• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Persampahan

i. Identifikasi Permasalahan Persampahan

Besaran masalah yang dihadapi di Kabupaten Muaro Jambi dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan

(development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameterparameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data permasalahan pada sub sektor persampahan. Hasil identifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 6.39

Permasalahan Pengelolaan Persampahan yang Dihadapi

No. Permasalahan Mendesak

1. Belum ada peraturan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah 2. Belum ada pemilahan sampah

3. Sarana pengangkutan persampahan belum mencukupi

4. Tingkat layanan masih rendah/minim, sebanyak 90% masyarakat belum terlayani pengangkutan sampah

5. Lembaga pengelolaan belum maksimal

6. Perilaku masyarakat tentang pengelolaan sampah masih rendah 7. 70,7% pengelolaan sampah di masyarakat dengan cara dibakar

Sumber: Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Muaro Jambi

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia, secara umum adalah:

1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah sampah per kapita meningkat)

2) Belum optimalnya manajemen persampahan:

a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan monitoring dan evaluasi)

b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen)

c. Belum memadainya penanganan sampah.

ii. Tantangan Pengembangan Persampahan

Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.

Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU No.14/PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM bdang Cipta Karya yangmerupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Persampahan. Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai dengan

Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui table berikut:

Tabel 6.40

Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Permen PU No. 14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu

Pencapaian Keterangan Indicator Nilai Penyehatan lingkungan permukiman Pengelolaan Persampahan Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan. 20% 2014 Dinas yg membidangi PU Tersedianya system penanganan sampah di perkotaan. 70% 2014 Dinas yg membidangi PU

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan A. Analysis Kebutuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat(basic need)maupun kebutuhan pengembangan kota(development need).

Kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam table berikut:

Tabel 6.41

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

No Sistem Cakupan layanan eksisting(1)(%)

Cakupan layanan (%) Jangka

pendek

Jangka

menengah Jangka panjang

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Prosentase sampah yang

terangkut 10 20 60 85

1 Penanganan langsung (direct)(2) 5 10 15 25

2 Penanganan tidak langsung

(indirect)(3) 5 10 45 60

B Dikelola mandiri oleh masyarakat

atau belum terlayani(5) 90 80 40 15

TOTAL 100 100 100 100

Sumber: Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Muaro Jambi

6.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Persampahan A. Pembangunan Prasarana TPA

Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)

Lingkup Kegiatan:

- Peningkatan kinerja TPA

 Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional, perbaikan saluran gas dan saluran drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai persyaratan sanitary landfill

 Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan pemerintah kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secara sanitary landfill

 Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA, pembangunan pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang, kantor operasional oleh pemerintah kab./kota

 Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk pengolahan sampah di TPA serta pengadaan alat angkut sampah (melalui MoU Pemda dan Dit. PPLP)

 TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan operator Instalasi Pengolahan Leachate (IPL)

 Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL

 Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat

 Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

- Pengembangan TPA regional

 Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untuk pengelolaan TPA bersama secara regional

 Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta yang bersedia menyediakan lahan sebagai lokasi TPA regional

 Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada Provinsi, selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unit pelaksana teknis pengelolaan TPA regional

 Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaan TPA regional. - Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada

 Rehabilitasi Prasarana Sarana;

 Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada;

 Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.

- Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atau Pembinaan Sistem Modul Persampahan:

 Pengadaan dan penambahan peralatan

 Pembangunan Prasarana dan sarana

 Pilot Project TPA. - Piranti Lunak

 Peningkatan kelembagaan;

 Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;

 Penyiapan hukum dan kelembagaan.

Kriteria Kesiapan

Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah: 1) Sudah memiliki RPI2-JM dan SSK/Memorandum Program atau sudah

mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP

2) Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk prasarana yang direncanakan

3) Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED 4) Adanya kesiapan lahan