• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Konformitas Teman Sebaya

1. Pengertian Konformitas Teman Sebaya

Allan (dalam Kuppuswamy, 1990) mendefinisikan konformitas sebagai perubahan perilaku seseorang karena hasil pengaruh kelompok dalam meningkatkan kesesuaian antara individu dengan kelompok. Davidoff (1991) menjelaskan konformitas sebagai perubahan perilaku dan sikap sebagai akibat dari tekanan (nyata atau tidak nyata). Konformitas mengakibatkan kecocokan atau kesesuaian antara individu dan kelompok. Menurut Kiesler dan Kiesler (dalam Rakhmat, 1995) konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang nyata atau yang dibayangkan.

Konformitas teman sebaya menurut Zebua dan Nurdjayadi (2001) adalah satu tuntutan yang tidak tertulis dari anggota kelompok teman sebaya terhadap anggotanya, namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu. Shaw dan Costanzo (dalam Garrison, 1975) mengemukakan pengertian konformitas teman sebaya sebagai kecenderungan

commit to user

untuk melakukan tingkah laku yang sesuai dengan norma kelompok, yang dilakukan untuk menghindari hukuman meskipun perilaku tersebut berbeda dengan keyakinannya sendiri. Menurut Baron dan Byrne (2005) konformitas merupakan suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Chaplin (2006) mengartikan konformitas menjadi dua pengertian yaitu kecenderungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang dikuasai oleh sikap dan pendapat yang sudah berlaku. Pengertian yang lain yaitu ciri pembawaan kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan pendapat orang lain untuk menguasai dirinya. Menurut King (2008) konformitas adalah perubahan tingkah laku seseorang agar sama dengan standar kelompoknya

Myers (2009) mengemukakan konformitas sebagai perubahan perilaku dan keyakinan agar sama dengan orang lain sebagai hasil tekanan kelompok secara nyata atau hanya imajinasi. Taylor,dkk (2009) mengatakan bahwa konformitas adalah secara sukarela melakukan tindakan karena orang lain juga melakukannya. Menurut Cialdini dan Goldstein (dalam Taylor, dkk, 2009) konformitas adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku agar sesuai dengan perilaku orang lain. Sarwono (2009) mendefinisikan konformitas sebagai kesesuaian antara perilaku individu dengan perilaku kelompoknya atau perilaku individu dengan harapan orang lain tentang perilakunya. Konformitas didasari oleh kesamaan antara perilaku dengan perilaku atau antara perilaku dengan norma.

Berdasarkan uraian pengertian yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konformitas teman sebaya adalah usaha yang dilakukan oleh

commit to user

seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh kelompok teman sebayanya dengan tujuan agar diterima sebagai anggota kelompok teman sebaya guna menghindari ketidaksamaan serta penolakan.

2. Aspek-aspek Konformitas Teman Sebaya

Aspek-aspek konformitas teman sebaya menurut Sears,dkk (1994) yaitu: a. Aspek Perilaku

Jika seorang individu sebagai anggota kelompok teman sebaya dihadapkan pada suatu pendapat yang telah disepakati oleh anggota kelompok teman sebaya lainnya maka perilaku individu tersebut akan cenderung lebih menyesuaikan diri terhadap kelompoknya.

b. Aspek Penampilan

Individu akan berusaha mengikuti apa yang berlaku dalam kelompok teman sebayanya karena enggan disebut sebagai individu yang menyimpang atau terkucil.

c. Aspek Pandangan

Individu akan mulai mempertanyakan pandangan individu lain tentang dirinya, sehingga individu tersebut harus mempunyai ciri khas sendiri baik dari pandangan maupun perilaku.

Aspek-aspek konformitas menurut Baron dan Byrne (2005) yang dalam hal ini mengacu pada konformitas terhadap teman sebaya, meliputi:

commit to user a. Aspek normatif (pengaruh normatif)

Merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk memperoleh penerimaan. Individu akan menyesuaikan diri, memilih untuk berperilaku ataupun mengikuti peran sesuai dengan keinginan kelompok dengan tujuan untuk mencapai penerimaan dan menghindari penolakan. Selanjutnya individu berusaha untuk memenuhi standar kelompok yang telah ditetapkan oleh seluruh anggota kelompok.

b. Aspek informatif (pengaruh informatif)

Merupakan penyesuaian individu ataupun keinginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat dari adanya pengaruh menerima pendapat maupun pemikiran kelompok untuk mendapatkan pandangan yang akurat guna mengurangi ketidakpastian. Individu cenderung untuk menerima pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari kelompok dan mengikuti apa yang menjadi pemikiran kelompok. Selanjutnya individu dalam memberikan pendapat, pandangan maupun penilaian selalu meminta pendapat lain dari kelompok.

Berdasarkan pemaparan aspek-aspek konformitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aspek-aspek konformitas teman sebaya mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne (2005) meliputi dua aspek yaitu aspek normatif merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk memperoleh penerimaan dan aspek informatif merupakan penyesuaian individu ataupun keinginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai

commit to user

akibat dari adanya pengaruh menerima pendapat maupun pemikiran kelompok untuk mendapatkan pandangan yang akurat guna mengurangi ketidakpastian.

3. Bentuk-Bentuk Konformitas Teman Sebaya

Menurut Sutisna (2001) bentuk-bentuk konformitas yaitu: a. Kerelaan

Merupakan persesuaian (konformitas) atas dasar kerelaan bahwa seseorang menerima dan melakukan perubahan perilaku semata-mata atas maksud baik pribadi terhadap kelompok dan tidak mendapat tekanan dari kelompok.

b. Penerimaan pribadi

Persesuaian atas dasar penerimaan pribadi dimaksudkan sebagai perubahan perilaku atau kepercayaan akibat adanya arahan dari kelompok. Myers (2009) membagi bentuk-bentuk konformitas menjadi tiga, yaitu:

a. Compliance

Merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu dengan cara mengubah perilakunya di depan publik agar sesuai dengan tekanan kelompok, tetapi secara diam-diam tidak mengubah pendapat pribadinya. Keseragaman perilaku yang ditunjukkan pada konformitas bentuk

compliance dilakukan individu untuk mendapat hadiah, pujian, rasa

commit to user

b. Acceptance

Merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu dengan cara menyamakan sikap, keyakinan pribadi, maupun perilakunya di depan publik dengan norma atau tekanan kelompok. Perubahan perilaku dan keyakinan terjadi apabila dirinya sungguh-sungguh percaya bahwa kelompok memiliki opini atau perilaku yang benar.

c. Obedience

Bentuk konformitas yang dilakukan individu untuk mentaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur power (kekuasaan).

Santrock (2003) membagi individu yang resisten terhadap konformitas ke dalam dua kelompok, yaitu:

a. Nonkonformitas, muncul ketika individu mengetahui apa yang diharapkan oleh orang-orang disekitarnya, tetapi individu tersebut tidak mengarahkan perilakunya sesuai harapan kelompok.

b. Antikonformitas, muncul ketika individu bereaksi menolak terhadap harapan kelompok dan dengan sengaja menjauh dari tindakan atau kepercayaan yang dianut oleh kelompok.

Berdasarkan uraian tentang bentuk-bentuk konformitas yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bentuk-bentuk konformitas yaitu menurut Myers (2009) yaitu compliance, acceptance dan obedience, sedangkan menurut Sutisna (2001) meliputi kerelaan dan penerimaan pribadi dan menurut

commit to user

Santrock (2003) ada nonkonformitas dan antikonformitas yang merupakan kelompok yang resisten.

Dokumen terkait