• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Dalam Kampung Wisata

PENYUSUNAN/ PENGEMBANGAN TAHAPAN

1. Sasaran wisatawan

2.7.1 Komponen Dalam Kampung Wisata

1. Keunikan, keaslian, sifat khas

2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa

3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara hakiki menarik

minat pengunjung

4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana dasar, maupun sarana

lainnya

5. Memiliki potensi pariwisata, seni, dan budaya khas daerah setempat.

6. Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau setidaknya

berada dalam koridor dan rute paket perjalanan wisata yang sudah dijual.

7. Diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih, dan pelaku–pelaku pariwisata, seni

dan budaya.

8. Aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program Desa Wisata.

9. Terjaminnya keamanan, ketertiban, dan kebersihan.

10.Partisipasi masyarakat lokal

11.Sistem norma setempat

12.Sistem adat setempat

LAPORAN AKHIR K

Kaajjiiaann PPeerreennccaannaaaann SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann OODDTTWW ddii KKaammppuunngg PPaassiirr KKuunnccii 2.7.2 Kegiatan Dalam Kampung Wisata

Kampung wisata mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama dengan potensi wisata yang ada didaerah wisata yang unik. Hal ini memunculkan wisatawan untuk datang dan menikmati fasilitas atau objek wisata. Jenis Jenis Kegiatan yang dapat di lakukan di kampung Wisata.

Kegiatan berkebun Membatik

Jalan –jalan bersepedah Hiking

Membuat kerajinan tangan / crafting Memancing

Bermain permainan tradisional

Menikmati jajanan tradisional setempat Menginap di homestay

Belajar tentang kearifan serta kekhasan wilayah setempat Mandi dikali

Berternak hewan

LAPORAN AKHIR K

Kaajjiiaann PPeerreennccaannaaaann SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann OODDTTWW ddii KKaammppuunngg PPaassiirr KKuunnccii 2.8 KAMPUNG BUDAYA / ADAT

Konsep Dasar Kampung Budaya

Kampung Budaya terdapat lokasi khusus yang masih mengisahkan sejarah masa lalu dengan mempertahankan tradisi yang ada. Masih ditemukannya jejak sejarah dan pola hidup lama yang bisa dipertahankan. Semua yang ada didalammya membutuhkan sentuhan manusia yang mengerti dan mau mempertahankan budaya.

Mental Budaya

Mental budaya lahir dari praktek hidup masyarakatnya yang cinta dengan kebudayaan sendiri, misalnya masyarakat yang masih memelihara sopan santun menghargai yang lebih tua, mencintai yang lebih muda dan membesarkan nilai luhur tradisi. Budaya bukan hanya digali tetapi tetap dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menegakan aturan adat dengan memberikan hukuman bagi pelanggar aturan dengan mengedepankan nilai budaya yang luhur tetap mempertahannkan nilai kearifan bijak dan berwiba. sehingga Mental budaya masih tetap kokoh dan tidak ternodai. Keuntungan dari tegaknya mental budaya dengan kuatnya atauran dan hukum adat sulit untuk diinterfensi oleh dunia luar sebab aturan telah diatur berdasarkan kulturnya, bukan kultur dari luar komunitasnya. Mental budaya berdapak pada prilaku biasannya orang yang masih menghargai hukum adat sangat takut berbuat kesalahan dan pelanggaran mereka masih terkesan jujur dan berwibawa.

Kampung budaya jadi kantong Produksi

Produk kebudayaan misalnya orang tua dulu pernah membuat sendok dari tempurung kelapa, tikar pandan, bingga tau keranjang, sekarang bisa dimunculkan kembali dalam kemasan produk yang unik dan layak menjadi pendapatan bagi masyarakatnya. Jika dulu orang tua pernah bernyayi dan mewariskan syair kuno dan langkah ini menjadi daya tarik wisata dan kelompok pendukungnya masih mempertahankan dan pandai memainkan ini dapat menjadi media hiburan dan layak di nikmati oleh turis dan wisatawan demikian pula dengan hasil produk pertaniannya jika masih ada dan dihasilkan secara rutin dan masih dengan pola tanam lama ini bisa menjadi

LAPORAN AKHIR K

Kaajjiiaann PPeerreennccaannaaaann SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann OODDTTWW ddii KKaammppuunngg PPaassiirr KKuunnccii

aset bagi penelitian untuk kelangsungan dunia pertanian mendatang dan dapat menjadi sumbangan untuk ilmu pengetahuan. Dan masih banyak lagi yang patut atau layak menjadi kantong produksi.

Model pengelolaan

Pengelolaan kampung budaya diserahkan langusung dan dikelola langsung oleh masyarakatnya sendiri, dengan cara cara arif dan bijaksana mengedepankan kebersamaan dan menanamkan nilai budaya. Secara ekonomi dapat diatur dengan menggunakan manajemen ekonomi dan pembagian hasil yang didapat besama tergantung kesepakatan bersama.

Mengajak keterlibatan semua pihak, pemerintah menjadi pendukung terpenting selain sebagai penunjang sarana prasarana, juga dukungan pengakuan dan legalitas dan legitmasi dari berbagai pihak perlu diperkuat. Dengan menggandeng Dinas Kebudayaan Pariwisata sebagai jembatan Promosi budaya. Permusiuman juga patut ambil peran sebab kampung budaya mendirikan sebuah Museum lokal dari peninggalan kebudayaan yang lama dan patut menjadi bahan perbandingan dengan keadaan sekarang dan masa lalu. Dan dinas Pendidikan sebagai penanggung jawab pendidikan yang bermuatan lokal perlu turut serta mengambil peran sebab kampung budaya menyajikan nyanyian dan sastra tutur yang bisa menjadi dasar bagai bahan ajar di sekolah. Dinas Kesejahteraan sosial perlu siap sebagai penguat komponen sosialnya dengan landasan tradisi setempat. Dinas tanaman pangan perlu mengambil peran dalam pengembangan makanan tradisional yang berasal dari hasil tanaman lokal masyarakat yang tidak mengandung Pupuk dan Pestisida dan Unsur Kimia. Dinas industri dan koperasi patut juga ambil peran sebab kantong produksi yang digagas adalah karya lama yang dimunculkan kembali dengan teknologi sederhana dan layak dikonsumsi masyarakat luas sehingga hasilnya dapat menunjang ekonomi bagi masyarakat. Ketika ini telah bersinergi maka kekuatan kampung budaya semakin kokoh dan mampu bertahan sepanjang tidak dikotori dengan berbagai kepentingan.

LAPORAN AKHIR K

Kaajjiiaann PPeerreennccaannaaaann SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann OODDTTWW ddii KKaammppuunngg PPaassiirr KKuunnccii 2.9 EKOWISATA