• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI CIKARANG Sri Mulyani

2. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Modal Kerja

2.1.7 Komponen Modal Kerja

Mengingat pentingnya modal kerja pada suatu perusahaan, maka perlu diadakan suatu pengelolaan terhadap modal kerja, sehingga akan dapat memperlancar operasi perusahaan. Setiap komponen atau elemen perlu dikelola secara efisien agar dapat mempertahankan likuiditas badan usaha pada tingkat yang aman.

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan-perkiraan atau pos-pos atau jenis-jenisnya, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Misalnya persediaan, untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mungkin hanya perkiraan persediaan (persediaan barang dagang) sedangkan perusahaan yang melakukan pembuatan barang persediaannya akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi dan barang jadi.

Berdasarkan konsep Gross Working Capital, maka modal kerja merupakan jumlah seluruh current assets perusahaan. Jadi diartikan modalkerja adalah jumlah nilai seluruh aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan operasinya sehari-hari.

Mengenai komponen modal kerja menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (2001:64) adalah sebagai berikut :

73 “Modal kerja atau working capital , sering pula disebut sebagai gross working capital atau modal kerja kotor didefinisikan sebagai item-item pada aktiva lancar, yakni kas (cash), surat berharga (security), piutang (account receivable), dan persediaan (inventory)”.

Dapat disimpulkan bahwa komponen modal kerja terdiri dari aktiva lancar dan hutang lancar :

1. Kas

2. Surat berharga 3. Piutang dagang 4. Persediaan 5. Hutang lancar

Keterangan untuk masing-masing dari unsur-unsur modal kerja ini adalah sebagai berikut :

1. Kas

Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggitingkat likuiditasnya. Tersedianya uang kas yang cukup akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika sewaktu-waktu harus mengadakan transaksi dengan pihak ketiga, yang nantinya menghasilkan keuntungan. Disamping itu dengan tersedianya uang kas yang cukup akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam keadaan darurat.

Yang dimaksudkan uang kas adalah uang tunai yang tersedia di perusahaan maupun yang berada di bank. Uang kas dapat digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari, memiliki barang dan jasa yang diharapkan juga memenuhi kewajiban perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kas : a. Kebijaksanaan manajemen kas b. Posisi likuiditas pada saat ini

c. Sikap terhadap risiko manajemen likuiditas d. Jadwal jatuh tempo utang

e. Kemampuan perusahaan untuk meminjam

f. Perkiraan aliran kas jangka Pendek dan jangka panjang g. Kemungkinan cash flow dlam berbagai kondisi. 2. Surat Berharga

Surat-surat berharga yang dimaksud adalah surat berharga yang dapat segera dijual, merupakan bentuk penyertaan sementara dalam pemanfaatan dana yang tidak digunakan. Sedangkan kepemilikannya memiliki sifat :

1. Mempunyai pemasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera. 2. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila kebutuhan

dana untuk kegiatan umum perusahaan.

3. Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.

Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli surat berharga. Pembelian ini bertujuan untuk menjaga likuiditas juga merupakan investasi yang bersifat sementara, yaitu apabila

74 perusahaan membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban yang mendesak, perusahaan dapat segera menjual kembali surat-surat berharga tersebut.

Jenis-jenis surat berharga :

1. US Treasury Bills, Notes dan Bonds

Surat utang pemerintah dan surat utang yang mudah dicairkan. 2. Commercial Paper

Wesel tanpa jaminan yang diterbitkan oleh lembaga keuangan, perusahaan pemilik bank dan industri.

3. Obligasi Perusahaan Asing dan Domestik

Jatuh tempo lebih dari satu tahun tetapi saat mendekati jatuh tempo memiliki cirri seperti suratbrharga jangka pendek.

4. Bankers Acceptance

Wesel tagih yang diterbitkan oleh perusahaan (misalnya importer) yang telah diterima oleh bank yang menjamin pembayarannya.

5. Eurodollars

Deposito yang dinyatakan dalam dollar pada bank-bank luar negeri. 6. Surat Berharga Mutual Funds

Lembaga ini melakukan diversifikasi investasi untuk tujuan pembentukan dana.

3. Piutang Dagang

Piutang dagang muncul karena perusahaan menjual secara kredit. Penjualan kredit dimaksudkan untuk memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan pengeluaran kas, tetapi menimbulkan piutang yang kemudian pada hari jatuh tempo pembayaran piutang tersebut adalah penerimaan kas. Pengaturan piutang ditujukan agar kredit yang diberikan dapat tertagih tepat pada waktunya. Oleh karena itu manajemen piutang perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Manajemen piutang meliputi beberapa permasalahan, diantaranya : 1. Menentukan Tingkat Piutang Dagang yang terdiri dari :

a. Volume penjualan kredit

b. Rata-rata periode antara penjualan dan penagihan tergantung pada kondisi ekonomi dan variabel kebijaksanaan kredit. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan yaitu standard kredit, periode kredit, diskon untuk pembayaran lebih cepat, kebijaksanaan penagihan. 2. Standard Kredit

a. Kebijaksanaan kredit optimal berkaitan denagn biaya marjinal kredit, dari pertambahan keuntungan dan peningkatan penjualan. b. Evaluasi risiko kredit kredit, misalnya 5 C :

1. Character, ini menyangkut segi pribadi, watak dan kejuuran dari pimpinan perusahaan dan kemungkinan bahwa pelanggan mempunyai kemauan untuk memenuhi kewajibannya.

2. Capacity, pertimbangan atau evaluasi dari kemampuan membayar pelanggan. Kemampuan tersebut diukur denagn data-data finansiil di waktu-waktu yang lallu. Bank akan dapat

75 menilai kerjanya di waktu yang akan datangdalam hubungannya denagn penggunaan kredit tersebut.

3. Capital, ini menunjukan posisi finansiil perusahaan secara keseluruhan untuk mengukur posisi keuangan secara umum dari perusahaan seperti ditunjukan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi “tangible net worth”-nya. Bank harus mngetahui bagaimana mengetahui perimbangan antara jumlah utang dan modal sendirinya.

4. Collateral, ini menunjukan besarnya aktiva yang kan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Hal ini ditunjukan oleh asset pelanggan yang digunakan sebagai jaminan.

5. Condition, dampak trend umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di bidang ekonomi. Bank harus menilai sampai berapa jauh pengaruh dari adanya suatu kebijakan 6. pemerintah di bidang ekonami atau pengaruh dari trend

ekonami terhadap prospek perusahaan pemohon kredit khususnya dan prospek industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk didalamnya pada umumnya. Dalam hubaungannya dengan penilaian proyek kredit investasi (project appraisal) Bank Indonesia telah memberikan pedoman-pedomannya.

Manajemen piutang harus mempertimbangkan investasi dalam piutang disebabkan adanya opportunity cost, keputusan piutang berkaitan denagn menentukan jumlah kredit (piutang dagang) dalam usaha meningkatkan penjualan.

4. Persediaan

Persediaan disini merupakan bagian-bagian yang ada pada perusahaan yang pada suatu saat akan dijual. Bagi suatu perusahaan, persediaan merupakan elemen modal kerja yang utama yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-terusan mengalami perubahan. Penentuan besarnya persediaan barang atau alokasi modal dalam persediaan merupakan masalah penting karena mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahan. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan berapa besarnya persediaan denagn memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam perusahaan dagang yang dimaksud inventori adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dan dibeli. Sedangkan dalam perusahaan industri (pabrik) pada umumnya ada 3 (tiga) jenis persediaan, yaitu : 1. Persediaan bahan mentah

2. Persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi 3. Persediaan barang jadi

5. Hutang Lancar

Hutang lancar atau kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal

76 perusahaan (tergantung mana yang lebih panjang) dan denagn menggunakn aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain. Kewajiban lancar meliputi hutang wesel, hutang dagang, pendapatan diterima di muka, dan biaya yang masih harus dibayar seperti hutang gaji, hutang pajak, dan hutang bunga.