• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap

Menurut Ahmad Juntika (2011: 12) pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan pendidikan, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Pendidik membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku pendidik, cara pendidik berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana pendidik bertoleransi, dan berbangsa hal terkait lainnya.

Karaktek yang perlu dibentuk oleh guru Pendidikan Agama Islam menurut Character Counts dalam Ulil Amri (2012: 43) ada 10 pilar yaitu:

1. Dapat dipercaya (trustworthiness);

2. Rasa hormat dan perhatian (respect);

3. Tanggungjawab (responsibility);

4. Jujur (fairness);

5. Peduli (caring);

6. Kewarganegaraan (citizenship);

7. Ketulusan (honesty);

8. Berani (courage);

9. Tekun (diligence);

10. Integritas.

Sedangkan menurut Ari Ginanjar dalam Ulil Amri (2012: 43) ada 7 karakter dasar yang perlu

Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai kewajiban dalam hal menanamkan beberapa karakter kepada peserta didik. Adapun metode guru Pendidikan Agama Islam dalam hal pembentukan karakter siswa menurut Abdul Majid dan Dian Handayani ( 2012: 116) adalah konsep TADZKIRAH mempunyai makna :

T: Tunjukkan teladan;

A: rahkan ( berikan bimbingan);

D: dorongan ( berikan motivasi/

reinforcement);

Z: zakiyah ( murni/ bersih, tanamkan niat yang tulus);

K: kontinuitas ( sebuah proses pembiasaan untuk belajar, bersikap dan berbuat);

I : ingatkan;

R: repetisi (pengulangan);

A (O): organisasikan;

H: heart- hati (sentuhlah hatinya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Thahaa (20): 2-3:

ۡ َل ٍَۡيَػۡاَْۡى َضَّأۡٓاٍَ

َُۡاَء ۡشُقۡىٱ

ۡ َٰٓىَق ۡشَخِى ۡ

ٕ

ۡ َٰىَش ۡخٌَََِِّۡىۡ ة َشِمۡزَحۡ َّلَِإ

ٖ

Terjemahnya:

“Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah.

Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)”. ( Depag. RI, 2005: 354).

Menurut Ahmad Tafsir (1992: 25) metode yang dapat digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karaktek anak adalah:

1. Metode melalui teladan

Menurut Pupuh Faturrohman (2012: 63) metode suri teladan diartikan sebagai “ keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat orang lain untuk meniru atau mengikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan, dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun maka hal itu merupakan suatu amaliah yang

paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.

Firman Allah dalam Q.S Al- Ahzab (33): 21 Allah”. (Depag. RI, 2005: 367).

2. Metode melalui nasehat

Metode nasehat merupakan cara mendidik yang bertumpu pada bahasa baik lisan maupun tulisan. Nasehat bertujuan untuk kesadaran bagi yang mendengar dan membacanya.

Firman Allah dalam Q.S Al- Ashar (103): 3

ۡ َّلَِإ

“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Depag. RI, 2005:

653).

3. Metode melalui cerita

Tujuan metode kisah untuk memberi dorongan psikologi kepada anak dalam hal merenungkan maknanya dan mengambil pelajaran darinya. Firman Allah dalam Q.S Al-A‟raf (7): 176

ۡ ِصُصۡقٱ َۡف

َۡصَصَقۡىٱ

َُۡٗ ُشَّنَفَخٌَۡ ٌَُّٖۡيَؼَى ۡ

ۡ

ٔ٧ٙ

Terjemahnya:

“…Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. ( Depag. RI, 2005: 263).

4. Metode hukuman dan ganjaran

Metode ini tidak mutlak dilaksanakan dan bukan pula pertama kali atau didahulukan. Karena ada anak hanya karena teladan dan nasehat saja sudah cukup, tetapi ada anak sesekali dikerasi apabila teladan dan nasehat tidak mampu mengubah perilaku buruk ke arah perbuatan yang baik. Dengan mengetahui berbagai macam karakter peserta didik maka guru Pendidikan Agama Islam mampu untuk memilih dan menggunakan metode yang sesuai.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengoksplorasi data di lapangan dan di analisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas dan tepat tentang Pengaruh Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter Peserta didik di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam menyelidiki keadaan Guru PAI di sekolah ikhtiar Makassar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ikhtiar Makassar. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Guru PAI, Kepala Sekolah dan siswa SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar.

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99) variabel adalah obyek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Bedasarkan kajian teori di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas merupakan variabel yang nilainya mempengaruhi variabel

lainnya, yaitu variabel terikat . Adapun variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai variabel lainnya. Oleh karena itu variabel bebas ( independent variables ) dalam penelitian ini adalah Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan variabel terikatnya ( dependent variables) adalah Karakter siswa.

D. Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka memahami secara utuh tentang judul peneliti

“Pengaruh Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar”.

Maka peneliti terlebih dahulu menjelaskan variabel penelitian ini untuk mendukung teori tersebut.

1. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam merupakan kemampuan atau keahlian yang dimiliki Guru PAI dalam hal mengajar dan mendidik, sehingga berdampak pada perilaku peserta didik. Dengan adanya Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam maka akan lebih mudah mengatur, mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakter Peserta Didik merupakan nilai-nilai dan sifat dasar yang dimiliki oleh seorang siswa dalam kehidupan sehari-hari baik dari segi ibadah maupun dari segi sikap dan akhlak ( kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, toleransi dan percaya diri).

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Untuk memperoleh sebuah data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka diperlukan obyek penelitian yang disebut populasi.

Sutrisno Hadi (1993: 220) mendefinisikan populasi sebagai berikut:

“populasi adalah sekumpulan penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti/ diselidiki disebut populasi dan universum. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai suatu sifat yang sama”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 115) mendefinisikan sebagai berikut: populasi adalah seluruh objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian dinamakan sensus.

Nana Sudjana (1993: 6) juga mendefinisikan sebagai berikut:

“Populasi adalah sebuah nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sejumlah obyek yang lengkap dan mempunyai karakteristik yang akan atau yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru Pendidikan Agama Islam sebanyak 1 orang, kepala sekolah dan siswa yang ada di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar sebanyak 212 orang.

Tabel I Keadaan Populasi

No Populasi Jenis Kelamin Jumlah

1 Siswa Kelas Laki-laki Perempuan

I 27 39 66

II 17 16 33

III 28 20 48

IV 17 13 30

V 11 9 20

VI 7 8 15

2 Guru PAI 1 1

3 Kepala Sekolah 1 1

4 Jumlah Keseluruhan 108 106 214

Sumber Data: Kantor SDIT Ikhtiar Makassar Tahun 2015

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang Guru Pendidikan Agama Islam sesuai dengan jumlah populasi, Kepala sekolah dan 20 orang siswa di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar.

Penunjukan sampel berdasarkan purposive sampling. Jadi dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari kelas IV ( 6 orang), kelas V ( 7 orang) dan kelas VI (7 orang) yang mewakili kelas lainnya untuk memudahkan dalam penelitian.

Tabel II Keadaan Sampel

No Sampel Jenis Kelamin Jumlah

1 Siswa Kelas Laki-laki Perempuan

IV 3 3 6

V 3 4 7

VI 3 4 7

2 Guru PAI 1 1

3 Kepala Sekolah 1 1

4 Jumlah Keseluruhan 10 12 22

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data sesuai dengan fokus penelitian yang dikemukakan di atas, alat tersebut yaitu:

1. Pedoman observasi, melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Pedoman wawancara, dilakukan dengan tanya jawab terhadap responden supaya terjaring data yang kita inginkan.

3. Pedoman angket adalah sejumlah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang telah ditentukan dalam sampel.

4. Catatan dokumentasi, yaitu pengambilan data lewat media gambar dan segala hal yang tertulis mengenai bagaimana mengaktualisasikan nilai-nilai ibadah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Wawancara yaitu proses tanya jawab langsung kepada responden.

3. Angket yaitu sejumlah alat atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi berupa daftar pertanyaan- pertanyaan tertulis kepada responden yang telah ditentukan dalam sampel.

4. Dokumentasi yaitu pengambilan data lewat media gambar dan segala hal yang tertulis mengenai bagaimana mengaktualisasi nilai-nilai ibadah.

H. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan atau penganalisaan data yang sifatnya data kualitatif, maka penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Metode induktif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan melihat hal-hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.

2. Metode dedukatif, yaitu penulis mengolah data dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

3. Metode komparatif, yaitu penulis membandingkan beberapa pendapat yang ada kaitannya dengan pembahasan ini. Kemudian mengambil suatu kesimpulan untuk memperkuat dan menjelaskan suatu pendapat.

Ada data yang sifatnya kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan akan dianalisis atau diproses dengan menggunakan statistic deskriptif atau presentase dengan rumus:

F x 100 %

P

Keterangan: N F : Frekuensi

N : Banyaknya data P : Angka persentase

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar Makassar 1. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar Makassar

Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar

NSS : 102196010562

NPSN : 40318138

Alamat Sekolah : Jl. Sunu (Komplek UNHAS Baraya)

Kecamatan : Tallo

Kota / Propinsi : Makassar / Sulawesi Selatan Telepon : (0411) 457109

Email : sit_ikhtiar@yahoo.co.id

Status Sekolah : Swasta di bawah Dinas

Pendidikan

Tahun Berdiri : 2008 2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Ikhtiar Makassar

a. Visi

“Menjadi sekolah terbaik dalam penerapan sistem pendidikan Islam yang berkualitas dan prima dalam memberikan pelayanan pendidikan di Indonesia”.

Untuk mencapai visi tersebut di atas, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.

Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut

b. Misi

1. Membentuk generasi yang berkarakter islam 2. Menumbuhkan jiwa kepeloporan dan kemandirian

3. Menyelenggarakan pendidikan dasar dengan pola terpadu / terintegrasi antara :

a. Mengembangkan potensi jasadiyah, ruhiyah dan fikriyah secara terpadu

b. Melibatkan secara terpadu antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan

c. Mengembangkan secara seimbang dimensi iman, ilmu dan amal.

d. Materi pembelajaran dengan paduan ayat qauliyah dan ayat kauniyah

c. Tujuan pendidikan

Arah tujuan pendidikan SDIT Ikhtiar adalah membentuk manusia muslim cerdik cendekia sebagai

generasi bangsa dan warga masyarakat dunia dengan bekal 10 kompetensi dasar, yaitu :

1. Beraqidah lurus dan benar

2. Beribadah yang benar dan konsisten 3. Berakhlak terpuji

4. Memiliki kemandirian yang kuat 5. Berwawasan yang luas dan kritis 6. Berbadan sehat dan kuat

7. Memiliki kesungguhan beramal 8. Disiplin dan tertata dalam urusannya 9. Memiliki manajemen waktu

10. Bermanfaat terhadap orang lain 3. Keadaan Guru dan Pegawai

Guru merupakan sarana yang terpenting dalam suatu sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Guru merupakan sumber pengetahuan anak-anak didik, sebagai pengasuh, pembimbing atau guru sebagai teladan bagi peserta didik. Guru sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan sekolah, sebab gurulah yang menghadapi langsung peserta didik secara individu maupun secara klasikal memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, sehingga anak didik dapat berbuat dan turut berpartisipasi dalam pembangunan dirinya maupun pembangunan bangsanya dengan ilmu yang dimilikinya. Karena guru merupakan

sumber pengetahuan siswa, maka guru harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dari peserta didiknya terutama studi yang akan diajarkan pada siswa. .

Persoalan ini merupakan hal yang sangat penting. Sehubungan dengan watak dan kondisi siswa secara mendasar, yang mana guru harus dapat menjadi panutan dan pemimpin yang intelek serta mempunyai wawasan yang luas dan berkepribadian yang tinggi agar dapat mencetak peserta didik yang pandai dan memiliki akhlak yang baik.

Berdasarkan keterangan di atas maka, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan dapat membebaskan pikirannya untuk mengamati tanggapan dan gerakan mental dari peserta didik yang menjadi anggota dari kelompok belajar tersebut. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru-guru SDIT Ikhtiar agar dapat meningkatkan mutu pendidikan peserta didik dengan baik. Olehnya itu, perlu kita mengenal secara jelas tentang gambaran singkat guru-guru SDIT Ikhtiar. Untuk memperoleh gambaran singkat mengenai keadaan guru-guru SDIT Ikhtiar, maka dalam pembahasan ini penulis berpedoman pada keadaan guru SDIT Ikhtiar tahun pelajaran 2014/2015, maka berikut ini penulis mengemukakan dalam bentuk tabel.

Tabel 3

Keadaan Guru dan Pegawai SDIT Ikhtiar Makassar 2014/2015

N

o

Nama Pergur

u

Jabatan

a

3 Wahyuddin, S.Pd.I Unism

u

a

A. Farmawati, S. Pd. Unism

u

Ahmad Risal, S. Pd. Unism

u

G.Bhs. Inggris

h

Saiful Amir, SE Unism

u

2

2

Sabri STM Administrasi

2

Amir Adjo, S.Ag Umi Kebersihan

U

Sumber Data: Kantor SDIT Ikhtiar Makassar (2015)

Sesuai data pada tabel 3 tersebut di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan pendidik SDIT Ikhtiar Makassar sebanyak 18 orang, yang terdiri dari kepala sekolah dan guru.

4. Keadaan peserta didik

Keadaan peserta didik SDIT Ikhtiar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan peserta didik SDIT Ikhtiar Makassar K

K Ikhtiar Makassar cukup memadai, yaitu pada tahun pelajaran 2013/2014 mencapai 110 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki 63 orang dan pesrta didik perempuan 47 orang, dan pada tahun pelajaran 2014/2015 mengalami peningkatan jumlah peserta didik yaitu 212 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki 107 orang dan peserta didik perempuan 105 orang .

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Dalam suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas belajar yang merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang sangat penting dan dibutuhkan keberadaanya, sebab tanpa adanya fasilitas yang memadai, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian fasilitas yang memadai mutlak dibutuhkan pada suatu lembaga pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat dilihat tabel di bawah ini fasilitas yang dimiliki oleh SDIT Ikhtiar Makassar.

Tabel 5

Keadaan Prasarana SDIT Ikhtiar Makassar tahun 2014/ 2015

No. Jenis Jumlah Keterangan

1. Ruang Belajar 8 Baik

2. Ruang Ka.

S e k o

1 Baik

l a h

3. Ruang Guru 1 Baik

4. Perpustakaan 1 Baik

5 Masjid 2 Baik

6 UKS 1 Baik

7 Laboratoriaum 1 Baik

8 Gudang 1 Baik

9 WC Guru 2 Baik

10 WC Siswa 4 Baik

11 Dapur 1 Baik

Jumlah 23

Sumber Data: Kantor SDIT Ikhtiar Makassar (2015)

Kondisi sarana dan prasarana hingga saat sekarang ini SDIT Ikhtiar dalam kondisi baik.

Dengan kondisi yang demikian sangat menunjang proses pembelajaran di sekolah ini.

6. (SOP)

a. Kehadiran, Kepulangan dan Ketidak Hadiran Siswa 1) Kehadiran Siswa

a. Kehadiran siswa paling lambat pukul 07.10 WITA.

b. Siswa hadir mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru secara syar‟i.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru yang menyambut

2) Kepulangan Siswa

a. Kepulangan secara umum

1) Siswa kelas 1 dan 2 melakukan persiapan pulang pukul 13.50 WITA

Siswa kelas 3 – 8 melakukan persiapan pulang pukul 16.00 WITA 2) Siswa mengkondisikan kelas supaya rapi kembali, dibantu dengan

guru.

3) Siswa membaca doa pulang bersama atau dipimpin oleh ketua kelas atau guru.

4) Siswa berdiri dan menyandarkan kursi serta bersalaman dengan guru secara syar‟i.

5) Siswa keluar kelas dengan tertib.

b. Kepulangan secara khusus

1) Siswa diijinkan pulang karena alasan sakit atau keperluan keluarga.

2) Siswa yang sakit berhak diantar pulang oleh guru atau dikonfirmasikan pada orang tua untuk dijemput.

3) Orang tua/ wali murid yang menjemput siswa untuk keperluan keluarga, menyampaikan ijin kepada wali kelas.

c. Ketidakhadiran Siswa

1) Kriteria ketidakhadiran yaitu sakit dan keperluan keluarga/ lainnya.

2) Siswa yang tidak hadir karena sakit atau keperluan keluarga harus menyampaikan ijin secara langsung baik secara tertulis atau lisan (surat ijin, telepon, atau sms) kepada wali kelas atau pihak sekolah.

3) Siswa yang tidak hadir karena sakit atau keperluan keluarga namun tidak ijin kepada wali kelas atau pihak sekolah maka dinyatakan alpha/tanpa keterangan.

4) Siswa yang tidak hadir selama 3 hari berturut-turut tanpa keterangan dan tidak bisa dihubungi oleh pihak sekolah akan dikenai sanksi.

3) Keterlambatan

1. Jenis keterlambatan yaitu terlambat masuk sekolah dan terlambat masuk kelas mengikuti pelajaran.

2. Siswa dinyatakan terlambat masuk sekolah jika lebih dari pukul 07.10 WITA.

3. Siswa terlambat masuk sekolah ditertibkan oleh guru piket.

4. Siswa yang masuk kelas setelah bel berbunyi dan pelajaran sudah dimulai, dinyatakan terlambat masuk kelas.

5. Siswa yang terlambat harus mengetuk pintu, mengucapkan salam dan meminta ijin kepada guru kelas untuk mengikuti pelajaran.

6. Guru piket memberikan sanksi bagi siswa yang terlambat.

7. Rekapan siswa terlambat setiap bulan dibuat dan ditindak lanjuti bagian kesiswaan

8. Siswa yang terlambat sebanyak 3x dalam sebulan akan disurati orang tua/wali siswa.

4) Dhuha Motivasi

1. Siswa mempersiapkan diri langsung ke masjid saat bel masuk berbunyi.

2. Siswa muroja‟ah hafalan yang dipandu oleh seorang guru.

3. Siswa melaksanakan Shalat Dhuha secara berjama‟ah.

4. Siswa membaca Doa bersama.

5. Siswa mengikuti Dhuha Motivasi dengan tertib dalam barisan shof.

5) Proses Belajar Murid Dan Istirahat 1. Saat bel berbunyi

a. Siswa masuk kelas masing-masing

b. Siswa menghentikan semua kegiatan istirahat

c. Siswa merapikan dan mengembalikan alat permainan ke tempatnya.

d. Siswa melepas alas kaki sebelum masuk kelas dan menaruh ke dalam loker.

2. Urutan PBM setelah bel berbunyi:

a. Siswa menjawab salam guru.

b. Siswa mengawali proses belajar dengan Basmalah dan doa serta mengakhiri dengan tahmid dan doa kafaratul majlis.

c. Siswa minta ijin jika meninggalkan PBM dengan menggunakan bahasa inggris atau bahasa arab.

d. Siswa menggunakan alat belajar sendiri.

e. Siswa mengikuti belajar mengajar dengan sungguh-sungguh.

3. Istirahat

a. Waktu istirahat dilaksanakan setelah bunyi bel tanda istirahat.

b. Tempat istirahat adalah area yang telah ditentukan dalam peraturan sekolah.

e. Shalat Dhuhur dan Ashar

Jadwal persiapan Shalat Dhuhur dan Ashar adalah sebagai berikut:

1. Wudhu dan persiapan Shalat Dhuhur pukul 12.30-13.00.WITA.Shalat Ashar pukul 15.30 - 15.00

2. Siswa segera masuk Masjid dan melaksanakan Shalat Tahiyyatul Masjid.

3. Siswa melaksanakan Shalat sesuai dengan tata tertib Shalat.

4. Siswa berdoa dengan khusu‟.

f. Shalat Jumat

Shalat Jumat dilaksanakan khusus untuk anak laki-laki kelas 3 sampai 9, sedangkan siswa kelas 1-2 dan siswa putri melaksanakan Shalat Dhuhur di Koridor utama (lapangan hijau).

1. Waktu dan persiapan Shalat Jumat adalah pukul 12.00 WITA.

2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan dikoordinasikan oleh Guru laki-laki.

3. Siswa melaksanakan seluruh rangkaian Shalat Jumat:

a. Siswa memakai pakaian menutup aurat, suci, dan rapi.

b. Siswa berjalan tenang menuju masjid.

c. Siswa merapikan sepatu/sandal ketika masuk masjid.

d. Siswa membaca doa masuk masjid.

e. Siswa melakukan Shalat Tahiyyatul masjid.

f. Siswa duduk dengan tertib.

g. Siswa melaksanakan shalat Jum‟at berjamah dengan khusuk.

h. Siswa melaksanakan dzikir, berdoa, dan shalat sunah ba‟diyyah.

i. Siswa meninggalkan masjid dengan berjalan tenang.

g. Tata Tertib Umum 1. Waktu sekolah:

a. Senin sampai Kamis masuk pukul 07.10. pulang pukul 13.35.

untuk kelas 1 dan 2.

b. Senin sampai Jum‟at masuk pukul 07.10. pulang pukul 15.30.

untuk kelas 3 sampai 9.

2. Siswa hadir paling lambat pukul 07.10.WITA.Setiap hari.

3. Bila siswa sakit atau ada hal yang harus meninggalkan sekolah, maka wajib memberitahu wali kelas.

4. Siswa membawa perlengkapan shalat, dan sandal jepit.

5. Siswa tidak memakai perhiasan berlebihan.

6. Siswa tidak membawa peralatan permainan yang berbahaya kecuali mendapat ijin guru.

7. Siswa wajib ikut merawat sarana dan prasarana sekolah.

8. Siswa tidak keluar dari lingkungan sekolah selama jam sekolah.

9. Siswa membiasakan diri mengucapkan salam ketika bertemu teman, guru, karyawan, dan sesamanya juga ketika memasuki/keluar ruang kelas/guru.

10. Siswa bersikap jujur, sopan, dan disiplin, baik perkataan maupun perbuatan.

11. Siswa memperhatikan dan mendengarkan bila ada yang berbicara di hadapannya.

12. Siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan.

13. Tidak boleh membawa HP, Laptop, serta alat elektronik lainnya kecuali mendapat izin dari guru.

14. Tidak boleh memakai aksesoris bernilai tinggi (emas dll.)

15. Siswa dilarang jual beli makanan, minuman, dan mainan pada saat jam sekolah.

16. Siswa wajib menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

17. Siswa dilarang melakukan ahlak yang tercela, seperti:

a. Berkelahi.

b. Memakai milik orang lain tanpa ijin.

c. Mengambil milik orang lain (mencuri).

d. Menganiaya atau melukai orang lain.

e. Merusak barang-barang milik orang lain.

f. Melakukan perjudian, merokok, narkoba.

g. Menggunjing atau memfitnah orang lain.

h. Merampas atau meminta paksa barang milik orang lain.

i. Menghina, mengejek, mengolok-olok, atau melecehkan orang lain.

j. Menulis, melihat, atau berbicara jorok/mengumpat.

k. Menjodoh-jodohkan dengan lawan jenis.

l. Menaiki kursi, meja, lemari, atap tanpa alasan yang jelas.

m. Berbuat tidak senonoh dengan lawan jenis.

h. Tata Tertib Khusus 1. Tata Tertib Berpakaian

a. Siswa memakai pakaian seragam dengan ketentuan:

1) Senin : Rompi Merah 2) Selasa: Batik Hijau 3) Rabu : Rompi Hijau

4) Kamis : Baju olahraga/ Baju Muslim 5) Jum‟at: Pramuka

b. Siswa yang ada jam olah raga, membawa baju ganti olah raga.

c. Siswa memakai sepatu atau sandal kecuali di dalam kelas atau di sekitar koridor.

d. Siswa memakai ikat pinggang.

e. Baju ikhwan dimasukkan sementara baju akhwat di luar.

2. Tata Tertib Qur’an

a. Siswa masuk dalam kelompok masing-masing.

b. Wajib membawa buku Qur‟an, buku prestasi dan alat tulis.

c. Siswa tidak diperbolehkan meninggalkan kelompoknya sebelum jam Qur‟an selesai.

d. Siswa kenaikan jilid diuji oleh koordinator Qur‟an sesuai dengan jadwal.

e. Ketika naik jilid atau jilid hilang, siswa membeli sendiri buku Qur‟an

e. Ketika naik jilid atau jilid hilang, siswa membeli sendiri buku Qur‟an

Dokumen terkait