• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Ekonomi 58

C. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja

1. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Ekonomi 58

Menurut Budiharsono (2001), analisis shift-share digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah.

Dari analisis ini diketahui perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah pertumbuhannya cepat atau lambat.

Dalam penelitian ini, komponen pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Sragen pada tahun awal analisis dan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen perhitungan, yaitu komponen pertumbuhan nasional (national growth component) disingkat PN, komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industrial mix growth component) disingkat PP, dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional growth component) disngkat PPW. Hasil perhitungan analisis shift-share di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 19.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 19. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Sektor Ekonomi Lainnya di Kabupaten Sragen

Sektor PNi PPi PPWi ΔYij PBij

Pertanian 22.137,56 Sumber : Analisis Data Sekunder

Keterangan : Angka didalam kurung merupakan prosentase pertumbuhan kesempatan kerja

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor perekonomian di Kabupaten Sragen dan sektor-sektor yang pertumbuhannya cepat dan lambat. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa seluruh sektor pereokonomian yang ada di Kabupaten Sragen pertumbuhannya termasuk dalam kelompok lambat, hal ini dapat dilihat pada kolom pergeseran bersih (PB), dimana seluruh sektor bernilai negatif.

Pertumbuhan nasional (PN) merupakan perubahan kesempatan kerja dalam suatu wilayah sebagai akibat dari perubahan kesempatan kerja di wilayah yang lebih luas. Dilihat dari nilai PN, seluruh sektor perekonomian di

commit to user

Kabupaten Sragen memiliki nilai lebih dari nol. Nilai PN terbesar dimiliki oleh sektor pertanian, yaitu sebesar 22.137,56 dan sektor jasa di urutan kedua dengan nilai PN sebesar 10.215,38. Hal ini berarti, perubahan kesempatan kerja di Jawa Tengah menyebabkan terjadinya peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian dan sektor jasa sebesar masing-masing sejumlah 22.137 orang dan 10.215 orang.

Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan proporsional (PP), terdapat empat sektor yang termasuk dalam sektor yang pertumbuhannya lambat, yaitu sektor pertanian, listrik gas dan air bersih, perdagangan, dan komunikasi, yaitu masing-masing sebesar -43.150,11 atau -17,94%, -78,23 atau -24,21%,-571,44 atau -0,90% dan -131,59 atau -2,23%. Nilai pertumbuhan proporsional yang negatif ini menandakan bahwa perubahan kesempatan kerja di Jawa Tengah menyebabkan penurunan kesempatan kerja di beberapa sektor Kabupaten Sragen. Nilai positif pertumbuhan proporsional ditunjukkan oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, keuangan, dan jasa-jasa masing-masing sebesar . Sektor-sektor tersebut masing-masing memiliki nilai 255,75 (46,00%), 986,96 (3,77%), 2.934,03 (13,15%), 477,83 (22,04%), 5.767,87 (5,19%). Pertumbuhan positif ini menandakan pertumbuhan kesempatan kerja sektor-sektor tersebut termasuk dalam kelompok cepat.

Nilai pertumbuhan proporsional terbesar terjadi pada sektor jasa, dimana sektor ini menunjukkan nilai 5.767,87. Peningkatan ini disebabkan semakin banyaknya tenaga-tenaga profesi yang dihasilkan Kabupaten Sragen sehingga membuat tenaga kerja sektor jasa terutama jasa perorangan dan rumah tangga meningkat jumlahnya.

Pertumbuhan pangsa wilayah merupakan indikator daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama di wilayah lain. Berdasarkan hasil analisis, sektor-sektor yang memiliki nilai PPW positif adalah sektor pertanian dan sektor listrik gas dan air bersih, masing masing sebesar 27.333,54 (11,36%), 57,50 (17,80%). Hal ini menandakan sektor pertanian listrik gas dan air bersih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

memiliki keunggulan untuk meningkatkan kesempatan kerja jika dibandingkan sektor yang sama di wilayah lain. Keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sektor pertanian Kabupaten Sragen ini karena didukung oleh keadaan alam, dan kondisi tanah yang merupakan given, dukungan kelembagaan dan juga keadaan prasarana sosial ekonomi yang memadai, serta Kabupaten Sragen merupakan daerah sentra padi organik sehingga menjamin kepastian adanya barang dalam kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Nilai PPW negatif ditunjukkan oleh sektor pertambangan, industri, konstruksi, perdagangan, komunikasi, keuangan serta jasa-jasa, sehingga dapat dikatakan sektor-sektor tersebut tidak memiliki keunggulan untuk mendukung terjadinya peningkatan kesempatan kerja.

Pergeseran bersih (PB) merupakan penjumlahan dari komponen pertumbuhan proporsional dengan pertumbuhan pangsa wilayah. Nilai PB digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan kesempatan kerja sektor perekonomian di Kabupaten Sragen apakah termasuk dalam kelompok maju (progresif) atau lambat. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa seluuh sektor perekonomian di Kabupaten Sragen termasuk dalam kelompok lambat. Lambatnya seluruh sektor ini disebabkan karena nilai negatif yang dihasilkan dari penjumlahan komponen PP dan PPW, untuk sektor pertanian meskipun memiliki keunggulan produk yang dapat mendukung peningkatan kesempatan kerja (PPW) sebesar 27.333,54, namun komponen pertumbuhan proporsional sektor ini menunjukkan angka negatif dimana perubahan kesempatan kerja di Jawa Tengah menyebabkan penurunan kesempatan kerja sektor ini di Kabupaten Sragen sebesar -43.150,11 atau sebanyak 43.150 orang.

Beberapa permasalahan yang turut menjadi penyebab negatifnya nilai pertumbuhan proporsional adalah kebijakan disparitas harga pupuk bersubsidi yang bersaing dengan harga nonsubsidi. Hal ini sering dimanfaatkan pihak tertentu bahwa barang pupuk bersubsidi lari ke pengguna yang tidak memiliki hak. Akibatnya kebutuhan pupuk di petani yang berhak mendapatkan pupuk

commit to user

bersubsidi menjadi kekurangan. Selain itu, adanya temuan bahwa harga pupuk bersubsidi sampai ke tangan petani dengan harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi), karena faktor transportasi yang jauh, sehingga menambah biaya pengiriman pupuk menjadikan masalah semakin rumit. Penerbitan SK Gubernur atau SK Bupati/Walikota juga sering terlambat, sehingga distribusi pupuk ke tangan petani otomatis terlambat. Masalah tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Sragen saja, petani wilayah lain di Jawa tengah juga kerap mengalaminya sehingga membuat petani beranggapan bahwa pertanian tidak lagi mendatangkan pendapatan yang layak.

2. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian

Pertumbuhan kesempatan kerja dapat dilihat melalui 3 komponen, yaitu komponen pertumbuhan nasional (PN), komponen pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen. Sektor pertanian di Kabupaten Sragen memiliki nilai pergeseran bersih (PBij) sebesar -15.816,56, yang artinya bahwa pertumbuhan kesempatan kerja di sektor ini berlangsung lambat. Secara keseluruhan, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 20.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 20. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Kabupaten Sragen

Komponen Pertumbuhan Nilai Persen

Pertumbuhan Nasional (PNi) 22.137,56 9,20

Pertumbuhan Proporsional (PPi) -43.150,11 -17,93 Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPWi) 27.333,54 11,36

Pergeseran Bersih (PBij) -15.816,56 -6,57

Sumber : Analisis Data Sekunder

Berdasarkan perhitungan dari analisis shift-share diatas, maka dapat diketahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Sragen termasuk dalam golongan lambat, dengan melihat nilai PB yang negatif. Komponen pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen Tahun 2004-2008 adalah sebagai berikut :

a. Komponen Pertumbuhan Nasional (PN)

Menurut Widodo (2006), pertumbuhan nasional adalah komponen yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian suatu daerah. Dalam penelitian ini, komponen perumbuhan nasional didekati dengan perubahan kesempatan kerja di Kabupaten Sragen yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum. Perubahan ini mencakup kebijakan-kebijakan, regulasi-regulasi atau hal-hal yang dapat mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah.

Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui bahwa sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan nasional sebesar 22.137,56. Hal ini berarti peningkatan kesempatan kerja di Kabupaten Sragen yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja Propinsi Jawa Tengah adalah sebesar 22.137 orang. Nilai pertumbuhan nasional sektor pertanian yang besar dan yang terbesar daripada sektor lain menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi perekonomian Kabupaten Sragen juga bagi perekonomian nasional. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian nasional ini

commit to user

rupanya disadari oleh pemerintah pusat, sehingga dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang mengarah pada meningkatnya andil pertanian kepada perekonomian nasional. Dalam menghadapi perdagangan bebas, petani Indonesia dihadapkan pada persaingan yang tidak adil dengan petani dari negara lain yang dengan mudah mendapat perlindungan tarif dan non-tarif serta subsidi langsung dan tidak langsung oleh karena itu pemerintah perlu terus menerapkan kebijakan proteksi. Kebijakan proteksi yang dapat dilakukan antara lain penetapan tarif impor dan pengaturan impor, subsidi sarana produksi, pengaturan harga output maupun subsidi bunga kredit untuk modal usahatani.

Pada tahun 2001, Departemen Pertanian telah mencanangkan program Go Organic 2010. Visi yang ditetapkan dalam perencanaan stategis jangka menengah ini adalah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik terbesar di dunia. Hal ini tentu tidak mengada-ada karena potensi alam dan budaya masyarakat Indonesia masih sangat mendukung untuk mewujudkan tujuan tersebut. Batasan pertanian organik yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Deptan 2001 adalah2: (i) menghindari penggunaan bibit hasil rekayasa genetika/ transgenik; (ii) menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis dalam pengendalian hama, gulma dan penyakit; (iii) menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetik;

(iv) menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak. Kebijakan ini mendorong bupati Kabupaten Sragen untuk menjadikan daerahnya sebagai sentra beras organik nasional pada tahun 2010.

Alhasil, pada awal dikembangkannya program ini umlah kelompok tani dan petani organik menigkat drastis dari 29 kelompok dengan 639 petani saat program dimulai (2001), menjadi 247 kelompok dengan 1.721 petani pada 2004, sehingga jumlah produksi padi organik pun ikut melonjak tajam. Jika pada 2001 dihasilkan 1.187 ton gabah kering giling, tiga tahun kemudian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sudah hampir 11 ribu ton gabah kering giling. Beras organik Sragen saat ini telah dilirik oleh buyer asing, karena sejak tahun 2001 Bupati Sragen telah mencanangkan program go organic. Pada saat itu kabupaten lain belum mencanangkan program tersebut, sehingga Sragen adalah pelopor dalam hal beras organik. Sentra padi organik Kabupaten Sragen berada di Kecamatan Tanon, Sidoharjo, Gondang, Sambirejo, Masaran, dan Karangmalang.

Persentase PNij merupakan perubahan kesempatan kerja Propinsi Jawa tengah. Persentase PNij Kabupaten Sragen adalah sebesar 9,20% dan diasumsikan bernilai sama untuk semua sektor. Bernilai sama, karena pertumbuhan nasional ini merupakan hasil perhitungan jumlah tenaga kerja total Propinsi Jawa Tengah pada tahun akhir analisis dan dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja total Jawa Tengah pada tahun awal analisis sehingga pertumbuhan nasional propinsi ini diasumsikan memiliki pengaruh yang sama untuk setiap sektor di Kabupaten Sragen.

Menurut Budiharsono (2001), bila diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah, maka akibat dari perubahan ini pada berbagai sektor dan wilayah kurang lebih sama dan setiap sektor dan wilayah akan berubah dan tumbuh dengan laju yang hampir sama dengan laju pertumbuhan nasional. Pada kenyataannya, beberapa sektor tumbuh lebih cepat dari sektor-sektor lain dan beberapa wilayah lebih maju daripada wilayah lainnya. Oleh karena itu, perlu identifikasi penyebabnya dan mengukur perbedaan yang timbul dengan memisahkan komponen pertumbuhan nasional dengan pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah.

b. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP)

Komponen pertumbuhan proporsional (PP) menunjukkan perubahan relatif baik naik maupun turun dari kinerja suatu sektor terhadap sektor lain dalam satu wilayah. Pertumbuhan proporsional disebut juga pengaruh bauran

commit to user

industri (industrial mix.) Komponen ini positif di daerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh cepat dan negatif didaerah-daerah yang berspesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh dengan lambat.

Dalam penelitian ini, sektor yang diteliti adalah sektor pertanian Kabupaten Sragen dan dibandingkan dengan sektor pertanian Propinsi Jawa Tengah sehingga akan didapat nilai pertumbuhan proporsional. Adapun kriteria identifikasi pertumbuhan proporsional adalah jika PP < 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja pertanian di Kabupaten Sragen lambat.

Sedangkan jika PP > 0, menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Sragen cepat. Nilai pertumbuhan proporsional masing-masing sektor dapat dilihat pada Tabel 19.

Dapat dilihat bahwa komponen pertumbuhan proporsional sektor perekonomian Kabupaten Sragen berbeda-beda, ada yang bernilai negatif dan ada juga yang positif. Angka negatif dan positif disini menandakan bahwa apabila pertumbuhan proporsional bernilai negatif maka pertumbuhan proporsional suatu sektor termasuk golongan lambat, sedangkan nilai positif menandakan bahwa pertumbuhan kesempatan kerja di suatu sektor termasuk dalam golongan cepat. Komponen pertumbuhan proporsional sektor pertanian Kabupaten Sragen menunjukkan angka -43.150,11, hal ini berarti sektor pertanian merupakan sektor yang lambat pertumbuhan kesempatan kerjanya jika dibandingkan sektor lain di Kabupaten Sragen. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen yang lambat antara lain disebabkan karena tenaga kerja pertanian rata-rata memiliki pekerjaan lain yang lebih menghasilkan, pertanian disini dijadikan pekerjaan sampingan sehingga memang tenaga kerja pertanian terus meningkat jumlahnya, namun peningkatan ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan dan jasa-jasa yang cukup besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW)

Pertumbuhan pangsa wilayah (PPW), menunjukkan tingkat kekompetitifan suatu sektor tertentu di suatu wilayah dibandingkan sektor yang sama di h lainnya. Jika nilai pertumbuhan pangsa wilayah positif, berarti sektor tersebut di tingkat Kabupaten lebih kompetitif dibanding sektor yang sama di tingkat perekonomian propinsi. Pertumbuhan pangsa wilayah ini disebut juga pergeseran diferensial atau pengaruh keunggulan kompetitif (Widodo, 2006).

Kriteria dalam menentukan kekompetitifan sektor pertanian atau kriteria pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) yaitu apabila nilai PPW > 0, menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Sragen memiliki daya saing yang baik dibandingkan wilayah lain. Jika PPW < 0 berarti sektor pertanian di Kabupaten Sragen tidak dapat bersaing dengan baik dibandingkan wilayah lain.

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa nilai pertumbuhan pangsa wilayah yang berbeda-beda di tiap sektor. Nilai positif menandakan bahwa suatu sektor di Kabupaten Sragen dapat bersaing dengan baik dengan sektor yang sama di wilayah yang berbeda, sedangkan angka negatif menandakan bahwa suatu sektor di Kabupaten Sragen tidak dapat bersaing dengan baik dengan sektor yang sama di wilayah lain.

Sektor pertanian menunjukkan angka pertumbuhan yang positif dengan nilai 27.333,54, hal ini berarti sektor pertanian di Kabupaten Sragen dapat bersaing dengan baik dengan sektor yang sama di wilayah yang lain.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan masing-masing pemerintah daerah rupanya memberikan dampak yang berbeda-beda terhadap hasil yang didapat suatu daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah Kabupaten Sragen menerapkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), dengan penanaman padi organik yang dimulai pada tahun 2001. Berbeda dengan daerah lain yang hanhya melibatkan aktivis lembaga swadaya masyarakat, budi daya padi

commit to user

organik di Sragen didukung penuh pemerintah kabupaten. Selain menerjunkan penyuluh pertanian lapangan (PPL) di 20 kecamatan, pemerintah Kabupaten Sragen juga meminjamkan dana Rp 1 miliar dari APBD untuk menambah modal PD PAL. PD PAL inilah yang bertugas menyangga harga gabah dan memasarkan padi organik para petani.

d. Pergeseran Bersih (PB)

Komponen Pergeseran bersih (PB) adalah penjumlahan dari dua komponen pertumbuhan wilayah, yaitu komponen pertumbuhan proporsional (PP) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Komponen pergeseran bersih dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan suatu wilayah atau suatu sektor dalam suatu wilayah. Adapun kriteria dari komponen pergeseran bersih adalah, apabila PB ≥ 0 maka pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sragen termasuk ke dalam kelompok progresif (maju).

Sedangkan apabila PB < 0, maka pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sragen termasuk ke dalam kelompok lamban.

Sektor pertanian di Kabupaten Sragen termasuk dalam kategori lamban karena memiliki nilai pergeseran bersih sebesar -15.816,56. Nilai pergeseran bersih yang negatif juga ditunjukkan oleh semua sektor perekonomian di Kabupaten Sragen. Berdasarkan hasil analisis komponen pergeseran bersih sektor perekonomian di Kabupaten Sragen, kesemuanya bernilai negatif. Hal ini berarti Kabupaten Sragen memiliki perekonomian yang pertumbuhannya lamban. Sektor pertanian menunjukkan angka -15.816,56 yang didapat dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional sebesar -43.150,11 dan pertumbuhan pangsa wilayah sebesar 27.333,54. Walaupun komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif, namun komponen pertumbuhan proporsional menunjukkan angka negatif yang besar sehingga didapat nilai Pergeseran bersih yang negatif. Sektor pertanian Kabupaten Sragen memiliki kekompetitifan dengan sektor pertanian di wilayah lain yang ditunjukkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dengan angka positif pertumbuhan pangsa wilayah. Sragen merupakan salah satu wilayah lumbung padi di Propinsi Jawa Tengah jika dilihat produktivitasnya, disamping itu, Kabupaten Sragen mempunyai beberapa komoditi pertanian unggulan dari tiap-tiap sub sektor pertanian. Komoditi pertanian unggulan tersebut merupakan komoditi yang mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan di daerahnya dan di daerah lain (ekspor). Komoditi unggulan yang banyak diusahakan di Kabupaten Sragen adalah komoditi padi sawah pada sub sektor tanaman bahan makanan, pada sub sektor peternakan komoditi unggulan yang paling banyak diusahakan yaitu sapi potong, pada sub sektor perikanan komoditi yang banyak diusahakan adalah ikan mas, sedangkan sub sektor perkebunan komoditi yang paling banyak diusahakan yaitu kelapa. Sehingga sektor pertanian di Kabupaten Sragen cukup kompetitif dengan sektor pertanian di wilayah lain.

Pertumbuhan proporsional yang bernilai negatif, disebabkan karena sebagian besar tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Sragen menjadikan pertanian sebagai sumber pendapatan kedua setelah mata pencaharian utamanya. Pertanian dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga penduduk Kabupaten Sragen banyak yang bekerja di sektor lain namun tetap tercatat sebagai tenaga kerja sektor pertanian. Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian juga diikuti pertumbuhan kesempatan kerja di sektor lain, karena tidak menutup kemungkinan banyak penduduk yang tercatat double job, selain itu, sektor industri di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 mencapai 16.080 unit perusahaan yang terdiri dari 13 perusahaan besar, dan 16.067 industri kecil. Banyaknya unit perusahaan baik besar maupun kecil di Kabupaten Sragen menjadikan tenaga kerja yang terserap juga cukup besar, yaitu 54.494 orang, mengalami kenaikan 0,17% dibanding tahun 2007, dengan total investasi sebesar Rp. 2.906.854.000.000 rupiah.

commit to user D. Proyeksi Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian

Potensi sektor perekonomian di suatu daerah dengan daerah lain tentunya berbeda-berbeda dalam menyerap tenaga kerja. Dengan mengetahui kesempatan kerja yang tersedia di suatu sektor, maka pemerintah daerah akan dapat menyusun kebijakan yang sesuai untuk mendukung sektor tersebut sehingga dapat memajukan perekonomian daerah yang selanjutnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Proyeksi kesempatan kerja pada sektor pertanian Kabupaten Sragen tahun 2009-2013 dapat dihitung dengan menggunakan model proyeksi pure forecast.

Dalam penelitian ini dianalisis dua proyeksi, yaitu untuk 3 tahun (2009-2011) dan 5 tahun (2009-2013) ke depan dengan asumsi elastisitas kesempatan kerja pada tahun proyeksi sama dengan elastisitas kesempatan kerja tahun analisis atau pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun proyeksi sama dengan pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun analisis. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai elastisitas kesempatan kerja tetap sebesar 0,168557155. Nilai ini dihasilkan dari nilai perbandingan pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dengan nilai pertumbuhan PDRB (Gy).

Perhitungan proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

L2011 = L2008 (1+ Gn2011 )3 = 246.878 (1+0,026276517)3 = 246.878 (1,026276517)3

= 246.878 (1,080919058)

= 266855,1353

L2011 menunjukkan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian di tahun 2011.

Pertumbuhan kesempatan kerja ditunjukkan oleh Gn, sedangkan L2008 adalah jumlah ksempatan kerja sektor pertanian pada tahun dasar analisis (2008).

Berdasarkan data mengenai jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Sragen tahun 2004-2008, dengan menggunakan asumsi elastisitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kesempatan kerja tetap yaitu sebesar 0,168557155, dimana elastisitas kesempatan kerja merupakan perbandingan dari pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi tetap dengan nilai pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,026276517 dan nilai pertumbuhan ekonomi tetap yaitu sebesar 0,15589084. Hal ini berarti pertumbuhan kesempatan kerja pada periode analisis sama dengan pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun 2011, sehingga diperoleh hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 266.855 orang. Jika dibandingkan tahun 2008, kesempatan kerja sektor pertanian pada tahun 2011 diperkirakan mengalami peningkatan kesempatan kerja sebesar 19.977 orang selama tahun 2009 hingga 2011 dengan rata-rata peningkatan sebesar 6.659 orang setiap tahunnya.

Sedangkan untuk hasil perhitungan proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

L2013 = L2008 (1+ Gn2013 )5 = 246.878 (1+0,026276517)5 = 246.878 (1,026276517)5

= 246.878 (1,13847096)

= 281.063,4336

Dari perhitungan di atas, L2013 merupakan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen pada tahun 2013. Sedangkan L2008 merupakan jumlah kesempatan kerja pada tahun dasar analisis (2008). Berdasarkan data mengenai kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Sragen tahun 2004-2008, dan dengan menggunakan asumsi elastisitas kesempatan kerja tetap sebesar 0,168557155 dimana elastisitas kesempatan kerja merupakan perbandingan dari pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi tetap dengan nilai pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,026276517 dan nilai pertumbuhan ekonomi tetap yaitu sebesar 0,15589084. Hal ini berarti pertumbuhan kesempatan kerja pada periode analisis sama dengan pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun 2013, sehingga diperoleh hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor

commit to user

pertanian pada tahun 2013 sebesar 281.063 orang dengan peningkatan jumlah

pertanian pada tahun 2013 sebesar 281.063 orang dengan peningkatan jumlah

Dokumen terkait