• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gini Ratio Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019

2. Kondisi Kemiskinan

Tahun

Jumlah perijinan

usaha

Pertumbuhan (%)

Nilai Investasi (Rp)

Pertumbuhan (%)

2015 777 94,25 308.950.007.351 91,9

2016 687 -11,58 767.948.933.009 148,57

2017 409 -40,47 262.869.324.272 -65,77

2018 387 -5,38 162.797.911.132 -38,07

2019 389 0,52 199.176.850.855 22,35

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2020 Penurunan jumlah investasi ini disebabkan sebagian besar perizinan yang masuk dan diterbitkan adalah perizinan usaha mikro kecil menengah dengan modal pokok yang tidak terlalu besar. Untuk meningkatkan nilai investasi, Kabupaten Wonosobo perlu mempromosikan profil investasi yang memiliki prospek dan daya tarik bagi para investor yang diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur, peningkatan pelayanan melalui penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan komitmen pemerintah daerah melalui kebijakan pro investasi.

2. Kondisi Kemiskinan

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Oleh sebab itu, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan juga dapat dilihat menggunakan indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Indeks Kedalamam

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-39 Kemiskinan (P1) yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Jika semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

a. Jumlah Penduduk Miskin

Pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin di Wonosobo sebanyak 166,4 ribu jiwa dan pada tahun 2019 turun hingga menjadi 131,3 ribu jiwa.

Grafik 2. 9 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019 (Ribu Jiwa)

Perkembangan posisi relatif jumlah penduduk miskin Kabupaten Wonosobo jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Karesidenan Kedu merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk miskin ke 3 tertinggi di Karesidenan Kedu, lebih rendah dari Kabupaten Kebumen dan lebih tinggi dari Kabupaten Purworejo, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2. 19 Jumlah Penduduk Miskin di Karesidenan Kedu Tahun 2015-2019 (Ribu Jiwa)

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Kabupaten Magelang 162,4 158,9 157,2 143,4 137,4

2 Kota Magelang 10,9 10,6 10,6 9,6 9,1

3 Kabupaten Purworejo 101,2 99,1 98,6 83,5 82,2

4 Kabupaten

Temanggung 87,5 87,1 86,8 75,4 72,6

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-40 No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 5 Kabupaten Kebumen 241,9 235,9 233,4 208,7 201,3

6 Kabupaten Wonosobo 166,4 160,1 159,2 138,3 131,3 Provinsi Jawa Tengah 4577 4506,9 4450,7 3897,2 3743,23 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (2020).

b. Presentase Penduduk Miskin

Presentase Penduduk Miskin adalah persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK).

Grafik 2. 10 Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-41 Grafik 2. 11 Posisi Relatif Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota Wilayah

Eks Karesidenan Kedu Terhadap Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019

Dibandingkan dengan angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kebumen, Purworejo dan Wonosobo masih diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah yang telah mencapai 10,8% pada tahun 2019.

Grafik 2. 12 Angka Kemiskinan Kabupaten/ Kota Wilayah Eks Karesidenan Kedu Tahun 2015-2019

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-42 Perkembangan angka kemiskinan di kabupaten/kota wilayah eks Karesidenan Kedu cenderung menurun selama 5 tahun terakhir. Kinerja penurunan tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo dengan penurunan sebesar 4,82% selama kurun waktu 2015-2019. Tingginya kinerja penurunan ini berefek dengan meningkatnya status peringkat kemiskinan dari peringkat 35 menjadi peringkat 34 di tingkat Provinsi Jawa Tengah menggeser posisi Kabupaten Kebumen yang turun peringkat menjadi 35.

c. Garis Kemiskinan

Garis Kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. GK yang digunakan oleh BPS terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yang terdiri atas 52 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan, dimana GK merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan dan Garis Kemiskinan Non Makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Wonosobo pada periode Tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Grafik 2.11.

Grafik 2. 13 Garis Kemiskinan Kabupaten/ Kota Wilayah Eks Karesidenan Kedu Tahun 2015-2019

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-43 Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Wonosobo pada periode tahun 2015 sampai dengan 2019 terus mengalami kenaikan. Garis kemiskinan di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2019 mengalami peningkatan 5,36 persen dibanding dengan tahun 2018, yaitu menjadi sebesar Rp340.827. Garis Kemiskinan Kabupaten Wonosobo jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Karesidenan Kedu merupakan kabupaten dengan Garis Kemiskinan ke 4 tertinggi di Karesidenan Kedu, lebih rendah dari Kabupaten Purworejo dan lebih tinggi dari Kabupaten Magelang.

d. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) menggambarkan sejauh mana pendapatan kelompok penduduk miskin menyimpang dari garis kemiskinan.

Indeks keparahan kemiskinan (P2) menggambarkan ketimpangan pendapatan di antara penduduk miskin.

Grafik 2. 14 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kabupaten Wonosobo dalam kurun waktu 2015-2019 mengalami penurunan dari 4,74 pada tahun 2015 menjadi 2,44 pada tahun 2019. Meskipun mengalami penurunan, gap antara garis kemiskinan dengan rata- rata pengeluaran penduduk miskin masih tinggi

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-44 dan memerlukan usaha yang keras untuk dapat menaikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin melampaui garis kemiskinan.

Grafik 2. 15 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten/Kota Wilayah Eks Karesidenan Kedu Terhadap Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2019

Meskipun mengalami penurunan, indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Wonosobo pada tahun 2019 masih lebih tinggi 0,91 poin dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan 5 kabupaten/kota eks karesidenan Kedu, Kabupaten Kebumen memiliki indeks kedalaman kemiskinan tertinggi sebesar 2,58 dengan selisih 0,13 dibandingkan Kabupaten Wonosobo.

e. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran untuk mengetahui penyebaran ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin, semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Wonosobo dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari 1,6 pada tahun 2015 menjadi 0,46 pada tahun 2019. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.16.

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-45 Grafik 2. 16 Perbandingan Indeks Kedalaman Kemiskinan dengan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Wonosobo 2015-2019

Perkembangan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan selama 5 tahun terakhir relatif menurun. Indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mendekati angka nol yang artinya semakin rendah kesenjangan pendapatan antar penduduk miskin. Dengan demikian dapat disimpulkan, turunnya angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo juga dibarengi dengan penurunan kesenjangan antar penduduk miskin dan semakin mendekatnya gap antara pendapatan penduduk miskin dengan garis kemiskinan.

Tabel 2. 20 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten/ Kota Wilayah Eks Karesidenan Kedu Tahun 2015-2019

No Kabupaten/Kota

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (dalam persen)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Kabupaten

Magelang 0,32 0,44 0,31 0,34 0,17

2 Kota Magelang 0,31 0,23 0,32 0,21 0,19

3 Kabupaten

Purworejo 0,63 0,76 0,54 0,36 0,1

4 Kabupaten

Temanggung 0,47 0,39 0,43 0,29 0,05

5 Kabupaten

Kebumen 1,19 1,11 0,99 0,55 0,65

6 Kabupaten

Wonosobo 1,6 1,11 1,1 0,78 0,46

Provinsi Jawa Tengah 0,65 0,63 0,57 0,45 0,3

Sumber: BPS, 2020

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu kabupaten di Karesidenan Kedu yang memiliki Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang tinggi di

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-46 Karesidenan Kedu, yakni lebih tinggi dari Kabupaten Magelang (0,17%) dan lebih rendah dari Kabupaten Kebumen (0,65%). Selain itu, Kabupaten Wonosobo juga masih berada di atas Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Jawa Tengah (0,3).

3. Kondisi Sumber Daya Manusia