• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.4 Makna dan tanda pada Magnum Raisa Hangout

Detik ke 00:01s /00:15s Scene 4.11 Detik ke 00:02s /00:15s Scene 4.12 Detik ke 00:05s /00:15s

Sang wanita tersenyum

melihat sekitar suasana cafe duduk anggun mengenggam

sebuah ice cream.

Sang wanita tengah

memejamkan mata memakan ice cream magnum dengan focus close up.

Terlihat sebuah ponsel

“iphone” yang menampilkan

wanita berpose (self potrait)

Scene 4.13 Detik ke 00:07s /00:15s Scene 4.14 Detik ke 00:08s /00:15s Scene 4.15 Detik ke 00:10s /00:15s

Terlihat seorang wanita

tengah tersenyum

memainkan ponselnya

dengan setting tempat pusat

Terlihat seorang wanita

tengah tersenyum dengan tangan kanan memainkan ponsel dan tangan kiri yang

Terlihat tiga orang wanita yang tertawa riang sambil menutup mulut mengenggam sebuah ice cream.

Scene 4.16

Detik ke 00:14s /00:15s

Melalui analisis semiotika milik Roland Barthes yang digunakan peneliti maka diperoleh data sebagai berikut :

1. Kode Hermeneutik

Kode hermeneutik yang berarti the voice of the truth pada kedua iklan

tersebut memvisualisasikan makna kesenangan yang lebih banyak ditonjolkan pada kaum wanita yang berusaha dikontruksikan untuk menembus kesan tradisional wanita Indonesia untuk ikut berpola pikir menjadi wanita modern

kaum urban yang bergaya hidup independent. Gaya hidup merupakan bagian dari

kebutuhan hidup kita yang dikontruksikan untuk terus mengikuti alur zaman. Gaya hidup yang tercermin sekarang adalah bagaimana pola prilaku yang berusaha dibangun untuk menciptakan simbol identitas bagi dirinya. Hedonisme yang nampak baik berupa prilaku dan segala hal yang mendukung plot cerita

seperti setting, background mempunyai kesan yang menjadikan sebuah makna

kemewahan.

Penggunaan bahasa asing. Dengan warna gold ibarat emas.

a. Ice cream Magnum Pink Pomegranate dan Black Espresso

(lihat scene 4.2)

Unsur gaya hidup hedonis nampak dimana setting suasana pesta megah

dengan properti serta subjek-subjek yang menjadi pendukung visualisasi nampak berperan dalam membangun pemahaman akan citra kemewahan. Pesta megah merupakan suatu cara manusia mengelompokan dirinya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penyampaian pesan pada visual terlihat bahwa pesta merupakan bagian gaya hidup, sebagaimana identitas kelas sosial seseorang terbentuk atau nampak ketika kita mulai terkognisi oleh budaya baru yang dikontruksikan melalui simbol makna akan budaya modern yang ideal.

Pengkodean makna gaya hidup akan definisi kesenangan pada iklan ini

terlihat dimana Ice cream magnum dipegang oleh sang wanita dengan gaya yang

anggun dan penuh rasa percaya diri dengan balutan dress hitam yang cantik serta

produk ice cream mampu dideskripsikan sebagai bagian dari gaya hidup, dimana

hanya untuk memakan sebuah ice cream kita disuguhkan dengan visual gaya

pakaian sang wanita yang terkesan sexy, dan elegan dan caranya berpose penuh keanggunan serta ketegasan merupakan cara pembenaran tingkah laku dan pola hidup wanita modern.

Pada Alex Sobur dalam wawancara yang dilakukan mengungkapkan bahwa:

“setiap orang mempunyai presepsi yang berbeda mengenai sebuah makna.

Hal itu tergantung bagaimana latar belakang budaya orang tersebut”

Oleh sebab itu mengapa visualisasi yang nampak pada iklan magnum jelas memperlihatkan bagaimana bangsa barat mengambarkan bentuk daya tarik wanita yang semampai, berparas cantik, berambut hitam, menggunakan pakaian sexy, melakukan kesenangan disebuah club, dan berpesta.

Visualisasi kemewahan pada scene 4.4 terlihat dengan penggunaan gaya

pakaian yang menjadi identitas kelas sosial yang berbeda dengan masyarakat yang hidup pedesaan. Gambaran akan kemajuan zaman yang ditandai dengan adanya gaya hidup yang berkiblat akan kualitas kaum bangsa barat yang dinilai sebagai

icon kemajuan. Kaum barat atau Eropa dikenal dengan sikap kemandiriannya, hal

itu yang berusaha dikonstruksi seperti pada scene 4.4 yang memperlihatkan

namun sang wanita yang menjadi tokoh utamanya berjalan sendiri menikmati ice creamnya berusaha mancari titik kesenangannya, hal ini yang menjadi permasalahan bagi hadirnya sikap hedonisme karena hanya mementingkan kepentingan dirinya saja dimana ia berfikir tidak memiliki kewajiban moral membuat sesuatu yang lain selain apa yang terbaik bagi diri saya sendiri. Bisa saja sang wanita bersosialisasi dengan orang-orang yang berada dalam pesta tersebut, tetapi nampaknya iklan tersebut memberikan gambaran yang berbeda dengan fokus hanya pada sang wanita, dengan begitu pengkonstruksian akan kualitas kesenangannya dapat dibentuk melalui simbol lainnya yang mendukung seperti

pada bagaimana caranya berpakaian, caranya menikmati suasana, setting yang

dibangun pada iklan tersebut.

Pengambaran gaya hidup akan kesenangan tidak hanya menunjukan

bahwa posisi sejajarnya sebuah ice cream dengan kesenangan ketika berada

disebuah club (lihat scene 4.6 dan scene 4.7), namun ketika kita cermati dengan

detail iklan berusaha mengkontruksi kita akan gaya hidup bangsa luar menjadi

bentuk kesenangan yang real. Permainan theater of mind dibentuk dalam

visualisasi sebagai wujud kebahagiaan diri yang menjadi kebutuhan dan keharusan akan dorongan sifat alamiah kita yang mencari kesenangan.

Kesenangan yang berusaha diciptakan untuk menembus sebuah tradisi lama akan

jalan hidup seorang wanita yang memegang peranan „dapur‟ menjadi kesenangan

akan wujud wanita ideal yang mampu melakukan segala hal dengan materil. Simbol pada iklan ini juga menjadikan masyarakat mengimpikan bahwa

kedudukan wanita independent merupakan bukti kesenangan dalam hidup.

Aristippos pun mengakui perlunya pengendalian diri dalam sikap hedonisme. Sang wanita terlihat sangat menikmati suasana dalam dirinya dan pada iklan ini pengambaran kenikmatan adalah suatu bentuk simbol kesenangan

tertinggi (lihat scene 4.8 dan scene 4.9),

Ketika iklan ini mengkontruksi sikap kesenangan yang dapat dilakukan

wanita terlepas dari tradisi seorang wanita dengan segala urusan „rumah tangga‟nya, iklan ini juga masih menunjukan bahwa wanita merupakan mahluk

yang ingin diberi perhatian lebih dan butuh perlindungan. Makna dari penggambaran sikap sang pria yang datang menggunakan mobil sport mewah dan membukakan pintu untuk sang wanita serta mengantar sang wanita dengan posisi sang pria menyetir menunjukan bahwa pria masih memiliki kedudukan sebagai pemimpin bagi kaum wanita. Namun visualisasi simbol kemewahan

mengkongnisi pemahaman kita bahwa sikap kesenangan wanita yang ideal adalah ketika kehadiran mobil sport mewah serta pelayanan dari sang pria.

Ketika peneliti bertanya mengenai pandangan bapak Alex Sobur terhadap iklan tersebut beliau mengungkapkan bahwa :

“sangat jelas gaya hidup jenis hedonist tampak dengan kasat mata di

seluruh konten iklan yang ditampilkan. Lihat saja gaya yang dibawakan

sang model dengan “bahasa tubuh”-nya serta mimic yang

diekspresikannya, senyum sana, senyum sini. Semuannya bisa (atau ingin) dimaknai dengan kesenangan hidup. Tapi jelas tidak identik dengan motivasi hidup yang baik, bahkan bisa bertolak belakang. Bukannnya untuk membangun atau motivasi hidup yang baik seharusnya mengambarkan etos kerja atau etos belajar dimasa muda supaya bisa

“menikmati” hari tua”

b. Ice cream Magnum Indonesia versi Raisa Hangout

Setting tempat cafe menjadi gaya hidup modern selanjutnya yang diciptakan pembuat ikan agar membentuk presepsi akan kondisi gaya hidup baru

yang menciptakan status sosialnya. (lihat scene 4.10).

Seperti istilah „nongkrong‟di sebuah cafe yang sangat melekat dengan

gaya hidup anak muda dan pekerja di kota-kota besar.65 Hal ini membuktikan

bahwa peran gaya hidup memiliki posisi yang penting untuk merefleksikan

sebuah image. Maka image yang dibangun pada sebuah produk sangat

memperhatikan detail role model yang dapat memberikan daya tarik bagi citra

65

http://www.kompasiana.com/febbierosagultom/nongkrong-di-cafe-menjadi-gaya-hidup_55eda0c85093739d0f800c6b diakses pada 14/09/2015 23:00 PM

produk. Figure Raisa dianggap mewakili kondisi ideal fisik wanita Indonesia dengan rambut lurus panjang hitam, kulit putih, tubuh tinggi. Penggunaan Raisa juga didasari pada banyaknya jumlah fans yang mencapai 5,26M pada official twitterya. Hal ini memungkinkan keuntungan pasar bagi produk yang diiklankan oleh Raisa melalui penggemarnya

Seperti apa yang dikatakan bapak Angga Ari Priyono selaku pihak

Unilever ice cream pada sesi wawancara melalui email pada 29 September 2015

menjelaskan bahwa:

“Kami menyadari pemilihan figure untuk iklan sangatlah penting dimana

hal ini dapat membantu pemasaran dari produk kami. Dalam hal ini kami memilih Raisa karena kami melihat Raisa sebagai brand ambassador yg cukup baik dalam memasarkan produk ice cream ini. Jiwa yg kreatif dari

seorang yg masih muda dan sukses didalam karirnya.”

(lihat scene 4.12)

Pada iklan ini ponsel sebagai bagian dari unsur citra kemewahan produk tersebut, ponsel yang digunakan merupakan ponsel Iphone yang terbilang mahal. Ponsel tersebut juga menjadi tanda bagi pembenaran kondisi gaya hidup yang

ideal dan up to date terhadap perkembangan mode gadget. Citra kemewahan iklan

ini ditata dengan tampilan produk-produk yang memiliki harga yang tidak murah

sehingga menimbulkan kesan bahwa penyetaraan ice cream magnum ini dengan

Pengambaran kedua wanita tengah berjalan dengan mimik wajah tersenyum memegang ponselnya dengan latar suasana yang diset bak shopping

mall dengan hangar mengantungkan dress-dress cantik lainnya serta setting

suasana kantor dengan terlihat rak-rak dengan tumpukan berkas mencoba mengkongnisikan dan mengkontruksi bahwa ini adalah kondisi dimana wanita melakukan hal-hal menyenangkan tanpa harus susah payah melakukan urusan rumah tangga seperti, tangan memegang sapu atau sedang duduk mencuci baju

terlepas dari kesan bahwa wanita hanya menjadi „kantung telur‟ (melahirkan

keturunan)66

( lihat scene 4.13 dan scene 4.14 ).

Seperti scene sebelumnya (lihat scene 4.7) yang menampilkan senyuman

sebagai bentuk dari kebahagiaan diri. Pada scene ini Raisa dan kedua temannya

yang juga wanita berada pada kondisi tertawa senang. (lihat scene 4.15),

66

http://portal.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/06/GENDER_FEMINISME%20(06-10-13-07-50-50).pdf diakses pada 15/11/2015 23:54 PM

Wanita merupakan simbol pergaulan maka tidak jarang jika penggunaan wanita sebagai pilarnya iklan adalah sebuah keharusan sebagai pendukung pesan informasi yang berusaha disampaikan. Wanita dianggap lebih ekspresif dan mampu menyampaikan makna pesan lebih baik dari pria. Kesan wanita bahkan lebih jauh dipresepsikan memiliki kehidupan yang dipenuhi kesenangan,

kemewahan, keglamoran, independent wanita masa kini bergembira dalam gaya

hidup. Terlebih penggambaran self image wanita dalam ice cream magnum

digambarkan apik seperti pengambaran wanita yang dikonstruksi wanita cantik yang memiliki badan dan tubuh ramping, rambut panjang, kaki jenjang.

2. Kode Semik

The voice of the person kode yang memanfaatkan isyarat, atau petunjuk yang ditimbulkan oleh penanda-penanda tertentu. Pada kedua iklan magnum ini terdapat tanda-tanda yang ditata menghasilkan makna konotasi yang mendukung pengambaran isi pesan sebagai bentuk gaya hidup hedonisme.

a. Ice cream Magnum Pink Pomegranate Dan Black Espresso

(lihat scene 4.2 dan scene 4.3)

Wanita independent yang memiliki kondisi finansial yang baik merupakan

Pengkonstruksian yang dijabarkan oleh iklan mengenai sisi kesenangan oleh sebuah kemewahan dan citra wanita masa kini tidak lepas dari peran simbol yang

mendukung terciptanya makna. Seperti halnya penegasan konotasi warna hitam

sebagai bentuk dari sisi elegan, sexy, kemandirian, kesan misterius ditambah dengan pola tindak sang wanita yang berkacak pinggang menunjukan kesan tingkat keangkuhan sang wanita.

Suasana yang terbangun atas penegasan warna gold pada setiap aksen gerbang menggambarkan kejayaan, atau kemakmuran sehingga untuk

menciptakan kesan mewah dan luxurious penggunaan warna gold dengan

beberapa subjek yang mendukung seperti pengaja keamanan yang berdiri tegak

mampu menghadirkan suasana pagelaran besar. Red carpet juga menjadi salah

satu properti pendukung dimana karpet merah merupakan bagian dari konotasi yang berarti tengah berlangsungnya sebuah pesta agung.

Petanda pada scene 4.4 dan scene 4.5 adalah karakter yang diperankan

oleh Carla Moure dimana cara jalan menyilang yang digunakannya mencerminkan bahwa sang wanita memiliki etika, dress bling-bling modis yang dikenakannya, tidak ada kalung, gelang, ataupun aksesoris berat yang terlihat menandakan bahwa wanita yang diperankannya adalah wanita simpel nan elegan.

Pada scene 4.6 setting background dominan menggunakan warna merah muda. Konotasi pada warna merah muda pada scene ini mencerminkan keceriaan. Bentuk kesenangan hadir ditengah keceriaan. Tagline untuk dua momen yang berbeda menunjukan bahwa antonym pada scene sebelumnya yang mencerminkan sisi elegan dan sexy, wanita yang penuh karisma.

Sisi keceriaan yang simbolkan melalui karakter sang wanita digambarkan penuh kebebasan tersenyum menikmati suasana yang dibangun menari tanpa menggunakan alas kaki sisi kebebasan dan keceriaan dengan penggunaan

warna-warna cerah juga diperlihatkan dengan (lihat scene 4.7 dan scene 4.8) bagaimana

caranya menuruni anak tangga tanpa alas kaki pada kedua kaki menyilang dan berlari dengan anggun.

Sisi karakter maskulinitas yang nampak pada scene 4.9 oleh seorang pria yang mempersilahkan sang wanita untuk dipimpinnya menjadi plot cerita yang dibuat dan dibangun untuk menegaskan karakter asli wanita yang butuh sosok pemimpin.

b. Ice cream Magnum Indonesia versi Raisa Hangout

Pada scene 4.10 petanda pada karakter sosok Raisa terlihat mengenakan

jaket kulit berwarna hitam dengan terusan dress berwarna ungu terang, jaket kulit pada pria menimbulkan kesan maco dan gagah namun ketika wanita mengenakan

jaket kulit akan nampak kesan yang berbeda dan menimbulkan kesan casual , dan

berani. Sedangkan untuk makna warna yang menimbulkan kesan tidak terlalu feminime berkat kehadiran jaket kulit tersebut, warna hitam membuat sang wanita memiliki karakter berkepercayaan diri tinggi, elegan, sedangkan warna ungu menimbulkan kesan mudah bergaul, dan hangat. Pengkonstruksian lainnya adalah adanya visualisasi sosok yang diimpikan kaum wanita dengan sikap yang mudah

bergaul dan memiliki sosok yang tetap elegan, seperti pada pengambaran sosok wanita dengan pakaian feminim serba pink dengan rambut tertata rapih.

(lihat scene 4.13) dan sang wanita (lihat scene 4.14) menjadi bentuk

simbol wanita kelas elit didukung dengan background yang mampu

menerjemahkan jalannya cerita. Pola tingkah laku sang wanita yang menjinjing tasnya dengan tangan yang lentik menggunakan pakaian berwarna soft merah muda menimbulkan kesan ceria serta sosok wanita yang bertubuh langsing

menggunakan dress dan syal berwarna putih memberi kesan innocence.

Suasana yang terbangun merupakan citra pertemanan dimana pada scene

4.15 terlihat mereka bertemu dan berkumpul sambil tertawa riang. Ketiga wanita

tersebut digambarkan sangat ekspresif, lihat bagaimana cara sang wanita tertawa menutup mulutnya hal tersebut memberikan kesan bagaimana bentuk etika yang dikontruksi sebagai pola tindak wanita yang anggun.

Pada scene 4.12 denotasi pada Handphone iphone merupakan alat penghubung via suara, gambar antara satu orang dengan orang lainnya, namun konotasi dari handphone iphone tersebut adalah bagian dari gaya hidup yang menentukan posisi kita pada lingkungan sosial. Iphone merupakan smartphone keluaran apple asal Amerika serikat yang menjadi tren dengan kecanggihan fiturenya. Mengapa menggunakan iphone tetapi bukan menggunakan handphone merk Cina atau bangsa Asia lainnya? Hal itu karena kita terkognisi akan penggunaan teknologi bangsa Eropa yang dinilai lebih berkelas dibanding kita menggunakan teknologi produksi Cina.

3. Kode Simbolik

Simbol-simbol yang terdapat pada kedua iklan ice cream magnum banyak

menggunakan wanita sebagai sebuah citra ataupun identitas sosial, bahasa tubuh dan prilaku wanita modern yang bermandikan gaya hidup kaum urban. Penggunaan properti seperti pakaian yang lebih condong mengikuti budaya luar

dengan mini dress serta teknik pengambilan gambar untuk menangkap

penggambaran situasi dan latar belakang iklan tersebut maupun kesan warna yang ditampilkan.

a. Ice cream Magnum Pink Pomegranate Dan Black Espresso

Ekspresi merupakan komponen penting sebagai sarana penyampaian pesan secara visual, dengan ekspresi pengiklan dapat meyakinkan audiens untuk

mendapatkan presepsi yang sama. Seperti pada scene 4.1 dimana teknik

pengambilan gambar close up yang berguna untuk menangkap setiap detail mimik

ekspresi sang wanita. Rambut sang wanita terurai panjang bergelombang untuk memberikan kesan sexy juga terlihat bagaimana mata terpejam saat sang wanita

mengigit sebuah ice cream magnum tersebut, menandakan bahwa ia

menikmatinya, gerak bibir sang wanita dibuat eksotis dan menggoda sehingga

visual close up tersebut memberikan kesan kenikmatan akan hadirnya produk

magnum.

Teknik pengambilan gambar very long shot (lihat scene 4.2) Pada scene

ini latar belakang atau setting nampak lebih dominan dari objek utamanya

menjadi unsur yang dominan pada scene ini dimana warna hitam mengambarkan sifat elegan, kuat, dan memiliki sisi misterius tersendiri yang membuat

penggunanya terlihat berkelas, serta red carpet , gerbang pintu besar berwarna

gold yang tepat berada di tengah frame mengambarkan kemegahan pesta tersebut. Warna emas memiliki kesan akan kemewahan atau barang yang bernilai mahal.

Penggunaan teknik pengambilan gambar (lihat scene 4.3) dengan Medium

Long Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat obyek manusia dari atas lutut sampai di atas kepala serta pengambilan sudut pandangan

menggunakan Low Angle (frog eye view) Pengambilan gambar dari bawah objek

menimbulkan kesan akan keagungan atau kejayaan terlebih posisi wanita (Carla

Moure) dengan berkacak pinggang dengan sebelah tangan memegang produk ice

cream magnum. Peneliti melihat kesan wanita independent, arogant, namun glamour dimana berkacak pinggang dengan dress hitam menunjukan sikap wanita berkemampuan finansial yang baik.

Pada scene 4.4 teknik pengambilan gambar dan sudut pandang

menggunakan high angle dan long shot untuk menunjukan suasana atau setting

keseluruhan pada iklan tersebut dimana terlihat suasana ramainya pesta yang didominasi dengan dress mini dan serta tuksedo pakaian jas stelah resmi memperlihatkan adanya dominasi kelas sosial, kaum terpandang. Pakaian yang dikenakan menjadi indikator yang tepat untuk mendeskripsikan jenis kepribadian dan gaya hidup. Tata rambut yang sedikit bergelombang membuat kesan seksi

ditambah senyuman mengoda (lihat scene 4.5) dengan teknik pengambilan

gambar close up membuat dress yang memperlihatkan potongan dengan bagian

atas terbuka lebar menambah daya tarik visual akan wanita dengan kesenangan hidupnya.

Selanjutnya pada scene 4.6 dominasi warna merah muda yang memiliki

kesan cinta, kasih sayang, kelembutan, ceria, feminin namun pada scene ini

memperlihatkan bahwa setting tempat berada ditengah-tengah club didukung

dengan sosok seseorang yang memegang headset serta mengangkat tangannya

keatas dan diikuti banyak orang yang menari riang dengan menggunakan teknik

Dunia malam yang identik dengan budaya luar digambarkan dengan begitu apik dan dipresepsikan begitu natural terlebih dengan sang wanita yang terlihat menikmati kesenangan tersebut dan tersenyum lebar dengan melepaskan high heelsnya (lihat scene 4.7) menandakan kebebasannya dalam bergerak riang tidak ingin kakinya terlukai saat menikmati kesenangan disebuah club dengan

menggunakan high heels. Peneliti menangkap pesan iklan yang ingin disampaikan

adalah sebuah ice cream mampu membawa kesenangan, dan sang wanita juga

mampu bersenang-senang di sebuah club, Tetapi peran budaya kita dimana wanita memiliki kesan yang buruk ketika keluar pada malam hari seperti berusaha ditembus oleh iklan ini, menjadi suatu yang wajar untuk menikmati kesenangan bagi siapapun, dan kesenangan yang nampak seperti melakukan tindakan foya-foya adalah moral yang baik.

Pada scene 4.8 latar dominan unsur eropa terlihat pada aksen tangga

pengambaran suasana elegan dan eksotis. pada scene 4.9 penggunaan properti seperti mobil sport pada detik terakhir iklan menjadi detail unsur kesenangan

dimana dengan mengimpikan „mempunyai‟ mobil tersebut adalah pengambaran

gaya hidup yang ideal untuk dimiliki setiap manusia.

b. Ice cream Magnum Indonesia versi Raisa Hangout

Penggunaan teknik medium long shot (lihat scene 4.10) memungkinkan

Raisa maupun objek lingkungan sekitar masih terlihat sehingga menimbulkan

kesan dimana Raisa berada. Setting cafe terlihat dengan seorang pelayan yang

memakai pakaian hitam putih namun berada pada gambar blur karena fokus

mengarah pada gerak tubuh Raisa yang menjadi role model. Sang wanita tengah

melihat sekitar seperti memastikan tidak ada yang akan menganggu kesenangannya.

Pada scene 4.11 ketika sang wanita tengah menikmati sebuah ice cream

magnum dengan mengigit sambil memejamkan mata juga dilakukan seperti scene

melalui teknik pengambilan gambar berupa close up, dengan sudut pengambilan

gambar tersebut keanggunan wajah Raisa saat memakan ice cream dapat terlihat

dengan jelas sebagai kondisi pembenaran cara wanita dalam pola tindak. Pada

titik fokus close up hal-hal yang mendesripsikan kecantikan paras seorang Raisa

saat memejamkan matanya menikmati sebuah ice cream bahkan ditonjolkan

dengan penggunaan bulu mata palsu, make up, anting berlian, rambut yang tertata rapih hal itu merupakan bagian dari makna kenikmatan yang berusaha disupport melalui simbol-simbol lainnya.

Seperti halnya kebanyakan iklan yang hadir di luar dimana wanita menjadi komposisi utama dalam bumbu visual produksi sebuah iklan. Figure Raisa mampu mendeskripsikan kondisi fisik yang minati kaum wanita dengan wajah anggun, rambut panjang hitam kemilau, tubuh ramping, dan senyum manis.

Pada scene 4.13 dan scene 4.14 tindak laku wanita yang berjalan dengan

anggun juga menjadi kondisi ideal seorang wanita dengan tangan yang dengan

Dokumen terkait