawaban Skala1.21 90.62 155.822 .297 .849
Skor Jawaban Skala1.19 91.08 152.020 .394 .847
Skor Jawaban Skala1.73 91.97 155.447 .376 .848
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Skor Jawaban Skala1.33 91.26 157.827 .181 .852
Skor Jawaban Skala1.74 90.69 152.745 .430 .846
Skor Jawaban Skala1.59 92.08 157.073 .247 .850
Skor Jawaban Skala1.7 90.64 154.184 .395 .847
Skor Jawaban Skala1.4 90.90 154.621 .306 .849
Skor Jawaban Skala1.39 90.97 155.920 .219 .851
Skor Jawaban Skala1.16 90.97 152.657 .441 .846
Skor Jawaban Skala1.40 90.79 153.273 .345 .848
Skor Jawaban Skala1.44 90.77 152.709 .496 .845
Skor Jawaban Skala1.68 90.82 148.362 .583 .842
Skor Jawaban Skala1.38 91.13 153.378 .259 .851
Skor Jawaban Skala1.48 91.49 154.256 .294 .849
Skor Jawaban Skala1.46 91.05 153.892 .353 .848
Skor Jawaban Skala1.23 90.49 148.888 .532 .843
Skor Jawaban Skala1.29 91.21 154.220 .349 .848
Skor Jawaban Skala1.24 91.97 157.920 .182 .852
Skor Jawaban Skala1.25 91.90 157.042 .213 .851
Skor Jawaban Skala1.51 91.77 154.551 .349 .848
Skor Jawaban Skala1.9 91.10 153.884 .311 .849
Skor Jawaban Skala1.1 91.36 154.026 .338 .848
Skor Jawaban Skala1.42 91.31 155.903 .300 .849
Skor Jawaban Skala1.28 91.59 155.617 .285 .849
Skor Jawaban Skala1.47 91.03 156.131 .305 .849
Skor Jawaban Skala1.56 91.49 156.362 .285 .849
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Lampiran 2
Uji Normalitas dan Linearitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Persepsi
tubuh .065 246 .015 .959 246 .000
Konformitas .054 246 .079 .985 246 .011
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Persepsi tubuh * Konformitas Between Groups (Combined) 5069.210 54 93.874 .992 .498 Linearity 241.387 1 241.387 2.551 .112 Deviation from Linearity 4827.822 53 91.091 .963 .552 Within Groups 18072.140 191 94.619 Total 23141.350 245
Lampiran 3 Uji T One-Sampel Test Test Value = 0 T df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Konformitas 89.277 245 .000 70.378 68.83 71.93 Persepsi tubuh 155.347 245 .000 96.260 95.04 97.48 One-Sampel Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Konformitas 246 70.38 12.364 .788
Lampiran 4 Kategorisasi Partisipan
Kategorisasi Konformitas Berdasarkan Mean Empiris
Kategorisasi Rumus Nilai
Rendah X <(μ-1,0σ) X < 58.016
Sedang (μ-1,0σ) ≤ X < (μ+1,0σ) 58.016 ≤ X < 82.744
Tinggi (μ+1,0σ) ≤ X 82.744 ≤ X
Kategori berdasarkan skala konformitas Konformitas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 41 16.7 16.7 16.7 Sedang 174 70.7 70.7 87.4 Tinggi 31 12.6 12.6 100.0 Total 246 100.0 100.0
Kategorisasi Persepsi Tubuh Berdasarkan Mean Empiris
Kategorisasi Rumus Nilai
Rendah X <(μ-1,0σ) X < 86.541
Sedang (μ-1,0σ) ≤ X < (μ+1,0σ) 86.541 ≤ X < 105.979
Tinggi (μ+1,0σ) ≤ X 105.979 ≤ X
Pembagian kategori berdasarkan Skala Persepsi tubuh BodyImage
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid
Rendah 29 11.8 11.8 11.8
Sedang 185 75.2 75.2 87.0
Tinggi 32 13.0 13.0 100.0
Lampiran 5 Google form online
Lampiran 6 Informed Concent
Item Skala Penelitian Skala Konformitas
Sub Aspek Indikator
Item Lolos Favorable Unfavorable 1 Perceived Concencus 1. Memutuskan sesuatu setelah diyakinkan orang lain.
Saya yakin dengan penampilan saya ketika dipuji oleh teman-teman.
Saya yakin dengan penampilan saya walaupun tidak ada yang memuji.
2. Merasa melakukan suatu hal yang benar ketika banyak orang juga melakukannya.
Saya langsung membeli model pakaian yang dipakai oleh kebanyakan orang populer di media sosial.
Saya lebih percaya diri ketika mengikuti tren fashion yang ada saat ini.
Saya lebih percaya diri dengan
fashion saya saat ini, walaupun berbeda dengan tren.
2
Dynamical System
1. Berperilaku sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu.
Saya mengikuti tren fashion saat ini agar tidak dijauhi oleh teman-teman.
Saya berpenampilan hampir sama dengan teman dekat saya,
Saya kurang mengikuti tren fashion
saat ini dan tidak masalah jika saya dijauhi teman-teman karena hal itu.
sosial. 2. Mengikuti apa yang
dilakukan oleh kebanyakan orang di lingkungannya.
Saya menyesuaikan dandanan saya dengan teman-teman dekat saya.
Saya memilih dandanan yang berbeda dari teman-teman dekat saya.
3
Automatic Activation
1. Mengikuti hal-hal yang dilakukan banyak orang agar diterima di
lingkungannya.
Saya sedih ketika teman-teman saya tidak menyukai penampilan saya.
Saya senang jika teman-teman menerima saya karena saya dapat mengikuti tren fashion saat ini.
Saya senang dengan penampilan saya saat ini walaupun teman-teman saya tidak suka.
Saya senang jika teman-teman menerima saya walaupun saya tidak mengikuti tren fashion saat ini.
2. Menyesuaikan diri agar diperhatikan orang disekitarnya.
Saya senang ketika usaha saya untuk berdandan dipuji oleh teman-teman saya.
Saya nyaman ketika mengikuti saran untuk berdandan dari teman saya.
4
Behavioral Mimicry
1. Menyesuaikan perilaku dengan orang yang diidolakan/ dikagumi.
Saya berusaha meraih prestasi sesuai dengan minat dan kemampuan saya.
Saya memiliki gaya hidup yang jauh berbeda dari idola saya.
2. Menyesuaikan penampilan dengan orang yang
diidolakan/dikagumi.
saya yang sering kali mendapat pujian dari banyak orang.
Saya ingin terlihat menarik seperti artis idola saya yang sering muncul di media sosial sehingga saya mengikuti dandanannya.
5
Gaining Social Approach
1. Menirukan perilaku orang lain untuk menjaga hubungan baik dengan mereka.
Saya menuruti apa saja yang dikatakan teman saya agar ia tidak menjauhi saya.
Saya melakukan hal yang menurut saya baik walaupun akan ada orang yang tidak suka.
2. Merasa lebih berharga ketika diterima di kelompok tertentu
Saya merasa berharga ketika dandanan saya diterima oleh teman-teman yang up to date dalam gaya berpakaian.
Saya senang jika pendapat saya diterima oleh teman-teman yang saya anggap lebih hebat dari saya. 6
Majority and minority
1. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan suara mayoritas.
Saya mengikuti tren fashion saat ini.
Saya tidak memaksakan diri untuk berdandan seperti teman-teman saya.
perilaku yang
dimunculkan minroitas.
akan dinilai bagus dari seberapa jumlah orang yang memakainya.
tetap bagus walaupun orang yang memakainya sedikit.
7 Deindividuatio
n effect
1. Menyesuaikan perilaku dengan identitas dan norma kelompok.
Saya menggunakan aksesoris yang sama dengan teman-teman dekat saya.
Saya mengenakan pakaian sesuai kenyamanan saya walaupun tidak sama dengan teman-teman dekat saya.
2. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan situasi kelompok.
Saya mengikuti tren fashion
yang ada karena teman-teman saya juga mengikutinya.
Saya berusaha untuk menyesuaikan gaya berpakaian saya dengan teman-teman baru saya.
Saya tetap berdandan semau saya, walaupun teman-teman saya mengikuti tren saat ini.
Saya tetap mengenakan pakaian sesuai gaya saya walaupun teman-teman saya berbeda gaya.
Aspek Indikator Item Lolos Favorable Unfavorable 1 Appearance evaluation
1. Merasa bangga dan percaya diri dengan kondisi fisiknya saat ini.
Saya tidak perlu mengubah apa pun pada bentuk tubuh saya.
2. Tidak membandingkan tubuhnya dengan orang lain.
Saya bahagia dengan bentuk tubuh saya saat ini, sehingga saya tidak ingin memiliki bentuk tubuh seperti orang lain.
Saya tetap merasa kurang menarik walaupun sudah
menggunakan make up seperti artis idola saya. 2 Appearance orientation 1. Memperhatikan penampilan secara detail.
Saya menggunakan produk
kecantikan (seperti; lulur, body lotion, lip butter, dll) untuk menunjang penampilan saya.
Saya bercermin setiap kali ada kesempatan untuk memastikan penampilan saya walaupun membutuhkan waktu yang lama. 2. Memperhatikan fashion yang
cocok untuk dipakai dan mengikuti tren yang ada saat
Saya berusaha mengikuti tren
fashion yang sedang populer saat ini agar saya terlihat lebih menarik.
Saya membeli 8u. Saya kurang memperhatikan tren fashion yang sedang populer karena saya tidak
saya. 3
Fitness Evaluation
1. Merasa memiliki fisik yang sehat dan tubuh yang atletis.
Saya memiliki tubuh yang sehat dan tidak mudah tertular penyakit.
Saya memiliki bentuk tubuh yang atletis sehingga terlihat ideal.
Saya memiliki bentuk tubuh yang terlalu kurus/gemuk.
2. Merasa berkompeten dalam kegiatan yang membutuhkan aktivitas fisik.
Saya mendapat nilai yang bagus dalam mata pelajaran olahraga di sekolah.
Saya kurang pandai dalam bidang olahraga apa pun.
Saya mendapat nilai yang buruk dalam mata pelajaran olahraga. 4
Fitness Orientation
1. Terlibat dalam aktivitas fisik untuk meningkatkan
kebugaran.
Saya rajin datang ke club
olahraga/gym karena tubuh yang sehat adalah prioritas saya.
Saya malas untuk datang ke club
olahraga/gym karena jika saya sakit merupakan hal yang wajar.
2. Membiasakan diri untuk berolahraga dan menjadikan rutinitas dalam gaya
hidupnya.
Saya berusaha membiasakan diri untuk rutin berolahraga setiap harinya.
5
Health
Evaluation 1. Memiliki perhatian pada kesehatan tubuhnya.
Saya sadar dengan cepat ketika tubuh saya mulai menunjukkan gejala dari suatu penyakit.
Saya rutin melakukan medical check up agar dapat memantau
2. Merasa sehat dan tidak mudah tertular penyakit.
Saya memegang kendali penuh atas kesehatan tubuh saya sehingga kegiatan saya dapat berjalan lancar. 6
Health
orientation 1. Mengetahui cara-cara hidup sehat.
Saya memahami bahwa meminum suplemen atau multivitamin dapat menjaga kesehatan tubuh saya.
Saya suka mencari dan membaca artikel-artikel mengenai cara hidup sehat.
2. Melakukan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit.
Saya berusaha mengatur asupan gizi dari makanan yang saya konsumsi.
7
Illnes
Orientation 1. Waspada terhadap gejala penyakit fisik yang muncul.
Saya dapat mencermati gejala-gejala fisik yang timbul ketika saya akan sakit.
Saya kurang peka dengan gejala yang muncul pada tubuh saya ketika mengalami suatu penyakit
Saya tetap melakukan aktivitas walaupun saya merasa kurang sehat. 2. Mencari tahu tentang
penanganan medis yang tepat
Saya mencoba bertanya pada orang lain yang mengetahui penanganan yang tepat ketika saya mulai merasa
Saya hanya membeli obat-obatan yang diberikan oleh dokter ketika
8
Body area satisfaction
1. Merasa puas dengan bentuk dan ukuran dari setiap bagian tubuh yang dimiliki.
Saya merasa percaya diri ketika mengenakan model pakaian yang menunjukkan bentuk tubuh saya.
Saya memilih mengenakan pakaian yang longgar untuk
menutupi bentuk tubuh, karena saya merasa kurang percaya diri.
2. Merasa bahagia dengan setiap bagian tubuh yang dimiliki.
Saya merasa kurang percaya diri dengan setiap bagian tubuh saya. 9
Overweight preoccupation
1. Menghindari hal-hal yang akan membuat gemuk
Saya menghindari makanan berlemak karena saya tidak mau bertambah gemuk.