• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

5) Kondisi Internal dan Eksternal PDAM Kota Surakarta

Berdasarkan uraian diatas, maka kondisi internal dan eksternal PDAM Kota Surakarta dapat dianalisis dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya dapat dipetakan sebagai berikut :

1) Kekuatan, meliputi :

1) Kemudahan pelayanan administratif

2) Kesopanan dan keramahan dari petugas pemberi layanan

3) Adanya pelayanan pemasangan sambungan baru One Day Service

4) Kecepatan penanganan pengaduan 2) Kelemahan, meliputi :

1) Ketersediaan air baku terbatas

2) Produksi sumur dalam semakin menurun 3) Kondisi pipa sudah melebihi umur teknis 4) Tingkat kebocoran air yang tinggi

3) Peluang, meliputi :

1) Pola pemakaian air oleh pelanggan cukup besar dengan tren meningkat

2) Pangsa pasar masih terbuka

3) Peraturan pemerintah mendukung kelangsungan perusahaan 4) Ancaman, meliputi :

1) Sumber air utama berada di luar wilayah Surakarta 2) Harga beli energy dan BBM meningkat

3) Eksploitasi air tanah secara langsung oleh pelaku usaha (sector niaga)

Dari hasil pemetaan kondisi internal dan eksternal PDAM Kota Surakarta berdasarkan SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats) maka dapat dibuat matriks pemetaan SWOT sebagai berikut :

Tabel 7

Matriks Pemetaan SWOT Internal

Eksternal

Kekuatan :

1) Kemudahan pelayanan administratif

2) Pemasangan sambungan baru One Day Service

3) Kecepatan penanganan pengaduan

4) Kesopanan dan keramahan dari petugas pemberi layanan

Kelemahan :

1) Ketersediaan air baku terbatas

2) Produksi sumur dalam semakin menurun 3) Kondisi pipa sudah melebihi umur teknis 4) Tingkat kebocoran air yang tinggi

5) Hutang jangka panjang yang sangat besar

Peluang :

1) Pola pemakaian air oleh pelanggan cukup besar dengan tren meningkat

2) Pangsa pasar masih terbuka

3) Peraturan pemerintah

mendukung kelangsungan

perusahaan

1) Kemudahan pelayanan administratif harus terus dipertahankan agar pemakaian air terus meningkat

2) Pelayanan pemasangan sambungan baru One day Service harus dipromosikan pada masyarakat agar mereka tertarik untuk melakukan pemasangan baru

3) Kecepatan penanganan pengaduan harus

1) Pola pemakaian air oleh konsumen yang semakin meningkat mendorong perusahaan untuk terus memperbaiki kebocoran pipa dan meningkatkan produksi sumur dalam

2) Pangsa pasar yang terbuka luas seharusnya dapat mengatasi persoalan keterbatasan air baku dengan mengadakan kerjasama dan merger 3) Pemerintah dan peraturannya yang mendukung

ditingkatkan agar pemerintah terus mendukung kelangsungan perusahaan

4) Kesopanan dan keramahan dari petugas pemberi layanan dapat menarik minat pelanggan baru

kelangsungan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk mencari dana sehingga dapat meringankan hutang jangka panjang

Ancaman :

1) Sumber air utama berada di luar wilayah Surakarta

2) Harga beli energy dan BBM meningkat

3) Eksploitasi air tanah secara langsung oleh pelaku usaha (sector niaga)

1) Kecepatan penanganan pengaduan dapat

digunakan untuk menindak pelaku eksploitasi air tanah

2) Pemasangan One Day Service akan menarik minat pelanggan sehingga pemasukan bertambah dan dapat digunakan untuk membeli energy dan BBM

1) Ketersediaan air baku yang cukup membuat PDAM tidak perlu mencari sumber air diluar wilayah Surakarta

2) Pembayaran hutang tepat waktu serta tidak adanya hutang lagi akan membuat PDAM mampu membeli energy dan BBM

3) Kondisi pipa, tingkat kebocoran dan produksi sumur dalam yang meningkat akan mencegah adanya eksploitasi air tanah

Dari hasil analisis lingkungan dengan menggunakan pemetaan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dapat disimpulkan bahwa kondisi internal PDAM Kota Surakarta memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan dengan kekuatan. Akan tetapi, kondisi eksternal PDAM mempunyai banyak peluang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi PDAM sehingga dalam matriks tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki kinerja PDAM yaitu :

1) Untuk menarik minat pelanggan baru yang masih sekitar 40%, PDAM harus tetap mempertahankan kemudahan pelayanan administratif terutama kesopanan dan keramahan dalam pelayanan. Pemasangan One Day Service

yang selama ini menjadi andalan harus dipromosikan pada masyarakat agar mereka tertarik untuk melakukan pemasangan baru.

2) Agar mampu membeli kebutuhan energi dan BBM yang harganya semakin meningkat maka hutang PDAM harus segera lunas, untuk meringankan hutang ini PDAM dapat memanfaatkan posisi pemerintah dan peraturannya untuk mencari tambahan dana

3) PDAM harus terus memperbaiki kebocoran pipa dan meningkatkan produksi sumur dalam karena pola pemakaian air oleh konsumen yang semakin meningkat. Kondisi pipa, tingkat kebocoran dan produksi sumur dalam yang meningkat akan mencegah adanya eksploitasi air tanah

4) Keterbatasan air baku dapat diatasi dengan memanfaatkan pangsa pasar yang terbuka luas dengan mengadakan kerjasama dan merger sehingga PDAM tidak perlu mencari sumber air diluar wilayah Surakarta

Hal-hal tersebut harus diperhatikan dalam perbaikan kinerja untuk meminimalisir kendala-kendala yang dialami PDAM Kota Surakarta selama ini yaitu :

1. Terbatasnya dana/anggaran

Terbatasnya dana atau anggaran ini disebabkan oleh hutang PDAM yang menumpuk beberapa tahun terakhir akibat biaya produksi yang tidak sebanding dengan biaya jual sehingga beberapa tahun terakhir PDAM Kota Surakarta merugi.

2. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Wilayah Karesidenan Surakarta merupakan wilayah yang sangat luas dimana kesemuanya membutuhkan pasokan air bersih dai PDAM. Akan tetapi, karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki PDAM maka kebutuhan air bersih yang dapat dipenuhi oleh PDAM Kota Surakarta baru separuh dari jumlah penduduk yang membutuhkan air bersih.

3. Kuantitas dan Kualitas SDM yang dimiliki

PDAM Kota Surakarta memiliki jumlah sumber daya manusia lebih dari 300 orang, akan tetapi dari segi kualitas sumber daya manusia masih harus dipertanyakan. Ini terbukti dari bagaimana sikap, cara dan perilaku pegawai dalam memperlakukan pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Bahkan dari segi kemampuan, masih ada

penempatan pegawai PDAM yang tidak sesuai dengan

4. Rendahnya pengetahuan masyarakat

Selama beberapa tahun terakhir keluhan yang masuk di PDAM atas pelayanan air bersih memang terus meningkat. Peningkatan ini tidak dibarengi oleh pengetahuan masyarakat tentang penyebab permasalahan pada air mereka. Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang PDAM Kota Surakarta baik organisasi maupun pelayanannya masih sangat minim, sehingga terkadang masyarakat hanya memandang persoalan yang melibatkan PDAM dari sudut pandang keawaman mereka.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa kinerja PDAM Kota Surakarta tidak balance antara aspek financial dan non

financial. Dari aspek financial, kinerja PDAM Kota Surakarta

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Kemampuan PDAM dalam menghasilkan laba pada tahun 2009 dan mengurangi jumlah hutang dari tahun 2008 sebesar 60 milyar menjadi 42 milyar pada tahun 2009 menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja PDAM dibidang keuangan menampakkan hasil walaupun masih belum optimal. Tidak optimalnya kinerja financial PDAM disebabkan oleh (1) Kurang efisiennya penggunaan asset karena 90% dipergunakan untuk membayar kewajiban; (2) Perusahaan kurang mampu memenuhi kewajiban jangka pendek; (3) Hanya mampu menguasai 60% pasar; (4) Tren bisnis berkembang tetapi tingkat kehilangan air masih sangat tinggi.

Dari aspek non financial, kinerja diukur dari tiga indikator yaitu Sumber Daya Manusia (Kepegawaian), kinerja pelayanan, dan kepuasan pelanggan. Hasil pengukuran terhadap ketiga indikator menunjukkan bahwa kinerja non financial PDAM kurang baik. Sumber Daya Manusia di PDAM Kota Surakarta belum optimal walaupun secara kuantitatif jumlah SDM-nya sangat besar. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain

karena kurangnya pembinaan dan contoh yang baik dari pimpinan serta tidak ada wadah yang formal untuk mengikat kebersamaan seluruh pegawai PDAM. Kinerja pelayanan PDAM juga belum menunjukkan indikasi pelayanan prima. PDAM Kota Surakarta hingga kini baru mampu melayani separuh lebih sedikit dari seluruh kebutuhan air bersih masyarakat, yaitu sekitar 60%. Pengukuran kinerja ini dilihat dari sepuluh indikator yang digunakan yaitu Ketampakan fisik (Tangible), Reliabilitas (Reliability), Responsivitas (Responsiveness), Kompetensi (Competence), Kesopanan (Courtesy), Kredibilitas (Credibility), Keamanan (Security), Akses (Access), Komunikasi (Communication) dan Pengertian (Understanding the custome). Hasil penelitian dari kesepuluh indicator tersebut menunjukkan jika pelayanan dari PDAM Kota Surakarta belum baik di empat aspek yaitu tangibles, kredibilitas, responsivitas dan kompetensi pegawai. Sedangkan aspek-aspek yang lain sudah dapat dikatakan baik. Penelitian terhadap aspek kepuasan pelanggan PDAM Kota Surakarta juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota Surakarta belum puas terhadap pelayanan air bersih, akan tetapi sudah puas terhadap pelayanan administratif yang dilakukan. Dari berbagai macam keluhan terhadap pelayanan pemenuhan air bersih PDAM Kota Surakarta dapat dirinci sebagai berikut :

a) Air yang keluar di rumah penduduk kotor dari warnanya yang agak menguning sampai dengan berpasir

c) Air tekadang mati pada saat jam-jam dibutuhkan tanpa pemberitahuan

d) Banyak terjadi kebocoran pipa dan kesalahan pembacaan meteran yang berimbas pada naiknya tagihan rekening air pelanggan

Hasil penelitian tentang kinerja PDAM Kota Surakarta berdasarkan

Balanced Performance Measurement tersebut dipetakan berdasarkan

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) untuk mengetahui bagaimana kondisi internal dan eksternal PDAM. Dari hasil pemetaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi internal PDAM Kota Surakarta memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan dengan kekuatan. Kekuatan yang dimiliki PDAM Kota Surakarta meliputi kemudahan pelayanan administratif, kesopanan dan keramahan dari petugas pemberi layanan, danya pelayanan pemasangan sambungan baru

One Day Service dan kecepatan penanganan pengaduan. Sedangkan

kelemahannya meliputi ketersediaan air baku terbatas, produksi sumur dalam semakin menurun, kondisi pipa sudah melebihi umur teknis, tingkat kebocoran air yang tinggi dan hutang jangka panjang yang sangat besar.

Akan tetapi, kondisi eksternal PDAM mempunyai banyak peluang yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi PDAM. Peluang yang harus dimanfaatkan PDAM Kota Surakarta antara lain pola pemakaian air oleh pelanggan cukup besar dengan tren meningkat, pangsa pasar masih terbuka dan peraturan pemerintah mendukung kelangsungan perusahaan. Sedangkan tantangan yang harus diwaspadai meliputi sumber

air utama berada di luar wilayah Surakarta, harga beli energy dan BBM meningkat dan eksploitasi air tanah secara langsung oleh pelaku usaha (sector niaga)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja PDAM Kota Surakarta berdasarkan Balanced Performance Measurement serta pemetaan SWOT untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal PDAM, maka saran yang dapat direkomendasikan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi yaitu :

1. Reorientasi paradigma manajemen yang selama ini berorientasi pada masalah tehnik dan produksi menjadi manajemen yang berorientasi pada SDM dan distributif. Hal ini perlu diperhatikan agar isu-isu pemasaran dan pengembangan SDM mendapatkan posisi yang strategis sehingga mencirikan value (nilai) perusahaan.

2. PDAM harus melakukan pengecekan berkala untuk menekan tingkat kehilangan air dan kebocoran pipa. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perawatan secara berkala terhadap seluruh pipa-pipa yang ada, sehingga aliran air yang dihasilkan tidak kotor ataupun bermasalah.

3. PDAM harus mewujudkan pelayanan prima melalui kontrak pelayanan dalam melakukan pelayanan administratif maupun pelayanan tehnis. Kontrak pelayanan ini dapat dibuat dengan

memanfaatkan forum pelanggan yang sudah dibentuk. Dengan adanya kontrak pelayanan ini diharapkan PDAM Kota Surakarta mmampu memberikan pelayanan baik administratif maupun pelayanan penyediaan air bersih yang sesuai dengan keinginan masyarakat. 4. Dari segi keuangan, PDAM harus melakukan restrukturisasi,

reklasifikasi dan penyesuaian tarif. Restrukturisasi tarif adalah perubahan tarif agar sesuai dengan input dan output yang dikeluarkan, reklasifikasi tarif adalah membedakan antara tarif rumah tangga, pemerintah dan niaga disesuaikan dengan kondisi masing-masing, sedangkan penyesuaian tarif adalah tarif yang dikeluarkan sesuai dengan persaingan harga barang dan jasa di pasaran, sehingga tidak terjadi kasus biaya produksi lebih tinggi dari biaya jual karena adanya kenaikan harga sarana dan prasarana di pasaran. Hal ini perlu dilakukan karena tarif merupakan sumber pendapatan PDAM paling potensial yang dapat mengatasi persoalan keuangan PDAM.

Dokumen terkait