• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Bank Umum

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 36-41)

PERKEMBANGAN PERBANKAN REGIONAL

3.2. Kondisi Bank Umum

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  40

Riau oleh perbankan tercatat sebesar Rp11,12 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp95,00 miliar (0,85%) dibandingkan triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar Rp11,22 triliun. Secara tahunan penyaluran kredit perbankan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan sebesar Rp2,14 triliun (23,88%) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,97 triliun.

Sebagai dampak penurunan penyaluran kredit oleh perbankan yang diiringi kenaikan DPK maka LDR perbankan Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan akhir 2008 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan IV 2008 LDR perbankan Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 66,01% maka pada triwulan I 2009 LDR perbankan tercatat sebesar 63,91%.

Dampak krisis keuangan global sudah mulai terasa terhadap perekonomian Provinsi Kepulauan Riau yang ditunjukkan dengan turunnya indikator penyaluran kredit oleh para pelaku perbankan di Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana tergambar dari data tersebut di atas. Alih-alih menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, kalangan perbankan di Provinsi Kepulauan Riau lebih banyak menghimpun dana dalam rangka memperkuat kondisi likuiditasnya.

3.2. Kondisi Bank Umum

Beberapa indikator industri bank umum menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil meskipun indikator penyaluran kredit oleh perbankan menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Total asset bank umum yang berada di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan DPK yang dihimpun oleh bank umum.

Grafik 3.2. Perkembangan Total Asset, Kredit,  DPK dan LDR Bank Umum 

Grafik 3.3. Perkembangan Kredit dan NPL’s Bank  Umum 

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  41

Jumlah jaringan kantor cabang bank umum di wilayah Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebanyak 46 kantor cabang pada triwulan I 2009 atau tidak mengalami pertambahan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.1 –Perkembangan Indikator Bank Umum

(juta rupiah) Indikator Periode 2008 2009 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 1. Jaringan BU 45 45 45 46 46 a. Batam 29 29 29 29 29 b. Tj. Pinang 13 13 13 14 14 c. Karimun 2 2 2 2 2 d. Natuna 1 1 1 1 1 2. Total Asset 16.065.809 16.709.890 17.600.675 19.898.329 20.242.439 a. Batam 11.821.641 12.319.472 12.891.294 14.478.579 14.578.187 b. Tj. Pinang 3.586.531 3.619.643 3.830.760 4.392.858 4.621.290 c. Dati II lain 657.637 770.775 878.621 1.026.892 1.042.962 3. Total DPK 13.442.509 14.071.918 14.446.343 16.332.781 16.601.580 a. Batam 9.389.470 9.873.065 9.966.579 11.249.163 11.245.003 b. Tj. Pinang 3.421.781 3.442.043 3.609.408 4.067.217 4.328.898 c. Dati II lain 631.258 756.810 870.356 1.016.401 1.027.679 4. Total Kredit 8.583.889 9.291.399 9.944.195 10.653.877 10.529.216 a. Batam 7.100.350 7.623.089 8.139.988 8.729.088 8.512.180 b. Tj. Pinang 1.193.191 1.319.883 1.423.511 1.539.970 1.622.192 c. Dati II lain 290.348 348.427 380.696 384.819 394.844 5. LDR (%) 63,86 66,03 68,84 65,23 63.42 a. Batam 75,62 77,21 81,67 77,6 77.73 b. Tj. Pinang 34,87 38,35 39,44 37,86 37.47 c. Karimun 41,57 41,65 39,89 38,41 38.32 d. Natuna 62,4 59,59 54,34 36,83 38.63 6. NPLs (%) 1,57 2,33 2,94 2,60 2.96 a. Batam 1,4 2,14 2,96 2,76 3.15 b. Tj. Pinang 2,93 3,21 2,64 2,04 2.44 c. Karimun 0,57 4,84 5,29 1,72 1.47 d. Natuna 0 0 0 0 0.04

Sumber : Bank Indonesia

3.2.1. Total Asset Bank Umum

Sampai dengan triwulan I 2009, total asset bank umum mencapai Rp20,24 triliun atau mengalami peningkatan sebesar Rp344,11 miliar (1,73%) dibanding triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar Rp19,89 triliun. Secara tahunan terjadi peningkatan sebesar Rp4,1 triliun (26,00%) terhadap posisi yang sama tahun sebelumnya.

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  42

Berdasarkan Dati II, kegiatan bank umum masih terkonsentrasi di Kota Batam, dimana jumlah total asset bank umum sebagian besar masih tetap terhimpun di Kota Batam. Total

asset bank umum yang ada di Kota Batam pada triwulan I 2009 sebesar Rp14,58 triliun atau

72,02% dari seluruh total asset bank umum di Kepulauan Riau. Sedangkan total asset yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Tanjung Pinang sebesar Rp4,62 triliun atau 22,83% dari seluruh total asset perbankan di Kepulauan Riau. Sementara itu total asset perbankan di wilayah Kepulauan Riau (Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, dan Natuna) sebesar Rp1,04 triliun (5,15%).

Total asset perbankan di Kota Batam mengalami peningkatan sebesar Rp99,61 miliar (0,69%) secara triwulanan (qtq) sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar Rp2,76 triliun (23,32%). Sedangkan untuk total asset perbankan di wilayah Kota Tanjung Pinang mengalami peningkatan sebesar Rp228,43 miliar (5,20%) sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar Rp1,03 triliun (28,85%). Untuk perbankan di wilayah Kepulauan Riau yang meliputi Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun dan Natuna, total asset perbankan di wilayah tersebut mengalami peningkatan secara triwulanan sebesar Rp16,07 miliar (1,56%) sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar Rp385,32 miliar (58,59%).

3.2.2. Dana Pihak Ketiga Bank Umum

Pada triwulan I 2009, jumlah dana masyarakat yang dihimpun oleh bank umum mengalami peningkatan sebesar Rp268,79 miliar (1,65%) menjadi sebesar Rp16,60 triliun. Peningkatan DPK bank umum pada triwulan I 2009 sebagian besar disumbangkan oleh peningkatan simpanan dalam bentuk deposito yang naik Rp598,64 miliar (18,22%) dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga tercatat sebesar Rp3,88 triliun. Secara tahunan simpanan dalam bentuk deposito mengalami peningkatan sebesar Rp985,22 miliar atau

Diagram 3.1. Share Asset Bank  Umum 

Grafik 3.4. Perkembangan Asset Bank Umum 

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  43

33,99%. Sedangkan simpanan dalam bentuk tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp17,27 miliar (0,30%). Secara tahunan, simpanan dalam bentuk tabungan juga mengalami peningkatan sebesar Rp816,47 miliar (16,36%).

Sementara itu simpanan dalam bentuk giro secara triwulanan justru mengalami penurunan sebesar Rp347,12 miliar (4,78%) terhadap triwulan sebelumnya. Secara tahunan simpanan dalam bentuk deposito mengalami peningkatan sebesar Rp1,36 triliun (24,45%).

Meskipun mengalami penurunan, secara nominal porsi simpanan giro masih merupakan jenis simpanan terbesar (41,62%) diantara dua jenis simpanan lain dengan nilai nominal sebesar RpRp6,91 triliun. Porsi simpanan jenis tabungan tercatat sebesar Rp5,81 triliun (34,99%). Sedangkan simpanan dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp3,88 triliun (23,39%). Dominasi sektor industri dan sektor perdagangan pada perekonomian Kota Batam turut mempengaruhi jenis transaksi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau. Kebutuhan masyarakat akan dana likuid serta transaksi ekonomi yang membutuhkan waktu singkat menyebabkan simpanan berbentuk giro memiliki porsi terbesar terhadap total simpanan masyarakat di perbankan.

3.2.3. Kredit Bank Umum

Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan I 2009 tercatat sebesar Rp10,52 triliun turun sebesar Rp124,66 miliar (1,17%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan jumlah kredit yang disalukan oleh bank umum tersebut berakibat pada penurunan tingkat LDR (Loan to Deposit

Ratio) bank umum di Provinsi Kepulauan Riau menurun dari 65,23% pada triwulan IV 2008

menjadi 63,42%. Sumber : Bank Indonesia 

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  44

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan di wilayah kerja KBI Batam sebagian besar digunakan untuk kredit konsumsi sebesar Rp4,31 triliun atau 40,98% dari total kredit yang diberikan. Sedangkan kredit untuk modal kerja dan investasi masing-masing sebesar Rp3,75 triliun (35,59%) dan Rp2,46 triliun (23,43%).

Dari segi pertumbuhan, jenis kredit yang mengalami peningkatan pada triwulan I 2009 adalah kredit konsumsi yang mengalmai peningkatan sebesar Rp116,59 miliar (2,78%) terhadap triwulan IV 2008. Secara tahunan kredit konsumsi mengalami peningkatan sebesar Rp977,76 miliar (29,30%).

Kredit modal kerja dan kredit investasi secara triwulanan pada triwulan I 2009 mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp227,59 miliar (5,73%) dan Rp13,65 miliar (0,55%). Secara tahunan baik kredit modal kerja maupun kredit investasi mengalami kenaikan. Pada triwulan I kredit modal kerja mengalami peningkatan sebesar Rp692,71 miliar (22,67%). Sedangkan kredit investasi secara tahunan meningkat sebesar Rp274,87 miliar (12,54%).

NPL bank umum di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I 2009 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. NPL bank umum meningkat dari 2,60% pada triwulan IV 2008 menjadi 2,96% pada triwulan laporan. Krisis keuangan global yang berdampak kepada kondisi perekonomian Singapura ikut berkontribusi pada kualitas kredit di Provinsi Kepulauan Riau. Turunnya permintaan berakibat pada turunnya kapasitas produksi beberapa perusahaan yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Meski demikian, angka NPL’s kantor cabang bank umum di Provinsi Kepulauan Riau masih berada di bawah standar NPL’s yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%.

Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Jenis 

Penggunaan Bank Umum  Diagram 3.3. Kredit Jenis Penggunaan  Bank Umum 

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  45

3.2.4. Kredit UMKM Bank Umum

Searah dengan yang terjadi pada total kredit bank umum, penyaluran kredit UMKM pada triwulan I 2009 juga mengalami penurunan. Jika pada triwulan IV 2008 penyaluran kredit UMKM tercatat sebesar Rp5,71 triliun pada triwulan I 2009 kredit UMKM bank umum turun menjadi sebesar Rp5,64 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp62,25 miliar (1,09%). Namun secara tahunan kredit UMKM bank umum pada triwulan I 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp821,81 miliar (17,04%).

Sementara itu jika dilihat dari share kredit UMKM, menunjukkan trend penurunan. Namun pada triwulan I 2009 nampak telah menunjukkan kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan IV 2008, share kredit UMKM tercatat sebesar 53,56% maka pada triwulan I 2009 share kredit UMKM mengalami peningkatan menjadi 53,61%.

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 36-41)