• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai SAKIP

2.1.9. Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah menjadi pandemi global dan persebarannya meluas dari waktu ke waktu baik di tingkat global, nasional maupun daerah. Di Kabupaten Wonosobo kasus Covid-19 pertama kali diketahui pada tangal 25 Maret 2020 yaitu terkonfirmasi positif sebanyak 1 kasus, PDP 4 dan ODP 554. Pada tanggal 30 April 2020, jumlah terkonfirmasi positif meningkat menjadi 29 kasus, 108 PDP, 2.240 ODP dan pada tanggal 3 Mei 2020 meningkat lagi menjadi 37 kasus, 135 PDP, 2.272 ODP, dinyatakan sembuh sebanyak 5 kasus. Penambahan kasus dalam tiga bulan ini menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Kabupaten Wonosobo masih cukup masif dan belum bisa dihentikan mata rantainya. Tren peningkatan kasus dan penularan yang berasal dari transmisi lokal membuat Wonosobo menjadi salah satu kabupaten zona merah di Jawa Tengah.

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-86 Tabel 2. 42 Perkembangan jumlah kasus terkonfirmasi positif, PDP dan

ODP Covid-19 di Kabupaten Wonosobo per tanggal 25 Maret 2020 s.d 3 Mei 2020

Waktu ODP PDP Positif Sembuh Meninggal

25 Maret 2020 225 4 1

31 Maret 2020 1.100 4 1

30-Apr-20 2.240 108 29 5 0

3 Mei 2020 2.272 135 37 5 0

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, 2020

Apabila dilihat dari distribusi kasus per kecamatan, dari 15 kecamatan di Kabupaten Wonosobo 11 kecamatan merupakan zona merah dengan kasus konfirmasi COVID-19 tertinggi terjadi di Kecamatan Kaliwiro yaitu 11 kasus, Kecamatan Garung sebanyak 7 kasus, Kecamatan Sapuran sebanyak 5 kasus, Kecamatan Kejajar sebanyak 4 kasus, Mojotengah 3 kasus, Kepil 2 kasus, 5 Kecamatan yaitu Wadaslintang, Leksono, Sukoharjo, Kertek, Wonosobo masing-masing 1 kasus, sedangkan 4 kecamatan yang lain yaitu Kecamatan Kalibawang, Selomerto, Kalikajar dan Watumalang tidak ditemukan kasus positif COVID-19.

Kecamatan yang memiliki angka ODP tertinggi yaitu Kecamatan Wonosobo sebanyak 297, sedangkan angka ODP terendah yaitu 87 ada di Kecamatan Leksono.

Grafik 2. 40 Distribusi Kasus Covid-19 Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Wonosobo Sampai Dengan Tanggal 3 Mei 2020

Sumber : corona.wonosobokab.go.id

101 111 184

122 88

137 257

87 146

107 239

98 192

93 297

237 10 50 2411 134 52 51 41 93 85 40 21 111 50 131

ODP PDP Positif

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-87 Gambar 2. 14 Peta Persebaran Kasus Covid-19 per 2 Mei 2020 di Kabupaten

Wonosobo (Sumber : corona.wonosobokab.go.id)

Mengingat belum putusnya mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Wonosobo, dalam rangka pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah menetapkan Peningkatan Status Siaga Darurat Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 Menjadi Tanggap Darurat Bencana Non Alam Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Wonosobo berdasarkan Keputusan Bupati Wonosobo nomor:

360/173/2020 tanggal 26 Maret 2020 serta mengeluarkan kebijakan/himbauan dalam rangka pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19 berupa:

1. Kewajiban memakai masker, social distancing serta stay at home.

2. Penutupan operasional kegiatan pada lokasi-lokasi tertentu seperti obyek wisata.

3. Pemberlakuan sistem jam kerja (Work From Home) dan jam sekolah (School From Home).

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-88 4. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan operasional usaha

perdagangan.

5. Pengendalian moda transportasi.

Sejak adanya pandemi Covid-19 dan dengan diberlakukannya kebijakan/himbauan dalam rangka pencegahan dan penularan Covid-19, beberapa sektor usaha tidak bisa menjalankan aktivitasnya bahkan ada sektor yang berhenti total aktivitasnya seperti sektor pariwisata. Covid-19 diperkirakan masih akan menjadi faktor dominan yang memberikan tekanan berat pada stabilitas ekonomi baik secara makro maupun mikro sampai dengan tahun 2021. Dampak Covid-19 terhadap pembangunan di Kabupaten Wonosobo dapat dirasakan dari beberapa indikator seperti kemiskinan meningkat, pengangguran meningkat, neraca keuangan perusahaan memburuk, kapasitas pendanaan infrastruktur pemerintah melemah, produktivitas industri dan dunia usaha melemah, permintaan barang/jasa untuk ekspor dan domestik mengalami penurunan, aktivitas pariwisata dan pergerakan manusia di dalam dan antar wilayah menurun, aktivitas perdagangan dan investasi menurun.

Sektor terdampak secara langsung akibat pandemi Covid-19 di Kabupaten Wonosobo antara lain sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri pengolahan. Dari data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo ada sekitar 856 pelaku wisata yang terdampak pandemi Covid-19, yang berasal dari daerah wisata dataran tinggi Dieng, waduk wadaslintang dan sebagain desa wisata. Sedangkan di sektor perdagangan sekitar 1.525 pedagang baik pedagang pasar daerah maupun PKL kuliner/non kuliner yang biasa mangkal di tempat-tempat strategis (sekitar alun-alur, depan sekolah) dan untuk PKL yang terdata hanya terbatas dari wilayah kota Wonosobo saja.

Untuk sektor industri yang terdampak adalah UMKM kuliner dan UMKM kerajinan sebanyak 257 orang yang disebabkan keterlambatan distribusi bahan baku, penurunan omset pemasaran karena adanya sosial distancing yang berdampak pada kurangnya permodalan. Sektor yang lainnya termasuk karyawan yang di PHK maupun yang dirumahkan diasumsikan berjumlah 3.400 orang. Sehingga secara total orang yang terdampak akibat pandemi Covid-19 di Kabupaten Wonosobo diperkirakan sejumlah 6.038 orang atau 0,76% dari jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo, data tersebut bersifat dinamis dan akan terus mengalami perubahan sampai Kabupaten Wonosobo benar-benar aman dari pandemi Covid-19.

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-89 Tabel 2. 43 Data Sektor Terdampak Pandemi Covid-19 di Kabupaten

Wonosobo

No Uraian Jumlah

terdampak Penerima dampak

1. Sektor pariwisata 856

Juru parkir tempat wisata, petugas keamanan di lokasi wisata, petugas kebersihan di lokasi wisata, penjaga loket tempat wisata, pedagang di lokasi pariwisata, keamanan di lokasi wisata, teknisi dan karyawan di lokasi wisata, guide wisata/tour leader, tukang ojek di lokasi wisata, sopir angkutan wisata, karyawan yang di-PHK/dirumahkan (hotel/

penginapan, restoran/rumah makan), pemilik

homestay/hotel/restoran/rumah makan/biro perjalanan wisata), pengrajin pendukung wisata.

2. Sektor perdagangan 1.525 Pedagang pasar, PKL kuliner/non kuliner

3. Sektor industri

pengolahan 257 UMKM kuliner, UMKM kerajinan

4. Sektor lain 3400

Karyawan perusahaan lokal/luar yang di PHK dan dirumahkan, wirausaha luar kota yang kembali ke Wonosobo, dll

Jumlah 6.038

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perdagangan Koperasi UKM, Bappeda, 2020 (data diolah)

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang besar pada pembangunan daerah, yang berpengaruh pada pencapaian sasaran target-target makro di RPJMD 2016-2021. Koreksi terhadap indikator sasaran yang turun cukup tajam di tahun 2020 akan berpengaruh juga di tahun 2021.

Untuk itu di tahun 2021 program/kegiatan diarahkan untuk pemulihan sosial ekonomi pasca pandemi Covid-19 dengan fokus pada reformasi sistem kesehatan, reformasi sistem jaringan pengaman sosial, pemulihan ekonomi sektor riil, serta reformasi sistem ketahanan bencana.

RKPD 2021 Kabupaten Wonosobo Bab II II-90 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2019 dan

Realisasi RPJMD Sampai Dengan Tahun 2019

Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja, kriteria penilaian urusan berdasarkan pada Permendagri No. 86 Tahun 2017 sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2. 44 Keterangan Status Capaian Penilaian Kinerja Urusan

No

Simbol Gradasi Nilai (Skala Intensitas) Kinerja Indikator

1 91 % ≤ 100 % Sangat Tinggi ST pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.

2 76 % ≤ 90% Tinggi T

3 66 % ≤ 75 % Sedang S

pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi persyaratan minimal

4 51 % ≤ 65 % Rendah R

pencapaian/realisasi kinerja

capaian belum

memenuhi/masih di bawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang diharapkan

5 ≤ 50 % Sangat Rendah SR

Sumber: Skala nilai peringkat Kinerja (Permendagri No. 86 Tahun 2017)