• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.3. Kajian Pustaka

2.3.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicate, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2009: 9).

Definisi Hovland, Janis, dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) seorang ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa,

“communication is the processby which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal (Muhammad, 2009:2)

Penjelasan lainnya adalah paradigma Harold Lasswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” paradigma Lasswell memiliki lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu (Effendy, 2003: 253):

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran / channel / media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak / efek apa?)

Secara garis besar, dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan yang dilakukan komunikator kepada komunikan melalui media yang mana menghasilkan efek atau dampak tertentu.

2.3.1.1. Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi, menurut Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (2009: 31)fungsi komunikasi terbagi atas empat, diantaranya:

1. Menginformasikan (to inform), mengenai peristiwa yang terjadi ide, pikiran yang disampaikan kepada oranglain.

2. Mendidik (to educate), dengan menyampaikan ide dan gagasan maka orang lain atau komunikan akan mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain), dengan memberikan hiburan kepada komunikan atau khalayak.

4. Mempengaruhi (to influence), dengan berusaha mengubah cara pandang, sikap dan perilaku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.

2.3.1.2. Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk menyampaikan pesan atau makna antara komunikator dan komunikan untuk mengubah atau membentuk perilaku seorang individu, kelompok, organisasi yang menjadi sasaran komunikasi. Adapun tujuan komunikasi adalah sebagai berikut (Fajar, 2009: 60):

1. Perubahan Sikap (Attitude change)

Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lin bersikap positif sesuai keinginan kita.

2. Perubahan Pendapat (Opinion change)

Dalam komunikasi berusahan mnciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.

3. Perubahan Perilaku (Behavior change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang.

4. Perubahan Sosial (Sosial change)

Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang semakin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

2.3.1.3. Karakteristik Komunikasi

Adapun karakteristik komunikasi adalah sebagai berikut (Fajar, 2009: 33):

1. Komunikasi sebagai suatu proses artinya adalah bahwa komunikasi merupakan serangkaian peristiwa atau tindakan yang terjadi secara beruntun serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor atau unsur yang dimaksud antaralain mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, dan hasil yang terjadi.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar menujukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologi yang terkendalikan bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.

Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-samaikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik yang dikomunikasikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang, misalnya bahasa.

5. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang teribat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain-lain, kedua faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam komunikasi.

2.3.1.4. Proses Komunikasi

Effendy (2004: 7-9) menyatakan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Proses komunikasi tatap muka adalah proses komunikasi yang berlangsung antara komunikan dan komunikator dengan tatap muka.

Komunikator dapat mengetahui efek komunikasi pada saat itu juga.

Tanggapan atau respon komunikan itu tersalurkan langsung kepada komunikator. Oleh sebab itu dalam komunikasi tatap muka arus balik atau umpan balik (feedback) terjadi secara langsung.

2. Proses komunikasi bermediaadalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya.

2.3.1.5. Hambatan Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise). Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang diartikan sebagai keadaan tertentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau berkurangnya ketepatan peraturan. Menurut Fajar (2009: 62) ada beberapa hambatan dalam komunikasi, yaitu:

a. Hambatan dari Proses Komunikasi

1. Hambatan dari pengiriman pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan dan kepentingan.

2. Hambatan dalam penyandian atau simbol, dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempengaruhi arti lebih dari satu.

3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.

4. Hambatan dalam bahasa sandi, biasanya terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.

5. Hambatan dari penerima pesan, seperti kurangnya perhatian pada saat menerima pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dantidak mencari informasi lebih lanjut.

b. Hambatan Psikologi

Hambatan psikologi dan sosial terkadang mengganggu komunikasi. Misalnya komunikan yang masih trauma karena tertimpa musibah bencana alam.

Salah komunikasi atau miscommunication ada kalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat, kata-kata yang sifatnya konotatif yaitu yang mengandung makna emosional dan evaluatif disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pengalaman seseorang. Dalam komunikasi bahasa yang sebaiknya digunakan adalah kata-kata yang denotatif yaitu yang mengandung makna sebagaimana tercantum dalam kamus dan diterima secara umum oleh semua khalayak yang sama dalam kebudayaan dan bahasanya. Jika terpaksa menggunakan kata-kata yang konotatif, maka sebaiknya dijelaskan arti yang sebenarnya dengan baik, agar tidak terjadi salah tafsir.