• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

6. Umpan Balik

2.2.3 Komunikasi Guru dalam Pembelajaran

Komunikasi mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk di antaranya komunikasi dalam bidang pendidikan. Hampir sebagian besar aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru di ruang kelas adalah kegiatan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal.Oleh karenanya, hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa dapat dikarenakan guru tidak memiliki kompetensi berkomunikasi, sehingga dapat menyebabkan komunikasi guru kurang baik di depan para siswa. Sebagai contoh, salah satu komponen dari kompetensi berkomunikasi adalah pengetahuan komunikasi yang meliputi penguasaan materi dan metode penyampaiannya. Apabila guru menguasai materi, namun kurang menguasai metode, dapat dipastikan komunikasi yang terjalin pada saat proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

Menurut Iriantara dan Syaripudin (2013:72), komunikasi pendidikan bukan sekadar komunikasi yang berlangsung dengan latar pembelajaran atau pendidikan, melainkan juga proses komunikasi yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan.

Efektivitas pembelajaran bergantung pada efektivitas komunikasi. Oleh karena itu, efektivitas seorang guru dalam pembelajaran bergantung pada seberapa efektif komunikasinya dengan siswa di dalam atau di luar kelas (Iriantara dan Syaripudin 2013:73). Komunikasi di dalam kelas adalah komunikasi yang berlangsung secara formal, di mana lebih kuat dimensi pertukaran atau penyampaian pesannya dibanding dimensi relasinya. Sedangkan komunikasi di luar kelas berlangsung secara informal, di mana lebih kuat dimensi relasinya

21

dibanding dimensi pertukaran atau penyampaian pesannya. Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik komunikasi formal maupun informal sama pentingnya untuk mendorong peningkatan mutu pembelajaran.

Guru yang baik adalah guru yang memahami bahwa komunikasi dan pembelajaran adalah dua hal yang saling bergantung yang lebih mementingkan apa yang sudah siswa pelajari dari pada apa yang sudah diajarkannya, dan yang terus menerus memilih dan menentukan apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannnya (Richmond et.al, 2009) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:74). Intinya adalah guru yang baik adalah komunikator yang baik, atau guru yang efektif adalah komunikator yang efektif.

Menurut Richmond et.al (2009) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:74), komunikasi pembelajaran merupakan proses di mana guru membangun relasi komunikasi yang efektif dan afektif dengan siswa sehingga siswa berkesempatan meraih keberhasilan yang maksimal dalam proses pembelajaran. Tujuan membangun komunikasi efektif dan afektif adalah untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran. Komunikasi yang efektif artinya guru dan siswa sama-sama memahami apa yang dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya. Sedangkan komunikasi afektif bertujuan membangun keadaan saling memahami perasaan antara guru dan siswa terhadap proses komunikasi dan apa yang sedang dibelajarkan.

Guru yang peduli, yang penuh perhatian terhadap siswanya akan membuat siswa tak segan untuk mengajaknya berdiskusi tentang berbagai hal. Ada

22

banyakpenelitian yang menunjukkan bagaimana relasi guru dan siswa ini berdampak terhadap proses pembelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Dais et.al (2003) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:72), relasi yang baik antara guru dan siswa berpengaruh terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa. Selain itu relasi positif guru-siswa merupakan senjata yang ampuh untuk menciptakan iklim pembelajaran yang membuat siswa lebih menghormati orang dewasa disekitarnya dan menghormati sesamanya, serta menjadi lebih memiliki perhatian karena merasa diperhatikan (Thompson 1998) dan (Canter & Canter 1997) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:73). Sedangkan Marzano (2003:18) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:73) menunjukan relasi guru dan siswa juga membuat siswa lebih mudah menjadi orang yang disiplin dan taat aturan. Selain itu, relasi siswa dan guru ini membuat siswa lebih menyimak apa yang disampaikan gurunya karena merasa keberadaannya dinilai dan dihargai (Zem & Kottler 1993) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:73).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya membangun relasi yang baik antara guru dan siswa karena berdampak pada komunikasi pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Selain itu juga menunjukkan pentingnya komunikasi bukan hanya dalam artian pertukaran atau penyampaian pesan, melainkan juga dalam menjaga relasi. Relasi yang baik ini dapat terjalin apabila guru mempedulikan dan memperhatikan setiap siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar atau mempunyai masalah pribadi yang

23

mengganggu aktivitas belajarnya, siswa dengan senang hati akan bercerita pada guru, kemudian mendengarkan nasihat dari guru.

Dalam pembelajaran bahasa Prancis, relasi baik guru bahasa Prancis dengan siswanya sangat berpengaruh pada keefektifan komunikasi guru dalam menyampaikan materi. Mengingat bahasa Prancis adalah bahasa baru bagi siswa, maka relasi yang baik ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi siswa. Untuk pembelajar pemula biasanya akan menemui banyak kesulitan baik dalam pengucapan maupun penulisan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam pengucapan dan penulisan bahasa Prancis. Selain itu, terdapat sistem pengkonjugasian kata kerja serta bahasa Prancis juga mengenal adanya dua jenis kata benda ( masculin dan feminim ) yang berpengaruh pada penggunaan article.

Kesulitan dalam mempelajari bahasa Prancis dapat membuat siswa tidak tertarik dan tidak menyukai bahasa Prancis. Dengan demikian, guru bahasa Prancis sebaiknya menjalin relasi baik dengan siswanya. Relasi yang baik akan mendorong siswa untuk memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zen dan Kottler (1993) sebagaimana dikutip Iriantara dan Syaripudin (2013:73). Meskipun pada mulanya perhatian siswa disebabkan karena rasa hormatnya terhadap guru, lama kelamaan siswa dengan sendirinya akan menyukai bahasa Prancis karena dalam setiap proses pembelajaran siswa mau memperhatikan, sehingga dapat menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, dan siswa akan berani bertanya pada guru apabila menemui kesulitan dalam mempelajari bahasa Prancis.

24

2.3Tinjauan Umum Mengenai Motivasi

Dokumen terkait