• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS BISNIS ONLINE DREAMS COME TRUE (DCT) MEDAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN SOLIDARITAS ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS BISNIS ONLINE DREAMS COME TRUE (DCT) MEDAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN SOLIDARITAS ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS BISNIS ONLINE DREAMS COME TRUE (DCT) MEDAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN SOLIDARITAS ANTAR

ANGGOTA KOMUNITAS

SKRIPSI

NIKI FADILLAH 150904038

Program Studi: Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)

POLA KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS BISNIS ONLINE DREAMS COME TRUE (DCT) MEDAN DALAM MENJALIN HUBUNGAN SOLIDARITAS ANTAR

ANGGOTA KOMUNITAS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata-1 (S-1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara NIKI FADILLAH

150904038

Program Studi: Public Relation

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)

iii Skripsi ini disetujui untuk seminar hasil oleh:

Nama : Niki Fadillah NIM : 150904038

Judul Skripsi : Pola Komunikasi Kelompok pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan dalam Menjalin Hubungan Solidaritas Antar Anggota Komunitas

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm Dra. Dewi Kurniawati, M.Si,Ph.D

NIP. 197711062005011001 NIP. 196505241989032001

Dekan

Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si.

NIP. 197409302005011002

(4)

iv

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Jika di kemudian hari saya

terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Niki Fadillah NIM : 150904038 Tanda Tangan :

Tanggal :

(5)

v Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Niki Fadillah

NIM : 150904038

Program Studi : Ilmu Komunikasi/Public Relations Judul Skripsi : Pola Komunikasi Kelompok pada

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan dalam Menjalin Hubungan Solidaritas Antar Anggota Komunitas

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji Ketua Penguji : ( ) Penguji : ( ) Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di : Medan Tanggal :

(6)

vi

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkat yang telah diberikan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pola Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan Dalam Menjalin Hubungan Solidaritas Antar Anggota Komunitas”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Pertama sekali saya persembahkan hasil dari kerja keras ini kepada kedua orang tua saya Ayahanda Suharjo dan Ibunda Lamsiah atas doa dan restu yang telah diberikan kepada saya dalam menggapai mimpi dan cita-cita. Pendidikan bagi mereka adalah tombak dan kunci untuk meraih masa depan dan tak ada yang lebih membanggakan selain melihat anaknya berhasil menyelesaikan studi dengan baik.

Saya menyadari bahwa sejak masa perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU

4. Kak Emilia Ramadhani, MA. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU.

5. Ibu Dr. Nurbani, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik peneliti. Saya menyampaikan begitu banyak terima kasih atas waktu, perhatian, kesabaran dan dukungan sejak awal masa perkuliahan hingga akhir pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm selaku dosen pembimbing skripsi peneliti. Saya menyampaikan begitu banyak terima kasih atas waktu,

(7)

vii

7. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan FISIP USU, khususnya Ilmu Komunikasi, atas pengajaran yang telah diberikan selama saya menjalani masa perkuliahan.

8. Kak Maya dan Kak Yanti, Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Komunikasi yang selalu bersedia membantu peneliti dalam hal pengurusan administrasi.

9. Seluruh keluarga besar yang turut mendukung peneliti dalam menjalani masa perkuliahan dan menjadi motivasi bagi peneliti untuk menyelesaikan studi.

10. Keluarga, sahabat dan rekan kerja yang tergabung pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True, saya tumbuh, berproses dan belajar bersama hingga mengantarkan diri saya menjadi insan yang lebih siap menghadapi dunia kerja.

11. Sahabat-sahabat yang selalu mendampingi sejak semester pertama, yaitu Qoriah Nastiti, Nurul Khoiriyah Matondang, Rizka Ananda Aulia, Treny Simanjuntak selalu menjadi tempat terbaik untuk berbagi segala kisah dan kasih pada masa perkuliahan.

12. Sahabat yang peneliti kenali secara lebih personal: Farhan Syarif Nasution.

Sebagian besar hati dan waktu pada masa kuliah saya curahkan bersamanya.

13. Kakanda dan Abangda yang menjadi panutan bagi peneliti yang selalu bersedia diajak berdiskusi tentang segala hal, baik masalah perkuliahan maupun pribadi

14. Kakak dan Adik-adik tempat berbagi canda dan tawa: Ayu Suharsiyah, S.E., Tri Afsari dan Hermansyah yang telah mengisi hari-hari saya dengan beragam cerita baru.

15. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2015 yang telah berjuang bersama dalam menempuh pendidikan dan menjadi bagian besar dalam hidup peneliti selama empat tahun. Semoga ilmu yang kita peroleh dalam masa perkuliahan dapat berbuah kesuksesan di masa depan.

(8)

viii

Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, maka dari itu peneliti memohon maaf sebesar-besarnya. Peneliti juga menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan dan mendorong peneliti untuk dapat semakin maju. Semoga skripsi ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita semua.

Medan, November 2019

Niki Fadillah

(9)

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Niki Fadillah

NIM : 150904038

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pola Komunikasi Kelompok pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan dalam Menjalin Hubungan Solidaritas Antar Anggota Komunitas”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : November 2019 Yang menyatakan

( Niki Fadillah )

(10)

x ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan Dalam Menjalin Hubungan Solidarotas Antar Anggota Komunitas”. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi kelompok pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True (DCT) Medan dalam menjalin hubungan solidaritas antar anggota komunitas. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Kelompok, Kelompok, Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan, Pola Komunikasi dan Solidaritas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan paradigm konstruktivisme. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasif, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Teknis analisis data yang digunakan adalah mode Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoeh simpulan mengenai pola komunikasi yang digunakan Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan adalah Pola Komunikasi Bintang dan Multi Arah.

Kata kunci: pola komunikasi, komunikasi kelompok, bisnis online, solidaritas.

(11)

xi ABSTRACT

This research is entitled “Group Communication Patterns in Medan Dreams Come True (DCT) Online Business Communities in Establishing Solidarity Relationships among Community Members”. The purpose of this research is to find out how the pattern of group communication in Medan Dreams Come True (DCT) Online Business Community is Establishing solidarity relations among community members. The theorist used in this research are Communication, Group Communication, Group, Medan Dreams Come True (DCT) Online Business Community, Communication Pattern and Solidarity. This research uses the Qualitative method and the Constructivism Paradigm. The data collection techniques used in this study are participatory observation, in-depth interviews and literature study methods. The data analysis technique used is the Miles and Huberman mode which consist of data reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the results of the study, it was concluded that the Communitation Pattern used by the Medan Dreams Come True (DCT) Online Business Community is a Star and Multi-Direction Pattern.

Keywords : Communication patterns, Group Communication, Online Business, solidarity

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Konteks Masalah ... 1

1.2. Fokus Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Paradigma ... 7

2.2. Penelitian Terdahulu ... 8

2.3. Kajian Pustaka ... 12

2.3.1. Komunikasi ... 13

2.3.1.1. Fungsi Komunikasi ... 14

2.3.1.2. Tujuan Komunikasi ... 14

2.3.1.3. Karakteristik Komunikasi ... 15

2.3.1.4. Proses Komunikasi ... 16

2.3.1.5. Hambatan Komunikasi ... 16

2.3.2. Komunikasi Kelompok ... 18

2.3.3. Kelompok ... 19

2.3.4. Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan ... 21

2.3.5. Pola Komunikasi ... 22

2.3.6. Solidaritas ... 25

2.3.7. Model Teoritis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1. Metode Penelitian ... 28

3.2. Objek Penelitian ... 29

3.3. Subjek Penelitian ... 29

3.4. Unit Analisis ... 29

3.5. Kerangka Analisis ... 30

3.6. Teknik Pengumulan Data ... 30

3.6.1. Keabsahan Data ... 31

3.7. Teknik Analisis Data ... 32

(13)

xiii

4.1.1. Proses Penelitian ... 34

4.1.2. Profil Informan ... 39

4.1.3. Hasil Wawancara Informan ... 43

4.1.4. Hasil dan Pembahasan ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1. Simpulan ... 84

5.2. Saran ... 85

5.3. Implikasi Teoritis ... 85

5.4. Implikasi Praktis ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 88

(14)

xiv

No Judul Halaman

4.1 Profil Informan 42

4.2 Profil Informan Tambahan 42

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Struktur Team DCT 22

2.2. Pola Roda 23

2.3. Pola Rantai 24

2.4. Pola Bintang 24

2.5. Pola Lingkaran 24

2.6. Model Teoritis 27

3.1. Alur Penelitian 33

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Konteks Masalah

Manusia sebagai individu tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki kehidupan bersama dengan manusia lainnya (Arifin, 2015: 16)

Secara kodratnya manusia akan selalu hidup bersama dan saling berinteraksi. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang saling mempengaruhi. Di dalam interaksi sosial sangat dibutuhkan komunikasi, maka dari itu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang dapat membantu manusia dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya.

Komunikasi adalah prasyarat bagi kehidupan manusia karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi antar manusia inilah yang dalam ilmu komunikasi bisa disebut dengan tindakan komunikasi. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia.

Fungsi komunikasi adalah untuk menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya dan/atau perasaan hatinya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi mempunyai arti penting dan banyak kegunaannya di dalam kehidupan manusia (Fajar, 2009: 12-13).

Sejak dilahirkan manusia telah memiliki dua hasrat pokok di dalam dirinya, yaitu: keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. Pembentukan kelompok sosial merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya tersebut.

(16)

Kelompok merupakan sebuah unit atau kumpulan individu yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terbentuk berdasarkan persepsi yang sama antar- anggota, memiliki tujuan dan motivasi, mempunyai fungsi yang sama kemudian terjadi interaksi yang menunjukkan kebergantungan masing-masing anggota (Arifin, 2015: 21).

Untuk menjalin hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya di dalam sebuah kelompok dibutuhkan komunikasi.Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (orang yang menyampaikan pesan) kepada komunikan (orang yang menerima pesan). Komunikasi yang tepat akan melahirkan sebuah hubungan yang baik dan solid, begitu pula sebaliknya.

Komunikasi dalam kelompok yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dan sebagainya (Fajar, 2009: 65).

Adapun di dalam komunikasi kelompok terjadi perpindahan ideatau gagasan karena kebutuhan timbal balik antara satu dan yang lainnya.

Kesalahpahaman dalam berkomunikasi perlu dihindari, yaitu dengan adanya keterbukaan dan musyawarah dalam suatu kelompok (Arifin, 2015: 40).

Adanya perbedaan pemikiran atau ide dari setiap anggota kelompok merupakan hal yang wajar, karena kelompok merupakan sekumpulan orang-orang yang saling berinteraksi dan disatukan oleh adanya tujuan dan motivasi yang sama. Maka dari itu dibutuhkan pola komunikasi yang baik untuk menyatukan setiap perbedaan yang ada di dalam kelompok tersebut.

Berkembangnya teknologi saat ini semakin memudahkan proses komunikasi tanpa memikirkan jarak, ruang dan waktu, lebih mudah dalam memperoleh informasi dengan memperolehnya lebih cepat. Proses komunikasi antar manusia atau anggota kelompok dapat lebih mudah dengan adanya perkembangan teknologi, seperti gadget dan media sosial.

(17)

Kementrian Kominfo Republik Indonesia mengungkapkan pengguna internet Indonesia mencapai 54 persen atau 143 juta dari 265 juta jiwa penduduk Indonesia. Data itu terungkap pada acara Sosialisasi Pemilu Serentak 2019 dan Literasi Media, di Hotel Merapi Merbabu, Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,12 persen. Menurut Sekjen APJII, Henri Kasyfi, survey ini melibatkan 5.900 sampel dengan margin of error 1,28 persen. Data lapangan ini diambil periode Maret hingga April 2019. Hasilnya, menurut Henri, dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa pwnduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Dari seluruh pengguna internet di Indonesia, diketahui mayoritas yang mengakses dunia maya adalah masyarakat dengan rentan usia 15 hingga 19 tahun.

Data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya usia remaja adalah pengguna aktif internet dengan konten media sosial. Media sosial sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi jarak jauh. Tidak heran jika manusia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget (handphone).

Manusia menggunakan akun-akun media sosial yang dimilikinya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, baik itu untuk mendapatkan informasi- informasi tentang dunia perkuliahan, bisnis, organisasi, pertemanan, keluarga atau bahkan hanya sekedar becanda, iseng, hanya untuk mengisi kekosongan waktu.

Selain untuk mempermudah dan mempercepat proses penyampaian informasi, teknologi internet juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan usaha atau bisnis. Bisnis online merupakan segala aktifitas usaha untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang dilakukan secara online, seperti menjual produk atau jasa. Bisnis online memiliki banyak keuntungan di banding bisnis konvensional.

Mulai dari masalah waktu, modal, hingga jangkauan pemasaran.

CupoNation (dalam Kompas.com) menjelaskan jumlah online shopper di Indonesia terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Di tahun 2018, jumlah online shopper diperkirakan mencapai 11,9 persen dari total populasi di Indonesia. Jual beli secara online meningkat secara cepat, Hal ini merupakan peluang besar untuk mendapatkan keuntungan lewat bisnis online. Peluang inilah

(18)

yang menyebabkan banyaknya kelompok bisnis online bermunculan. Salah satunya adalah Komunitas Bisnis Online Dreams Come True.

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True bukanlah satu-satunya kelompok yang menaungi orang-orang yang memiliki keinginan untuk sukses menjalankan dan mengembangkan bisnis mereka lewat mediaonline.Namun, komunitas ini telah berkembang di berbagai kota di Indonesia, salah satunya di Kota Medan. Itu adalah salah satu daya tarik komunitas ini bagi peneliti.

Sama seperti kelompok pada umumnya, Komunitas Bisnis Online Dreams Come Truejuga memiliki anggota-anggota dengan karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Dengan demikian dibutuhkan pola komunikasi yang tepat agar hubungan yang terjalin di dalam komunitas tersebut berjalan dengan baik.

Keharmonisan komunikasi dalam kelompok memberikan dampak positif kepada anggota dan kelompok itu sendiri secara signifikan. Demikian juga ketidakharmonisan komunikasi dalam suatu kelompok memberikan dampak negatif baik tersirat maupun yang tampak secara signifikan. Jadi, sukses tidaknya suatu kelompok tergantung bagaiamana pola komunikasi yang terjadi di dalamnya. Bisa dikatakan bahwa pola komunikasi dalam suatu kelompok berbeda satu sama lain dan memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.

Menurut Djamarah (2004: 1) pola komunikasi dapat diartikan sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi ini bisa dilihat dari salah satu komunitas yaitu Komunitas Bisinis Online Dreams Come True Medan yang merupakan cabang dari Komunitas Bisnis Online Dreams Come True yang ada di Kota Bandung. Komunitas ini merupakan salah satu kelompok informal yang dibentuk oleh distributor resmi Perusahaan Network Marketing TIENS Syariah Internasional. Terbentuknya Komunitas Bisnis Online Dreams Come True bertujuan untuk menaikkan omset penjualan dengan cara yang mudah diduplikasi dan lebih mudah diterima oleh masyarakat milenial.

(19)

Solidaritas antara sesama anggota dalam Komunitas Bisnis Online Dreams Come TrueMedan sangat diperlukan, hal tersebut bertujuan untuk menunjang keberlangsungan komunitas. Jika komunikasi tidak solid maka Komunitas Bisnis Online Dreams Come TrueMedan di kawatirkan akan sama keberadaannya dengan komunitas-komunitas lain yang hanya muncul sesaat, karenamengikuti arus trend, dantidak memiliki arah kegiatan berkelanjutan, serta tidak memiliki rasa saling memiliki antara satu sama lain.

Maka dari itu peneliti memilih Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan karena komunitas ini sudah cukup lama berdiri, berkembang di berbagai kota di Indonesia dan memiliki solidaritas yang cukup tinggi antar anggota komunitas.

1.2. Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan fokus masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pola komunikasi kelompok pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come TrueMedan antar anggota komunitasdalam menjalin solidaritas?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola komunikasi kelompok pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come TrueMedan antar anggota komunitas dalam menjalin solidaritas.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan sebagai referensi mengenai pola komunikasi kelompok.

2. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam referensi untuk penelitian yang akan datang dalam bidang komunikasi.

(20)

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran tidak hanya bagi studi/kajian ilmu komunikasi tetapi juga bagi pembaca, maupun masyarakat luas tentang komunikasi di dalam suatu kelompok atau komunitas.

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Kajian

Paradigma penelitian merupakan kerangka atau pola pikir tentang bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta yang ada. Guba dan Lincoln (1994) menjelaskan bahwa paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penelitian sebagai landasan untuk menjawab permasalahan dalam sebuah penelitian (Erlina, 2011: 10).

Sesuai dengan pradigma ilmu pengetahuan, terbagi menjadi tiga yaitu paradigma postivis, paradigma konstruktivis, dan paradigma kritis (Guba dan Lincoln dalam Bungin, 2007:31). Peneliti memiliki beberapa alasan dalam menentukan paradigma penelitian, yaitu sebagai berikut (Pujileksono, 2015: 26):

1. Paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian.

2. Paradigma penelitian menentukan rumusan masalah, tujuan penelitian dan tipe penjelasan yang digunakan.

3. Pemilihan paradigma memiliki implikasi terhadap pemilihan metode, teknik penentuan subyek penelitian/sampling, teknik pengumpulan, teknik uji keabsahan data dan analisis data.

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme dalam penelitian ini.

Paradigma ini sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu pola komunikasi kelompok dalam Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan.

Komunikasi yang dilakukan dalam komunitas bisnis online ini merupakan realitas yang mengalami konstruksi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme untuk mengetahui bagaimana pola

(22)

komunikasi kelompok dalam Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan dan melihat bagaimana pola komunikasi itu terjadi.

Paradigma penelitian yang bersifat kualitatif ini memasukkan nilai-nilai pendapat peneliti sehingga menjadi subyektif. Paradigma konstruktivisme bertujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi suatu realitas yang membuat peneliti harus dapat mengetahui dan menggali faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut merekonstruksi realitas tersebut (Pujileksono, 2015: 28-29).

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki banyak referensi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti mencantumkan tiga tinjauan dari penelitian terdahulu sebagai bahan referensi dan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilaksanakan serta berkaitan dengan pola komunikasi kelompok.

1. “Pola Komunikasi Kelompok Dalam Komunitas Perempuan (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Anggota Kelompok Komunitas WomanDiri). Milik Ayulia Hasanah Pratiwi dengan NIM 140904088 Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, ditulis tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik anggota, hambatan dan bagaimana pola komunikasi kelompok pada komunitas perempuan.

Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data primer diperoleh langsung dengan melakukan penelitian dari informan serta hasil observasi. Data sekunder diperoleh dari buku- buku,jurnal-jurnal ataupun sumber yang sifatnya melengkapi data primer.

Hasil penelitian menunjukan bahwa para anggota dalam komunitas WomanDiri memiliki karakteristik yang berhasil memunculkan citra atau kekhasan komunitas WomanDiri, yang menjadi hambatan komunitas ini adalah belum membentuk struktur kepengurusan yang jelas sehingga belum ada kepastian dalam menanggungjawabi sirkulasi informasi dalam WomanDiri dan anggotanya. Adapun pola komunikasi yang mereka

(23)

bangun yaitu dengan mendekatkan masing-masing individu dan ikut serta aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas tersebut.

2. “Pola Komunikasi Kelompok PSM Gita Tirtayasa Dalam Menjaga Komitmen Anggota”. Milik Putri Delia Silviany dengan NIM 6662102735, Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang- Banten, ditulis tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi anggota PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen para anggotanya, untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menunjang dan menghambat komunikasi yang terjadi pada anggota PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen. Serta mengetahui solusi dari hambatan yang terjadi pada pola komunikasi PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen anggota.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitan ini adalah teori komunikasi kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PSM Gita Tirtayasa menggunakan pola komunikasi jaringan berbentuk bintang, karena pada jaringan ini disebut sebagai jaringan semua saluran/all channel sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota. Selain itu setiap anggota berhak mengutarakan pendapatnya baik di dalam forum maupun diluar forum atau secara pribadi. Lalu faktor yang mendukung terjadinya komunikasi dalam kelompok ini adalah banyaknya jumlah alat- alat penunjang latihan yang membuat kegiatan berjalan lancar sehingga terjalinnya komunikasi yang baik antar anggota PSM Gita Tirtayasa.

Namun yang menjadi penghambat dalam pola komunikasi kelompok PSM gita Tirtayasa adalah faktor lingkungan, budaya dan kemampuan diri dari setiap anggota. Sehingga menyebabkan kurangnya intensitas dalam berkomunikasi, beberapa anggota menjadi takut dan jarang latihan.

Kemudian solusi yang dicapai adalah menciptakan dan memonitori masalah dengan efektif serta memperbaiki proses komunikasi kelompok dengan melakukan pola umpan balik pada kelompok.

(24)

3. Pola Komunikasi Komunitas Vespa Dalam Mempertahankan Solidaritas Kelompok (Studi pada KUTU Vespa Region Bali). Milik Ni Ketut Diana Ayu Megasari, Ni Luh Ramaswati Purnawan, Ade Devia Pradipta mahasiswi-mahasiwi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi komunitas vespa dalam mempertahankan solidaritas pada KUTU Vespa Region Bali.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarpribadi, pola komunikasi kelompok dan solidaritas kelompok.Adapun hasil dari penelitian ini adalah pola komunikasi yang digunakan KUTU Vespa Regional Bali terdiri dari dua jenis, yaitu: pola berstruktur roda, dan pola berstruktur semua saluran atau bintang. Pola komunikasi berstruktur roda digunakan pada saat kegiatan yang bersifat formal dan juga struktural, sedangkan pola komunikasi berstruktur semua saluran atau bintang digunakan pada saat kegiatan yang bersifat informal, yang biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini dikarenakan pola komunikasi berstruktur semua saluran atau bintang bersifat santai dan terbuka sehingga mendorong rasa kedekatan atau kekeluargaan sebagai satu kesatuan yang dapat membantu dalam membangun kohesivitas kelompok agar solidaritas semakin erat.

4. Pola Komunikasi Komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Dalam Mempertahankan Solidaritas Kelompok. Milik Muhammad Mahatir, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, ditulis tahun 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis interaksi komunikasi, arus komunikasi, dan jaringan komunikasi yang dilakukan Komunitas Laskar Seperda Tua Pekanbaru Dalam Mempertahankan Solidaritas Kelompok. Adapun teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, pola komunikasi, jaringan komunikasi, kelompok dan solidaritas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa analisis interaksi komunikasi Komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru berbentuk komunikasi secara intens terus menerus antar anggota sehngga

(25)

membuat para anggota kelompok memiliki rasa kekeluargaan kuat dan bisa mempertahankan solidaritas kelompok dengan baik. Pola komunikasi yang digunakan Komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru adalah pola komunikasi satu arah yang disampaikan pemimpin kepada humas, humas ke korwil, dan kemudian korwil akan menyampaikan kepada anggota, dengan adanya jenjang komunikasi seperti ini membuat pesan yang disampaikan pemimpin kepada anggota dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Jaringan komunikasi yang digunakan Komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru berbentuk skema semua saluran (all channel) dimana setiap anggota dapat saling berkomunikasi dengan pengurus lainnya, baik di dalam sebuah pertemuan ataupun di luar kegiatan komunitas. Hal ini memungkinkan partisipasi anggota secara umum sehingga rasa kekeluargaan diantara sesama anggota dapat selalu terjalin, hubungan timbal-balik dan peran pemimpin sangat menentukan dalam membangun solidaritas dan kohesivitas kelompok sehingga para anggota memiliki rasa ketertarikan satu sama lain.

5. Komunikasi Kelompok Komunitas ARMY Surabaya. Milik Tasbihatul Fikriya dengan NIM B76214086, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, ditulis tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi kelompok Komunitas ARMY Surabaya dan pola komunikasi yang terjadi.

Adapun teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori komunikasi kelompok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi kelompok pada Komunitas ARMY Surabaya terbagi menjadi komunikasi langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung berupa komunikasi yang dilakukan saat pelaksaan event, dan komunikasi tidak langsung dilakukan melalui grup chat di media sosial Line dan official Account(OA) di media sosia Instagram.Pola komunikasi dalam Komunitas ARMY Surabaya terbagi menjadi tiga, yaitu: pola komunikasi satu arah (komunikan hanya sebgaai pendengar) yang dilakukan pembawa acara saat event berlangsung, pola komunikasi dua arah (komunikator dan

(26)

komunikan saling menanggapi) seperti perbincangan yang terjadi antara admin dan anggota serta pola komunikasi multi arah (terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak di mana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis) yang berlangsung saat semua anggota komunitas membicarakan satu topik pembicaraan yang berakhir dengan sahut-menyahut antara satu anggota dengan anggota yang lain.

Berdasarkan lima tinjauan penelitian terdahulu, peneliti dapat melihat bahwa komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menjalin hubungan solidaritas di dalam sebuah komunitas. Di mana solidaritas diartikan sebagai rasa saling memiliki satu sama lain di antara anggota kelompok.Penggunaan kata yang tepat serta proses penyampaian pesan yang baik dapat mengurangi hambatan komunikasi di dalam kelompok. Pola komunikasi yang digunakan dalam setiap kelompok berbeda-beda dalam proses penyampaian pesan, baik dari segi arahnya, arusnya, ataupun jaringan komunikasinya.

Seluruh hasil penelitian di atas bermanfaat untuk penelitian yang akan dilakukan mendatang. Karena relevansi yang didapatkan sangat akurat.

Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mendapatkan bahwa pola komunikasi yang sering digunakan dalam sebuah kelompok adalah pola komunikasi multi arah dan berbentuk bintang atau semua saluran. Hal itu yang memudahkan semua anggota untuk dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya dan menimbulkan rasa kekeluargaan yang berujung pada solidaritas kelompok. Hasil penelitian tersebut akan mempermudah peneliti untuk melakukan proses penelitian, baik saat wawancara mendalam dengan informan maupun saat mengolah hasl wawancara nantinya.

2.3. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan acuan atau landasan berpikir peneliti dengan basis padabahan pustaka yang membahas tentang teori atau hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan. Pencarian dan penelusuran kepustakaan atau literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian sangat diperlukan. Penelitian tidak dilakukan di ruang kosong dan tidak

(27)

pula dapat dikerjakan dengan baik, tanpa basis teoritis yang jelas. Penelitian kekinian sesungguhnya menelusuri atau meneruskan peta jalan yang telah dirintis oleh peneliti terdahulu (Iskandar, 2009: 100).

Dengan adanya kajian pustaka, maka peneliti dapat menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicate, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2009: 9).

Definisi Hovland, Janis, dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) seorang ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa,

“communication is the processby which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan suatu hal (Muhammad, 2009:2)

Penjelasan lainnya adalah paradigma Harold Lasswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” paradigma Lasswell memiliki lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu (Effendy, 2003: 253):

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran / channel / media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak / efek apa?)

Secara garis besar, dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan yang dilakukan komunikator kepada komunikan melalui media yang mana menghasilkan efek atau dampak tertentu.

(28)

2.3.1.1. Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa fungsi, menurut Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (2009: 31)fungsi komunikasi terbagi atas empat, diantaranya:

1. Menginformasikan (to inform), mengenai peristiwa yang terjadi ide, pikiran yang disampaikan kepada oranglain.

2. Mendidik (to educate), dengan menyampaikan ide dan gagasan maka orang lain atau komunikan akan mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain), dengan memberikan hiburan kepada komunikan atau khalayak.

4. Mempengaruhi (to influence), dengan berusaha mengubah cara pandang, sikap dan perilaku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.

2.3.1.2. Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk menyampaikan pesan atau makna antara komunikator dan komunikan untuk mengubah atau membentuk perilaku seorang individu, kelompok, organisasi yang menjadi sasaran komunikasi. Adapun tujuan komunikasi adalah sebagai berikut (Fajar, 2009: 60):

1. Perubahan Sikap (Attitude change)

Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lin bersikap positif sesuai keinginan kita.

2. Perubahan Pendapat (Opinion change)

Dalam komunikasi berusahan mnciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.

3. Perubahan Perilaku (Behavior change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang.

(29)

4. Perubahan Sosial (Sosial change)

Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang semakin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

2.3.1.3. Karakteristik Komunikasi

Adapun karakteristik komunikasi adalah sebagai berikut (Fajar, 2009: 33):

1. Komunikasi sebagai suatu proses artinya adalah bahwa komunikasi merupakan serangkaian peristiwa atau tindakan yang terjadi secara beruntun serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor atau unsur yang dimaksud antaralain mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, dan hasil yang terjadi.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar menujukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologi yang terkendalikan bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

3. Komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.

Kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-samaikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik yang dikomunikasikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang, misalnya bahasa.

5. Komunikasi bersifat transaksional

(30)

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang teribat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain-lain, kedua faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam komunikasi.

2.3.1.4. Proses Komunikasi

Effendy (2004: 7-9) menyatakan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Proses komunikasi tatap muka adalah proses komunikasi yang berlangsung antara komunikan dan komunikator dengan tatap muka.

Komunikator dapat mengetahui efek komunikasi pada saat itu juga.

Tanggapan atau respon komunikan itu tersalurkan langsung kepada komunikator. Oleh sebab itu dalam komunikasi tatap muka arus balik atau umpan balik (feedback) terjadi secara langsung.

2. Proses komunikasi bermediaadalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya.

2.3.1.5. Hambatan Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise). Kata noise dipinjam dari istilah ilmu kelistrikan yang diartikan sebagai keadaan tertentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau berkurangnya ketepatan peraturan. Menurut Fajar (2009: 62) ada beberapa hambatan dalam komunikasi, yaitu:

a. Hambatan dari Proses Komunikasi

(31)

1. Hambatan dari pengiriman pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan dan kepentingan.

2. Hambatan dalam penyandian atau simbol, dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempengaruhi arti lebih dari satu.

3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.

4. Hambatan dalam bahasa sandi, biasanya terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.

5. Hambatan dari penerima pesan, seperti kurangnya perhatian pada saat menerima pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dantidak mencari informasi lebih lanjut.

b. Hambatan Psikologi

Hambatan psikologi dan sosial terkadang mengganggu komunikasi. Misalnya komunikan yang masih trauma karena tertimpa musibah bencana alam.

Salah komunikasi atau miscommunication ada kalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat, kata-kata yang sifatnya konotatif yaitu yang mengandung makna emosional dan evaluatif disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pengalaman seseorang. Dalam komunikasi bahasa yang sebaiknya digunakan adalah kata-kata yang denotatif yaitu yang mengandung makna sebagaimana tercantum dalam kamus dan diterima secara umum oleh semua khalayak yang sama dalam kebudayaan dan bahasanya. Jika terpaksa menggunakan kata-kata yang konotatif, maka sebaiknya dijelaskan arti yang sebenarnya dengan baik, agar tidak terjadi salah tafsir.

(32)

2.3.2. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (smallgroupcommunications) merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka.

Dalam kelompok tersebut anggota berinteraksi satu sama lain (Wiryanto, 2005:

44). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005: 45) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Ada 4 (empat) elemen yang tercakup dalam definisi yang disampaikan oleh Michael Burgoon tersebut, yaitu:

1. Interaksi Tatap Muka

Terminologi tatap muka (face to face) mempunyai makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung/bangunan baru. Dengan demikian, makna tatap muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompok.

2. Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi

Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi dimana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya.

Karenanya kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok.

3. Maksud dan tujuan yang dikehendaki

Maksud dan tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Apabila tujuan kelompok tersebut berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri (self-maintenance), biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota

(33)

kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, keputusan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri.

Apabila tujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

4. Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya

Elemen ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen.

Komunikasi kelompok merupakan pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok memiliki perbedaan tipis bila dilihat dari kadar spontanitas, struktur, kesadaran akan sasaran kelompok, ukuran, relativitas sifat permanen kelompok dan identitas diri.

Komunikasi kelompok menitip0kberatkan pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok (Wiryanto, 2005: 46).

Komunikasi kelompok terdapat dua hal yang menentukan karakteristik komunikasi dalam kelompok tersebut, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan yang lainnya (Bungin, 2008:

269). Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status), dimana di peroleh apabila seseorang telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya (Soekanto, 2002: 242).

2.3.3. Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (dalam Mulyana, 2005: 74). Antara anggota yang satu dengan anggota lainnya

(34)

saling mengenal dan merasa saling membutuhkan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Muzafer Sherif (Santoso, 2009: 37), ciri-ciri kelompok adalah sebagai berkut:

a. Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi soisal dan tertuju dalam tujuan bersama.

b. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu akibat interaksi sosial.

c. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, yang terdiri atas peranan dan kedudukan yang berkembang untuk mencapai tujuan bersama.

d. Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok.

Kelompok merupakan himpunan manusia atau kesatuan-kesatuan manusia yanghidup bersama dan melakukan hubungan. Menurut Maclaver dan Charles, hubungan tersebut timbal balik slaing memengaruhi dan satu kesadaran untuk tolong-menolong. Kelompok memiliki persyaratan sebagai berikut (Arifin, 2015:

24-25):

a. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.

b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dan yang lainnya dalam kelompok itu.

c. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok, berupa kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.

d. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.

e. Bersistem dan berproses.

Theodore Newcomb melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan di dalam klasifikasi kelompok kelompok, yaitu sebagai berikut (Fajar, 2009: 68):

a. Kelompok Keanggotaan, adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.

(35)

b. Kelompok Rujukan, adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

2.3.4. Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan atau yang biasa disebut Komunitas DCT Medanmerupakan salah satu wadah bagi masyarakat milenial yang ingin belajar memanfaatkan perkembangan teknologi: gadget untuk medapatkan penghasilan. Komunitas Bisnis Online Dreams Come True berdiri pada tanggal 1 November 2015, tepatnya di Kota Bandung oleh orang-orang yang merupakan distributor resmi Perusahaan Network Marketing TIENS Syariah Internasional yang berasal dari China. Adapun para pendiri Komunitas Bisnis Online Dreams Come True adalah sebagai berikut:

1. Jafrial Jasman

2. Anggi Dendy Dwi Koska 3. Andika Putra Primakusumah 4. Dimas Ari Mukti

5. Fahmi Maulana 6. Julian Sina 7. Isa Koswara

Terbentuknya Komunitas Bisnis Online Dreams Come True merupakan salah satu ide atau strategi grup untuk menaikkan omset penjualan dengan cara yang mudah diduplikasi oleh seluruh distributor di bawah jaringan mereka atau yang biasa disebut downline. Tujuannya untuk memudahkan para distributor di bawah jaringannya untuk menghasilkan omset penjualan yang besar dan agar lebih mudah dalam merekrut anggota baru dengan model pengajaran yang lebih inovatif.

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True berjalan di bawah naungan Bapak Jafrial Jasman, selaku pendiri Komunitas DCT dan upline tertinggi di jaringan tersebut, dan komunitas ini bukan untuk seluruh distributor resmi TIENS.

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True sendiri merupakan kelompok struktural, berikut struktur yang ada di dalam komunitas tersebut:

(36)

Gambar. 2.1. Struktur Team DCT

Keterangan:

1. : upline (mentor, atau orang yang merekrut) 2. : downline (anggota, atau orang yang direkrut)

3. : crossline (sejajar, namun tidak ada hubungan bisnis)

Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan pada awalnya dibentuk atau dikembangkan oleh salah seorang leader Kota Bandung yang merupakan salah satu pendiri Komunitas Bisnis Online Drems Come True yang bernama Dimas Ari Mukti. Beliau mengajak orang-orang yang ada di Medan untuk bergabung dengan komunitas DCT dan mengajarkan mereka bagaimana cara memasarkan produk lewat media online.

2.3.5. Pola Komunikasi

Pola komunikasi menurut Effendy adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang dicakup dan beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis.

Komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan antarmanusia baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Pola komunikasi dibagi menjadi tiga sebagai berikut (Effendy, 2007: 11)

1. Pola Komunikasi Satu Arah (OneWay Traffic Communication)

Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa

A

C

B

(37)

media,tanpa ada umpan balik dari komunikan dalam hal ini Komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

2. Pola Komunikasi Dua Arah atau Timbal Balik (TwoWay Traffic Communication)

Pola komunikasi dua arah atau timbal balik adalah di mana Komunikator dan Komunikan menjadi saling tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka. komunikator pada tahap pertama menjadi Komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun oada hakikatnya, yang memulai percakapan adalah komunikator utama. Komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut. Prosesnya dialogis serta umpan balik terjadi secara langsung.

3. Pola Komunikasi Multi Arah

Pola komunikasi multi arah adalah proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok yang lebih banyak, di mana Komunikator dan Komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis.

Menurut H. A. Widjaya (2000: 102-103) mengemukakan bahwa ada 4 (empat) pola komunikasi (atau yang disebut dengan jaringan komunikasi), yaitu :

1. Pola Roda

Gambar 2.2. Pola Roda

Seorang A berkomunikasi kepada yang lain B, dan seterusnya. Jalur komunikasi ini bersifat satu arah.

(38)

2. Pola Rantai

Gambar 2.3. Pola Rantai

Seorang A berkomunikasi kepada seorang B, dan seterusnya. Jalur komunikasi ini bersifat satu arah.

3. Pola Bintang

Gambar 2.4. Pola Bintang

Semua anggota berkomunikasi dengan anggota. Jalur komunikasi ini memiliki reaksi timbal balik dari semua lawan bicara.

4. Pola Lingkaran

Gambar 2.5. Pola Lingkaran

Pola ini hampir rantai, namun orang terakhir E berkomunikasi dengan orang pertama A. pola ini bersifat satu arah.

(39)

2.3.6. Solidaritas

Solidaritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib dan sebagainya), perasaan setia kawan di mana antara sesama anggota kelompok sangat diperlukan. Solidaritas adalah rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati, sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama. Atau bisa diartikan perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.

Durkheim membagi solidaritas menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Solidaritas Mekanis

Solidaritas mekanis pada umumnya terdapat dalam masyarakat primitive. Solidaritas mekanis terbentuk karena mereka terlibat dalam aktivitas yang sama dan tanggung jawab yang sama dan memerlukan keterlibatan secara fisik. Pada umumnya kekuatan solidaritas mekanis begitu besar sehingga ikatan solidaritas ini dapat berlangsung lama.

Solidaritas mekanis didasarkan atas persamaan. Persamaan dan kecenderungan untuk berseragam inilah yang membentuk struktur sosial masyarakat segmenter di mana masyarakat bersifat homogen dan mirip satu sama lain.

Solidaritas mekanis juga didasarkan pada tingkat homogenitas yang tinggi. Karena tingkat homogenitas tinggi, maka tingkat ketergantungan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan setiap individu dalam masyarakat memiliki kemampuan yang hampir sama dengan individu lainnya. Suatu keinginan setiap individu dapat mereka capai dengan kemampuan masing- masing, misalnya pada pembagian kerja dalam masyarakat.

Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanis, bersatu karena semua orang adalah generalis. Ikatan di antara orang-orang itu adalah karena semua terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab yang mirip. Oleh karena itu, jika salah satu segmen ada yang hilang, maka tidak akan berpengaruh besar terhadap segmen lainnya.

(40)

b. Solidaritas Organik

Solidaritas organik merupakan perkembangan dari masyarakat dengan solidaritas mekanis, telah mempunyai pembagian kerja yang ditandai derajat spesialisasi tertentu. Lebih mengarah ke penghapusan konsep kolektivitas, artinya setiap individu berperan sebagaimana organ yang mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang saling bergantung dan tidak dapat diambil alih oleh organ lainnya. Maka dikenal dengan pembagian kerja yang jelas dan terstruktur yang tidak berkelompok sebagaimana segmen-segmen dalam solidaritas mekanis sehingga mengharuskan semua elemen untuk bekerjasama.

Solidaritas organik merupakan sebuah ikatan bersama yang dibangun atas dasar perbedaan, mereka justru dapat bertahan karena perbedaan yang ada di dalamnya karena pada kenyataannya setiap orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Karena suatu perbedaan inilah yang menjadikan setiap segmen masyarakat merasa saling ketergantungan. Perbedaan tersebut saling berinteraksi dan menjadikan masing-masing anggota tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali ditandai dengan ketergantungan dari pihak lain.

Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan di antara rang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda

2.3.7. Model Teoritis

Model teoritis atau juga dikenal dengan kerangka pemikiran adalah model konseptual yang digunakan oleh peneliti untuk memecahkan masalah penelitian berdasarkan konsep-konsep dan teori yang relevan (Pujileksono, 2015:

10).

(41)

Adapun yang menjadi model teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar.2.6. Model Teoritis

Komunikasi Kelompok

Pola Komunikasi Komunitas Bisnis Online Dreams Come True

Medan

Solidaritas

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman dan Purnomo, 2014: 41).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, maksudnya metode ini adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data yang biasa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006: 66).

Metode penelitian secara umum dimengerti sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu (Semiawan, 2010: 2). Dikatakan

„bertahap‟ karena kegiatan ini berlangsung mengikuti proses tertentu sehingga ada langkah-langkah yang harus dilalui secara berjenjang dan dijalankan secara sistematis dan penting diikuti oleh peneliti untuk menjamin adanya kesinambungan pemikiran yang nantinya bermuara kepada hasil penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Bodgan dan Taylor dalam buku Memahami Penelitian Kualitatif (2008: 21) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

(43)

3.2.Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang merujuk pada masalah atau tema yang sedang diteliti (Idrus, 2009: 91). Adapun objek penelitian ini adalah “Pola Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan Dalam Menjalin Hubungan Solidaritas”.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah individu, benda, atau organism yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respons atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Di kalangan peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya (Idrus, 2009: 91).

Adapun subjek penelitian ini adalah anggota Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

1) Mereka yang masih aktif menjadi anggota Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan

2) Mereka yang memiliki waktu untuk dimintai informasi.

3) Mereka yang sudah tergabung lebih dari satu tahun

Pada penelitian ini, cara memperoleh informan dengan menggunakan purposive sampling, penarikan sampel secara purposive adalah teknik sampling yang digunakan seorang peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2009: 96)

3.4.Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi dan sosial yang diteliti objek penelitian.

Ada tiga komponen dalam unit penelitian ini:

(44)

1) Tempat

Tempat penelitian akan berlangsung di Medan yang merupakantempat Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan berkumpul dan melaksanakansetiap kegiatan.

2) Pelaku

Pelaku dalam penelitian ini adalah anggota Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan yang bertempat tinggal di Medan.

3) Kegiatan

Kegiatan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pola komunikasi yang dilakukan Komunitas Bisnis Online Dreams Come True Medan dalam menjalin hubungan solidaritas.

3.5. Kerangka Analisis

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari informan di lapangan yang didapatkan dengan proses pengumpulan data secara terus menerus hingga data jenuh dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles dan Huberman (Bungin, 2007: 87).

Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan dalam jumlah yang sangat banyak, diperlukan adanya analis. Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok dan berfokus padahal yang penting-penting saja.

Data yang akan direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga akan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan menarik kesimpulan dalam penyajian data. Adapun kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti adalah Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga hal, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(45)

(Sugiyono, 2016:224). Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi partisipatif

Susan Stainback (1988) menyatakan dalam observasi partisipasif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam akivitas mereka (Sugiyono, 2016: 227). Di dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi partisipatif yaitu ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan orang-orang yang diobservasi.

2. Wawancara Mendalam (in depth interview)

Wawancara secara umum adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua pihak (interviewer dan interviewee).

Menurut Lincoln dan Guba (1985) maksud wawancara diadakan adalah untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain (Moleong, 2014:

186).

Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data dengan cara pertukaran verbal tatap muka yang dilakukan oleh seorang pewawancara terhadap respondennya atau informan. Peneliti berupaya untuk memperoleh informasi atau ungkapan-ungkapan pendapat serta keyakinan dari subjek peneliti (Birowo, 2004: 118).

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan masalah penelitian dan informasi tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, jurnal atau laporan ilmiah. Sumber-sumber yang kredibel dalam bentuk web juga termasuk.

3.6.1. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif, sehingga diperlukan keabsahan data yang lebih menekankan pada data/informasi daripada sikap dan jumlah orang. Keabsahan data juga merupakan standart kebenaran suatu data hasil penelitian. Adapun teknik keabsahan data dalam penelitian ini

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 4.1 Profil Informan Utama
Gambar 2.4. Pola Bintang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran bagaimana komunikasi kelompok yang terjalin diantara sesama anggota kaum dalam komunitas games online Perang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi kelompok volunter Kompas MuDA dengan kohesivitas anggota komunitas Kompas MuDA dengan memahami

i POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS SEPEDA ONTHEL DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS ANGGOTA.. (Studi pada Onthel’e Aranet

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang pola jaringan komunikasi dalam Komunitas sepeda onthel, khususnya pada Komunitas Timbang Melaku.. Harapan yang

Untuk mendapatkan deskripsi pola komunikasi pengguna aplikasi chatting, kelompok sosial yang akan diteliti adalah Komunitas Android Makassar, yang didasarkan pada

Berawal dari pola komunikasi interpersonal masing-masing anggota MoVe Bandung, dilanjutkan dengan kesatuan di dalam pola komunikasi kelompok yang diselimuti oleh

Berdasarkan hasil wawancara, observasi penulis dalam pola komunikasi satu arah di atas, dapat dipahami Komunikasi yang berlangsung antara komunitas anak punk yang

Pola Komunikasi Kelompok yang Diterapkan dalam Komunitas Budidaya Lebah Madu Trigona di Desa Salut Sumber: Diolah oleh peneliti 2022 Penyampaian informasi dalam komunitas yang diawali