• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah bentuk institusi sosial yang merupakan suatu kumpulan individu. Denis mcquail mengatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi. Pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan

mempunyai nilai tukar dan acuan simbolik yang mengandun nilai kegunaan.12

Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Bittner mengenai arti komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan memalui media massa pada

sejumlah besar orang. ( mass communication is massages communicated through

a mass medium to be a large number of people).13 Sedangkan menurut Jay Black

dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan, “ mass communication is a procces

whereby mass-produced massage are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receiver (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen).

Fungsi-fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.

Whitney antara lain: (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertain

(memberikan hiburan), (3) to persuade (membujuk), dan (4) transmission of the

12

Dennis Mcquail.1987.Teori Komunikasi Massa.Jakarta.Erlangga. Hal 33

13

Ardianto Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Refika Offset. Hal 3

culture (transmisi budaya)14 Ketika kita membahas mengenai beberapa komponen komunikasi massa , maka tidak terlepas dari peran filter. Sebagai mana kita ketahui audiens media massa sangatlah banyak jumlahnya, tersebar dan heterogen (berbeda usia, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat penghasilan, pekerjaan, dan lain-lain). Sudah tentu masing-masing audiens memiliki lingkup

pengalaman (field of experience) dan kerangka acuan ( frame of reference) yang

berbeda-beda, sehingga pemaknaan terhadap pesanpun berbeda. Bagaimana media massa mengantisipasi hambatan dengan mempertimbangkan faktor yang menjadi sumber hambatan.

Pengindraan kita berfungsi sebagai filter komunikasi yang dipengaruhi

oleh 3 kondisi, yaitu cultural, psychological, dan physical

1. Cultural (budaya)

Pengindraan kita diwarnai, diganggu, dan dibiaskan oleh budaya kita. Edward T. Hall, seorang antropolog, telah menulis mengenai peran budaya dalam

usaha komunikasi manusia, dalam bukunya The silent Language, pada bukunya ia

menunjukan bagaimana budaya mempengaruhi cara manusia menyampaikan dan menerima pesan. Menurut Hall budaya adalah komunikasi itu sendiri, budaya pada intinya menyangkut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku disuatu tempat dengan segala aspeknya. Tidak jarang perbedaan budaya mengakibatkan adanya perbedaan presepsi terhadap suatu pesan. Misalnya, adakalanya suatu yang diangap wajar disuatu budaya tertentu mungkin bisa dianggap tidak wajar dan tidak pantas bagi budaya lain. Dalam konteks komunikasi massa, sebuah pesan

14

komunikasi bisa dipresepsi berbeda, ada perbedaan antara pesan yang disampaikan komunikator dan pesan yang di terima khalayak. Contohnya saja budaya luar yang terasa biasa ketika dua orang pasangan yang belum menikah tinggal dan hidup di dalam satu rumah yang sama, ketika budaya tersebut diterapka di negara kita maka akan sangat tidak sesuai dengan norma dan sistem agama kita, hal itu mungkin dapat diterima biasa saja ketika seseorang memiliki filter longgar, namun ketika seseorang yang berfilter rapat melihat situasi ini maka ia akan dengan tegas menolak dan menjauhkan itu dalam kehidupannya.

2. Psychological (tatanan psikologi)

Kita membentuk persepsi kita berdasarkan kerangka acuan (frame of

reference) kita, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman dan lain-lain. Ketika sebuah tayangan yang dikhususkan untuk orang dewasa ditonton oleh anak-anak maka efek yang dihasilkan akan sangat berbahaya karena pola pikir anak sangat berbeda dengan orang dewasa.

3. Physical

Kondisi fisik juga menjadi faktor filter terhadap pesan yang disampaikan media massa dapat berbeda, misalnya faktor ketika kodisi fisik internal seseorang sedang terganggu akibat sakit, maka ia akan menyaring dan menerima pesan yang berbeda dengan kondisi saat ia sedang dalam keadaan sehat. Faktor kondisi fisik eksternal juga mempengaruhi proses penyaringan filter dan penerimaan pesan, ketika lingkungan dimana ia tinggal sangat bising, atau ruangan yang dia tempati telalu panas maka hal tersebut dapat menghampat penyaringan pesan.

Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peran

penting dalam transmisi sikap,persepsi dan kepercayaan.15

2.1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut16 :

1. Komunikator terlembagakan, komunikasi massa itu melibatkan lembaga,

atau organisasi sehingga dalam penyebaran pesannya harus sejalan dengan kebijaksanaan lembaga atau organisasi yang mewakilinya.

2. Komunikan bersifat heterogen, merupakan kumpulan anggota masyarakat

yang terlibat dalam proses komunikasi masa, keberadaannya

terpencar-pencar antara satu dan yang lainnya dan tidak saling mengenal,

masing-masing berbeda dalam hal umur, jenis kelamin, agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain.

3. Proses komunikasi bersifat satu arah, karena melalui media massa maka

komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

4. Media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima pesan

dari komunikasi massa diterima secara serempak.

15

Ardianto Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Hal 58

16 Ardianto Elvinaro & Lukiati Komala Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Hal.7

5. Komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media adalah terbuka untuk semua orang.

6. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, setiap komunikasi

melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi.

7. Umpan balik tertunda (delayed), komponen umpan balik atau lebih

populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk

komunikasi apa pun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

8. Stimulasi alat indra ”terbatas” dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber. Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Stamm dan Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif

(perubahan pengetahuan dan sikap), dan perilaku (menerima dan memilih)17.

17

Dokumen terkait