• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah a Umum

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA 164 Pembangunan Fisik Kws Karang Asam KOTA

A. Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah a Umum

Pelayanan pengelolaan air limbah di Indonesia masih sangat terbatas, ditandai dengan masih rendahnya akses sanitasi yang layak dan sehat. Menurut data Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2007, penduduk Indonesia yang memiliki akses sanitasi dasar (memiliki jamban pribadi maupun jamban umum) di daerah perkotaan diperhitungkan mencapai 89,35% dan di daerah perdesaaan diperhitungkan mencapai 62,49%. Penduduk Indonesia yang memiliki akses ke perbaikan sanitasi dasar atau fasilitas sanitasi aman (yaitu terhindarnya kontak langsung dengan manusia) di daerah perkotaan diperhitungkan mencapai 67,6% dan di daerah perdesaaan diperhitungkan mencapai 37,85%. Sedangkan penduduk Indonesia yang memiliki akses ke sistem air limbah yang mempunyai syarat konservasi lingkungan (dilengkapi dengan IPAL dengan efesiensi >80%) diperkirakan mencapai 2,21% (terbatas di 9 kota).

akses kepada air minum sanitasi tertuang dalam Millenium Development Gaols (MDG’s). Dalam MDG’s ditetapkan upaya mengurangi 50% dari masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Sedangkan pemerintah Indonesia telah merumuskan rencana tindak pembangunan bidang PU Cipta Karya berkaitan dengan MDG’s terutama akses pelayanan air limbah, yaitu peningkatan akses pelayanan air limbah pada tahun 2015 menjadi sebesar 85% atau setara 67 juta penduduk.

Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastetare) yang terdiri dari limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa mandi, cuci dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah dari industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

Arahan kebijakan umum RPJMD yang terkait dengan sanitasi di Kota Samarinda terdapat dua hal yakni peningkatan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman serta arahan pengelolaan dan penataan lingkungan hidup yang lestari. Dalam upaya untuk mencapai sasaran meningkatnya prasarana dan sarana perumahan dan permukiman tersebut, kebijakan pembangunan yang ditetapkan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perumahan dan permukiman melalui peningkatan peran serta masyarakat. Sedangkan untuk mencapai sasaran meningkatnya pengelolaan dan penataan lingkungan hidup yang lestari yang terkait dengan sanitasi adalah meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup serta pengendalian pencemaran lingkungan dan meningkatkan kebersihan kota yang terjaga dan berkelanjutan dengan peran serta masyarakat. Untuk menjalankan kebijakan tersebut dilaksanakan melalui program-program pembangunan diantaranya lingkungan sehat perumahan dan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Di Kota Samarinda telah dilakukan kegiatan penyehatan lingkungan berupa “Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)”. Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan dengan upaya pendekatan-pendekatan strategi meningkatkan akses pelayanan air limbah, meingkatkan pembangun prasarana dan psarana air limbah, meningkatkan kapasitas pengutan kelembagaan, meningkatkan peran partisipasi masyarakat dan pengembangan perangkat perundang-undangan.

Untuk mengetahui kebutuhan pengelolaan air limbah di Kota Samarinda maka akan dilakukan analisis untuk 5 tahun ke depan. Anailis ini setidaknya meliputi kebutuhan dengan penyediaan prasarana dan sarana, analisis permasalahan, prioritas program pembangunan dan proyeksi biaya program pembangunan yang akan ditungkan dalam RPIJM.

b. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah dalam Rencana Kota Samarinda

Guna menunjang pelayanan air limbah di Kota Samarinda dilakukan upaya-upaya pengembangan dengan rencana kegiatan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan di Kota Samarinda berdasarkan rencana daerah biasanya tertuang dalam RPJMD.

Berikut beberapa program prioritas yang dapat mendukung pengembangan system pengelolaan air limbah sebagai berikut:

1. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Air Limbah

 Peningkatan pengembangan perangkat pengaturan dalam standar, pedoman dan manual bidang air limbah

 Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola dan sumber daya manusia

 Strategi pendekatan : tanggap kebutuhan

 Penanganan pengembangan Perda, perkuatan institusi dan kelembagaan pengelola serta sumber daya manusia

 Kontribusi pemerintah daerah dukungan sosial politik, pendanaan, pembinaan sistem pengelolaan, dll.

2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

c. Penanganan: Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan sistem air limbah Kota Samarinda

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Penerapan pembangunan secara konsisten berdasarkan perencanaan yang telah disusun, perkuatan status dokumen perencanaan, dll.

3. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Air Limnah a. Target:

 Peningkatan pelayanan sanitasi/air limbah bagi masyarakat miskin, kumuh dan rawan penyakit yang ditularkan melalui air

 Perluasan cakupan prasaran dan sarana air limbah sistem sanitasi on-site di Kota Samarinda

 Peningkatan cakupan Prasarana dan sarana air limbah sistem sanitasi off-site kawasan RSH (Rumah Sehat Sederhana)

 Perluasan cakupan pelayanan air limbah sistem sanitasi off-site yang telah ada

 Perintisan pembangunan sistem off-site di kota metropolitan, besar dan sedang

b. Strategi Pendekatan: Tanggap kebutuhan, Pembangunan secara bertahap

c. Penanganan: Data kebutuhan pelayanan, pembangunan prasarana dan sarana air limbah berdasarkan prioritas

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Komitmen dalam peningkatan pelayanan sanitasi kepada masyarakat, pendanaan, penyediaan lahan, dll.

4. Program Peningkatan Sistem Pengolahan Lumpur Tinja

a. Target: Peningkatan pengelolaan lumpur tinja dari septik dari perkotaan

b. Strategi Pendekatan: pengelolaan lumpur tinja dalam rangka perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya air

c. Penanganan: Penyediaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

d. Kontribusi Pemerintahan Daerah: Komitmen pencegahan pencemaran lingkungan, penyediaan lokasi, pendanaan pembangunan dan operasi pemeliharaan, dll

5. Program Pengembangan Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah Yang Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat

b. Strategi Pendekatan: Pelibatan masyarakat secara aktif mulai dari perencanaan, pembangunan sampai dengan pengelolaan

c. Penanganan: Penyediaan prasarana dan sarana air limbah skala komunitas dengan sistem sanitasi on-site atau off-site berdasarkan kemampuan lokal/setempat.

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: Perintisan prasarana dan sarana air limbah berbasis masyarakat, Replikasi ke kawasan lain, pendanaan, pendampingan, pembinaan teknis dan pengelolaan, dll.

6. Program Pengelolaan Sistem Air Limbah Terpadu Mendukung Perlindungan Sumber Daya Air

a. Target: Peningkatan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah secara terpadu lintas sektormengatasi kawasan potensial pencemaran sumber air baku air minum

b. Strategi Pendekatan: Perencanaan terpadu lintas sektor

c. Penanganan: Perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang mempertimbangkan dampak kualitas sumber air baku air minum, Pengelolaan IPAL dan IPLT berwawasan lingkungan, pendanaan

d. Kontribusi Pemerintah Daerah: koordinasi dalam perencanaan terpadu, konsistensi pembangunan berwawasan lingkungan, pendanaan

7. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta a. Target:

 Pengingkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan prasarana dan sarana air limbah

 Peningkatan keterlinatan dan menggerakan sektor swasta dalam pelayanan system air limbah

b. Strategi Pendekatan: Pembinaan peningkatan kemampuan masyarakat dan swasta

c. Penanganan: Informasi tentang pentingnya kontribusi masyarakat dan swasta dalam keberlanjutan pengelolaan prasarana dan saran air limbah, pengembangan sistem pelibatan masyarakat, pengembangan sistem pelayanan prasarana dan sarana air limbah oleh swasta

8. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan

a. Target: peningkatan sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah

b. Strategi Pendekatan: Penggalian alternatif sumber pendanaan

c. Penanganan: Penyusunan rencana investasi prasarana dan sarana air limbah, peningkatan investasi swasta, perhitungan retribusi/tarif air limbah minimal operasi dan pemeliharaan cost recovery, peningkatan alokasi pembiayaan pengelolaan air limbah

d. Kontribusi Pemerintahan Daerah: Mengembangkan sistem pendanaan berdasarkan perencanaan investasi yang mantap, dapat bekerja sama secara aktif dalam pengelolaan air limbah, dll.

9. Program Promosi Pengelolaan Air Limbah

a. Target: Penyebarluasan informasi dan peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pemaku kepentingan dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah

b. Strategi Pendekatan: Ketepatan sasaran penyebaran informasi

c. Penanganan: Edukasi, Penyuluhan, Kampanye, Sosialisasi dan Pengembangan Percontohan

d. Kontribusi Pemerintahan Daerah: Alokasi pendanaan dan kontinyu, dll. 10. Program Pengembangan Inovasi Teknologi

a. Target: Peningkatan kualitas sistem pengolahan air limbah

b. Strategi Pendekatan: Pengembangan teknologi dengan mengutamakan kearifan lokal

c. Penanganan: Kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, dan swasta, penerapan hasil penelitian dan pengembangan

d. Kontribusi Pemerintah daerah: Mendorong pengembangan penelitian, pendanaan, dll.

11. Arahan Pengembangan Sanitasi Individual

Arahan pengembangan sanitasi individual dilakukan pada tiap-tiap Kelurahan yang ada di Kota Samarinda khususnya pada kawasan permukiman pusat kota. Pengembangan ini dilakukan dengan peningkatan akses pelayanan dan peningkatan

Arahan pengembangan sanitasi komunal ini dilakukan pada kawasan-kawasan permukiman pesisir. hal ini dilakukan mengingat kondisi sanitasi yang ada sebagian besar tidak layak sehingga limbah air langsung dibuang ke bawah tanah, tanpa pengelolahan sehingga limbahnya mencemari sungai yang menyebabkan Sehingga kampung menjadi tidak sehat dan bau.

13. Arahan Pengembangan Fasilitas Sanitasi IPAL

Fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kota Samarinda belum tersedia. Sehingga rencana jangka panjangnya perlu penyediaan sanitasi secara terpusat di Kota Samarinda. Sejalan dengan rencana program ke depan ini, dalam upaya peningkatan akses pelayanan air limbah tersebut, maka Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya melalui Satuan Kerja Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Pemukiman Kalimantan Timur akan melakukan pembangunan prasarana pengelolaan limbah di Kota Samarinda dengan sistem IPAL komunal.

Dokumen terkait