• Tidak ada hasil yang ditemukan

26

AN KOMNAS PEREMPU

26

KOMNAS PEREMPUANAN KOMNAS PEREMPU Catatan tahunan Tentang Kekerasan terhadap Perempuan Tahun 2010

26

Pernyataan Dada Rosada (Walikota Bandung)

Meski hanya berstatus saksi dalam kasus video yang dianggap sebagai pelanggaran UU Pornografi, selain dilarang untuk ke luar negeri, CT dan LM juga dilarang melakukan kegiatan keartisan di Kota Bandung. Pelarangan dilakukan oleh Walikota Bandung, Dada Rosada.10 CT dan LM juga mendapat

larangan untuk manggung di wilayah Jawa Barat.11 Menurut, Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede

Yusuf, hal itu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pelarangan semacam ini merupakan pelanggaran atas hak untuk berpindah dan untuk meninggalkan negaranya, sebagaimana dilindungi dalam Pasal 12 Kovenan Hak Sipil dan Politik, yang diratifikasi oleh Indonesia melalui UU No. 12 Tahun 2005.12

Pernyataan Marzuki Alie (Ketua DPR Periode 2009-2014)

Marzuki Alie, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Periode 2009 - 2014 kerap melontarkan pernyataan-pernyataan yang menimbulkan reaksi kemarahan masyarakat. Semisal pernyataan yang dilontarkan dalam konfrensi pers terkait bencana tsunami yang melanda pulau Mentawai.

”Mentawai itu pulau jauh. Pulau kesapu dengan tsunami, ombak besar, konsekuensi kita tinggal di

pulaulah. Kalau tinggal di pulau itu sudah tahu berisiko, pindah sajalah. Namanya kita negara di jalur gempa dan tsunami luar biasa. Kalau tinggal di pulau seperti itu, peringatan satu hari

juga tidak bisa apa-apa.”13 Kemudian pernyataan lainnya terkait pekerja migran Indonesia yang

bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Dalam sebuah diskusi yang digelar harian Kompas di Plaza Senayan pada Sabtu 26 Februari 2011, Marzuki Alie meminta menakertrans untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja wanita pekerja rumah tangga, karena dianggap telah mencoreng citra Indonesia

di luar negeri. “Ada yang pura-pura gila. Ada yang menggoda anak majikan karena ingin punya anak yang hidungnya mancung”. Marzuki Alie juga menegaskan bahwa TKW-PRT Indonesia layak disetrika

oleh majikan karena kesalahan menyetrika pakaian majikan.14

Pernyataan Suryadharma Ali (Menteri Agama RI)

Suryadharma Ali, menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam penilaiannya, Islam di Indonesia terus mengalami pelemahan. Indikasi ini menurutnya bisa dilihat dari pemisahan politik dengan ajaran Islam yang selalu mengutamakan kesantunan dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia mencontohkan upaya untuk merubah UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur tentang pola perkawinan yang sesuai agama dan adat istiadat ketimuran. Menurutnya, dengan alasan kebebasan dan HAM, ada kelompok tertentu yang menginginkan agar perkawinan sejenis disahkan di Indonesia yang memberlakukan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu ia juga menyoroti tentang upaya kelompok masyarakat yang melakukan upaya judicial review UU Nomor 1/PNPS tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan Agama ke Mahkamah Konstitusi.

“Dengan alasan kebebasan dan HAM, mereka meminta kebebasan yang sebebasnya. Jadi, mereka ingin agar penodaan dan penistaan agama itu dianggap biasa-biasa saja “ katanya. 15

10. http://www.detikhot.com/read/2010/06/23/201011/1385136/230/luna-maya-dan-cut-tari-dilarang-keluar-indonesia (terakhir diunduh tanggal 13 Februari 2011)

11. http://www.koranpagionline.com/index.php?option=com_contentdanview=articledanid=229:ariel-luna-dilarang-manggung- di-jabardancatid=42:lokaldanItemid=401 (terakhir diunduh tanggal 13 Februari 2011)

12. Lihat Pasal 12 Kovenan Hak Sipil dan Politik (ICCPR); Lihat juga Pasal 13 Deklarasi Universal HAM 13. Kompas.com 27/10/2010

14. Detik.com Sabtu, 26/02/2011 13:56 WIB

15. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/11/02/25/166294-gawat-islam-di-indonesia-mulai-melemah (terakhir diunduh 5 Maret 2011)

27

KOMNAS PEREMPUAN

Catatan tahunan Tentang Kekerasan terhadap Perempuan Tahun 2010 KOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUAN

27 27 27

Terhadap pernyataan ini, Komnas Perempuan berpendapat terjadi pemelintiran logika perlindungan HAM yang bersifat universal, dan anjuran untuk membenci kepada para pekerja HAM, yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh pejabat publik.

Kasus “perdamaian” K.H. Zainuddin MZ (Tokoh Agama)

Tahun 2010 juga diwarnai dengan pemberitaan soal hubungan tersembunyi antara K.H. Zainuddin MZ dengan AS, yang terjadi pada sembilan tahun yang lalu. Berdasarkan keterangan AS, ia tidak membuka hubungan ini atas permintaan K.H. Zainuddin MZ. Pada tanggal 25 November 201016 diedarkan

surat perdamaian antara AS dan K.H. Zainuddin MZ. Dalam surat perdamaian itu disebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan saling memaafkan. Hal ini dilakukan atas anjuran dari sejumlah tokoh dan para ulama. Komnas Perempuan berpendapat bahwa hal ini merupakan bentuk pembiaran yang menunjukkan bahwa tidak ada keinginan untuk bertanggung jawab dari pelaku. Anjuran dari para ulama yang disebutkan dalam surat yang diedarkan oleh pengacara AS menunjukkan adanya upaya penghentian perkara terhadap korban. Padahal, untuk kasus seperti ini seorang perempuan membutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menceritakan yang dialaminya kepada publik. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat cenderung menyalahkan perempuan tersebut, akibatnya banyak kasus serupa tidak terungkap. Seharusnya kasus semacam ini diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.

Kekerasan di Ranah Pendidikan oleh Dosen dan/atau Tokoh Agama

Setidaknya ada empat kasus yang diterima Komnas Perempuan mengenai kekerasan berbasis gender di ranah pendidikan (formal maupun non-formal). Yang pertama, para korban pelecehan seksual di sekolah Bibelvrouw HKBP Laguboti, Tobasa, Sumatera Utara, yang pelakunya adalah dosen mereka,Pendeta Siman Hutahaean, dan juga mahasiswi lain yang telah dinyatakan lulus pada tahun 2010 tidak mendapatkan tanda tangan Ephorus (Pemimpin Tertinggi HKBP) pada ijazah mereka. Komnas Perempuan berpendapat bahwa hal ini melanggar hak atas pendidikan dan juga hak setiap pelajar untuk mendapatkan bukti selesainya pendidikan yang mereka tempuh, terlebih lagi apabila hal ini dilakukan dengan maksud membungkam korban terkait dengan pengaduan pelecehan seksual yang dialami.

Kasus kedua adalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswi. Seorang mahasiswi mengadukan bahwa Kepala Bagian Pidana sebuah universitas di Riau melakukan pelecehan seksual saat ia meminta persetujuan proposal skripsi, dan kemudian pelecehan terulang lagi saat korban menanyakan kabar persetujuan tersebut. Adanya rumor yang disebarkan bahwa korban mahasiswi genit, mendekati dosen untuk mendapatkan nilai A menyebabkan korban terpaksa pindah kuliah. Komnas Perempuan berpendapat bahwa rumor dan intimidasi yang diarahkan kepada korban merupakan upaya pembungkaman. Pihak universitas juga berupaya membungkam korban, dengan adanya indikasi melindungi pelaku dan tidak mau bekerja sama dalam proses penyelidikan Kepolisian.

16. http://www.detikhot.com/read/2010/11/25/123000/1502173/230/ini-dia-surat-perdamaian-aida-saskia--zainuddin-mz (terakhir diunduh tanggal 13 Februari 2011)

Dokumen terkait