• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Senior Manajemen Komitmen - Komitmen Organisasi

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Perusahaan PT KAI

6.5. Komitmen Senior Manajemen

6.5. Komitmen Senior Manajemen

Berdasarkan hasil penelitian pada komitmen senior manajemen berdasarkan Senior Manajemen Commitment Indeks diperoleh hasil komitmen termasuk dalam kategori tinggi karena dari 11 kriteria yang telah terpenuhi sebanyak 8 kriteria. Kriteria yang tidak memenuhi yaitu pekerja tidak secara khusus melakukan diskusi dengan pekerja mengenai K3, Kepala DAOP atau Deputi tidak melakukan investigasi kecelakaan, dan Kepala DAOP atau Deputi tidak melakukan analisis terhadap training-training yag dibutuhkan oleh pekerja selama ini training dilakukan atas usulan saja dari unit kerja.

Komitmen yang ditunjukkan oleh senior manajemen berbentuk sikap dan perilaku seperti melakukan observasi langsung dilapangan, menghadiri pertemuan dengan SHE pusat, berdiskusi dengan manajer-manajer lain untuk mendiskusikan dan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan SMK3. Selain itu senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan.

Kegiatan observasi, inspeksi, dan identifkasi bahaya dan risiko K3 dilakukan senior manajemen melalui kegiatan lokrit, lori dan observasi langsung di Dipo atau unit kerja lainnya hal ini salah satu kunci efektivitas penerapan SMK3 seperti yang diungkapkan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa salah satu kunci efektivitas dalam

penerapan SMK3 adalah keterlibatan manajer senior dalam melakukan audit atau inspeksi di tempat kerja (Gallagher. dkk., 2001). Melalui ini senior manajer menunjukkan bentuk komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab yang di emban senior manajemen.

Bentuk komitmen lainnya dapat ditunjukkan oleh senior manajemen melalui kehadirannya dalam pertemuan-pertemuan yang membahas K3, karena melalui kegiatan tersebut embuat senior manajemen peduli terhadap hal-hal yang dapat membangun aspek keselamatan di perusahaannya. Kegiatan diskusi yang dilakukan tidak hanya dapat dilakukan dengan orang-orang ahli dibidang K3 tetapi akan semakin baik bila senior manajemen mendiskusikannya juga dengan manajer lain agar setiap lini di perusahaan bersama-sama dalam menerapkan SMK3. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa salah satu kunci variabel dalam efektivitas penerapan SMK3 ditunjukkan oleh manajer senior dengan membahas K3 dan isu-isu terkini K3 dalam agenda pertemuan dewan perusahaan.

Diskusi yang dilakukan tidak selalu hanya dengan pihak-pihak manajemen namun akan semakin baik diskusi juga dilakukan dengan pekerja, namun ternyata berdasarkan hasil dari penilaian senior manajemen DAOP 2 Bandung tidak melakukan konsultasi masalah kinerja K3 dengan pekerja padahal sebaiknya senior manajemen juga harus mendengarkan apa yang di usulkan dari pihak pekerja agar menjadi bahan masukan untuk melakukan evaluasi untuk perbaikan K3. Komunikasi harus selalu di jaga dengan baik terutama menyangkut keselamatan bekerja. Seperti pada penelitian lainnya bahwa menurut Paulus salah satu sasaran utama dalam manajemen proyek konstruksi yang harus dicapai adalah menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja dan

komunikasi timbal balik yang terbuka antar atasan dan bawahan (Christina. dkk., 2012).

Penerapan SMK3 tidak dapat terwujud jika pekerja hanya dilibatkan melalui tugas-tugas yang diberikan tanpa adanya konsultasi dengan pihak senior manajemen mnejadi faktor utama dalam penerapan SMK3. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa kesungguhan komitmen manajemen senior dan pengaturan konsultasi karyawan sebagai faktor utama dalam efektivitas SMK3 (Gallagher. dkk., 2001)

Senior manajemen DAOP 2 melakukan tindakan perbaikan temuan terhadap ketidak sesuaian terkait K3 melalui laporan para manajer atau secara langsung melihat ketidak sesuaian untuk segera diperbaiki, senantiasa melakukan pemantauan terhadap tindakan tersebut. Hal tersebut menunjukkan senior manajemen memperhatikan setiap upaya perbaikan yang dilakukan karena pentingnya keterlibatan senior manajemen dalam tindakan perbaikan tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat Gallagher tahun 2001 bahwa membangun suatu tindakan perbaikan SMK3 perlu adanya dukungan dan keterlibatan dari senior manajemen, sebaliknya dengan pembebanan kebawahan oleh manajer senior tanpa konsultasi akan mengahmbat efektivitas SMK3 (Gallagher. dkk., 2001). Meski menurut Gallagher kinerja K3 memang jarang di utamakan dalam penilaian manajemen baik formal maupun informal (Gallagher. dkk., 2001).

Pada hakikatnya senior manajemen atau direktur dalam suatu perusahaan memang harus bertanggung jawab untuk menjalankan perusahaan dan mematuhi undang-undang seperti sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 (Ivana. dkk., 2014). Sebagai seorang senior

menejemen yang bertanggung jawab tentu memiliki korelasi dengan pekerja. Pekerja akan mengikuti apa yang diperintahkan sehingga sebagai seorang pemimpin diharapkan memiliki perilaku selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja karena perilaku pemimpin mempunyai dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai (Kusumawati, 2008).

Komitmen yang tinggi dari senior manajemen akan berpengaruh pada kinerja dari pekerja, hal ini terbukti bahwa komitmen organisasi yang ditunjukkan oleh pekerja DAOP 2 Bandung pun baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Christina pada tahun 2012 penelitiannya membuktikan bahwa bahwa komitmen yang rendah dari senior menejemen mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut.

Bentuk komitmen dapat dilihat juga melalui dukungan terhadap anggaran yang berkaitan dengan pengembangan SMK3 di tempat kerja seperti penyediaan APD atau fasilitas lain yang membutuhkan banyak anggaran, hal ini ditunjukkan oleh senior manajemen DAOP 2 bahwa selama ini senor manajemen tidak mepersulit anggaran apa pun yang berkaitan dengan K3 yang sifatnya dapat membangun K3 di DAOP 2.

Sebagai pimpinan di DAOP 2 tentu senior manajemen memiliki kewajiban untuk menjamin jalannya aspek K3 diperusahaan. Monitoring yang dilakukan melalui laporan manajer dari setiap unit, atau temuan berupa koreksi dari SHE pusat sangat membantu senior manajemen dalam melakukan monitoring. Senior manajemen juga kerap kali melihat langsung ke lapangan untuk progress K3 yang sebelumnya sudah diperintahkan.

Sebagai senior manajemen yang memperhatikan kebutuhan pekerja sebaiknya senior manajemen melakukan analisis terhadap pelatihan yang dibutuhkan pekerja terutama pelatihan K3 karena menurut Smith 1997 secara pragmatis pelatihan memiliki dampak positif baik bagi pekerja yang mengikutinya maupun perusahaan. Pekerja yang tahu betapa pentingnya keselamatan maka tidak akan berusaha melanggar kebijakan keselamatan yang diterapkan. Namun senior manajemen DAOP 2 Bandung tidak secara langsung menganalisis kebutuhan pelatihan pekerja padahal akan mudah jika pelatihan tersebut di gagas langsung oleh senior manajemen selain itu menjadi bentuk dukungan langsung dari senior manajemen dalam membudayakan K3 di tempat kerja. Pendapat sejalan dengan yang dikemukakan oleh Cooper dalam Azis tahun 2015 bahwa dukungan penyediaan pelatihan keselamatan menjadi indikator positif dalam membudayakan keselamatan di temapt kerja (Azis, 2015)

Pelatihan akan memberikan banyak dampak yang baik untuk kemajuan perusahaan dan pekerja itu sendiri. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ruky dalam Salim tahun 2014 bahwa pelatihan adalah salah satu usaha untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang dan dalam pekerjaan yang lain yang terkait dengan yang sekarang dijabatnya, baik secara individu meupun sebagai bagian dari tim kerja (Salim, 2014).

Investigasi kecelakaan adalah pencarian fakta secara berhati-hati dengan pemeriksaan terperinci serta sistematik yang akhirnya dapat mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan(Widyatuti, 2009). Kecelakaan kerja tidak dapat dihindari namun dapat dikendalikan melalui penelusuran penyebab dengan melakukan investigasi, menghilangkan penyebabnya akan lebih efektif dalam mencegah

terjadinya kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di DAOP 2 hanya sampai pada melakukan penanganan kegawat daruratan jika terjadi kecelakaan kerja, tetapi team khusus atau senior manajemen sendiri tidak pernah melakukan investigasi kecelakaan, padahal berdasarkan temuan di lapangan kecelakaan memang pernah terjadi namun hanya sampai pada penanganan oleh unit masing masing.

Bentuk komitmen dari senior manajemen terhadap hal penting ini salah satunya adalah dengan melakukan investigasi untuk mengatahui kondisi secara jelas untuk melakukan pengendalian. Linehan menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan K3 salah satunya yaitu melakukan investigasi kecelakaan kerja (Silaban, 2010). Masih terjadinya kecelakaan kerja mengindikasikan bahwa komitmen dari manajemen puncak masih kurang.

Kinerja K3 diperusahaan sangatlah berkaitan dengan peran senior manajemen, dengan memiliki komitmen yang cukup tinggi yang dimiliki senior manajemen DAOP 2 Bandung tentu akan berperan dalam mensukseskan pelaksanaan K3 di DAOP 2 Bandung. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Yuwono tahun 2006 bahwa manajemen puncak merupakan tokoh kunci yang memegang peranan penting dalam penetapan arah kebijakan perusahaan Senior manajemen sebagai pembuat kebijakan di perusahaan (Yuwono. dkk., 2006).

Dokumen terkait