• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan atau penganalisaan data yang sifatnya data kualitatif, maka penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Metode induktif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan melihat hal-hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.

2. Metode dedukatif, yaitu penulis mengolah data dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

3. Metode komparatif, yaitu penulis membandingkan beberapa pendapat yang ada kaitannya dengan pembahasan ini. Kemudian mengambil suatu kesimpulan untuk memperkuat dan menjelaskan suatu pendapat.

Ada data yang sifatnya kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan akan dianalisis atau diproses dengan menggunakan statistic deskriptif atau presentase dengan rumus:

F x 100 %

P

Keterangan: N F : Frekuensi

N : Banyaknya data P : Angka persentase

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar Makassar 1. Profil Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar Makassar

Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu Ikhtiar

NSS : 102196010562

NPSN : 40318138

Alamat Sekolah : Jl. Sunu (Komplek UNHAS Baraya)

Kecamatan : Tallo

Kota / Propinsi : Makassar / Sulawesi Selatan Telepon : (0411) 457109

Email : sit_ikhtiar@yahoo.co.id

Status Sekolah : Swasta di bawah Dinas

Pendidikan

Tahun Berdiri : 2008 2. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Ikhtiar Makassar

a. Visi

“Menjadi sekolah terbaik dalam penerapan sistem pendidikan Islam yang berkualitas dan prima dalam memberikan pelayanan pendidikan di Indonesia”.

Untuk mencapai visi tersebut di atas, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.

Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut

b. Misi

1. Membentuk generasi yang berkarakter islam 2. Menumbuhkan jiwa kepeloporan dan kemandirian

3. Menyelenggarakan pendidikan dasar dengan pola terpadu / terintegrasi antara :

a. Mengembangkan potensi jasadiyah, ruhiyah dan fikriyah secara terpadu

b. Melibatkan secara terpadu antara lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat guna mencapai tujuan pendidikan

c. Mengembangkan secara seimbang dimensi iman, ilmu dan amal.

d. Materi pembelajaran dengan paduan ayat qauliyah dan ayat kauniyah

c. Tujuan pendidikan

Arah tujuan pendidikan SDIT Ikhtiar adalah membentuk manusia muslim cerdik cendekia sebagai

generasi bangsa dan warga masyarakat dunia dengan bekal 10 kompetensi dasar, yaitu :

1. Beraqidah lurus dan benar

2. Beribadah yang benar dan konsisten 3. Berakhlak terpuji

4. Memiliki kemandirian yang kuat 5. Berwawasan yang luas dan kritis 6. Berbadan sehat dan kuat

7. Memiliki kesungguhan beramal 8. Disiplin dan tertata dalam urusannya 9. Memiliki manajemen waktu

10. Bermanfaat terhadap orang lain 3. Keadaan Guru dan Pegawai

Guru merupakan sarana yang terpenting dalam suatu sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Guru merupakan sumber pengetahuan anak-anak didik, sebagai pengasuh, pembimbing atau guru sebagai teladan bagi peserta didik. Guru sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan sekolah, sebab gurulah yang menghadapi langsung peserta didik secara individu maupun secara klasikal memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, sehingga anak didik dapat berbuat dan turut berpartisipasi dalam pembangunan dirinya maupun pembangunan bangsanya dengan ilmu yang dimilikinya. Karena guru merupakan

sumber pengetahuan siswa, maka guru harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dari peserta didiknya terutama studi yang akan diajarkan pada siswa. .

Persoalan ini merupakan hal yang sangat penting. Sehubungan dengan watak dan kondisi siswa secara mendasar, yang mana guru harus dapat menjadi panutan dan pemimpin yang intelek serta mempunyai wawasan yang luas dan berkepribadian yang tinggi agar dapat mencetak peserta didik yang pandai dan memiliki akhlak yang baik.

Berdasarkan keterangan di atas maka, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan dapat membebaskan pikirannya untuk mengamati tanggapan dan gerakan mental dari peserta didik yang menjadi anggota dari kelompok belajar tersebut. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru-guru SDIT Ikhtiar agar dapat meningkatkan mutu pendidikan peserta didik dengan baik. Olehnya itu, perlu kita mengenal secara jelas tentang gambaran singkat guru-guru SDIT Ikhtiar. Untuk memperoleh gambaran singkat mengenai keadaan guru-guru SDIT Ikhtiar, maka dalam pembahasan ini penulis berpedoman pada keadaan guru SDIT Ikhtiar tahun pelajaran 2014/2015, maka berikut ini penulis mengemukakan dalam bentuk tabel.

Tabel 3

Keadaan Guru dan Pegawai SDIT Ikhtiar Makassar 2014/2015

N

o

Nama Pergur

u

Jabatan

a

3 Wahyuddin, S.Pd.I Unism

u

a

A. Farmawati, S. Pd. Unism

u

Ahmad Risal, S. Pd. Unism

u

G.Bhs. Inggris

h

Saiful Amir, SE Unism

u

2

2

Sabri STM Administrasi

2

Amir Adjo, S.Ag Umi Kebersihan

U

Sumber Data: Kantor SDIT Ikhtiar Makassar (2015)

Sesuai data pada tabel 3 tersebut di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan pendidik SDIT Ikhtiar Makassar sebanyak 18 orang, yang terdiri dari kepala sekolah dan guru.

4. Keadaan peserta didik

Keadaan peserta didik SDIT Ikhtiar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan peserta didik SDIT Ikhtiar Makassar K

K Ikhtiar Makassar cukup memadai, yaitu pada tahun pelajaran 2013/2014 mencapai 110 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki 63 orang dan pesrta didik perempuan 47 orang, dan pada tahun pelajaran 2014/2015 mengalami peningkatan jumlah peserta didik yaitu 212 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki 107 orang dan peserta didik perempuan 105 orang .

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Dalam suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas belajar yang merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang sangat penting dan dibutuhkan keberadaanya, sebab tanpa adanya fasilitas yang memadai, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian fasilitas yang memadai mutlak dibutuhkan pada suatu lembaga pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat dilihat tabel di bawah ini fasilitas yang dimiliki oleh SDIT Ikhtiar Makassar.

Tabel 5

Keadaan Prasarana SDIT Ikhtiar Makassar tahun 2014/ 2015

No. Jenis Jumlah Keterangan

1. Ruang Belajar 8 Baik

2. Ruang Ka.

S e k o

1 Baik

l a h

3. Ruang Guru 1 Baik

4. Perpustakaan 1 Baik

5 Masjid 2 Baik

6 UKS 1 Baik

7 Laboratoriaum 1 Baik

8 Gudang 1 Baik

9 WC Guru 2 Baik

10 WC Siswa 4 Baik

11 Dapur 1 Baik

Jumlah 23

Sumber Data: Kantor SDIT Ikhtiar Makassar (2015)

Kondisi sarana dan prasarana hingga saat sekarang ini SDIT Ikhtiar dalam kondisi baik.

Dengan kondisi yang demikian sangat menunjang proses pembelajaran di sekolah ini.

6. (SOP)

a. Kehadiran, Kepulangan dan Ketidak Hadiran Siswa 1) Kehadiran Siswa

a. Kehadiran siswa paling lambat pukul 07.10 WITA.

b. Siswa hadir mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru secara syar‟i.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru yang menyambut

2) Kepulangan Siswa

a. Kepulangan secara umum

1) Siswa kelas 1 dan 2 melakukan persiapan pulang pukul 13.50 WITA

Siswa kelas 3 – 8 melakukan persiapan pulang pukul 16.00 WITA 2) Siswa mengkondisikan kelas supaya rapi kembali, dibantu dengan

guru.

3) Siswa membaca doa pulang bersama atau dipimpin oleh ketua kelas atau guru.

4) Siswa berdiri dan menyandarkan kursi serta bersalaman dengan guru secara syar‟i.

5) Siswa keluar kelas dengan tertib.

b. Kepulangan secara khusus

1) Siswa diijinkan pulang karena alasan sakit atau keperluan keluarga.

2) Siswa yang sakit berhak diantar pulang oleh guru atau dikonfirmasikan pada orang tua untuk dijemput.

3) Orang tua/ wali murid yang menjemput siswa untuk keperluan keluarga, menyampaikan ijin kepada wali kelas.

c. Ketidakhadiran Siswa

1) Kriteria ketidakhadiran yaitu sakit dan keperluan keluarga/ lainnya.

2) Siswa yang tidak hadir karena sakit atau keperluan keluarga harus menyampaikan ijin secara langsung baik secara tertulis atau lisan (surat ijin, telepon, atau sms) kepada wali kelas atau pihak sekolah.

3) Siswa yang tidak hadir karena sakit atau keperluan keluarga namun tidak ijin kepada wali kelas atau pihak sekolah maka dinyatakan alpha/tanpa keterangan.

4) Siswa yang tidak hadir selama 3 hari berturut-turut tanpa keterangan dan tidak bisa dihubungi oleh pihak sekolah akan dikenai sanksi.

3) Keterlambatan

1. Jenis keterlambatan yaitu terlambat masuk sekolah dan terlambat masuk kelas mengikuti pelajaran.

2. Siswa dinyatakan terlambat masuk sekolah jika lebih dari pukul 07.10 WITA.

3. Siswa terlambat masuk sekolah ditertibkan oleh guru piket.

4. Siswa yang masuk kelas setelah bel berbunyi dan pelajaran sudah dimulai, dinyatakan terlambat masuk kelas.

5. Siswa yang terlambat harus mengetuk pintu, mengucapkan salam dan meminta ijin kepada guru kelas untuk mengikuti pelajaran.

6. Guru piket memberikan sanksi bagi siswa yang terlambat.

7. Rekapan siswa terlambat setiap bulan dibuat dan ditindak lanjuti bagian kesiswaan

8. Siswa yang terlambat sebanyak 3x dalam sebulan akan disurati orang tua/wali siswa.

4) Dhuha Motivasi

1. Siswa mempersiapkan diri langsung ke masjid saat bel masuk berbunyi.

2. Siswa muroja‟ah hafalan yang dipandu oleh seorang guru.

3. Siswa melaksanakan Shalat Dhuha secara berjama‟ah.

4. Siswa membaca Doa bersama.

5. Siswa mengikuti Dhuha Motivasi dengan tertib dalam barisan shof.

5) Proses Belajar Murid Dan Istirahat 1. Saat bel berbunyi

a. Siswa masuk kelas masing-masing

b. Siswa menghentikan semua kegiatan istirahat

c. Siswa merapikan dan mengembalikan alat permainan ke tempatnya.

d. Siswa melepas alas kaki sebelum masuk kelas dan menaruh ke dalam loker.

2. Urutan PBM setelah bel berbunyi:

a. Siswa menjawab salam guru.

b. Siswa mengawali proses belajar dengan Basmalah dan doa serta mengakhiri dengan tahmid dan doa kafaratul majlis.

c. Siswa minta ijin jika meninggalkan PBM dengan menggunakan bahasa inggris atau bahasa arab.

d. Siswa menggunakan alat belajar sendiri.

e. Siswa mengikuti belajar mengajar dengan sungguh-sungguh.

3. Istirahat

a. Waktu istirahat dilaksanakan setelah bunyi bel tanda istirahat.

b. Tempat istirahat adalah area yang telah ditentukan dalam peraturan sekolah.

e. Shalat Dhuhur dan Ashar

Jadwal persiapan Shalat Dhuhur dan Ashar adalah sebagai berikut:

1. Wudhu dan persiapan Shalat Dhuhur pukul 12.30-13.00.WITA.Shalat Ashar pukul 15.30 - 15.00

2. Siswa segera masuk Masjid dan melaksanakan Shalat Tahiyyatul Masjid.

3. Siswa melaksanakan Shalat sesuai dengan tata tertib Shalat.

4. Siswa berdoa dengan khusu‟.

f. Shalat Jumat

Shalat Jumat dilaksanakan khusus untuk anak laki-laki kelas 3 sampai 9, sedangkan siswa kelas 1-2 dan siswa putri melaksanakan Shalat Dhuhur di Koridor utama (lapangan hijau).

1. Waktu dan persiapan Shalat Jumat adalah pukul 12.00 WITA.

2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan dikoordinasikan oleh Guru laki-laki.

3. Siswa melaksanakan seluruh rangkaian Shalat Jumat:

a. Siswa memakai pakaian menutup aurat, suci, dan rapi.

b. Siswa berjalan tenang menuju masjid.

c. Siswa merapikan sepatu/sandal ketika masuk masjid.

d. Siswa membaca doa masuk masjid.

e. Siswa melakukan Shalat Tahiyyatul masjid.

f. Siswa duduk dengan tertib.

g. Siswa melaksanakan shalat Jum‟at berjamah dengan khusuk.

h. Siswa melaksanakan dzikir, berdoa, dan shalat sunah ba‟diyyah.

i. Siswa meninggalkan masjid dengan berjalan tenang.

g. Tata Tertib Umum 1. Waktu sekolah:

a. Senin sampai Kamis masuk pukul 07.10. pulang pukul 13.35.

untuk kelas 1 dan 2.

b. Senin sampai Jum‟at masuk pukul 07.10. pulang pukul 15.30.

untuk kelas 3 sampai 9.

2. Siswa hadir paling lambat pukul 07.10.WITA.Setiap hari.

3. Bila siswa sakit atau ada hal yang harus meninggalkan sekolah, maka wajib memberitahu wali kelas.

4. Siswa membawa perlengkapan shalat, dan sandal jepit.

5. Siswa tidak memakai perhiasan berlebihan.

6. Siswa tidak membawa peralatan permainan yang berbahaya kecuali mendapat ijin guru.

7. Siswa wajib ikut merawat sarana dan prasarana sekolah.

8. Siswa tidak keluar dari lingkungan sekolah selama jam sekolah.

9. Siswa membiasakan diri mengucapkan salam ketika bertemu teman, guru, karyawan, dan sesamanya juga ketika memasuki/keluar ruang kelas/guru.

10. Siswa bersikap jujur, sopan, dan disiplin, baik perkataan maupun perbuatan.

11. Siswa memperhatikan dan mendengarkan bila ada yang berbicara di hadapannya.

12. Siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan.

13. Tidak boleh membawa HP, Laptop, serta alat elektronik lainnya kecuali mendapat izin dari guru.

14. Tidak boleh memakai aksesoris bernilai tinggi (emas dll.)

15. Siswa dilarang jual beli makanan, minuman, dan mainan pada saat jam sekolah.

16. Siswa wajib menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

17. Siswa dilarang melakukan ahlak yang tercela, seperti:

a. Berkelahi.

b. Memakai milik orang lain tanpa ijin.

c. Mengambil milik orang lain (mencuri).

d. Menganiaya atau melukai orang lain.

e. Merusak barang-barang milik orang lain.

f. Melakukan perjudian, merokok, narkoba.

g. Menggunjing atau memfitnah orang lain.

h. Merampas atau meminta paksa barang milik orang lain.

i. Menghina, mengejek, mengolok-olok, atau melecehkan orang lain.

j. Menulis, melihat, atau berbicara jorok/mengumpat.

k. Menjodoh-jodohkan dengan lawan jenis.

l. Menaiki kursi, meja, lemari, atap tanpa alasan yang jelas.

m. Berbuat tidak senonoh dengan lawan jenis.

h. Tata Tertib Khusus 1. Tata Tertib Berpakaian

a. Siswa memakai pakaian seragam dengan ketentuan:

1) Senin : Rompi Merah 2) Selasa: Batik Hijau 3) Rabu : Rompi Hijau

4) Kamis : Baju olahraga/ Baju Muslim 5) Jum‟at: Pramuka

b. Siswa yang ada jam olah raga, membawa baju ganti olah raga.

c. Siswa memakai sepatu atau sandal kecuali di dalam kelas atau di sekitar koridor.

d. Siswa memakai ikat pinggang.

e. Baju ikhwan dimasukkan sementara baju akhwat di luar.

2. Tata Tertib Qur’an

a. Siswa masuk dalam kelompok masing-masing.

b. Wajib membawa buku Qur‟an, buku prestasi dan alat tulis.

c. Siswa tidak diperbolehkan meninggalkan kelompoknya sebelum jam Qur‟an selesai.

d. Siswa kenaikan jilid diuji oleh koordinator Qur‟an sesuai dengan jadwal.

e. Ketika naik jilid atau jilid hilang, siswa membeli sendiri buku Qur‟an lewat pihak sekolah.

3. Tata Tertib Makan

a. Siswa makan pada waktu makan, yaitu:

1) Snack time : 09.20 – 09.40 2) Makan siang : 11.50 – 12.10

b. Siswa mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan c. Siswa menghargai makanan

d. Siswa membaca do‟a sebelum dan sesudah makan secara bersama-sama dipimpin oleh satu orang yang ditunjuk oleh wali kelas/pendamping dengan suara jahar (terdengar)

e. Siswa makan dengan tenang, rapi, dan bersih

f. Siswa makan dan minum menggunakan tangan kanan dengan duduk.

g. Siswa makan makannya sendiri

h. Siswa makan di dalam kelas bersama wali kelas/guru pendamping i. Siswa menghabiskan makanan sesuai waktu yang disediakan j. Siswa merapikan dan membersihkan kelas setelah makan

4. Tata Tertib Wudhu

a. Siswa datang di tempat wudhu tepat waktu.

b. Siswa wudhu dengan tertib dan benar.

c. Siswa menggunakan air tidak berlebihan.

d. Siswa baris dengan antri/bergantian.

e. Siswa membaca do‟a masuk/keluar kamar mandi dan do‟a wudhu.

f. Siswa wudhu di tempat yang telah ditentukan:

1) Tempat wudhu dekat lapangan hijau untuk akhwat.

2) Tempat wudhu belakang kantor untuk ikhwan.

5. Tata Tertib Shalat

a. Siswa memakai pakaian menutup aurat, suci, dan rapi (mukena bagi siswa putri).

b. Siswa merapikan sepatu/sandal ketika masuk masjid.

c. Siswa membaca doa masuk masjid.

d. Siswa melakukan Shalat Sunah Tahiyyatul masjid bagi yang cukup waktunya.

e. Siswa duduk dengan tertib.

f. Siswa membaca Al-Qur‟an/ berzikir/ berdoa untuk mengisi waktu kosong antara azan dan iqomah.

g. Siswa melakukan Shalat dengan khusuk.

h. Siswa melaksanakan dzikir dan doa dengan khusuk.

i. Siswa mengikuti motivasi dengan seksama.

j. Siswa meninggalkan masjid dengan berjalan dan tenang.

6. Tata Tertib Bermain a. Bermain saat jam istirahat

b. Bermain di dalam lingkungan sekolah

c. Tidak diperkenankan bermain di kantor, masjid dan ruang guru

d. Melakukan segala bentuk permainan di luar dan di dalam kelas dipantau oleh kesiswaan dan masing-masing wali kelas dan guru e. Bermain dengan alat yang tidak membahayakan

f. Memakai alas kaki saat bermain di luar kelas dan koridor

g. Ikhwan bermain dengan ikhwan dan akhwat bermain dengan akhwat h. Tetap menjaga kerapian dan kebersihan saat bermain

i. Menjaga adab-adab islami (perkataan dan perbuatan) pada saat bermain

Jenis Dan Bentuk Sanksi 1. Sanksi Ringan

a. Dinasehati b. Ditegur

c. Menulis Surah/ kalimat tertentu d. Memungut sampah

e. Time Out/ Berdiri selama waktu yg ditentukan f. Meyetorkan hafalan

g. Push up/ Sit Up h. Meminta maaf

i. Merapikan kantor guru j. Merapikan sandal sepatu 2. Sanksi Sedang

a. Berdiri di depan kelas b. Membersihkan WC

c. Membersihkan kamar mandi d. Membersihkan kelas

e. Membersihkan jendela f. Membersihkan halaman g. Membersihkan masjid h. Menguras bak mandi i. Mengganti rugi

j. Membersihkan kelas lain

k. Tidak diijinkan mengikuti pelajaran l. Dilakukan penyitaan

m. Disuruh pulang 3. Sanksi Berat

a. Panggilan terhadap orang tua b. Diskorsing (belajar di rumah) c. Diturunkan kelasnya sementara d. Dikembalikan pada orangtua

Keterangan 1. Sanksi Ringan

a. Melanggar ketentuan pada tata tertib umum poin 1 sampai dengan 16.

b. Melanggar ketentuan pada tata tertib khusus (tartib shalat, wudhu, makan, berpakaian dan bermain)

2. Sanksi Sedang

a. Melakukan pelanggaran tata tertib umum poin 16.

b. Mengulangi pelanggaran dengan modus yang sama lebih 3 kali terhadap sanksi ringan selama sepekan.

3. Sanksi Berat

a. Melakukan pelanggaran pada tata tertib umum poin yang sama sebanyak 5 kali selama 1 minggu.

b. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib umum poin 17 sebanyak 3 kali pada poin yang sama selama sepekan.

c. Melakukan pelanggaran terhadap semua tata tertib sebanyak 10 kali pada poin yang berbeda selama sepekan.

B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar.

Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah kompetensi guru yang dimiliki. Hal ini sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan kecerdasan siswa.

Tabel 6

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden tentang guru PAI dalam hal Penguasaan Materi pada saat mengajar

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat menguasai 11 55 %

2 Menguasai 9 45 %

3 Kurang menguasai - -

4 Tidak menguasai -

Jumlah (N) 20 100 %

Sumber data: Olah data angket No. 01 Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 11 responden atau 55 % memberikan jawaban guru PAI sangat menguasai materi dalam proses pembelajaran, 9 responden atau 45% memberikan jawaban menguasai. Sedangkan yang menjawab kurang dan tidak menguasai materi pembelajaran adalah tidak terdapat responden atau 0

% .

Ansar Zainuddin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar mengemukakan bahwa:

Pembelajaran tidak akan efektif dan efisien jika seorang guru tidak mempersiapakan materi pembelajaran. Oleh karena sebelum mengajar saya mempersiapkan RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan tentunya mempelajari materi yang akan diajarkan.

(Wawancara, 4 Juni 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sebelum mengajar mempersiapkan perangkat pembelajaran dan mempelajari materi yang diajarkan sehingga menguasai materi dengan baik.

Tabel 7

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam memahami materi yang disampaikan oleh Guru PAI

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 13 65 %

2 Kadang-kadang 6 30 %

3 Kurang 1 5 %

4 Tidak -

Jumlah (N) 20 100 %

Sumber data: Olah data angket No. 02 Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 13 responden atau 65 % selalu memahami materi yang disampaikan oleh guru PAI, 6 responden atau 30% memberikan jawaban kadang-kadang, 1 responden atau 5 % memberikan jawaban kurang memahami. Sedangkan yang menjawab tidak memahami materi yang disampaikan guru PAI adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Aulia Ramadhani, selaku siswa di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar mengemukakan bahwa:

Guru Pendidikan Agama Islam dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat mudah dipahami karena selain menggunakan bahasa yang baik juga dengan menggunakan metode yang menyenangkan. (Wawancara, 4 Juni 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat mudah dipahami oleh peserta didik.

Tabel 8

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal pengaturan kondisi kelas oleh guru PAI sebelum memulai

pelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 17 85 %

2 Kadang-kadang 2 10 %

3 Pernah 1 5 %

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 20 100 %

Sumber data: Olah data angket No. 03 Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 17 responden atau 85 % yang memberikan jawaban bahwa guru PAI dalam memulai pelajaran selalu mengatur kondisi kelas, 2 responden atau 10%

memberikan jawaban kadang-kadang, 1 responden atau 5 % memberikan jawaban pernah. Sedangkan yang menjawab guru PAI tidak pernah mengatur kelas sebelum memulai pelajaran adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Ansar Zainuddin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar mengemukakan bahwa:

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah menejemen kelas. Oleh karena itu saya tidak memulai pelajaran sebelum kondisi kelas kondusif, baik dalam hal kebersihan kelas, maupun posisi kursi dan siswa. (Wawancara, 4 Juni 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sebelum memulai pelajaran selalu mengatur kondisi kelas terlebih dahulu.

Tabel 9

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal komunikasi guru PAI dalam proses pembelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat baik 15 75 %

2 Baik 5 25 %

3 Kurang baik -

4 Tidak baik -

Jumlah (N) 20 100 %

Sumber data: Olah data angket No. 04 Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 15 responden atau 75 % yang memberikan jawaban bahwa guru PAI memiliki komunikasi yang sangat baik dalam proses pembelajaran, 5 responden atau 25% memberikan jawaban baik. Sedangkan yang menjawab guru PAI memiliki komunikasi yang kurang dan tidak baik adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Ansar Zainuddin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam di SD Islam Terpadu Ikhtiar Makassar mengemukakan bahwa:

Salah satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah komunikasi yang baik terhadap siswa, hal ini memudahkan untuk mengetahui psikologi siswa dan merasa senang menerima materi. Selain itu komunikasi yang baik dengan orang tua siswa juga dilakukan dalam hal perkembangan prestasi anaknya di sekolah.

(Wawancara, 4 Juni 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam memiliki komunikasi yang sangat baik terhadap peserta didik dan juga orang tuanya .

Tabel 10

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden tentang kerapian guru PAI pada saat mengajar

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 20 100 %

2 Kadang-kadang -

3 Pernah -

4 Tidak pernah -

Jumlah (N) 20 100 %

Sumber data: Olah data angket No. 05 Tahun 2015

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 20 responden atau 100 % yang memberikan jawaban bahwa guru PAI selalu berpenampilan rapi pada saat mengajar. Sedangkan yang memberikan

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 20 responden atau 100 % yang memberikan jawaban bahwa guru PAI selalu berpenampilan rapi pada saat mengajar. Sedangkan yang memberikan

Dokumen terkait