• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran e-comic menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Pengujian produk media pembelajaran akan memperoleh data dari hasil pengisian angket atau kuesioner yang telah diisi oleh dua guru Biologi/IPA (ahli media dan materi), satu dosen ahli materi dan satu dosen ahli media yang diuji dalam skala terbatas, yang akan dikirimkan melalui soft copy kepada para validator, pada penelitian ini menggunakan beberapa aspek seperti :

Angket validasi ini menggunakan skala pengukuran penelitian yang sudah dimodifikasi oleh Riduwan (2009). Dalam analisis kuantitatif dengan

menggunakan jawaban yang telah diberikan skor sesuai dengan tabel 3.6 dibawah ini :

Tabel 3.5 : ( Skala Likert)

No. Analisis Kuantitatif Skor

1 Sangat setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak setuju 2

4 Sangat tidak setuju 1

Data nilai pada tabel di atas diberikan skor 1 sampai 4 yang terdiri dari respon sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan respon sangat tidak setuju.

Skala ini memberikan gambaran posisi yang sangat negatif ke posisi sangat positif dalam pemberian hasil nilai dari responden. Dalam tingkat pengukuran skala penelitian ini menggunakan interval. Pada skala angket validasi ini respon netral sengaja dihilangkan sehingga responden dapat menunjukkan pendapatnya atau tanggapan jawaban terhadap pertanyaan pada kuesioner. Alasanya karena menghindari adanya kesalahan dalam metode skala Likert pada kesalahan kecenderungan menengah.

Menurut Arikunto (2013). Mengemukkan untuk mendapatkan nilai akhir analisis kuantitatif dari data kuesioner, perhitungan jawaban dalam poin-poin item menggunakan rumus seperti :

Pₛ = 𝑆

𝑁× 100 %

Keterangan :

Pₛ = Persentase

S = Jumlah skor total : (Jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan responden)

N = Skor maksimal : (Skor Tertinggi dari angker dikalikan jumlah responden)

Selanjutnya data persentase kelayakan yang didapatkan kemudian diinterpretasikan menggunakan tasfsirkan dalam analisis kualitatif. Berikut tabel kriteria kelayakan berdasarkan rating-scale tabel 3.7 dibawah ini :

Tabel 3.6 :(Kriteria Kelayakan)

Skala Skor dalam persen (%) Kriteria Kelayakan

1 0% - 25% Tidak Layak

2 >25% - 50% Kurang Layak

3 >50% - 75% Layak

4 >75% - 100% Sangat Layak

Dalam kriteria kelayakan media pada tabel diatas, jika produk yang dibuat oleh peneliti dinyatakan layak secara teoritis bila persentase kelayakan produk

media pembelajaran adalah > 50% - 75%. Maka hasil dari nilai keempat validator ahli media dan materi masuk kedalam kategori persentase skor tersebut. Media pembelajara e-comic pada materi sistem pencernaan manusia untuk kelas VIII, media dapat digunakan apabila hasil penilaian dari responden minimal masuk kriteria layak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan data permasalahan dan kebutuhan guru dan siswa dalam pembelajaran daring. Data permasalaha yang terkumpul akan di analisis oleh peneliti, kemudian peneliti akan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuha guru dan siswa, yaitu produk e-comic sebagai media pembelajaran yang akan digunakan guru dan siswa pada materi IPA. Pengumpulan data analisis kebutuhan menggunakan metode wawancara dengan memberikan poin-poin pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti untuk ditanya kepada para guru IPA Kelas VIII secara langsung dan mengirimkan pertanyaan kepada guru yang tidak bisa untuk wawancara langsung bersama peneliti melalui whatsapp, kemudian guru mengirimkan jawaban terkait pertanyaan melalui rekaman suara ke peneliti.

Kegiatan wawancara ini dilakukan di lima sekolah yaitu, SMP Swasta A, SMP Swasta B, SMP Negeri A, SMP Negeri B, dan SMP Negeri C, lima sekolah yang peneliti lakukan wawancara ini merupakan sekolah yang berada di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Peneliti juga mendapat data tambahan kebutuhan dari tiga siswa di SMP Swasta A. Dalam pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti kepada guru dan siswa terdiri dari 21 pertanyaan terkait permasalahan materi, penguasaan penggunaan media dalam penyampaian KD/materi pembelajaran IPA, kendala dari guru dan siswa, kebutuhan dalam

pembelajaran daring bagi guru dan siswa dan kesukaan siswa terhadap media komik. Data hasil dari wawancara tersebut akan menjadi acuan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif berbasis teknologi untuk membantu kebutuhan guru dalam penyampaian KD/materi IPA secara daring kepada siswa.

Tabel 4.1 : Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan classroom dan via WA.

Power Point di

terpencil) tidak bisa

Media pembelajaran tersebut adalah aplikasi yang fiturnya terbatas dan kurang

Dalam pembuatan video memerlukan waktu yang sangat banyak untuk Pengeditan hasil video, jika video terlalu besar

Budaya membaca dan ada yang tinggal

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C internet dan hanya di unggulkan dengan fitur chat. Selain itu ketidak tertarikan siswa terhadap

pemanfaatan Media ini pun muncul bukan hanya karena keadaan Media itu sendiri. Tapi karena sulitnya

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C lemah pada materi dasar yang berhubungan jaringan tumbuhan ) karena saya kesulitan dalam memberikan tugas dalam materi keterampilan dalam situasi seperti ini.

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C rata-rata siswa kurang mau mencari tahu tentang saya lihat dan dari cerita yang siswa

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C akan sulit untuk siswa gunakan karena faktor jaringan internet.

Sudah, untuk sejauh ini saya sudah

menggunakan media pembelajaran bervariasi sesuai kemampuan siswa sehingga media yang saya gunakan tidak memberatkan siswa

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C siswa. Oleh karena itu model pembelajaran yang awalnya menarik bagi siswa akhirnya jadi tidak menarik lagi karena siswa tidak dan tugas cuma ada beberapa siswa saja yang kumpulkan tugas di classroom.

Hal kita sebagai guru cukup kesulitan dalam memberikan model pembelajaran kepada siswa.

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C apa saja yang sudah Bapak/Ibu Guru

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C seperti ini yang saya rasakan siswa cenderung malas untuk membaca materi yang tidak memiliki gambarnya , jika ada media materi membantu pembelajaran dan meningkatkan daya tarik membaca siswa yang baik mungkin lebih meningkatan motivasi saja oleh siswa dan juga video

pembelajaran karena yang saya rasakan motivasi membaca siswa cukup menurun

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C

jika ada media bahan bacaan yang inovasi siswa lebih mau membaca.

Pada saat sekolah offline, jam istirahat selain ke kantin apa yang siswa lakukan ? (Siswa)

- Baca komik di perpustakaan, karena malas untuk ke kantin

- Meminjam komik diperpustakaan untuk di bawah pulang dan dibaca saat istrihat selanjutnnya.

Kendala apa yang siswa alami saat

-Jaringan dirumah yang kurang baik

Pertanyaan SMP Swasta A SMP Swasta B SMP Negeri A SMP Negeri B SMP Negeri C

mengikuti

pembelajaran daring

saat mulai kelas online

Materi yang dberikan guru membosankan (dengan penjelasan panjang) untuk dibaca dan kurang gambar yang menarik.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari kelima sekolah yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan data bahwa lima sekolah memiliki cara penyampaian materi dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan hampir sama dalam proses pembelajaran media pembelajaran berbasis IT sudah digunakan oleh guru-guru di setiap sekolah, walaupun masih ada satu sekolah yang terkendala dalam penggunaan media pembelajaran berbasis IT di sekolah.

SMPK 2 W.R Soepratman, guru menggunakan media pembelajaran via whatsapp group dan google Classroom untuk memberikan materi dalam bentuk PPT, Video, latihan soal, penugasan melalui whatsapp dan jika memungkinkan menggunakan google classroom untuk berinteraksi kepada para siswa. SMP ST. Arnoldus Janssen menggunakan media pembelajaran via whatsapp untuk mengirimkan materi dalam bentuk PPT dan Video materi kepada siswa, karena lebih mudah untuk digunakan atau diakses oleh guru maupun siswa dan tidak menggunakan kuota internet yang lebih besar. SMPN 1 Barong Tongkok menggunakan whatsapp dan google classroom sebagai media penyampaian materi kepada siswa dengan mengirimkan video pembelajaran, latihan soal, tugas dan modul bahan ajar, karena dapat menggunakan kuota internet yang tidak besar dan banyak juga memudahkan diskusi bersama dengan para siswa saat kegiatan pembelajaran daring. SMPN 2 Bangun Sari, guru menggunakan media pembelajaran berbasis whatsapp dan google classroom dalam penyampaian materi, pemberian tugas kepada siswa saat pembelajaran daring. Sedangkan untuk SMPN 6 Sendawar tidak

menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi/IT seperti whatsapp dan google classroom, biasanya hanya menggunakan media power point yang telah di fotocopy oleh guru kemudian akan diambil siswa secara langsung sekolah dengan skala terbatas.

Pembelajaran daring di lima sekolah tersebut menggunakan model pembelajaran seperti PBL dan Discovery Learning untuk SMPN 1 Barong Tongkok. SMPK 2 W.R Soepratman menggunakan model pembelajaran secara abstrak, memberikan materi dalam bentuk power point dan tugas mandiri yang dikirimkan melalui WhatsApp dan Google Classroom. SMP ST. Arnoldus Janssen menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. SMPN 6 Sendawar dan SMPN 2 Bangun Sari menggunakan model pembelajaran dengan memberikan kegiatan yang mudah dilakukan dilingkungan tempat tinggal siswa, hal itu dilakukan untuk menyesuaikan kondisi pembelajaran daring dari tempat tinggal siswa.

Guru di lima sekolah mengemukakan proses pembelajaran daring seperti sekarang ini cukup kesulitan dalam menggunakkan model pembelajaran saat mengajar siswa, banyak IPK yang tidak tersampaikan dengan baik, harus melihat kondisi kelas dan minat siswa, karena saat pembelajaran daring siswa hanya mendengar dan membaca, terkendala karena tidak semua sintak dapat tersampaikan dengan baik terutama nilai keterampilan dan tugas praktikum kelompok, terkendala media (jaringan internet, alat) sulit berkomunikasi, dan banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas di google classroom dan whatsapp.

Kendala dan kesulitan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran daring menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi atau IT di lima sekolah hampir sama semua permasalahannya hal itu berdampak pada kurangnya motivasi siswa dalam belajar semakin menurun, hal itu membuat guru pada lima sekolah menggunakan fitur chat (whatsapp dan google classroom) yang lebih mudah digunakan bagi siswa dan guru saat pembelajaran daring.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di lima sekolah didapatkan bahwa materi sistem pencernaan manusia merupakan materi yang cukup sulit untuk guru sampaikan kepada siswa di dua sekolah. Materi yang sulit dipahami siswa dalam pembelajaran daring membuat tingkat motivasi belajar menurun dalam membaca materi, rasa ingin tahu siswa menurun kurang mau mencari tahu terkait materi yang sulit dipahami, siswa merasa bosan dan tidak semangat karena media pembelajaran yang digunakan terlalu monoton dan tidak bervariasi dalam penyampaian materi oleh guru, dan berdampak terhadap ketuntasan belajar siswa menurun.

Berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran di lima sekolah empat guru masih belum menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan satu guru sejauh ini sudah menggunakannya. Hal tersebut terjadi karena guru merasa untuk materi biologi/IPA cukup sulit diaplikasikan kepada siswa jika menggunakan media yang bervariasi, beberapa guru juga ingin menggunakan media pembelajaran yang bervariasi namun terkendala jaringan internet yang tidak memadai bagi siswa dan kuota internet guru dan siswa.

Dari hasil survei analisis kebutuhan guru di lima sekolah membutuhkan media pembelajaran yang inovasi dan bervariasi dalam penyampaian materi secara daring kepada siswa, yang mampu meningkatkan minat siswa dalam membaca materi dengan tampilan yang berbeda dari buku bacaan sebelumnya, media baca visual/gambar yang menarik siswa, mudah diakses bagi guru dan siswa dengan kuota internet yang sedikit, tidak menggunakan kapasitas yang besar pada handphone, dan dapat diakses secara online dan offline.

Kebutuhan media pembelajaran bagi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran daring terutama pada KD/materi sistem pencernaan manusia yang sulit disampaikan oleh guru dan dipahami siswa, menjadi acuan peneliti untuk membantu guru dalam penyampaian materi kepada siswa agar materi sistem pencernaan manusia dapat tersampaikan dengan baik dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi berbentuk e-comic, sesuai dengan kebutuhan guru yang banyak memilih media pembelajaran seperti media yang dapat dibaca siswa dari pada hanya mendengarkan materi dari video, media bacaan yang memiliki gambar yang menarik untuk dibaca siswa.

Hasil data kebutuhan tiga siswa di SMP Swasta A, peneliti mendapatkan data pendukung terkait pengembangan e-comic sebagai media pembelajaran, data pendukungan terdiri dari kesukaan siswa membaca komik saat jam istrihat diperpustakaan pada waktu pembelajaran tatap muka disekolah, siswa lebih tertarik membaca komik karena lebih mudah dan menarik untuk dibaca.

Kendala siswa saat pembelajaran daring guru-guru banyak mengirimkan

penjelasan panjang yang monoton dan gambar yang tidak memiliki warna menarik melalui PPT. Hal itu membuat siswa merasa bosan dan malas untuk membaca materi yang di berikan oleh guru salah satunya pada materi Sistem Pencernaan Manusia kelas VIII.

Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan di lima sekolah yang telah peneliti pemaparan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan akan membuat media pembelajaran dengan menggabungkan visual/gambar dengan materi sistem pencernaan manusia ke dalam alur cerita yang bersinggungan dengan cerita dari aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi sistem pencernaan manusia kelas VIII dalam bentuk komik elektronik atau e-comic seperti mango, webtoon yang sesuai dengan usia siswa yang lebih inovasi dan mudah untuk dimengerti oleh siswa.

B. Deskripsi Produk Awal

Pembuatan e-comic peneliti juga dibantu oleh programer dalam finishing warna,visual dan mengecek semua komponen e-comic, sehingga pembuatan produk e-comic dikerjakan 70% oleh peneliti dan 30% programer. Media pembelajaran e-comic materi sistem pencernaan manusia memiliki kapasitas 16,3 mb untuk besar file comic, untuk membuka dan membaca media e-comic membutuhkan aplikasi tambahan reader atau aplikasi Portable Document Format (PDF), dan aplikasi whatsapp grup dan google classroom sebagai media penyebaran media e-comic sistem pencernaan manusia kelas

VIII untuk bisa digunakan oleh guru dan siswa. Dalam pengembangan media pembelajaran e-comic peneliti mulai menyusun produk awal sebagai berikut : a. Cover/sampul, sampul e-comic dibuat seperti sampul pada buku paket materi sistem pencernaan manusia Kelas VIII, namun gambar pada sampul disesuaikan dengan isi e-comic agar menimbulkan kesan menarik untuk dibaca. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar 4.1 : sampul e-comic

b. Pengenalan tokoh, Karakter tokoh pada cerita e-comic ini merupakan karakter yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, hal itu untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita yang ingin disampaikan oleh peneliti. Nama, karakter dan peran tokoh-tokoh sesudah dituliskan juga pada bagian pengenalan tokoh dibawah ini :

Gambar 4.2 : Pengenalan tokoh karakter

c. Kompetensi KI/KD dan Indikator pembelajaran IPK, bertujuan bagi siswa untuk mengetahui KD dan IPK pembelajaran yang disampaikan saat membaca e-comic dalam mencapai pemahaman terhadap materi sistem pencernaan manusia.

Gambar 4.3 : Pengenalan KI/KD & IPK

d. Babak atau sub cerita pada panel e-comic untuk memudahkan pembaca dalam memahami setiap isi materi dalam cerita yang disampaikan dan dibuat oleh penulis. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.4 : Babak cerita e-comic

e. Konsep cerita e-comic

Cerita e-comic ini merupakan cerita yang diambil dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari dari lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga, Cerita di awali dari permasalahan gangguan sistem pencernaan yang terjadi karena pola makan yang salah yang dilakukan tokoh utama cerita. Hal itu bertujuan untuk memberi kesan rasa ingin tahu (penasaran), menarik perhatian pembaca dan tetap mengedukasi pembaca dalam memahami materi sistem pencernaan manusia yang disampai pada e-comic, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.5 : Cerita E-comic

f. Pemberian pertanyaan interaksi antara pembaca dengan e-comic, setiap babak dalam e-comic diberikan pertanyaan untuk meningkat pemahaman pembaca terhadap materi sistem pencernaan manusia yang disajikan ke dalam cerita e-comic.

Gambar 4.6 : Pertanyaan pada babak e-comic

g. E-comic dalam bentuk aplikasi PDF yang dapat dibuka dan dibaca secara online dan offline menggunakan handphone dan laptop pembaca.

Gambar 4.7 : E-comic dalam bentuk PDF

C. Hasil Validasi Produk

Tahap uji coba skala terbatas merupakan tahap yang dilakukan oleh para validator atau validasi dalam penilaian produk media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti, dalam tahap validasi dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari dosen ahli media, dosen ahli materi, dan dua guru IPA SMP Kelas VIII ahli media dan materi. Tahap uji coba skala terbatas kepada para ahli media dan materi bertujuan untuk mengetahui produk media pembelajaran e-comic yang telah dibuat oleh peneliti memiliki kualitas dan kelayakan dari hasil penilaian, komentar dan saran perbaikan produk hingga mendapat hasil yang efektif.

1. Hasil Validasi Media Pembelajaran

Kualitas dan kelayakan media berbasis e-comic materi sistem pencernaan manusia kelas VIII yang telah dibuat peneliti, dinilai langsung oleh satu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma sebagai ahli media bapak (I.Y.K) pada tanggal 14 Juli 2021 dan dinilai oleh dua guru IPA Ibu (J.A) SMP Swasta A dan Ibu (Y.P.A) dari SMP Negeri A dari dua sekolah yang berbeda pada tanggal 23 Juni & 14 Juli 2021. Media pembelajaran e-comic hanya sekali dilakukan validasi oleh ahli media.

Hasil data validasi media pembelajaran e-comic dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 : Hasil Data Validator Media Pembelajaran

Kategori Kelayakan Sangat Layak Layak Sangat Layak

Rata-rata 84%

Kategori Tingkat

Kelayakan Sangat Layak

Hasil data penilaian media pembelajaran e-comic sistem pencernaan manusia kelas VIII dari ketiga validator media dapat dilihat pada tabel 4.2.

Aspek yang dinilai adalah aspek tampilan atau visual media e-comic dalam aspek tersebut terdapat 11 poin pertanyaan pada lembar validasi media. Data hasil validasi media pembelajaran yang telah diolah oleh peneliti mendapatkan hasil persentase 89% dari validator I dengan kategori “Sangat Layak”, hasil dari validator III mendapat persentase 70% kategori “Layak”

dan hasil penilaian validator IV mendapatkan persentase 93% masuk ke kategori “Sangat Layak”.

Hasil rata-rata ketiga validator media pembelajaran e-comic materi sistem pencernaan manusia kelas VII mendapatkan hasil 84% kategori

“Sangat Layak”, sehingga produk e-comic sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan syarat perbaikan dari komentar dan saran ketiga validator media terhadap warna tampilan e-comic, penulisan, dan bingkai pada panel e-comic.

Tabel 4.3 : Saran dan Komentar Perbaikan dari Validator media pembelajaran

Validator Ahli Media

Saran/Komentar

Validator I 1. warna kontras background sebaiknya dipakai bergantian pada setiap judul babak agar tidak monoton biru muda dan coklat pastel (No.7)

2. strip gambar atas dan bawah halaman tiap judul babak tidak terlalu relevan malah terkesan terlalu berlebihan (No.10)

Validator III

1. Gambar cover e-comic akan lebih baik jika

menggunakan satu atau dua gambar saja yang saling berhubungan satu sama lain dan gambar tersebut mewakili materi pembelajaran.(No.8)

2. Gambar pada organ pencernaan dibuat lebih rapi dan dipertegas garis pada gambar

Validator IV

1. Menurut saya hampir keseluruhan sudah baik, pemilihan warna background dan warna - warna pakaian sudah cerah sehingga tidak membosankan ketika di baca. (No. 6 & 7)

2. Jika bisa dimaksimalkan stand kosong seperti halaman 14,18 dll (No.4)

2. Hasil Validasi Materi Pembelajaran

Penilaian media pembelajaran e-comic juga dinilai langsung oleh satu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang berbeda dari dosen ahli media sebagai ahli materi ibu (R.H) pada tanggal 18 juni 2021 dan dua guru IPA ibu ( J.A) dari SMP Swasta A dan Ibu (Y.P.A) dari SMP Negeri B dua sekolah yang berbeda pada tanggal 23 Juni & 14 Juli 2021.

Validasi materi dilakukan hanya satu kali penilaian oleh 3 tiga validator materi, hal itu bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan materi yang disampaikan dalam media pembelajaran e-comic. Hasil data yang didapatkan dari validasi ahli materi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 : Hasil Data Validasi Materi Keterangan

Kelayakan Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak

Rata-rata 89%

Kategori Tingkat

Kelayakan Sangat Layak

Hasil data hasil penilaian produk dari ketiga ahli media pada materi sistem pencernaan manusia kelas VIII mendapatkan persentase yang berbeda-beda, yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Dari 13 pertanyaan terkait aspek KD/materi, 7 pertanyaan aspek tatanan bahasa dan 3 pertanyaan aspek

efisiensi dalam materi yang ditampilkan dalam cerita komik. Validator I mendapatkan persentase 79% yang masuk ke dalam kategori “Sangat Layak”, validator II hasil persentase 87% juga masuk ke kategori “Sangat Layak” dan Validator IV mendapat hasil persentase 100% Kategori “Sangat Layak”.

Hasil rata-rata keseluruhan penilaian yang diberikan oleh ketiga ahli materi mendapatkan rata-rata 89% yang masuk dalam kategori “Sangat Layak”, hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa materi yang dibuat dalam bentuk konsep cerita e-comic memiliki kualitas dan kelayakan untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia, dengan syarat perbaikan sesuai dengan saran dan komentar ketiga validator materi. Saran dan komentar perbaikan yang diberikan oleh ketiga validator materi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Hasil rata-rata keseluruhan penilaian yang diberikan oleh ketiga ahli materi mendapatkan rata-rata 89% yang masuk dalam kategori “Sangat Layak”, hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa materi yang dibuat dalam bentuk konsep cerita e-comic memiliki kualitas dan kelayakan untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia, dengan syarat perbaikan sesuai dengan saran dan komentar ketiga validator materi. Saran dan komentar perbaikan yang diberikan oleh ketiga validator materi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :