• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal berikut ini:

a. Aspek teknis

Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini yang dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal), pemerintah/dinas dan swasta, meliputi hal-hal berikut:

1) Teknik Operasional pengelolaan persampahan:

- Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari)

- Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA (m3/hari) - Cakupan pelayanan (ha).

2) Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial)

3) Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle)

4) Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan

5) Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan persampahan yang ada 6) Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,

pengolahan, pembuangan akhir)

7) Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik operasional.

Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan di atas dapat ditampilkan dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 6.37

Teknik Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini

No

Nama Kecamatan/

Kelurahan

Volume Terlayani Tidak Terlayani

Jumlah Penduduk Timbulan Sampah 3R Institusi Pengelola TPA (orang) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) 1 Kec. Mestong 39.790 99 - - 1 1 - - 99 98

2 Kec. Sungai Bahar 25.365 63 - - 8 5 - - 92 58

3 Kec. Bahar Selatan 14.236 36 - - 5 2 - - 95 34

4 Kec. Bahar Utara 14.706 36 - - - - - - 100 36

5 Kec. Kumpeh Ulu 48.814 116 3 3 - - 1 1 97 112

6 Kec. Sungai Gelam 60.788 147 - - - - - - 100 147

7 Kec. Kumpeh 24.412 61 - - - - - - 100 61

8 Kec. Maro Sebo 19.559 49 - - 2 1 - - 98 48

9 Kec. Taman Rajo 12.167 32 - - - - - - 100 32

10 Kec. Jambi Luar Kota 61.964 160 2 4 1 2 1 2 95 153

11 Kec. Sekernan 42.193 105 - - 2 2 20 21 78 82

Jumlah 363.994 907 1 7 1 13 3 24 95 863

Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Muaro Jambi

Tabel 6.38

Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Ritasi /hari Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk berfungsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Pengumpulan Setempat

- Gerobak unit - - Tidak ada

- Becak/Becak Motor unit 17 1 berfungsi

-2. Penampungan Sementara

- Bak Biasa unit 22 - berfungsi

-- Container unit - - Tidak ada

- Transfer Depo unit 1 1 berfungsi

-3. Pengangkutan

- Dump Truck unit 4 1 berfungsi

-- Arm Roll Truck unit - - Tidak ada

- Compaction Truck unit - - Tidak ada

4. (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat

- TPS 3R unit 1 - berfungsi

-- SPA (stasiun peralihan

antara) unit - - Tidak ada

5. TPA/TPA Regional

- Sanitary landfill Ha 1,4 - berfungsi

-- Controlled landfill Ha - - Tidak ada

- Open dumping Ha - - Tidak ada

6. Alat Berat

- Bulldozerl unit - - Tidak ada

- Whell/truck loader unit - - Tidak ada

- Excavator / backhoe unit 1 - berfungsi

-7. IPL

- sistem - - Tidak ada

b. Pendanaan

Sumber-sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Kabupaten Kabupaten Muaro Jambi, Pemerintah Pusat, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Untuk subsektor persampahan dominan dibiayai adalah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, selain dari pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Sanitary Landfill dan pengadaan alat berat yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya oleh pemerintah pusat.

Dari tahun 2010 sampai tahun 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar tidak menganggarkan dana untuk melakukan investasi di subsektor persampahan. Pembiayan pengelolaan Operasional dan Maintenance persampahan di Kabupaten Muaro Jambi masih bersumber dari APBD dimana untuk pertumbuhan rata-rata pembiayaan dari subsektor persampahan ini relatif cukup besar, yaitu sebesar Rp. 573.263.950,-. Dengan jumlah pendanaan investasi persampahan pada tahun 2010 sebanyak Rp. 144.800, tahun 2011 sebanyak Rp. 328.281.000,- pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 705.098.350,- dan pada tahun 2013 juga dilakukan peningkatan pendanaan investasi persampahan menjadi Rp. 873.355.000,- dan untuk tahun 2014 dianggarkan sebanyak Rp.

959.430.600,-c. Kelembagaan

Aspek kelembagaan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Muaro Jambi berfungsi untuk melakukan perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi.

Pada fungsi perencanaan untuk melakukan penyusunan target pengelolaan persampahan skala kabupaten/kota, menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target dan menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target dilakukan oleh pemerintah daerah. Pada fungsi pengadaan sarana, untuk menyediakan sarana pewadahansampah di sumber sampah dan menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan masyarakat sendiri. Membangun sarana tempat penampungan sementara (TPS), membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan membangun TPA dilakukan oleh pemerintah kabupaten. Menyediakan sarana komposting dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan swasta.

sampah dilaksanakan oleh pihak swasta dan masyarakat. Kegiatan mengangkut sampah dari TPS ke TPA dan mengelola TPA dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Melakukan penarikan retribusi sampah dan memberikan izin usaha pengelolaan sampah dilaksankan oleh pemerintah daerah.

Pada fungsi pengaturan dan pembinaan, untuk kegiatan mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengengkutan, personil, peralatan, dll), melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah, memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah ini merupakan kepentingan yang akan dilaksankan langsung oleh pemerintah daerah.

Pada fungsi pelaksanaan monitoring dan evaluasi, kegiatan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten/kota, melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan, melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah kabupaten.

d. Peraturan Perundangan

Peraturan terkait pengelolaan dan pengolahan persampahan terdiri dari beberapa substansi seperti; target capaian layanan pengelolaan persampahan di kabupaten, kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan, kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan, kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan persampahandi hunian rumah dan membuang ke TPS, kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha di kawasan komersil/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS, pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengeturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, kerjasama pemerintah kabupaten dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah serta retribusi sampah atau kebersihan. Sementara di Kabupaten Muaro Jambi sendiri belum ada daftar peraturan untuk pengelolaan dan pengolahan persampahan.

e. Peran Serta Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berupa penanganan sampah di rumah masing-masing, tetapi belum dilakukan pemilahan di tingkat rumah tangga

belum ada partisipasi secara khusus. Sebagian besar masyarakat melakukan pemusnahan sendiri dengan cara ditimbun atau dibakar, terutama pada permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk yang rendah. Umumnya pada pengelolaan sampah sudah melibatkan perempuan misalnya membakar dan menimbum sampah baik dari tingkat rumah tangga sampai tingkat kelurahan dan kecamatan.

Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi ditangani langsung oleh masyarakat setempat dan ada juga yang dikelola oleh pihak swasta selaku pengumpul sampah dengan jenis tertentu. Pemilahan dan pengangkutan sampah di dan ke tempat penampungan sementara dilakukan oleh pihak laki-laki yang berada di lingkungan RT. Sedangkan untuk pemilahan sampah di tempat penampungan akhir dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Untuk penyapu jalan di lingkungan kelurahan dan perumahan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.