• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

6. Umpan Balik

2.3 Tinjauan Umum Mengenai Motivasi 1 Pengertian Motivas

2.3.4 Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivas

Menurut Sardiman (2007:83) siswa yang memiliki motivasi belajar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas (seseorang dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

28

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak dapat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, pantangan terhadap setiap tindak kriminal moral dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang di yakini.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Sedangkan Hamzah (2010:31) menyatakan bahwa ciri-ciri siswa dapat dikatakan mempunyai motivasi belajar bila memenuhi indikator-indikator di bawah ini :

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Menurut Jauhary (2008:3) usaha dan semangat yang bertubi-tubi serta rasa percaya diri dalam diri seseorang merupakan penentu dalam meraih kesuksesan/keberhasilan dan pencapaian tujuan yang maksimal.

29

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Menurut teori kebutuhan, manusia termotivasi untuk bertindak kalau ia ingin memenuhi kebutuhannya (Prayitno 1989:34). Robert C. Beck (1978) sebagaimana dikutip Prayitno (1989:8) mengemukakan bahwa pengertian motivasi yang dibahas oleh para ahli meliputi pembahasan tentang need for achievement, need for affiliation dan perasaan ingin tahu yang berasal dari dalam diri siswa. Need for achievement yang disingkat dengan n.ach adalah kebutuhan untuk berprestasi, yaitu suatu keinginan untuk selalu unggul atau menjadi terbaik. Sedangkan need for affiliation yang disingkat dengan n.aff adalah kebutuhan untuk berhubungan sosial yang meliputi kebutuhan untuk diakrabi, bekerja sama dan diakui secara sosial.

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Dengan rajin menimba ilmu, tekun berlatih, dan selalu berpikiran positif, individu akan dapat mencapai tahapan-tahapan cita-cita yang diinginkan (Jauhary 2008:13).

4. Adanya penghargaan dalam belajar.

Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas baik yang harus diselesaikan dengan segera maupun tugas-tugas yang berlangsung secara terus-menerus (Dumbo 1981) sebagaimana dikutip Prayitno (1989:84). Penghargaan ini dapat berupa ungkapan verbal, misalnya bagus, baik, atau betul dan penghargaan yang berupa nilai pada kertas tugas ataupun kertas

30

ujian siswa dengan dilengkapi komentar dan saran-saran agar siswa dapat bekerja lebih baik lagi.

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang dapat mengembangkan motivasi siswa dalam belajar semaksimal mungkin (Prayitno 1989:94). Untuk itu guru sebagai penanggung jawab keberhasilan pengajaran perlu mengusahakan agar setiap komponen yang terlibat dalam pengajaran dapat mendukung peningkatan motivasi siswa dalam belajar.

Menurut Prayitno (1989:128-130) komponen-komponen yang terlibat dalam pengajaran meliputi sikap guru, metode mengajar, materi pengajaran, media pengajaran, dan penilaian hasil pengajaran sangat mempengaruhi minat dan kegairahan siswa dalam belajar.

Sikap/tingkah laku guru dijadikan model oleh siswa-siswanya. Guru yang memberi semangat kepada siswa dengan menekankan bahwa semua siswa dapat berhasil dalam belajar, asal berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan semangat siswa untuk belajar. Mereka tidak takut untuk salah dalam belajar, karena mereka yakin jika salah mereka boleh berusaha lagi untuk memperoleh yang benar.

Metode mengajar yang dapat meraih minat siswa untuk belajar adalah yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam belajar.

Materi pengajaran tidak kalah pentingnya dalam pengajaran. Guru harus mampu memilih dan mengorganisasikan materi pengajaran agar menarik dan memudahkan siswa dalam memahami materi.

31

Media pengajaran dapat berfungsi untuk mendorong siswa belajar dengan minat dan kegairahannya apabila media pengajaran itu dipilih dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pengajaran itu sendiri dan bentuk evaluasi pengajaran yang akan dilaksanakan.

Komponen yang terakhir adalah evaluasi pengajaran. Menurut Prayitno (1989:127) suatu cara penilaian yang dapat dilakukan oleh guru adalah melibatkan siswa dalam melakukan penilaian. Mereka dilibatkan untuk menilai pekerjaan mereka sendiri dan kawan-kawannya. Cara seperti ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa siswa-siswa sangat termotivasi dalam belajar dan merasa puas dengan penilaian yang mereka terima (Morton dan Machbeth 1977) sebagaimana dikutip Prayitno (1989:128). Hal ini disebabkan karena mereka menyadari dengan sungguh-sungguh kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan cara-cara yang seharusnya mereka perbuat.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Menurut Prayitno (1989:133) lingkungan yang besar dan penting pengaruhnya terhadap minat dan keseriusan siswa dalam belajar adalah lingkungan sekolah dan keluarga (orang tua). Lingkungan sekolah mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang terdapat di dalam kelas atau sekolah pada umumnya. Lingkungan fisik sekolah mengacu pada kebutuhan rasa aman, nyaman dan ketersediaan fasilitas belajar yang menunjang minat siswa untuk belajar. Sedangkan lingkungan sosial di sekolah lebih mengacu pada hubungan

32

guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Dembo (1988) sebagaimana dikutip Prayitno (1989:147) mengemukakan bahwa siswa butuh pengakuan dari guru dan teman-temannya sebagai sumber motivasi dalam belajar. Banyak siswa yang bergairah dan menampakkan aktivitas yang tinggi dalam belajar bukan karena memiliki motivasi berprestasi, tetapi karena sokongan sosial. Mereka menampakkan kegairahan dalam belajar jika mereka mempunyai hubungan sosial yang akrab dengan guru maupun dengan teman sekelas.

Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk motivasi belajar peneliti menggunakan teori ciri-ciri motivasi belajar oleh Sardiman dan Hamzah. Berdasarkan teori dari Sardiman peneliti mengambil ciri motivasi tekun menghadapi tugas dan ulet menghadapi kesulitan. Menurut peneliti kedua ciri tersebut sesuai digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Dalam pembelajaran bahasa Prancis, siswa yang memiliki motivasi belajar akan tekun menghadapi tugas dan ulet menghadapi kesulitan. Selain itu peneliti juga menggunakan teori dari Hamzah yang menyatakan bahwa ada 6 ciri-ciri siswa dikatakan memiliki motivasi belajar. Dari keenam ciri tersebut, tiga diantaranya adalah motivasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, dan tiga diantaranya adalah motivasi belajar yang berasal dari luar diri siswa yaitu adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan belajar yang

33

kondusif. Menurut peneliti ciri-ciri motivasi belajar tersebut sesuai digunakan dalam penelitian ini karena selain ketekunan dan keuletan, siswa yang memiliki motivasi belajar dalam dirinya ada keinginan untuk berhasil dalam meraih cita- citanya, sehingga siswa akan tertarik dan terdorong untuk belajar serta memenuhi kebutuhan belajarnya dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. 2.3.5 Unsur- Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjio (1994:89-92) unsur –unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah (1) cita-cita atau aspirasi siswa, (2) kemampuan siswa, (3) kondisi siswa, (4) kondisi lingkungan siswa, (5) unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan (6) upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Dokumen terkait