• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Program A Air Limbah

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA 164 Pembangunan Fisik Kws Karang Asam KOTA

A. Air Limbah

5. Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase

7.4.2 Sasaran Program A Air Limbah

Sasaran pengelolaan prasarana dan sarana air limbah untuk kedepannya meliputi pertimbangan utama :

1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Menjelaskan kebutuhan penduduk akan akses pelayanan air limbah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat kota samarinda

2. Meningkatkan keberlanjutan lingkungan

3. Pemenuhan kebutuhan pembangunan ekonomi perkotaan

Prioritas dan sektor unggulan bagi peningkatan ekonomi kota samarinda. Memperkirakan target yang ingin dicapai dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah untuk menunjang kegiatan kawasan dan sektor unggulan tersebut

4. Penanganan air limbah komunal dengan sistem MCK Plus Biogester.

5. Jangka panjangnya dengan perbaikan IPLT dan IPAL secara terpusat di IPAL Jelawat.

Permasalahan dan kondisi yang berkembang dalam pengelolaan lumpur tinja di Indonesia, memerlukan suatu kebijakan dan strategi yang spesifik untuk dapat memelihara, mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan lumpur tinja. Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum dalam rangka pengelolaan lumpur tinja 2001/2005 menetapkan suatu kebijakan dalam pengelolaan lumpur tinja di wilayah perkotaan dan perdesaan, yang memerlukan keterlibatan semua stakeholder.

Kebijakan bidang lumpur tinja diperkotaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengolahan lumpur tinja diprioritaskan pada kawasan yang sangat padat diperkotaan dan pada kawasan di sepanjang sungai Kota Samarinda.

2. Bantuan Pemerintah Pusat diberikan untuk pemantapan kelembagaan melalui pembinaan teknis di bidang manajemen pengolahan lumpur tinja dan bantuan peralatan berikut fasilitas pendukungnya kepada daerah yang betul-betul membutuhkan dan belum memiliki kemampuan sumber daya maupun manajemennya.

3. Pembangunan prasarana dan sarana lumpur tinja diusahakan dengan sistem terpusat dan semaksimal mungkin menggunakan prinsip pemulihan biaya, dengan prioritas pelayanan pada kawasan hunian dengan kepadatan bangunan yang tinggi, kawasan pesisir dengan hunian di atas air.

4. Penanganan lumpur tinja di kawasan permukimam pada dasarnya adalah tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan fasilitas penunjangnya dapat dibantu atau disediakan oleh Pemerintah Daerah tanpa atau dengan bantuan Pemerintah Pusat, ataupun kerja sama dengan pihak swasta.

5. Konsep dasar yang dapat digunakan dalam menangani lumpur tinja di kawasan perumahan dan permukiman adalah bagaimana mengelola lumpur tinja secara

antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

Berdasarkan kepada kondisi yang berkembang dan kebijakan pengelolaan lumpur tinja, terdapat 4 (empat) pendekatan strategis dalam pengelolaan lumpur tinja terkait dengan fungsionalisasi IPLT, antara lain:

a. Strategi Teknis

Strategi teknis ini menekankan pilihan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi. Strategi teknis dapat dirinci sebagai berikut:

 Implementasi proyek Communal System (pengelolaan lumpur tinja sistem komunal) di daerah yang baru dikembangkan dan di daerah yang tak dapat memakai sanitasi setempat, didasarkan pada pendekatan bertahap (stepwise approach). Proyek dibatasi dalam ukuran yang harus sanggup membiayai sendiri, paling sedikit untuk operasi dan pemeliharaannya.

 Pemantapan teknis operasi dan pemeliharaan yang tepat pada IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) sehingga fasilitas IPLT dapat berfungsi secara efisien.  Pengembangan sistem sanitasi setempat yang tepat guna

 Penyediaan subsidi dan bantuan teknis bagi masyarakat kurang mampu untuk membangun dan merenovasi fasilitas pembuangan tinja individu dan komunal dilanjutkan termasuk pengembangan proyek kredit seperti sistem dana berputar.  Pembangunan kakus umum/komunal bagi mereka yang tak mampu membangun asalkan masyarakat atau pengguna dapat menggunakan dan melakukan pemeliharaannya dengan patut.

 Program pendidikan dan penyebaran informasi dapat dilakukan dan diarahkan kepada pengguna untuk menjamin kesinambungan manfaat, operasi dan pemeliharan fasilitas. Dalam hal ini, setiap kota harus memiliki alat penyedot tinja (Vacuum Truck) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPTL) untuk melayani masyarakat yang menggunakan sistem setempat

 Komponen program untuk strategi teknis terdiri dari:

- Daerah dengan kapadatan tinggi (> 300 orang/ha) dan daerah pengembangan baru harus dilayani dengan system terpusat , yang dibiayai developer dengan pengembalian oleh pengguna.

tinggi harus dilayani dengan interceptor berkaitan dengan program Prokasih (Program Kali Bersih).

- Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi (>3 cm/menit) atau muka air tanah tiggi (<1,5 m) harus dilayani dengan shallow sewer dan tangki septic komunal.

- Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi rendah rendah (<3 cm/menit) dan muka air tanah rendah (>1,5 m) harus menggunakan tangki septic dengan desain khusus.

- Seleksi pemilihan metoda pengolahan Lumpur tinja hendaknya dilakukan mulai dari teknologi yang paling sederhana (operasi dan pemeliharaan), biaya yang rendah (investasi dan operasi), teknologi yang tepat (diterima masyarakat, berguna dan efektif dalam pengolahannya.)

b. Strategi Institusi/Kelembagaan

Strategi institusi ini menekankan pada peningkatan kemampuan institusi yang ada, diuraikan dibawah ini:

 Pemerintah Kota harus membentuk dan mengkoordinasikan unit pelaksanaan yang bertanggung jawab atas penanganan lumpur tinja.

 Pada umumnya, direkomendasikan untuk meningkatkan kemampuan unit pelaksana yang ada dan mengatur kembali unti-unit tersebut untuk melakukan tugas mereka yang baru. Namun demikian pendiriran organisasi baru hanya diperbolehkan ketika sangat diperlukan, dan sangat tergantung dari klasifikasi kota, karakteristik masyarakat, potensi masyarakat, serta peraturan yang berlaku.

 Untuk mengelola lumpur tinja setempat termasuk pengangkutan dan pengolahan akhir di IPLT diserahan kepada Dinas Pekerjaan Umum atau Dinas Kebersihan.  Tanggung jawab pemerintah pusat yaitu memberi petunjuk, pemantauan dan

strategi, pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kemampuan pmerintah daerah dalam persiapan proyek dan pelaksanaan proyek pilot, dan penyediaan investasi awal untuk pemerintah daerah dalam pembangunan prasarana sanitasi.

 Program pelatihan bagi staf pemerintah daerah dan penyuluhan sanitasi yang bersifat nasional harus dimulai sebagai bagian dari strategi.

pelaksanaan sanitasi setempat, membangun fasilitas kakus komunal, melaksanakan proyek Communal System dengan bantuan dana dari pemerintah pusat jika memungkinkan dan penyedotan lumpur tinja serta mengawasi dan mengendalikan bantuan teknik bagi fasilitas sanitasi setempat.

 Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) harus memberikan kontribusinya dalam memperluas wawasan pemerintah daerah dalam menyiapkan rencana pengelolaan lumpur tinja domestik.

 Proyek sanitasi setempat yang ada harus diperluas dan dikembangkan menjadi suatu program yang berkesinambungan. Setahap demi setahap pemerintah daerah mengambil peran yang dibantu oleh konsultan.

 Promosi partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan operasi serta pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal harus diteruskan. Organisasi non Pemerintah (NGO) dan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) harus dilibatkan untuk mempromosikan partisipasi masyarakat secara aktif.

 Penerbitan dan pelaksanaan peraturan daerah tentang:

- Izin Mendirikan Bangunan yang mengatur bahwa setiap bangunan harus memiliki tangki septik yang sesuai dan IPLT yang memenuhi standar efluen. - mengendalikan proses pengumpulan dan pembuangan lumpur tinja.

c. Strategi Pendanaan

Strategi pendanaan/keuangan untuk menunjang investasi dari masyarakat dan sektor swasta, dan untuk mempromosikan mekanisme pengembalian biaya dan peningkatan pendapatan;

 Investasi swasta dan masyarakat dalam, pembuangan tinja harus ditunjang dan dipromosikan dengan upaya sebagai berikut:

- Kegiatan promosi.

- Spesifikasi dan peraturan bangunan.

- Pedoman teknis untuk konstruksi, operasi serta pemeliharaan fasilitas sanitasi.

- Fasilitas pendanaan (sistem kredit) dan bantuan bagi konstruksi fasilitas pembuangan tinja secara individual atau komunal.

 Mekanisme pengembalian biaya dan pengumpulan pendapatan dirinci lebih lanjut.

kredit berbeda tergantung kondisi setempat.

 Biaya bersama satu kelompok untuk sistem individual, harus juga diperkenalkan bagi fasilitas komunal yang digunakan oleh sejumlah kecil rumah tangga.

d. Strategi Promosi

Strategi Promosi yang ekstensif secara nasional dan regional. Untuk mendidik dan menambah kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang baik, harus dilaksanakan strategi promosi. Promosi ini dilaksanakan melalui program “Pemasaran Sosial” yang diharapkan menunjang keinginan masyarakat untuk menggunakan fasilitas pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang baik dan sehat.

Berikut ini adalah rekomendasi yang diberikan dalam bentuk matrik tentang Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak dalam Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah:

Tabel 7.25

Matriks Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak

No Kebijakan Strategi Rencana Tindak

1

Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site di perkotaan

1. Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standard pelayanan minimal di perkotaan 2. Pengembangan pelayanan

sistem air limbah terpusat di perkotaan secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive 3. Meningkatkan cakupan

pelayanan air limbah yang dikelola oleh BUMD dan dinas

4. Prioritas pembanguna pada masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air 5. Mendorong kerjasama

antar kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari

pencemaran air limbah permukiman

Meningkatkan kapasitas pengolahan melaui pembangunan IPAL paket

Meningkatkan pelayanan Air limbah melalui sistem terpusat (sewerage)

Melakukan pembinaan teknis dalam peningkatan peran pemerintah propinsi, kota/kab dalam

pegembangan prasarana dan sarana air limbah

Memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana air limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan

Melakukan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi PS Air Limbah (IPAL &IPLT)

Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dalam peningkatan kerja PS air limbah

Menyelenggarakan pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan PS air limbah untuk daerah tertentu: daerah endemi, daerah bencana, daerah terpencil pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasanMendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pegelolaan air limbah

pembangunan PS Air Limbah Permukiman

alternative sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan b. Mendorong peningkatan

prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan system pengelolaan air limbah c. Meningkatkan pembiayaan

melalui kemitraan pemerintah dan swasta d. Penyelenggaraan PS air

limbah berbasis

masyarakat (Community Based Development)

pengelolaan air limbah

 Mendorong peningkatan dan

fasilitasi kerjasama Pemerintah dan swasta (KPS) dalam

penyelenggaraan air limbah

3 Meningkatkan peran serta Masyarakat dalam penyelenggaraan Pengembangan sistem Pengelolaan air limbah a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat. b. Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah

c. Meningkatkan peran serta badan usaha swasta dan koperasi dalam

pembangunan dan pengelolaan air limbah

 Menyelenggarakan sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan lingkungan dan kepedulian lingkungan

 Mendorong pembangunan PS Air Limbah berbasis masyarakat

 Menyelenggrakan deseminasi dan sosialisasi norma, standard, pedoman dan manual bidang air limbah

 Memberikan Bantuan teknis pembangunan air limbah berbasis masyarakat

4 Penguatan

kelembagaan a. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam

pembangunan air limbah b. Fasilitasi peningkatan

manajemen pembangunan air limbah di daerah c. Fasilitasi peningkatan

pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten

 Memberikan Bantuan teknis penyelenggaraan kelembagaan PS air limbah

 Fasilitasi dan memberikan bantuan teknis dalam pembentukan badan pengelola air limbah

 Meningkatkan koordinasi dengan sektor lain

 Mendorong peningkatan kemauan politik pemerintah dalam

penanganan air limbah

 Melaksanakan peningkatan pengawasan kualitas air limbah pemukiman

 Menyelenggarakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (sumber daya manusia)

Perangkat Peraturan dan Perundangundangan

perundang-undangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan air limabh b. Peningkatan forum

nasional pengelolaan air limbah dalam mendorong pelaksanaan pengaturan yang lebih baik

c. Meningkatkan tersedianya NSPM dalam

pengembangan system pembuangan air limbah

perangkat hukum antara lain: PP, Permen, standard, pedoman dan manual (SPM) dalam

penyelenggaraan sistem air limbah pemukiman

 Fasilitasi (Bantuan Teknis) penyusunan Perda dalam

penyelenggraan sistem Air Limbah Permukiman

Sumber: Hasil Kajian

Dokumen terkait