• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL 3.2 – PERKEMBANGAN INDIKATOR BPR

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 42-47)

PERKEMBANGAN PERBANKAN REGIONAL

TABEL 3.2 – PERKEMBANGAN INDIKATOR BPR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  46

TABEL 3.2 – PERKEMBANGAN INDIKATOR BPR

(dalam jutaan rupiah) KETERANGAN 2008 2009 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 TOTAL ASSET 642.366 680.641 776.379 918.784 1.086.223 TOTAL DANA 498.168 504.879 564.556 660.973 801.204 a. Tabungan 40.902 44.805 51.715 63.749 82.123 b. Deposito 457.266 460.073 512.841 597.224 719.079 TOTAL KREDIT 394.750 461.337 538.346 563.476 593.136 a. Investasi 30.844 40.208 50.540 52.551 54.784 b. Modal Kerja 90.339 108.041 128.903 128.638 134.479 c. Konsumsi 273.567 313.088 358.903 382.287 403.873

Sampai dengan triwulan I 2009 jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tercatat ada 24 kantor BPR dan 3 (tiga) kantor cabang BPR atau terjadi penambahan 1 (satu) BPR. Perkembangan BPR yang sudah beroperasi juga tergolong cukup baik yang ditunjukkan oleh kenaikan share beberapa indikator kinerja BPR terhadap perbankan di Provinsi Kepulauan Riau secara keseluruhan.

Dilihat dari total asset, share asset BPR terhadap total asset perbankan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan secara gradual tiap triwulan. Pada triwulan I 2009 terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Jika pada triwulan IV 2008 share asset BPR terhadap total asset perbankan di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 4,41% maka pada triwulan I 2009 share total asset BPR Provinsi Kepulauan Riau terhadap perbankan provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 5,09%. Peningkatan share ini terjadi karena tingkat pertumbuhan asset BPR lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan asset kantor cabang bank umum yang beroperasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Grafik 3.8. Share Asset BPR terhadap Perbankan

Sumber : Bank Indonesia 

Grafik 3.9. Share Kredit BPR terhadap Perbankan

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  47

Selain itu peningkatan asset share asset BPR tersebut tidak lepas dari tingkat pertambahan BPR baru yang cukup tinggi. Adanya peningkatan jumlah BPR tersebut memberikan masyarakat lebih banyak pilihan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan baik konsumsi, investasi maupun modal kerja. Penambahan jumlah BPR tersebut juga dapat ikut serta mendorong pertumbuhan sektor usaha domesitik khususnya koperasi dan UMKM.

Dari sisi pembiayaan, share kredit BPR terhadap total kredit perbankan di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan terhadap triwulan IV 2008. Pada triwulan I 2009 share kredit BPR terhadap total kredit perbankan tercatat sebesar 5,33% lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,33%. Peningkatan share kredit ini dipengaruhi oleh penurunan kredit yang disalurkan oleh bank umum. Sementara itu kredit BPR terus melanjutkan trend peningkatan selama tiga tahun terakhir.

3.3.1. Total Asset Bank Perkreditan Rakyat

Total asset BPR yang berada di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Batam sampai dengan triwulan I 2009 terus melanjutkan trend peningkatan. Sampai dengan triwulan I 2009, total asset BPR mengalami peningkatan sebesar Rp167,44 miliar (18,22%) menjadi sebesar Rp1,09 triliun dibanding triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar Rp918,78 miliar. Secara tahunan total asset BPR mengalami peningkatan sebesar Rp443,85 miliar (69,10%) dibanding posisi yang sama pada tahun 2008.

3.3.2. DPK Bank Perkreditan Rakyat

Grafik 3.10. Perkembangan Asset BPR

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  48

Sebagaimana indikator BPR yang lain, total dana yang berhasil dihimpun oleh BPR pada triwulan laporan meningkat dengan triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan IV 2008 total dana yang dihimpun BPR tercatat sebesar Rp660,97 miliar, maka pada triwulan I 2009 DPK BPR meningkat menjadi Rp801,20 miliar atau naik sebesar Rp140,23 miliar (21,22%). Secara tahunan dana yang berhasil dihimpun oleh BPR mengalami peningkatan sebesar Rp303,03 miliar (60,83%). Sebagaimana karakteristik BPR, sebagian besar dana masyarakat yang dihimpun oleh BPR disimpan dalam bentuk deposito. Sedangkan simpanan dalam bentuk tabungan biasanya digunakan oleh nasabah untuk proses pencairan kredit. Dana simpanan dalam bentuk deposito yang dihimpun oleh BPR di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar Rp719,08 miliar atau 89,75% dari seluruh total DPK BPR. Sedangkan 10,25% disimpan dalam bentuk tabungan sebesar Rp82,15 miliar.

Simpanan dalam bentuk deposito mengalami peningkatan sebesar Rp121,86 miliar (20,40%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan secara tahunan simpanan dalam bentuk deposito di BPR mengalami peningkatan sebesar Rp261,81 miliar (57,26%). Secara triwulanan simpanan dalam bentuk tabungan mengalami peningkatan sebesar Rp18,37 miliar (28,82%) dibandingkan triwulan IV 2008. Sedangkan secara tahunan mengalami peningkatan sebesar Rp41,22 miliar (100,78%) dibandingkan posisi yang sama tahun 2008.

3.6. Kredit Bank Perkreditan Rakyat

Ketika penyaluran kredit bank umum mengalami peningkatan, penyaluran kredit yang dilakukan oleh BPR kepada masyarakat pada triwulan I 2009 justru mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV 2008. Jumlah kredit yang disalurkan oleh 24 BPR yang beroperasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I 2009 tercatat sebesar Rp593,14 miliar atau meningkat Rp29,66 miliar (5,26%) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp563,48 miliar. Sementara itu secara tahunan kredit BPR di Provinsi Kepulauan Riau mengalami

Grafik 3.11. Perkembangan DPK BPR Diagram 3.4. Share DPK BPR

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  49

peningkatan sebesar Rp198,39 miliar (50,26%) dibandingkan triwulan I 2008 yang tercatat sebesar Rp394,75 miliar..

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh BPR di wilayah kerja KBI Batam sebagian besar digunakan untuk keperluan konsumsi. Kredit untuk konsumsi yang disalurkan BPR di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan I 2009 tercatat sebesar Rp403,87 miliar atau 68,09% dari seluruh total kredit yang diberikan oleh BPR. Sementara kredit untuk modal kerja yang diberikan BPR di Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp134,48 miliar atau 22,67% dari seluruh total kredit yang diberikan oleh BPR. Sedangkan porsi kredit investasi adalah sebesar Rp54,79 miliar (9,24%).

Kredit konsumsi BPR di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp21,58 miliar (5,26%) dibandingkan triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar Rp382,29 miliar. Sementara itu secara tahunan kredit konsumsi BPR mengalami peningkatan sebesar Rp130,30 miliar (47,63%) dibandingkan posisi yang sama tahun 2008.

Kredit modal kerja yang disalurkan BPR di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp5,84 miliar (4,54%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan secara tahunan kredit modal kerja BPR mengalami peningkatan sebesar Rp44,14 miliar (48,86%) dibandingkan posisi triwulan I 2008. Kredit investasi yang disalurkan oleh BPR kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan triwulan I 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp2,24 miliar (4,26%) dibandingkan triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar Rp52,55 miliar. Secara tahunan kredit investasi BPR di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan sebesar Rp23,95 miliar (77,66%) terhadap posisi yang sama tahun 2008 yang tercatat sebesar Rp30,84 miliar.

Besarnya kredit BPR untuk keperluan konsumsi mencerminkan intermediasi yang dilakukan BPR terhadap dunia usaha masih belum optimal. Sebagian besar BPR di Provinsi

Grafik 3.12. Perkembangan DPK BPR Diagram 3.5. Share Kredit BPR

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  50

Kepulauan Riau menyalurkan kredit untuk keperluan pembelian mobil dan beberapa untuk pembelian rumah atau ruko. Sedangkan porsi yang untuk kredit produktif terutama pemberdayaan UMKM masih kurang optimal. Hal ini perlu digalakkan mengingat fitrah BPR adalah sebagai lembaga pembiayaan UMKM dan Koperasi.

Sementara itu, NPLs kredit yang diberikan oleh BPR sampai dengan triwulan I 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. NPLs kredit BPR pada triwulan laporan tercatat sebesar 2,10% lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2008 yang tercatat sebesar 1,59%. Meskipun mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah NPLs BPR yang beroperasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau secara trend data masih berada pada kisaran 1% - 2%, jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. Namun jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya NPLs BPR di Provinsi Kepulauan Riau justru mengalami penurunan. NPLs BPR pada posisi Maret 2008 tercatat sebesar 2,33%.

Grafik 3.13. Perkembangan Kredit dan NPLs BPR

 

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau 

Triwulan I ‐ 2009  51

BAB 4

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 42-47)