• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Secara administratif, Desa Cipeuteuy termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan Desa Cihamerang, di sebelah Selatan, Desa Kabandungan, di sebelah Timur Desa Ciasmara Kabupaten Bogor di sebelah Utara dan Kabubaten Bogor di sebelah Barat.

Gambar 3. Peta Lokasi Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan , Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Desa Cipeuteuy terletak 35 kilometer dari Kabupaten Sukabumi dan 1,5 kilometer dari Kota Kecamatan. Lokasinya yang cukup jauh dapat ditempuh dengan menggunakan colt atau bus jurusan Sukabumi–Bogor hingga terminal Parung Kuda. Setelahnya hanya colt khusus menuju Desa Cipeuteuy-lah yang akan mengantarkan hingga terminal Desa Cipeuteuy yang letaknya hanya 100 meter dari Balai Desa Cipeuteuy.

Desa Cipeuteuy membentuk desa tersendiri setelah terpisah dari Desa Kabandungan yang mengalami pemekaran pada tahun 1980 menjadi Desa Kabandungan dan Desa Cipeuteuy yang terdiri dari 28 RT dan 4 RW. Desa Cipeuteuy melakukan pemekaran kembali pada tahun 2006 menjadi 5 RW dengan tujuh RT pada masing-masing RW. Adapun pembagian wilayah menurut penamaan secara lokal dikenal dengan wilayah Kampung dan Dusun, dimana wilayah kampung merupakan bagian dari dusun itu sendiri. Diketahui bahwa Desa Cipeuteuy terdiri dari 5 dusun dan 18 kampung, yakni Dusun Cipeuteuy 1 yang terdiri dari Kampung Arendah, Babakan dan Parigi 1. Adapun Dusun Cipeuteuy 2 yang hanya terdiri dari kampung Cipeuteuy, Dusun Cisarua terdiri dari Kampung Babakan dan Cisarua, Leuwiwaluh dengan Kampung Leuwiwaluh, Kampung Sawah, Kebon Genep, Gunung Leutik, Dramaga dan Cilodor serta Dusun Pandan Arum yang terdiri dari Kampung Pasir Majlis, Pasir Badak, Cisalimar, Pandan Arum, Pasir Masigit dan Sukagalih. Selanjutnya diketahui bahwa RT 1A, 1B, 2, 3, 4 masuk kedalam Kampung.Arendah, RT 5 dan RT 10B pada Kampung Babakan, RT 9 pada Parigi dan tujuh RT yakni 6A, 6B, 7A, 7B, 8A, 8B, 10A pada Kampung Cipeuteuy. Kemudian RT 11, 12, 13, 14, 15A, 15B berada pada Kampung Cisarua, RT 16, 17 pada Kampung Leuwiwaluh, dan RT 18, 19, 20, 21,

28, 22, 23, 24, 25, 26, 27 masing-masing berturut-turut berada pada Kampung Sawah, Kampung Kebon Genep, Kampung Gunung Leutik, Dramaga, Cilodor Pasir Majlis, Pasir Badak, Cisalimar 2, Pandan Arum, Pasir Masigit, dan Sukagalih.

Bentang wilayah Desa Cipeuteuy berupa dataran tinggi berbukit dengan ketinggian 750-900 meter dibawah permukaan air laut (mdpl) dengan curah hujan rata-rata sebesar 2.600 mm3/tahun dan suhu rata-rata harian 360 Celcius. Terletak di sekitar kawasan hutan, Desa Cipeuteuy memiliki luas wilayah 3.746,5 hektar termasuk juga lahan berstatus terlantar seluas 32 hektar (0,85 persen) dengan pemanfaatan lahan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terbesar diperuntukkan pada Hutan Produksi yang juga difungsikan sebagai hutan lindung seluas 2.000 hektar (53,38 persen) yang diikuti oleh ladang/tegalan seluas 1.077 hektar (28,75 persen) dan sawah irigasi setengah teknis seluas 545 hektar (14,55 persen). Selanjutnya, seluas 115 hektar (3,07 persen) dimanfaatkan sebagai Hutan Konversi, sedangkan sisanya seluas lima hektar (0,13 persen) dari total luas wilayah desa dimanfaatkan sebagai pemukiman dan seluas 2 hektar (0,05 persen) menjadi kas desa.

Meskipun tidak tercantum dalam tabel pemanfaatan lahan, namun total luasan tersebut sudah termasuk perkebunan seluas 616 hektar atau 16,44 persen dari luas total yang terbagi menjadi perkebunan rakyat seluas 30 hektar (0,80 persen) dan perkebunan swasta sebanyak 586 hektar (15,64 persen). Selain itu pemanfaatan lainnya adalah berupa tanah bengkok, bangunan umum dan jalan yang secara berturut-turut memiliki luas lima hektar (0,13 persen), 1,5 hektar (0,04 persen) dan 0,08 persen (tiga hektar). Meskipun tidak tertera di dalam Data

Monografi Desa, namun menurut hasil wawancara, 583 hektar lahan yang berada di Desa Cipeuteuy merupakan lahan ber-status quo yang sebelumnya merupakan perkebunan cengkeh PT. Intan Hepta, milik Toyib Hadiwijaya yang dibuka pada tahun 1971 dan telah habis masa HGU-nya pada tahun 2002. Sebelum masa HGU PT. Intan Hepta habis, pada tahun 1996 masyarakat telah terlebih dahulu menggarap lahan tersebut.

Tabel 1. Luas Wilayah Desa Cipeuteuy Menurut Penggunaannya Tahun 2004 (dalam hektar)

Penggunaan Lahan Luas Persen

Taman Nasional Gunung Halimun-Salak 2.115 56,45

Ladang/Tegalan 1.077 28,75

Sawah Irigasi Setengah Teknis 545 14,55

Pemukiman 5 0,13

Lapangan 3 0,07

Kas Desa 2 0,05

Total 3.747 100,00

Sumber: Data Potensi Desa Cipeuteuy 2006

Sebagian besar wilayah Desa Cipeuteuy adalah Hutan eks Perhutani.

Hutan Produksi (2000 hektar) dan Hutan Konvesi (115 hektar) yang merupakan bagian dari wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak yang beririsan langsung dengan Desa Cipeuteuy seluas 2115 hektar atau 56,42 persen dari total luas wilayah Desa Cipeuteuy, sedangkan seluas 10 hektar dari Hutan tersebut atau 0,26 persen dari total luas desa merupakan Hutan yang pengusahaannya dimiliki oleh rakyat. Dengan demikian lebih dari setengah wilayah Desa Cipeuteuy merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Kawasan ini merupakan perluasan dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak pada tahun 2006 yang sebagian besar kondisinya berupa garapan tumpang sari eks Perhutani.

Meskipun telah ada penetapan zona lindung dan zona pemanfaatan, namun demikian selama ini tidak ada nota kesepakatan yang jelas mengenai batas Desa dengan Taman Nasional, sehingga belum ada batasan wilayah yang jelas antara wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dengan Desa Cipeuteuy.

Wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak pada awalnya merupakan wilayah Perhutani yang dialihkan berdasarkan Surat Keputusan No 175 Tahun 2003 yang berisi penetapan kawasan Perhutani sekitar 73.000 hektar sepanjang Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak untuk dialihkan menjadi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Wacana pengalih-kelolaan hutan tersebut sesungguhnya sudah dimulai dari tahun 2003, namun baru terealisasikan pada tahun 2006.

Alasan pengalihan tersebut, salah satunya adalah untuk menyelamatkan hutan yang ketika dikelola oleh Perhutani mengalami banyak kerusakan. Aparat desa mengungkapkan bahwa timbul kekhawatiran dari masyarakat ketika hutan dikelola oleh Perum Perhutani karena selama pengelolaan dilakukan oleh Perhutani, banyak pohon yang ditebang baik secara legal maupun ilegal tanpa dilakukan peremajaan atau penanaman kembali. Hal ini menyebabkan hutan perbatasan yang menghubungkan antara Gunung Halimun dan Gunung Salak menjadi gundul yang kemudian akan berakibat terputusnya jalur satwa endemik yang ada di kawasan tersebut. Satwa endemik seperti macan tutul yang ada di wilayah Salak akan mengalami kesulitan untuk melintas ke Halimun dikarenakan hutan tersebut telah gundul. Dengan demikian, tujuan lain diturunkannya Surat Keputusan tersebut adalah untuk menyelamatkan species endemik yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun–Salak, seperti macan tutul.

Berdasarkan Tabel 1, luas sawah dan ladang merupakan jumlah pemanfaatan lahan terbesar kedua setelah hutan, yakni seluas 1.622 hektar, berarti 43,29 persen dari total wilayah desa merupakan lahan pertanian. Hal ini mengindikasikan bahwa, mayoritas penduduk Desa Cipeuteuy menggantungkan hidupnya pada pengelolaan sawah dan ladang. Menurut hasil wawancara dan observasi, masyarakat desa Cipeuteuy yang dengan intensif bertani adalah masyarakat Dusun Pandan Arum (RT 05) yang memiliki keragaman penguasaan lahan, dimana selain menggarap lahan milik, mereka pun menggarap lahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan lahan status-quo eks HGU PT. Intan Hepta.