• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengelolaan Persampahan Kota Samarinda

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA 164 Pembangunan Fisik Kws Karang Asam KOTA

B. Profil Rinci Pengelolaan Air Limbah

3. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah

7.4.1.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Persampahan Kota Samarinda

Sub Bidang Persampahan pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah. Tatanan program yang digunakan adalah sama dengan tatanan program pada Renstra Dep. PU (2004-2009), Renstra SKPD, dan RPJMD. Pemograman harus mengacu pada kebijakan dan strategi

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan persampahan mengacu pada RPJMN 2004- 2009 yaitu meningkatkan jumlah sampah terangkut dan meningkatkan kinerja pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berwawasan lingkungan pada semua kota metropolitan, kota besar dan sedang. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), upaya pencapaian sasaran RPJMN 2004- 2009, dapat dilakukan meliputi:

1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.

2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. 3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.

Sasaran utama yang hendak dicapai yaitu (1) pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk; (2) pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%; (3) tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill untuk kota metropolitan dan besar serta controlled landfill untuk kota sedang dan kecil serta tidak dioperasikannya TPA secara open dumping.

Program pengelolaan persampahan adalah mewujudkan keindahan, kebersihan dan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan 3R, kegiatan operasional adalah pelayanan yang dimulai pengumpulan sampah dari masyarakat ke TPS dilakukan oleh masyarakat, peningkatan kesadaran dengan penyuluhan serta peningkatan retribusi kebersihan.

a. Gambaran Umum Pengelolaan Persampahan Saat Ini

Produksi sampah akan meningkat sesuai peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, demikian juga dengan komposisinya, dimana jenis anorganik (plastik, kertas, kaleng) cenderung meningkat volume dan variasi jenisnya. Teknik operasional penanganan sampah secara keseluruhan akan semakin sulit, khususnya di wilayah perkotaan, berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan proses pengumpulan, penempatan peralatan, dan penyediaan sarana pembuangan akhir.

Dua hal yang terakhir berkaitan dengan berkurangnya lahan kosong diperkotaan dan ketersediaan lahan yang cocok untuk TPA sampah. Kapasitas pemerintah untuk membiayai prasarana kota akan berkurang sesuai dengan kebijakan otonomi daerah yang mendorong pemerintah daerah untuk mampu membiayai kebutuhan sendiri.

media massa maupun pelaksanaan lokakarya. Secara garis besar kondisi sitem pengelolaan sampah di Kota Samarinda adalah sebagai berikut :

1. Untuk TPA masih bersifat Open Dumping.

2. Jalan protokol dan lingkungan : kumpul – angkut – buang – sumber – sampah RT – tong sampah/ TPS/ Kontainer – armada – TPA

3. Belum ada pemanfaatan sampah, baik perorangan maupun kelompok serta kawasan.

b. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang Ada (Aspek Teknis)

Persampahan dikelola oleh pelaksana tugas Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (KKPPMK). Tugas pokoknya adalah penampungan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan, dan mengelola TPA, serta pengadaan perawatan taman dan lapangan olah raga. Pelayanan dilaksanakan rumah ke rumah, serta membentuk organisasi persampahan dalam pembuangan sampah ke lokasi pembuangan sementara (LPS/TPS).

1. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan pengelolaan persampahan Kota Samarinda saat ini hampir mencakup sebagian besar daerah terbangun kota, terutama permukiman yang terletak disekitar jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut sampah. Prioritas pelayanan saat ini adalah perkantoran, pasar, perumahan di sekitar jalan utama dan perumahan pada daerah padat penduduk dan penyapuan jalan pada jalan protokol dan sekitar perkantoran dan pasar.

2. Pola Pelayanan

Ada lima pola pelayanan persamapahan yang diberlakukan di Kota Samarinda, yaitu untuk rumah tangga (tiga jenis), jalan, dan pasar:

4. Pola pelayanan pertama untuk sampah rumah tangga : Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah sampah (tong sampah, bin plastik, dll) yang ditempatkan dipinggir jalan. masing-masing wadah digunakan oleh tiga rumah tangga. Kemudian petugas memindahkan sampah tersebut ke alat angkut (dump truk), dan mengangkutnya ke TPA. Dengan kata lain pola yang digunkan adalah pola

sampah pada wadah (Kantong plasti, keranjang bekas, tong sampah, bin sampah, dll), kemudian dikumpulkan oleh petugas kebersihan (swasta atau kelurahan ) dan dipindahkan ke pinggir jalan utama (yang menjadi jalur pengangkutan sampah) menunggu truk pengangkut sampah. Ada dua pola penampungan yang digunakan. Jika daerah tersebut telah memiliki fasilitas kontainer, maka sampah tersebut dipindahkan kedalam kontainer dan selanjutnya diangkat ke TPA dengan truk arm roll. Jika daerah tersebut belum dilengkapi dengan fasilitas konterner, maka gerobak sampah berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Selanjutnya setelah truk datang, sampah dipindahkan ke dalam truk dan kemudian diangkut ke TPA sampah. Pola yang digunakan adalah pola individual tak langsung.

6. Pola pelayanan ketiga untuk rumah tangga: Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah (kantong plastik, keranjang bekas, tong sampah, bin sampah, dll), kemudian dikumpulkan ke pinggir jalan utama (yang menjadi jalur pengangkutan sampah) menunggu truk pengangkut sampah. Selanjutnya setelah truk datang, sampah dipindahkan petugas ke dalam truk dan kemudian diangkut ke TPA sampah. Pola yang digunakan adalah pola komunal.

7. Pola pelayanan untuk sampah jalan : sampah jalan disapu oleh Pengelola (petugas) kemudian tumpukan sampah tersebut dipindahkan ke dalam truk pengangkut dan diangkut oleh pengelola ( petugas ) ke TPA.

8. Pola pelayanan untuk pasar: sampah pasar disapu dan dilakukan dikumpulkan oleh Pengelola (petugas) kemudian dikumpulkan ke bak sampah atau kontainer (berfungsi sebagai TPS) yang tersedia di sekitar lokasi pasar dan selanjutnya diangkut oleh pengelola (Petugas) ke TPA sampah.

 Pewadahan

Wadah yang digunakan oleh penghasil sampah pada daerah permukiman dan pertokoan umumnya adalah bin sampah, tong sampah, kardus bekas, dll. Pada daerah pasar wadah yang digunakan umumnya bin plastik, kantong plastik, keranjang bekas, dan sebagian langsung menumpuk sampah disekitar kios. Wadah pada perkantoran, pertokoaan dan perumahan di sekitar jalan utama umumnya seragam menggunakan bin sampah. Jenis wadah berupa bin sampah ini disediakan oleh pengelola Kebersihan Kota Samarinda (Kantor kebersihan, pertamanan, dan pemadam kebakaran). Wadah sampah untuk

tangga, perkantoran, dan pertokoan). Wadah sampah untuk rumah tangga yang tidak terletak di sepanjang jalan utama, disediakan oleh pemilik rumah (pengahasil sampah). Jenis wadah yang digunakan bervareasi, seperti kardus bekas, keranjang bekas, bak sampah permanen, bin sampah, dll.

 Pengumpulan

Saat ini ada empat pola pengumpulan sampah yang teridentifikasi di Kota Samarinda yaitu:

Pada pola pertama, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh petugas kebersihan (petugas kantor Kebersihan) dan secara langsung dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini dilaksanakan pada daerah- daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir jalan utama yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.

Pola kedua di jumpai pada daerah permukiman yang belum dilalui oleh truk pengangkut. Pada pola ini sampah dikumpulkan oleh petugas (yang dibiayai oleh penghasil sampah dan dikoordinir oleh RT masing-masing atau oleh pihak Kelompok masyarakat/Pokmas). selanjutnya sampah dengan gerobak dibawa ke pinggir jalan yang akan dilalui truk pengangkut, ketika truk datang sampah dipindahkan ke dalam truk. Pada pola ini gerobak berfungsi sebagai alat angkut pengumpul dan sekaligus sebagi TPS. Ini dilakukan jika pada jalur pengangkutan sampah terdekat tidak tersedia TPS (bak sampah atau kontainer). Jika di sekitar jalur pengangkutan tersedia TPS, maka sampah dari gerobak langsung dipindahkan kedalam TPS. Pola yang sama juga dilakukan pada daerah pasar, tetapi dengan petugas pelaksana adalah petugas kebersihan (petugas Kontor Kebersihan). Sampah dikumpulkan petugas kemudian dipindahkan ke TPS yang tersedia (Bak sampah atau kontainer) sebelum diangkut ke TPA.

Pola ketiga, pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan oleh penghasil sampah. Pola komunal ini terdapat pada sebagian besar daerah permukiman yang berada disekitar jalur pengangkutan sampah.

Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa peralatan terbuka, bak sampah, atau

langsung mengumpulkan sampahnya ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara terbuka, atau dibakar.

 Pemindahan

TPS yang digunakan saat ini ada 3 (tiga jenis, yaitu:

- Bak sampah yang terbuat dari pasangan bata dengan kapasitas tampung sekitar 2-4 m3. Terdapat disekitar pasar (seperti di sekitar Pasar Pagi) dan juga permukiman. Sampah yang ditampung pada bak sampah pasangan bata ini akan diangkut dengan truk dump.

- Bak sampah jenis kontainer dengan kapasitas tampung 4 m3. Bak sampah jenis kontainer ini ditempatkan di sekitar pasar dan beberapa wilayah permukiman. Sampah yang ditampung pada bak sampah jenis kontainer ini akan diangkut dengan truk arm roll.

- Pelataran terbuka. Ada beberapa pelataran di tempat terbuka yang dijadikan sebagai tempat penampungang sampah sementara. Sampah dari jenis ini diangkut dengan dump truk.

 Pengangkutan

Ada tiga jenis alat angkut yang digunakan saat ini, yaitu truk dump, truk arm roll, dan standard. Jumlah truk pengangkutan sampah yang dioperasikan saat ini ada 11 unit dan 2 unti truk pengangkut petugas:

- Truck Dump : Jumlah truk dump yang dioperasikan ada 8 unit dengan tahun pembuatan antara tahun 1997 hingga tahun 2001. Kapasitas angkut 4 m3 .

- Truck Arm Roll : Jumlah truk arm roll yang dioperasikan ada 3 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut 4 m3 dan dilengkapi dengan kontainer 4 m3.

- Truck Standard : Jumlah truk standard yang dioperasikan ada 2 unit dengan tahun pembuatan tahun 2001. Kapasitas angkut (bak) 4 m3 . Truk standard digunakan untuk mengangkut pekerja (Penyapu jalan, pembersih parit, dan pemotong rumput).

Seluruh truk dump dan arm roll dioperasikan setiap hari oleh 20 orang supir dan 50 petugas sampah (setiap truk dioperasikan oleh 4 s/d 5 petugas sampah) yang bertugas memindahkan sampah dari bin sampah dan bak sampah ke dalam truk drum atau

Jumlah sampah terangkut yang dibuang ke TPA sampah perhari dihitung berdasarkan jumlah truk yang masuk ke TPA dan kapasitas angkut truk. Kegiatan pendataan dilakukan dengan cara mencatat jumlah truk yang masuk ke TPA setiap hari yang mencakup truk sampah yang dioperasikan Kantor Kebersihan.

 Tempat Pembuangan Akhir

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Samarinda terletak Bukit Pinang, Air Putih Kecamatan Samarinda Utara dan TPA Palaran yang melayani wilayah Samarinda Seberang. Lokasi TPA ini termasuk ke wilayah administrasi Kabupaten Kuatai Timur. Morfologi lahan berupa cekungan. Pengoperasian dilakukan secara open dumping. Sampah dibuang dibagian daerah yang datar di bibir cekungan. Pada saat tertentu sampah tersebut didorong ke dalam cekungan. Tidak ada perlakuan khusus (pemadatan, pelapisan, dll) terhadap sampah yang dibuang ke dalam TPA. Luas lahan TPA sekitar 10 Ha. Kegiatan pengurangan jumlah sampah yang akan dibuang ke cekungan dilakukan sekitar 30 KK pemulung yang bermukim pada lokasi dan sekitar TPA. Prasarana yang tersedia di lingkungan TPA sampah adalah jalan masuk, bangunan beratap tanpa dinding untuk pelaksanaan pembuatan kompos (belum difungsikan), dan sarana air minum (tangki ukuran 2 m3) yang diisi setiap 4 hari untuk memenuhi kebutuhan air minum para pemulung yang tinggal disekitar TPA sampah.

 Daur Ulang dan Pengomposan

Pelaksanaan daur ulang dan pengomposan oleh pihak kelompok masyarakat atau perorangan dalam rangka peningkatan pendapatan sudah dilaksanakan di Kota Samarinda. Pelaksanaan daur ulang dilakukan di sumber sampah (dalam kota) dan di TPA sampah. Jumlah pemulung yang ada di TPA sampah sekitar 30 KK. Pemulung ini tinggal menetap di sekitar TPA sampah. Kegiatan pemulung sampah juga terdapat di TPA sampah milik PT Pupuk Kaltim. Jumlah pemulung diperkirakan sekitar 10 s/d 15 orang.

Pelaksanaan pengomposan dilakukan secara alamiah oleh sebagian masyarakat (penghasil sampah) dengan cara meletakkan sampah di atas tanah atau dalam lubang galian dan menunggu hingga sampah berubah bentuk menjadi kompos secara alamiah.

Penyapuan jalan dilakukan oleh pengelola pada jalan-jalan utama yang terdapat di pusat Kota Samarinda dan pada lingkungan pasar. Penyapuan sampah pada jalan utama dilakukan setiap hari sedang pada jalan lain dilakukan setiap minggu. Pelaksanaan penyapuan jalan dilakukan oleh petugas penyapu jalan serta penyapuan dan pengumpulan sampah pasar dilakukan oleh petugas penyapu pasar.

 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pengelolaan sampah adalah peralatan untuk pengumpulan sampah (sapu, garu, sekop, keranjang), gerobak (pengumpulan untuk daerah permukiman tertentu yang tidak dapat dilalui truk dan dioperasikan oleh Kelompok masyarakat atau Pokmas alat angkut truk dump dan truk arm roll.

c. Aspek Pendanaan

Alokasi pembiayaan dari APBD untuk pengolahan persampahan perlu diurakan tentang kemampuan masyarakat/pemda/swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai, seperti pembiayaan pembangunan sarana individu, retribusi persampahan. Dalam hal ini kontribusi masyarakat tidak memenuhi kebutuhan, diharapkan pemerintah kota samarinda dapat memberikan subsidi sementara. Dalam aspek pendanaan perlu juga diuraikan sebagai berikut:

1. Sumber Pendapatan (APBD, Retribusi,dll) 2. Struktur biaya oprasional

 Pengumpulan dan pengangkutan  Pengangkutan

 Pembuangan akhir 3. struktur tarif retribusi

 Kondisi dan kemampuan daerah  Kemampuan masyarakat

 Institusi yang mengelola retribusi

4. SharingPendanaan antara pemerintah pusat, propinsi dan kota samarinda 5. Anggaran Biaya Pengelolaan

persampahan Kota Samarinda meningkat setiap tahun. 6. Retribusi

Pengelolaan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (KKPPMK) bersama masyarakat tergabung dalam organisasi pelayanan persampahan, dengan tanggung jawab mengelola sampah daerah masing-masing.

d. Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan 1. Bentuk dan Stuktur Organisasi

Pengelolaan persampahan Kota Samarinda saat ini berada dibawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda. Penetapan pengelola tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Organiasasi dan Tata Kerja Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran.

Gambar 7.17

Masyarakat (Pokmas) yang melaksanakan proses pengumpulan sampah pada permukiman yang belum mendapat pelayanan langsung dari kantor kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam kebakaran Kota Samarinda. Pokmas tersebut melaksanakan pengumpulan sampah dari rumah tangga dengan menggunakan gerobak dan mengangkutnya ke tepi jalan yang akan dilalui truk pengangkut sampah.

2. Personalia

Jumlah pegawai (status sebagai pegawai negeri dan honor) yang terdapat pada Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda adalah 274 pegawai dengan pendidikan bervareasi mulai dari tamatan SMA hingga Tamatan sarjana S1, dan golongan mulai dari golongan II/a hingga golongan III/d.

3. Uraian Tugas dan Tata Laksana Kerja

Uraian tugas dan tata laksana kerja yang jelas dan rinci bgelum diatur melalui suatu peraturan (surat keputusan). Secara umum ruang lingkup tugas Seksi Kebersihan yang dinyatakan pada perda nomor 11 tahun 2008 adalah melaksanakan teknis operasional pengelolaan sampah Kota Samarinda. Perumusan kebijaksanaan dan pembinaan operasional kebersihan belum diatru dalam perda ini. Secara lebih spesifik, tugas Seksi Kebersihan adalah mencakup kegiatan pengadaan tempat sampah (tong sampah), Pengumpulan pada daerah tertentu, penyediaan TPS, pengangkutan sampah ke TPA sampah, dan pemusnahan sampah di TPA.

e. Aspek Peraturan Perundangan

Ada dua peraturan daerah tetang pelaksanaan pengelolaan kebersihan yang telah ditertibkan di Kota Samarinda yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sampah Kota Samarinda dan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Samarinda.

1. Dasar Pengelolaan Kebersihan

Pengelolaan Kebersihan (persampahan) di Kota Samarinda diatur dengan Perda Nomor 4 Tahun 2004. Pada Perda Nomor 4 Tahun 2004 ini pengaturan tentang pengelolaan sampah (kebersihan) Kota Samarinda mencakup tentang hak, kewajiban (yang harus dilakdanakan), dan larangan (yang tidak boleh dilakukan) masyarakat selaku penghasil

Kewajiban dan larangan yang diatur adalah yanga berkaitan dengan aspek teknis operasional pengelolaan sampah seperti pengumpulan sampah, baik untuk golongan komersial dan non komersial maupun untuk keramaian umum, perorangan; larangan untuk membuang sampah sembarangan; dan pengangkutan sampah ke tempat Pembuangan Akhir sampah. Kewajiban dan larangan ini dilengkapi dengan ketentuan pidana berupa sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi berupa ancamankurungan maksimum 3 (tiga) bulan atau denda sebesar Rp. 5.000.000.

Pengelolaan sampah pada perda Nomor 4 Tahun 2004 ini mengatur antara lain :

a. Ketentuan membuang sampah. Pada bagian ini diatur ketentuan membuang sampah yang berlaku terhadap setiap penduduk atau badan hukum yang ada di Kota Samarinda.

b. Pengaturan tentang tempat pembuangan sampah. Bagian ini mengatur tentang pengadaan, pemeliharaan, dan ukuran tong sampah. Selain itu juga diatur tentang TPS dan tata cara pengoperasian TPS.

c. Pengaturan tentang pengangkutan sampah. Pada bagian ini diatur tata cara pengangkutan sampah dari tong sampah dan TPS ke TPA sampah, dan pengangkutan sampah industri.

d. Pengolahan dan pemusnahan sampah. Pada bagian ini diatur pelaksana dan penanggung jawab pengelola sampah di TPA Sampah.

e. Larangan. Bagian ini mengatur tentang larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat penghasil sampah yang diperkirakan dapat mengganggu proses pengelolaan sampah Kota Samarinda.

Kewajiban Pemerintah yang diatur antara lain adalah dalam penetapan petugas yang bertanggung jawab, pelaksanaan pengangkutan dan pemusnahan sampah di TPA.

2. Organisasi Pengelolaan Kebersihan

Pembentukan organisasi dan tata kerja organisasi Pengelola Kebersihan Kota Samarinda diatur pada perda Nomor 5 Tahun 2003. Berdasarkan Perda tersebut, maka institusi pengelola keberihan Kota Samarinda adalah Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Samarinda. Kantor Kerbersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Samarinda bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan sampah

Susunan organisasi Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Kota Samarinda terdiri atas :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha c. Seksi Kebersihan

d. Seksi Pertamanan dan Pemakaman e. Seksi Pemadam Kebakaran

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Tata kerja pelaksanaan tugas Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dilaksanakan berdasarkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, baik dalam lingkungan internal maupun dengan satuan organisasi lain sesuai dengan tugas masing- masing.

f. Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat adalah segala tindakan masyarakat, langsung atau tidak langsung, yang membantu adapun mengurangi tugas pengelolaan persampahan pada pengelolaan persampahan. Peran serta masyarakat pada pengelolaan persampahan di Kota Samarinda dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu peran serta pada pembiayaan dan peran serta pembiayaan dan pembiayaan dan peran serta pada teknis operasional pengelolaan.

1. Peran Serta Pada Pembiayaan

Peran serta pada pembiayaan diwujudkan dengan membayar retribusi kepada pihak swasta (pokma) yang melaksanakan pengumpulan sampah pada beberapa wilayah permukiman. secara umum, pengumpulan retribusi sampah oleh pemerintah Kota Samarinda kepada masyarakat penghasil sampah yang te lah dilayani oleh kantor Kebersihan dan Pertamanan belum dilaksanakan. Seluruh biaya operasi dan investasi pengelolaan sampah dibiayai oleh Pemerintah Kota Samarinda.

2. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat pada teknis operasional pengelolaan persampahan diwujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan seperti keikutsertaan pada sebagian tahap pengelolaan

menjaga kebersihan lingkungan (tidak memebuang sampah pada tempat sembarangan yang akan meningkatkan beban kerja petugas).

7.4.1.3 Kondisi Eksisting Drainase Permukiman Kota Samarinda

Dokumen terkait