ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
5.1.1. Kondisi Pendapatan Daerah Tahun 2004-2008
Sumber-sumber keuangan daerah Kota Pontianak terdiri dari 4 (empat) pos diantaranya pos pendapatan asli daerah, pos dana perimbangan, pos lain-lain penerimaan yang sah dan pos sisa lebih tahun yang lalu. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir jumlah penerimaan Kota Pontianak mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar 23,57 % pertahun. Adapun penerimaan tersebut pada tahun 2004 sebesar Rp.
292.287.000.312, kemudian meningkat di tahun 2005 menjadi Rp. 317.635.844.272, tahun 2006 kembali meningkat menjadi Rp. 488.844.909.175 dan pada tahun 2007 mencapai Rp. 567.451.228.810 sedangkan untuk tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 656.135.998.523.
Dilihat dari struktur pendapatan dibawah, selama periode 2004-2008 pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Pontianak masih tergantung pada aliran dana dari pusat berupa dana perimbangan. Pada tahun 2004 jumlah penerimaan pada bagian dana perimbangan mencapai Rp.
225.790.515.380 kemudian meningkat menjadi Rp. 241.502.485.707 di tahun 2005, pada tahun 2006 jumlah penerimaan pada bagian ini kembali meningkat menjadi Rp. 398.779.245.342 dan kembali meningkat menjadi Rp.
453.042.166.547 di tahun 2007 sedangkan untuk tahun 2008 jumlah pos ini mencapai Rp. 495.945.389.976.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) meskipun selama 5 (lima) tahun terakhir peranannya masih berada pada posisi kedua setelah dana perimbangan namun memiliki perkembangan (trend) yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah total penerimaan pada tahun 2004 mencapai Rp.
34.774.391.738 dan meningkat menjadi Rp. 41.514.071.695 di tahun 2005 dan kembali meningkat menjadi Rp.
49.074.557.237 di tahun 2006 sedangkan untuk tahun 2007 total penerimaan pada bagian ini mencapai Rp.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota Pontianak Tahun 2010-2014 49 57.875.969.634 dan untuk tahun 2008 penerimaan pada pos ini mencapai Rp. 68.704.785.634 atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 18,56 %.
Tabel. 5.1
Jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2004-2008
Pos URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 04-08
I PENDAPATAN 282.899.608.273 312.590.392.355 480.081.594.859 556.515.008.922 622.351.127.610 22,96%
4.1 Bagian Pendapatan Asli
4.2 Bagian Dana Perimbangan 225.790.515.380 241.502.485.707 398.779.245.342 453.042.166.547 495.945.389.976 23,79%
4.2.1.
1. Pos Bagi Hasil Pajak 31.151.693.831 36.810.297.257 39.637.132.905 47.531.339.988 54.026.570.000 14,86%
4.2.1.
2. Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 1.016.062.549 912.188.450 2.237.112.437 2.262.826.559 2.425.819.976 35,84%
4.2.2 Pos Dana Alokasi Umum 188.292.759.000 194.460.000.000 338.325.000.000 369.581.000.000 399.351.000.000 23,64%
4.2.3 Pos Dana Alokasi Khusus 5.330.000.000 9.320.000.000 18.580.000.000 33.667.000.000 40.142.000.000 68,66%
6.1.1 Pos Bagian Sisa Lebih TA Yang
Lalu 9.387.392.038 5.045.451.917 8.763.314.315 10.936.219.888 27.984.870.913 52,03%
Penerimaan Pinjaman dan
Obligasi - - - - 1.800.000.000
Pencairan Dana Cadangan - - - - 4.000.000.000
TOTAL PENERIMAAN 292.287.000.312 317.635.844.272 488.844.909.175 567.451.228.810 656.135.998.523 23,57%
Sumber : BPKKD Kota Pontianak
Pada pos bagian lain-lain penerimaan yang sah juga tidak kalah penting dalam menyumbangkan peningkatan dalam penerimaan daerah, hal ini dapat dilihat dari perkembangan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2004 jumlah penerimaan pada pos ini mencapai Rp. 22.334.701.155, tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp. 29.573.834.953 dan tahun 2006 kembali meningkat menjadi Rp. 32.227.792.280, pada tahun 2007 jumlah penerimaan pada sektor ini mencapai Rp. 45.596.872.741 sedangkan untuk tahun 2008 mencapai Rp. 57.700.952.000 atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 27,39 %. Dari segi pembiayaan pada pos bagian sisa tahun yang lalu, pada tahun 2004 jumlahnya mencapai Rp. 9.387.392.038 dan tahun 2008 mencapai Rp. 27.984.870.913 atau dalam 4 (empat) tahun terakhir mempunyai peningkatan rata-rata sebesar 52,03 %.
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari perkembangan fenomena pendapatan Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meskipun mengalami peningkatan peranannya tidak begitu besar namun peningkatan peranan tersebut tampaknya memperlihatkan adanya kecendrungan yang konsisten dari tahun ke tahun dan ini tampaknya harus dijaga dan harus perlu lebih ditingkatkan untuk dapat lebih lebih berperan dalam ikut menentukan besaran perolehan pendapatan daerah untuk masa-masa kedepan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota Pontianak Tahun 2010-2014 50 2. Pada pos dana perimbangan dalam kurun waktu periode 2004-2007 cendrung mengalami peningkatan akan
tetapi dampak daripada peningkatan tersebut akan berimplikasi pada pembangunan yang akan direncanakan ke depan, hal ini dikarenakan pembangunan yang ada sekarang dan kedepannya sangat tergantung pada pos ini.
Dilihat dari segi persentase penerimaan pendapatan setiap tahunnya terdapat peningkatan yang cukup signifikan dimana pada tahun 2004 terealisasi sebesar 88,63 % yang terdiri dari bagian pendapatan sebesar 88,29
% dan bagian pembiayaan sebesar 100,00 % kemudian meningkat menjadi 94,04 % di tahun 2005 dengan rincian komposisi pada bagian pendapatan sebesar 93,95 % dan bagian pembiayaan sebesar 100,00 %. Tahun 2006 jumlah realisasi penerimaan keseluruhan mencapai 95,08 % yang terdiri dari bagian pendapatan sebesar 95,01 % dan bagian pembiayaan sebesar 98,95 % kemudian pada tahun 2007 kembali meningkat menjadi 96,47 % yang terdiri dari bagian pendapatan sebesar 96,40 % dan bagian pembiayaan sebesar 100,00 %.
Tabel. 5.2
Persentase Realisasi Terhadap Target APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2004-2007
Sumber : Bappeda Kota Pontianak
Pada bagian pendapatan asli daerah dari dari rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 42,61 % dengan komposisi pos pajak daerah merupakan penyumbang terbesar setiap tahunnya. Pada tahun 2004 bagian penerimaan ini menyumbang komposisi sebesar 90,22 %, tahun 2005 jika dibandingkan dari tahun sebelumnya terdapat penurunan menjadi 88,00 % akan tetapi jika dilihat dari dari besar nominal penerimaannya masing-masing pos cendrung terdapat peningkatan. Tahun 2006 komposisi bagian ini terhadap APBD Kota Pontianak sebesar 82,47 % dan di tahun 2007 sebesar 86,45 %.
Pos URAIAN 2004 2005 2006 2007
I PENDAPATAN 88,29% 93,95% 95,01% 96,40%
4.1 Bagian Pendapatan Asli Daerah 90,22% 88,00% 82,47% 86,45%
4.1.1 Pos Pajak Daerah 96,29% 103,63% 102,88% 101,95%
4.1.2 Pos Retribusi Daerah 89,67% 67,22% 66,74% 75,80%
4.1.3 Pos Hasil Pengelolaan Kekayaan - 80,02% 82,16% 100,06%
Daerah Yang Dipisahkan
4.1.4 Pos Lain-lain Pendapatan 58,51% 86,51% 49,20% 68,37%
4.2 Bagian Dana Perimbangan 89,81% 97,89% 97,55% 98,30%
4.2.1.1. Pos Bagi Hasil Pajak 80,34% 87,15% 78,74% 83,36%
4.2.1.2. Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 119,54% 107,32% 223,71% -
4.2.2 Pos Dana Alokasi Umum 91,28% 100,00% 100,00% 100,00%
4.2.3 Pos Dana Alokasi Khusus 96,91% 101,86% 97,05% 98,18%
4.3 Bagian Lain-lain Pen. Yang Sah 73,35% 76,10% 87,15% 92,24%
4.3.1 Pendapatan Hibah - - - 100,00%
4.3.2 Pos Bagi Hasil Pajak Propinsi 74,60% 79,92% 86,94% 89,67%
4.3.3 Pos Dana Kontengensi - 31,42% 83,34% 100,00%
4.3.4 Pos Bantuan Keuangan dari Propinsi 181,82% 111,80% 100,00% 100,00%
II PEMBIAYAAN 100,00% 100,00% 98,95% 100,00%
6.1 Penerimaan Pembiayaan 100,00% 100,00% 98,95% 100,00%
6.1.1 Pos Bagian Sisa Lebih TA Yang Lalu 100,00% 100,00% 98,95% 100,00%
TOTAL PENERIMAAN 88,63% 94,04% 95,08% 96,47%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota Pontianak Tahun 2010-2014 51 Pada bagian dana perimbangan persentase realisasi dari capaian target yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel dibawah. Tahun 2004 terealisasi sebesar 89,81%. pada tahun 2005 terdapat peningkatan menjadi 97,89% sedangkan tahun 2006 terdapat sedikit penurunan menjadi 97,55% dan kembali meningkat menjadi 98,30% di tahun 2007.
Tabel. 5.3
Komposisi Sumber Pendapatan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2004-2008
Pos URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008
TOTAL PENERIMAAN 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber : Bappeda Kota Pontianak.
Komposisi APBD Kota Pontianak dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir jika dilihat dari segi persentase cukup bervariasi. Untuk pos pendapatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir perkembangan pada pos ini sangat bervariasi, dimana pada tahun 2004 komposisi bagian pendapatan terhadap APBD sebesar 96,79 %. Pada tahun 2005 sedikit mengalami peningkatan menjadi 98,41 % sedangkan dua tahun berikutnya terjadi sedikit pergeseran dimana terdapat sedikit penurunan menjadi 98,21 % di tahun 2006 dan 98,07 % di tahun 2007. Untuk tahun 2008 sendiri komposisi pendapatan terhadap total penerimaan sebesar 94,85%.
Pada bagian pendapatan asli daerah tahun 2004 mempunyai komposisi sebesar 11,90 % tahun 2005 meningkat menjadi 13,07 %, tahun 2006 sedikit mengalami penurunan menjadi 10,04 % dan di tahun 2007 kembali meningkat menjadi 10,20 % sedangkan pada tahun 2008 kompposisin untuk pos ini mencapai 10,47%
atau meningkat sebesar 0,27 % dari tahun sebelumnya. Untuk bagian dana perimbangan pada tahun 2004 terealisasi sebesar 77,25 % dari total penerimaan kemudian menurun menjadi 76,03 % di tahun 2005 sedangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota Pontianak Tahun 2010-2014 52 di tahun 2006 kembali meningkat menjadi 81,58 % dan kembali turun di tahun 2007 menjadi 79,84 % sehingga rata-rata pertumbuhannya per tahun sebesar 81,05 %. Pada bagian lain-lain penerimaan yang sah pada tahun 2004 komposisi realisasi sebesar 7,64 % kemudian meningkat menjadi 9,31 % di tahun 2005, pada tahun 2006 sedikit bergeser menjadi 6,59 % dan kembali meningkat di tahun 2007 menjadi 8,04 %.
Peningkatan pendapatan Kota Pontianak tersebut tidak terlepas daripada usaha dan upaya serta kerjasama yang baik dari dinas terkait dalam menjalankan program dan kegiatannya. Adapun bentuk daripada program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah Kota Pontianak antara lain :
1. Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah yang secara berkelanjutan kepada wajib pajak.
2. Koordinasi kepada instansi terkait yang terjalin dengan baik.
3. Melakukan setoran pajak di lapangan atau dengan cara jemput bola kepada wajib pajak.
4. Melakukan pengawasan dilapangan yang dilakukan secara periodik.
5. Melakukan pelayanan secara langsung mendekati wajib retribusi daerah.
6. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
7. Melakukan penagihan secara langsung terhadap objek pajak.