• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Keadaan Alam

4. Luas Wilayah

Kabupaten Sragen memiliki luas wilayah sebesar 94.155,00 Ha, yang terbagi atas dua jenis lahan, yaitu lahan persawahan dan lahan kering. Luas lahan persawahan Kabupaten Sragen tahun 2008 seluas 40.339,00 Ha atau 42,84% dari luas wilayah Kabupaten Sragen. Lahan persawahan seluas 40.339,00 Ha terdiri dari beberapa jenis penggunaan, diantaranya irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, tadah hujan, dan lain-lain, sedangkan lahan kering yang terdiri dari pekarangan/bangunan, tegalan/ladang, kolam dan empang, perkebunan negara dan swasta, hutan negara, dan lain-lain mempunyai luas 53,816,00 Ha, atau 57,16 % dari luas Kabupaten Sragen.

Tabel 6. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Sragen Tahun 2008

No. Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1.

Sumber: BPS Kabupaten Sragen, 2008

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa pemanfaatan lahan di Kabupaten Sragen seluas 40.339,00 Ha atau 42,84% dari luas total wilayah Kabupaten Sragen digunakan untuk lahan persawahan dengan penggunaan terbesar adalah untuk sawah irigasi teknis seluas 18.779,00 atau 19,94% dari luas wilayah Kabupaten Sragen, sedangkan penggunaan terbesar kedua adalah untuk sawah tadah hujan dengan luas 13.842,00 Ha atau senilai 14,70% dari luas wilayah Kabupaten Sragen. Melihat luasnya lahan persawahan ini, penggunaan teknologi tinggi sebenarnya merupakan peluang yang baik untuk di kembangkan, sebab dengan cara-cara yang konvensional yang sampai saat ini masih di lakukan saja sektor pertanian masih menyumbangkan kontribusi perekonomian yang tertinggi di banding dengan sektor-sektor lainnya. Dengan di bukanya Technopark Ganesa Kabupaten Sragen, seharusnya ini juga memberi peluang atau mendidik tenaga-tenaga pertanian untuk mengembangkan diri di bidang pertanian, seperti apa yang di lakukan di Pemerintah Filipina dan Thailand. Ahli-ahli pertanian di beri kesempatan untuk mengembangkan pertanian dengan teknologi tinggi, sehingga sekarang dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang di perlihatkan kedua Negara tersebut.

Pemanfaatan lahan kering seluas 53.816,00 Ha atau 57,16%, secara umum digunakan untuk pekarangan/bangunan seluas 23.096,00 Ha atau 24,52

% dari luas total Kabupaten Sragen. Tegalan/kebun menempati urutan kedua dengan luas 18.892,00 Ha atau 20,96% dari luas Kabupaten Sragen.

Pemanfaatan lahan terkecil adalah untuk kolam/empang yang biasanya digunakan warga Kabupaten Sragen untuk beternak ikan. Luas pemanfaatan kolam/empang ini hanya seluas 41,00 Ha atau 0,04% dari total luas wilayah Kabupaten Sragen.

commit to user B. Keadaan Penduduk

1. Jumlah, Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk

Pembagian wilayah Kabupaten Sragen pada tahun 2008 terbagi atas 20 Kecamatan, 196 Desa dan 12 Kelurahan, 696 Dusun, 2.519 Dukuh dan 5.406 Rukun Tangga. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas bagi aparat di daerah untuk menunjukkan kinerjanya dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu, infrastruktur pendukung sangat diperlukan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi daerah. Penduduk merupakan roda penggerak perekonomian suatu daerah, pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka pembagunan ekonomi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh adanya penduduk sebagai tenaga kerja. Namun hal ini dapat menjadi masalah ketika banyaknya jumlah penduduk tidak diimbangi dengan adanya lapangan kerja, yang selajutnya akan menyebabkan pengangguran.

Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Sragen tahun 2004-2008

Tahun Jumlah penduduk(jiwa) Kepadatan (jiwa/m2)

Pertambah-an (jiwa)

Persen-tase (%) Laki-laki Perempuan Total

2004 422.948 432.296 855.244 908 1.533 0,17

2005 424.577 433.689 858.266 912 3.022 0,35

2006 426.598 436.956 863.914 918 5.648 0,65

2007 428.876 438.696 867.572 912 3.658 0,42

2008 431.191 440.760 871.951 921 4.379 0,50

Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2008

Berdasarkan Tabel 7, jumlah penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008 terus mengalami pertambahan baik laki-laki maupun perempuan dan mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan jumlah total mencapai 871.951 jiwa. Kepadatan yang menunjukkan tren peningkatan pada setiap tahunnya menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Sragen tidak diimbangi dengan pertambahan luas wilayah, sehingga jumlah orang di tiap m2 terus bertambah dan berpotensi menyebabkan daerah kumuh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Pertambahan jumlah penduduk, bila tidak diimbangi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan akan menyebabkan kesempatan kerja tiap-tiap penduduk semakin sempit yang selanjutnya akan terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Untuk itu, diperlukan sebuah perencanaan dan kebijakan-kebijakan yang dirumuskan bersama antara pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta dalam rangka memperluas lapangan pekerjaan sebagai langkah antisipasi pertambahan jumlah penduduk yang tidak menentu.

2. Komposisi Penduduk a. Menurut Jenis Kelamin

Data mengenai komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan untuk melihat jumlah penduduk laki-laki dan perempuan serta dapat diketahui perbandingan dari keduanya (Sex Ratio). Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Sragen tahun 2004-2008

Tahun Jumlah penduduk (jiwa)

Sex ratio Laki-laki Perempuan Total

2004 422.948 432.296 855.244 97,83

2005 424.577 433.689 858.266 97,90

2006 426.598 436.956 863.914 97,62

2007 428.876 438.696 867.572 97,76

2008 431.191 440.760 871.951 97,83

Sumber : Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa dari tahun 2004-2008 jumlah total penduduk Kabupaten Sragen selalu meningkat. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dari tahun ke tahun juga selalu sama, yaitu didominasi oleh perempuan. Sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan lalu dikalikan dengan 100. Sex ratio penduduk Kabupaten Sragen tahun 2004-2008 selalu mendekati angka 100%. Pada tahun 2004 sebesar 97,83, tahun

commit to user

2005 sebesar 97,90, pada tahun 2006 menrun menjadi 97,62, dan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar 97,76 dan 97,83. Hal ini berarti perbedaan jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu besar, sehingga laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan kerja yang sama.

b. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu penduduk usia produktif, dan usia non-produktif.

Penduduk usia produktif adalah penduduk yang secara efektif dapat menghasilkan barang atau jasa dalam sutu kegiatan ekonomi dan berusia 15-64 tahun, sedangkan penduduk usia non-produktif adalah penduduk yang belum atau sudah tidak dapat menghasilkan barang atau jasa dalam suatu kegiatan ekonomi dan berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan berusia

> 65 tahun (lansia). Semakin banyak jumlah penduduk usia produktif akan semakin baik bagi perekonomian suatu daerah bila diimbangi dengan adanya jumlah lapangan pekerjaan.

Tabel 9. Komposisi Penduduk Kabupaten Sragen menurut Kelompok Umur Tahun 2008

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Angka Beban Tanggungan (%)

1. 0 – 14 234.069

2. 15 – 64 575.618

3. ≥ 65 62.264

Total 871.951 51,50

Sumber: BPS Kabupaten Sragen, 2008

Dari Tabel 9, dapat dilihat komposisi penduduk Kabupaten Sragen menurut kelompok umur, dimana angka beban tanggungan adalah sebesar 51,50. Angka ini berarti setiap 100 penduduk berusia produktif harus menanggung 51 orang penduduk berusia non produktif. Semakin besar jumlah penduduk usia produktif, maka akan semakin baik bagi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

perekonomian karena angkatan kerja yang tersedia juga banyak. Angka beban tanggungan yang semakin besar akan tidak baik bagi kesejahteraan masyarakat, karena pendapatan yang didapat dari penduduk berusia produktif masih akan menanggung biaya hidup penduduk berusia non produktif.

c. Menurut Mata Pencaharian

Penduduk usia produktif atau tenaga kerja di Kabupaten Sragen tersebar di beberapa sektor perekonomian. Penyerapan tenaga kerja di masing-masing sektor berbeda-beda tergantung kondisi perekonomian suatu daerah. Semakin banyak tenaga kerja terserap, maka semakin baik bagi kesejahteraan penduduk karena akan menigkatkan pendapatan per kapita penduduk. Data mengenai komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat digunakan untuk melihat besarnya penyerapan tenaga kerja dalam suatu sektor perekonomian.

Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kabupaten Sragen Menurut Mata Pencaharian Utama Tahun 2004-2008 (orang)

No Sektor Perekonomian Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 240.557 241.412 243.867 244.898 246.878

2 Pertambangan&galian 556 558 564 566 571

3 Industri Pengolahan 26.204 26.297 26.565 26.677 26.893 4 Listrik,gas&air bersih 323 324 327 329 332

5 Konstruksi 22.308 22.387 22.615 22.711 22.895

6 Perdagangan & Hotel 63.521 63.747 64.395 64.667 65.190

7 Komunikasi 5.885 5.906 5.966 5.991 6.039

8 Keuangan 2.168 2.176 2.198 2.207 2.225

9 Jasa-Jasa 111.005 111.399 112.533 113.008 113.922 Jumlah 472.578 474.206 479.030 481.054 484.945 Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2008

Tabel 10 diatas menggambarkan keadaan penyerapan tenaga kerja di masing-masing sektor perekonomian Kabupaten Sragen. Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian merupakan yang

commit to user

terbesar. Dari tahun 2004-2008, jumlah tenaga kerja sektor pertanian selalu menunjukkan peningkatan pada tahun 2004-2008, hal ini sejalan dengan luas lahan pertanian Kabupaten Sragen yang selalu meningkat. Besarnya jumlah tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian berarti sektor ini masih dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan tenaga kerja pertanian. Sebagai upaya untuk memenuhi standar kualitas tenaga kerja, Pemerintah Kabupaten Sragen telah melakukan optimalisasi pelatihan keterampilan kepada masyarakat melalui pendirian Balai Latihan Kerja Technopark Ganesha. Balai Latihan Kerja Technopark Ganesha merupakan salah satu rencana Pemerintah Kabupaten Sragen dalam membangun sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas, berkompetensi dan handal sehingga mampu menghadapi persaingan kerja.

3. Keadaan Perekonomian A. Struktur Perekonomian

Keberhasilan pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan perlu diketahui sehingga diperlukan alat yang dapat membantu memberikan gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi yang sudah dilaksanakan suatu daerah adalah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2005- 2008 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2000 Menurut Sektor Perekonomian Kabupaten Sragen Tahun 2005–2008 (dalam Jutaan Rupiah)

No. Sektor Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2008

Keterangan : Angka dalam kurung merupakan prosentase kontribusi PDRB masing-masing sektor perekonomian

Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa besarnya nilai PDRB sektor pertanian Kabupaten Sragen tahun 2005-2008 selalu menunjukkan angka peningkatan. Sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan faktor yang cukup dominan di perekonomian kabupaten Sragen khususnya dalam memberikan sumbangannya terhadap PDRB, hal ini terlihat dari cerminan indeks distribusi. Sektor pertanian yang terdiri dari beberapa sub sektor, yakni sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan sub sektor perikanan, pada tahun 2005, menyumbangkan Rp. 837.968,06 atau dengan andil sebesar 36,08 % terhadap perekonomian

commit to user

Kabupaten Sragen dan selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2008 sebesar Rp. 928.234,66 atau dengan andil sebesar 34,01 % terhadap perekonomian Kabupaten Sragen. Peningkatan nilai PDRB sektor pertanian tidak diiringi dengan andilnya terhadap total PDRB Kabupaten Sragen, penurunan andil terlihat mulai pada tahun 2005-2008 yaitu masing-masing sebesar 36,08 % pada tahun 2005, 35,33 % pada tahun 2006, 34,74 % pada tahun 2007, dan 34,01 % pada tahun 2008. Penurunan pada sektor pertanian ini sejalan dengan pesatnya perekonomian daerah serta meningkatnya infrastruktur telah berpengaruh terhadap struktur perekonomian daerah ke industri.

Dari distribusi antar sektor terlihat bahwa selama empat tahun terakhir memperlihatkan adanya fluktuasi angka distribusi dari waktu ke waktu terhadap total PDRB. Kondisi seperti ini adalah wajar mengingat dinamika usaha perekonomian yang selalu menyesuaikan kondisi pasar mempertahankan pangsa pasarnya, misalnya kebijakan pemerintah kabupaten Sragen yang giat meningkatkan sektor industri khususnya industri kecil dan rumah tangga tentu saja akan berdampak positif terhadap kinerja sektor perindustrian secara menyeluruh. penurunan yang terjadi pada sektor pertanian ini adalah sejalan dengan pesatnya perekonomian daerah serta meningkatnya infrastruktur telah berpengaruh terhadap struktur perekonomian daerah dari pertanian ke industri.

Dalam periode waktu empat tahun terakhir, sektor pertanian, industri, dan perdagangan masih merupakan andalan terbesar bagi kabupaten Sragen, hal ini terlihat dari indeks distribusi PDRB. Untuk tahun 2008 dari diperoleh gambaran bahwa sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga konstan tahun 2002 adalah dari sektor pertanian sebesar 34,01 % kemudian sektor industri 22,28 % dan sektor perdagangan memberikan andil sebesar 18,32 %. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari Pertambangan dan Penggalian yakni sebesar 0,30 %. Distribusi prosentase

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

PDRB Kabupaten Sragen Tahun 2008 ADHK 2000 dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 2. Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Sragen menurut Sektor Perekonomian Tahun 2008 ADHK Tahun 2000

B. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu wilayah pada suatu tahun. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian PDRB dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah wilayah semakin besar pendapatan perkapitanya. Pendapatan per kapita Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.

34,01%

22,28%

18,32%

12,12%

4,50% 4,00%

3,28% 1,20%

0,30% Pertanian

Industri Perdagangan Jasa-Jasa Konstruksi

Lembaga Keuangan Komunikasi

Listrik, gas dan air bersih Pertambangan

commit to user

Tabel 12. Pendapatan Perkapita Kabupaten Sragen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005–2008

Sumber : BPS Kabupaten Sragen, 2008

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Sragen mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008. Pada tahun 2005 senilai Rp. 2.710.505,84 meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp. 2.836.602,94 kemudian meningkat lagi pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing sebesar Rp. 2.982.978,18 dan Rp. 3.138.157,71. Merujuk dari hal diatas, maka hal ini menandakan bahwa pembangunan daerah khususnya pembangunan perekonomian telah dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Kabupaten Sragen.

C. Keadaan Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi.

Dengan demikian pengertian kesempatan kerja nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan kerja tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (10 tahun) ke atas yang bekerja. Dalam penelitian ini kesempatan kerja didekati dengan jumlah tenaga kerja sehingga dengan menggunakan data jumlah tenaga kerja dapat diketahui kesempatan kerja di setiap sektor ekonomi Kabupaten Sragen.

Sektor pertanian merupakan potensi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja Kabupaten Sragen. Hal ini dapat dilihat di tabel, bahwa dari tahun ke tahun sektor pertanian berperan sebagai penyerap tenaga kerja terbesar dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Sektor Jasa merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar kedua setelah sektor pertanian lalu diikuti dengan sektor

Uraian 2005 2006 2007 2008

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

perdagangan dan hotel danindustri pengolahan di peringkat ketiga dan keempat.

Besarnya penyerapan tenaga kerja di setiap sektor dapat dilihat pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Penduduk Kabupaten Sragen yang Bekerja menurut Lapangan Kerja Utama Tahun 2004 – 2008

No Sektor Perekonomian Tahun 4 Listrik, gas &Air bersih 323

(0,06%)

Jumlah 472.578 474.206 479.030 481.054 484.945

Sumber : Analisis Data Sekunder

Keterangan : Angka dalam kurung merupakan prosentase kontribusi tenaga kerja masing-masing sektor

Lapangan kerja utama di Kabupaten Sragen terbagi atas sembilan sektor dimana masing-masing sektor memiliki sub sektor, yaitu sektor pertanian yang terdiri dari lima sub sektor yaitu Sub sektor Tanaman Bahan Makanan, Sub sektor Tanaman Perkebunan, Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, Sub sektor Kehutanan, Sub sektor Perikanan; sektor pertambangan dan galian terdiri Sub sektor Pertambangan Migas, Sub sektor Pertambangan Non Migas, Sub sektor Penggalian ; sektor industri pengolahan terdiri dari Sub sektor Industri

commit to user

Pengolahan Migas, Sub sektor Industri Pengolahan Non Migas ; sektor listrik gas dan air bersih terdiri dari Sub sektor listrik, Sub sektor Gas kota dan Sub sektor Air Bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan dan perhotelan terdiri dari Sub sektor perdagangan dan Sub sektor perhotelan; sektor pengangkutan dan komunikasi terdiri dari Sub sektor Transportasi dan Sub sektor Komunikasi;

sektor keuangan dan persewaan terdiri dari Sub sektor Bank, Sub sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank, Sub sektor Jasa Penunjang Keuangan, Sub sektor Sewa Bagunan, Sub sektor Jasa Perusahaan; dan jasa-jasa yang terdiri dari Sub sektor Sub sektor Pemerintahan Umum & Hankam, Sub sektor Sosial &

Kemasyarakatan, Sub sektor hiburan dan rekreasi, Jasa Perorangan dan Rumah Tangga. Dari Sembilan sektor diatas dengan sub sektornya, sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar dibanding sektor-sektor lain. Jumlah penyerapan dari tahun 2004-2008 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2004 dari sejumlah 240.557 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi 241.412 orang, selanjutnya meningkat lagi pada tahun 2006, 2007, dan 2008 masing masing sebesar 243.867 orang, 244.898 orang, dan 246.878 orang di tahun 2008. Peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja dapat dilihat melalui prosentase penduduk yang bekerja di suatu sektor, dari tabel diatas angka tersebut merupakan angka yang didalam kurung. Peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja pada tahun 2004-2008 merupakan yang terbesar yaitu sebesar 50, 90% di tahun 2004, 50,90% di tahun 2005, 50,91% di tahun 2006, 50,91% di tahun 2007, dan 50,91% di tahun 2008. Angka yang telah melewati 50% menandakan bahwa lebih dari setengah jumlah tenaga kerja total Kabupaten Sragen bekerja di sektor pertanian.

Sektor yang berperan dalam penyerapan tenaga kerja terbesar kedua adalah sektor jasa yang terdiri dari sub sektor pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. Peran sektor jasa dalam menyerap tenaga kerja semakin meningkat dari tahun 2004-2008 dan mencapai titik tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

113.922 atau sekitar 23,40 % dari jumlah total tenaga kerja Kabupaten Sragen di tahun 2008.

Sektor pertanian Kabupaten Sragen dalam menyerap tenaga kerja mengalami fluktuasi dari tahun 2004-2008 jika dilihat dari prosentasenya.

Peranan sektor pertanian Kabupaten Sragen tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Penduduk Kabupaten Sragen yang Bekerja di Sektor Pertanian Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Orang Bekerja

Persen (%) Di semua Sektor Di sektor Pertanian

2004 472.578 240.557 50,90

2005 474.206 241.412 50,90

2006 479.030 243.867 50,91

2007 481.054 244.898 50,91

2008 484.945 246.878 50,91

Sumber : Analisis Data Sekunder

Jumlah tenaga kerja sektor pertanian merupakan yang terbesar dibanding dengan sektor lain, dan selalu mengalami peningkatan jumlah pada tahun 2005-2008. Peranan terbesar terjadi pada tahun 2006-2008 yaitu sebesar 50,91 % dari total tenaga kerja Kabupaten Sragen pada tahun yang sama, sedangkan peranan terkecil terjadi pada tahun 2004 dan 2005 yaitu sebesar 50,90 dari jumlah total tenaga kerja di Kabupaten Sragen. Keadaan kesempatan kerja secara umum memperlihatkan besarnya peranan sektor pertanian dalam satu tahun bila dibandingkan dengan kesempatan kerja secara keseluruhan.

Peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja dari tahun 2004-2008 cenderung konstan dengan angka penyerapan yang tinggi. Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang mengandalkan sektor pertanian sebagai tumpuan perekonomiannya, meskipun risiko sebuah daerah yang mengandalkan pertanian adalah berkurangnya kesuburan tanah akibat produktivitas pertanian yang terus diupayakan naik, namun Pemerintah Kabupaten Sragen mencanangkan program penanaman padi organik. Pencanangan padi organik

commit to user

yang menggunakan pupuk alami merupakan salah satu usaha yang digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah serta meningkatkan produktivitas hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan pendapatan kesejahteraan petani dan menstimulasi angkatan kerja yang belum bekerja dalam mengusahakan pertanian.

Dari data jumlah tenaga kerja di setiap sektor perekonomian maka akan didapat laju pertumbuhan tenaga kerja di setiap sektor perekonomian dengan membandingkan jumlah tenaga kerja di suatu sektor dengan sektor yang sama pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Kabupaten Sragen yang Bekerja menurut Lapangan Kerja Utama Tahun 2004 sampai Tahun 2008 (%)

No Sektor Tahun

Total Rata-04/05 05/06 06/07 07/08 rata

1. Pertanian 0,35 1,01 0,42 0,80 2,58 0,65 2. Pertamb&Galian 0,35 1,07 0,35 0,88 2,65 0,66

3. Industri 0,35 1,01 0,42 0,80 2,58 0,64

4. List,Gas&Air Bsh 0,30 0,92 0,61 0,91 2,74 0,68

5. Konstruksi 0,35 1,01 0,04 0,08 1,48 0,37

6. Perdagangan 0,35 0,10 0,42 0,80 1,67 0,41

7. Komunikasi 0,35 1,01 0,41 0,80 2,57 0,64

8. Keuangan 0,37 1,01 0,40 0,81 2,59 0,65

9. Jasa 0,35 1,01 0,42 0,80 2,58 0,65

Sumber: Analisis Data Sekunder

Data pertumbuhan kesempatan kerja menggambarkan kenaikan atau penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di suatu sektor dibandingkan pada tahun sebelumnya di sektor yang sama. Berdasarkan Tabel 15, secara umum pertumbuhan kesempatan kerja di semua sektor menunjukkan angka positif.

Angka positif menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja dari tahun 2004-2008 yang digambarkan dalam bentuk persen, sedangkan angka negatif berarti sektor tersebut mengalami penurunan jumlah tenaga kerja.

Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian dari tahun 2004-2008 menunjukkan angka yang berbeda-beda dengan jumlah pertumbuhan tenaga kerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

sebesar 2,58% dan rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,65%.

Sedangkan pertumbuhan kesempatan kerja rata-rata tertinggi adalah pada sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 0,68%. Sedangkan pertumbuhan kesempatan kerja rata-rata terkecil terjadi pada sektor konstruksi/bangunan yaitu sebesar 0,37%

Pada sektor pertanian pertumbuhan kesempatan kerja tahun 2004-2008 mengalami fluktuasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,65 %. Pertumbuhan positif terjadi selama kurun waktu 5 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Sragen Tahun 2004-2008 (dalam persen)

Tahun Pertumbuhan

2004/2005 0,35

2005/2006 1,01

2006/2007 0,42

2007/2008 0,80

Total 2004-2008 2,58

Rata-rata 0,65

Sumber: Analisis Data Sekunder

Berdasarkan Tabel 16, sektor pertanian mengalami pertumbuhan kesempatan kerja rata-rata sebesar 0,65%, dengan rincian, pada kurun waktu waktu 2004-2005 pertumbuhan sebesar 0,35% yang artinya bahwa tenaga kerja sektor ini mengalami pertambahan jumlah pada tahun yang bersangkutan, lalu pada tahun 2005-2006 terjadi pertumbuhan sebesar 1,01%, pada kurun waktu 2006-2007 dan 2007-2008 terjadi peningkatan kesempatan kerja dengan nilai masing-masing sebesar 0,42% dan 0,80%. Sehingga diperoleh total pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 2,58% dan didapat rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,65%. Peningkatan kesempatan kerja ini sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah dalam menerapkan pertanian organik yang terbukti mampu

commit to user

meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Sragen sehingga merangsang angkatan kerja yang belum bekerja untuk bekerja di sektor pertanian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor pertanian di Kabupaten Sragen merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian wilayah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang merupakan terbesar nilainya dibanding sektor lain. Selain itu,

Sektor pertanian di Kabupaten Sragen merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian wilayah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang merupakan terbesar nilainya dibanding sektor lain. Selain itu,

Dokumen terkait